You are on page 1of 28

Alamat : Kompleks Bina Marga Tanah Hitam Jl. Abepantai Abepura Jayapura, Telp.

0967-587136, E-mail :

pp2jnp2jn_papua2011@yahoo.com

Perencanaan Teknis Jalan Ruas Direktif Presiden


Wanam - Nakias - Kaliki (25 km)
Kabupaten Merauke, Propinsi Papua
Nomor Kontrak : HK.02.03/PR.DP.WNK/P2JN-PUA/114/2014

Anggaran
APBN 2014

KONSULTAN PERENCANA

Mei 2014

LAPORAN HIDROLOGI

DAFTAR ISI
Surat Pengantar ....................................................................................

Daftar Isi ..............................................................................................

ii

1.1

UMUM .....................................................................................

1.2

ANALISIS HIDROLOGI DAN KONSEP DESAIN DRAINASE ................

1.2.1 Analisis Hidrologi ...........................................................

1.2.2 Debit Aliran Permukaan ...................................................

1.2.3 Debit Aliran Permukaan ...................................................

14

1.2.4 Konsep Desain Drainase ..................................................

18

Tabel 1.14 Hitungan Perhitungan Kapasitas Saluran Samping .........

23

Tabel 1.15 Perhitungan Kapsitas Gorong-gorong...........................

24

ii

SURAT PENGANTAR

Berdasarkan

Surat

Perjanjian

Pemborongan

Pekerjaan

Jasa

Konsultansi

Nomor

HK.02.03/PR.DP.WNK/P2JN-PUA/114/2014, APBN 2014 tanggal kontrak Tanggal 27


Maret 2014,

PT. GAMMA EPSILON

diberikan tugas untuk melaksanakan Perencanaan

Teknis Jalan di Kabupaten Merauke, ruas PERENCANAAN TEKNIS JALAN RUAS DIREKTIF
PRESIDEN

WANAM - NAKIAS - KALIKI

sepanjang

25 km, di Kabupaten Merauke,

Propinsi Papua.
Bersama ini Tim Konsultan mempersiapkan dan menyusun Laporan HIDROLOGI yang
berisikan analsia Hidrologi, konsep perhitungan drainase saluran samping dan perhtungan
kapasitas gorong-gorong

Pada kesempatan ini Tim Konsultan menyampaikan terima kasih kepada Satuan Kerja Non

Vertikal Tertentu P2JN Propinsi Papua, Dinas Bina Marga, Cipta Karya, Badan Meteorolgi dan
Geofisika setempat, Dinas Pengairan, Core Team baik di Propinsi Papua maupun Kabupaten
Merauke dan semua instansi-instansi yang terkait dalam pekerjaan tersebut yang telah
memberi kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan Perencanaan Teknis Jalan di

Kabupaten Merauke , Propinsi Papua, dan kepada pihak-pihak lain yang telah membantu
kelancaran proses penyusunan laporan ini.
Jayapura, Agustus 2014

Ir. Widya Antariksa


Team Leader

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

1.1

UMUM
Pada perencanaan sistem drainase jalan akan berkaitan erat dengan site plan
jalan, aligment vertical horizontal jalan, superelevasi jalan, dan elevasi
permukaan jalan. Tujuan nya adalah untuk mengalirkan limpasan air yang
terjadi di permukaan jalan secara grafitasi dan dibuang melalui saluran
drainase yang telah ada (eksisting) atau yang belum ada (non - eksisting)
menuju saluran pembuang akhir ( outlet ). Kondisi sistem drainase pada ruas
jalan Wanam Nakias Kaliki sebagian terdapat drainasi eksisitng yang
belum terhubung dengan baik dan sebagian besar masih jalan baru atau
belum adanya sistim drainase.
Oleh karena itu, perlu di rencanakan suatu system pengelolaan air limpasan
yang terjadi , sehingga air limpasan tidak menggenangi daerah sekitar dan
langsung masuk ke saluran - saluran drainase yang ada.

1.2

ANALISIS HIDROLOGI DAN KONSEP DESAIN DRAINASE


Perencanaan drainase jalan yang dilakukan pada pekerjaan ini adalah
drainase samping (side ditch) dan gorong-gorong (culvert).
Perencanaan drainase dimulai dengan menganalisis curah hujan (hidrologi)
kemudian menghitung debit aliran permukaan dan kemudian merencanakan
saluran yang dibutuhkan, daya tampung saluran harus lebih besar dari debit
aliran permukaan.

1.2.1 Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi dimaksudkan untk memperoleh debit aliran permukaan


yang ditimbulkan oleh curah hujan yang terjadi di wilayah studi dan
sekitarnya.

1|

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Gambar 1

Bagan Alir Analisa Hodrologi

Data Hujan Harian


STS. A

Curah Hujan Harian


Maksimum Rata-rata

Rata-rata
Isohyet

Curah Hujan Rencana


Untuk Periode Ulang
Tertentu

Gumbel
Log Person III

Intensitas Hujan

Distribusi
Frekuensi

Debit Aliran
Permukaan

Analisis curah hujan dilakukan dengan beberapa metoda untuk mendapatkan


curah hujan rencana. Data curah hujan harian dari beberapa stasiun hujan
untuk 5-10 tahun series dianalisa sehingga diperoleh curah hujan harian
maksimum.

Untuk menghitung curah hujan rencana dilakukan dengan 2 metode yaitu


metode gumbel dan log person III, curah hujan terbesar hasil perhitungan
dari 2 metode tersebut merupakan curah hujan terpilih sebagai curah hujan
rencana.

Curah Hujan Rencana (Gumbel) :


XT = X +

SX
Sn

(YT-Yn)

2|

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Intensitas hujan :
Curah hujan terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah hujan
sebesar 90 % dari hujan selama 24 jam (van breen)

90 % XT

I=

4
Keterangan :
XT

: besarnya curah hujan untuk periode ulang T tahun (mm)/ 24 jam

: nilai rata-rata aritmatik hujan kumulatip

Sx

: standar deviasi

YT

: variasi yang merupakan fungsi periode ulang

Yn

: Nilai tergantung n

Sn

: Standar deviasi fungsi n

: Intensitas hujan mm/jam

Tabel 1.1 Kriteria Desain Periode Ulang (tahun)


Berdasarkan Luas Daerah Tangkapan dan Kategori Ukuran Kota
City Size

CA < 10 ha

CA 10
100 ha

CA 100
500 ha

CA > 500
ha

Kota Metropolitan

10

25

Kota Besar

15

Kota Sedang

10

Kota Kecil

CA = catchment area

Sumber : SNI 03-3424-1994

Tabel 1.2 Kriteria Ukuran Kota Menurut BPS


City Size

Jumlah penduduk (jiwa)

Kota Metropolitan

>1.000.000 JIWA

Kota Besar

500.000-1.000.000 JIWA

Kota Sedang

100.000-500.000 JIWA

Kota Kecil

20.000-100.000 JIWA

1.2.2 Debit Aliran Permukaan


Seperti diketahui curah hujan sebagian dialirkan melalui permukaan, sebagian
terserap oleh tanah dan sebagian lagi menguap. Dalam konteks pekerjaan ini
aliran permukaan merupakan dasar untuk melakukan perencanaan drainase.

3|

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Aliran permukaan yang berasal dari curah hujan akan mengalir secara
gravitasi dengan arah aliran tergantung dari kondisi kemiringan topografi
tanah, secara alamiah akan mengalir ke sungai dan secara buatan akan
mengalir ke sistem drainase.
Debit aliran permukaan (run off) dipengaruhi oleh luas daerah tangkapan
(catchment area), kondisi permukaan daerah tangkapan dan kemiringan
permukaan.
Data-data yang diperlukan untuk menghitung aliran permukaan adalah :
1. Hasil perhitungan intensitas hujan
2. Kondisi topografi wilayah studi dan sekitarnya
3. Kondisi tata guna lahan zona-zona tangkapan
Formula umum debit aliran permukaan adalah :
Q=

1
3,6

C.I.A

= debit aliran permukaan (m3/detik)

= Koefisien pengaliran

= Intensitas hujan (mm/jam)

= Luas daerah pengaliran (km2)

Koefisien pengaliran tergantung dari pemanfaatan permukaan tanah , dapat


dilihat pada table berikut :
Tabel 1.7 Koefisien Pengaliran
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jenis Pemanfaatan Lahan


Jalan Beton dan Aspal
Jalan Kerikil dan Tanah
Daerah Perkotaan
Daerah Pinggiran Kota
Daerah Industri
Permukiman Padat
Permukiman Tidak Padat
Taman dan Kebun
Persawahan
Perbukitan
Pengunungan

Sumber : SNI 03-3424-1994

Koefisien (C)
0,70 0,95
0,40 0,70
0,70 0,95
0,60 0,70
0,60 0,90
0,40 0,60
0,40 0,60
0,20 0,40
0,45 0,60
0,70 0,80
0,75 0,90

Note : Untuk daerah datar diambil nilai C yang terkecil

4|

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Bila daerah pengaliran terdiri dari beberapa kondisi permukaan tanah, maka
nilai C dihitung secara rata-rata sebagai berikut :

C=

C1.A1 + C2.A2 + C3.A3 + .


A1 + A2 + A3

C1, C2, C3 = Koefisien pengaliran sesuai tipe permukaan


A1, A2, A3 = luas daerah pengaliran sesuai tipe permukaan

Intensitas hujan dan waktu konsentrasi dihitung dengan formula sebagai


berikut:
It = (R24/24) x (24/t) 2/3
T = ((2/3 x 3,28 x L x nd) / S 0,5) 0,167
R24 : tinggi hujan maksimum harian
t : lamanya hujan
L : Panjang daerah tangkapan
Nd : Koef. Hambatan

5|

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Gambar 5 Bagan Alir Perhitungan Debit Aliran

Data Curah
Hujan harian
maksimum per
tahun

Tentukan X,
Sx dengan
statistik

Tetapkan
banjir
rencana

Formula Gumbel
atau Log Person
III

YT
Yn
Sn

Intensitas Hujan
(I)

Tentukan Zona
Daerah Pengaliran

Luas daerah
pengaliran

Curah Hujan
Rencana (XT)

Kurva
Basis

Peta Topografi
Peta Tata Guna
Lahan

Jenis Tata Guna


Lahan

Waktu
Konsentrasi (Tc)

Intensitas Hujan
Rencana (I)

Koefisien
Pengaliran (C)

Debit Aliran
Permukaan (Q)

6|

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Adapun hasil analisis hidrologi untuk perencanaan drainase ruas jalan Wanam-Nakias-Kaliki
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3 Data Curah Hujan Bulanan Maksimum (mm), 2 Stasiun BMG V Jayapura, Mopah
& Boeven Diegul

7|

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Tabel 1.4 Data Curah Hujan Harian Maksimum

8|

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Tabel 1.5

Analisa curah hujan bulanan Maksimum

CURAH HUJAN RATA-RATA


Perencanaan Teknis Jalan Ruas Wanam-Nakias-Kaliki;
Desain Drainase, Kab. Merauke

MAXIMUM DAILY
RAINFALL (MM)
NO

YEAR
STASIUN
MOPAHMERAUKE

STASIUN
TANAH MERAH
- BOVENDIGUL

AVERAGE
RAINFALL
(MM)

2004

26,43

37,00

31,71

2005

36,00

35,46

35,73

2006

55,25

82,08

68,66

2007

31,58

60,50

46,04

2008

28,29

78,92

53,60

6
7
8
9
10

2009
2010
2011
2012
2013

43,33
36,50
35,64
47,20
44,31

68,10
73,70
63,92
71,10
63,30

55,72
55,10
49,78
59,15
53,80
Analisis 2014

Tabel 1.6 Analisa Frekwensi

9|

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Tabel 1.7

Hitungan Curah Hujan Rencana

10 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

11 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Tabel 1.8

Tabel Curah Hujan Rencana

12 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Menentukan pola aliran air permukaan merupakan tahapan penting dalam


merencanakan infrastruktur drainase, berdasarkan pola aliran air dapat
ditentukan luas daerah tangkapan (catchment area) yang nantinya aliran air
permukaannya akan ditampung oleh suatu saluran air.
Pola aliran air ini ditentukan oleh pola kontur permukaan tanah, sesuai
dengan prinsip aliran air yang mengalir sesuai dengan gaya gravitasi, maka
pola aliran air secara alamiah akan mengalir dari elevasi permukaan tanah
yang lebih tinggi ke elevasi permukaan tanah yang lebih rendah.
Berdasarkan pola aliran air permukaan, luas daerah tangkapan, dan jenis
tata guna lahan maka dapat ditentukan koefisien pengaliran yang nantinya
akan digunakan untuk menghitung debit aliran air permukaan (Q).
C1.A1 + C2.A2 + C3.A3 + .
C=
A1 + A2 + A3
C1, C2, C3 = Koefisien pengaliran sesuai tipe permukaan
A1, A2, A3 = luas daerah pengaliran sesuai tipe permukaan

13 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Tabel 1.9

Intensitas Hujan Rencana

14 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Gambar 2

Grafik Intensitas Hujan Rencana

15 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Gambar 3

Bagan Alir Perhitungan Debit Aliran

Data Curah
Hujan harian
maksimum per
tahun

Tentukan X,
Sx dengan
statistik

Peta Topografi
Peta Tata Guna
Lahan

Tetapkan
banjir
rencana

Formula Gumbel
atau Log Person
III

YT
Yn
Sn

Tentukan Zona
Daerah Pengaliran

Luas daerah
pengaliran

Curah Hujan
Rencana (XT)

Intensitas Hujan
(I)

Waktu
Konsentrasi (Tc)

Intensitas Hujan
Rencana (I)

Koefisien
Pengaliran (C)

Debit Aliran
Permukaan (Q)

Sa
wa
h

kim
an

C1
A1

Sal
u

ran

Gambar 4
Ilustrasi Aliran
Permukaan

Per
mu

Kurva
Basis

Jenis Tata Guna


Lahan

n
bu
Ke

C3
A3

C2
A2

C3
A4

16 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.


Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas
Chatcman area yang diperhitungkan dalam perencanaan drainase jalan raya
adalah pendekatan kordidor melintang selebar 80 m dari tepi sisi luar saluran

17 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

1.2.3 KONSEP DESAIN DRAINASE


Jenis-jenis saluran drainase yang akan direncanakan pada pekerjaan ini terdiri
dari:
1.

Saluran terbuka segi empat diperkeras (lining) dengan beton


bertulang

2.

Gorong-gorong (pipa beton (reinforced concrete pipe)

3.

Gorong-gorong persegi beton (reinforced concrete box culvert)


h

Pasir
Perata di
Saluran Samping Kotak Beton
Padatkan

Gorong-gorong Pipa Beton

Gorong-gorong Kotak Beton

18 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

a. Kecepatan Aliran Pada Saluran dan Gorong-Gorong


Formula yang digunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada
saluran dan gorong-gorong adalah sebagai berikut :
V = 1 / n (R 2/3) (i) 1/2
V = Kec. Aliran (m/detik)
n = Koef. Kekasaran manning (tergantung tipe dan kondisi saluran)
R = jari-jari hidrolik (=F/P)
F = Luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
i = Kemiringan saluran yang diijinkan
Adapun kecepatan aliran yang diijinkan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.10 Kecepatan Aliran Yang Diijinkan

No

Jenis Material Saluran/Culvert

Kecepatan Aliran Ijin


(m/detik)

Pasir halus

0,45

Lempung kepasiran

0,50

Lanau alluvial

0,60

Kerikil halus

0,75

Lempung kokoh

0,75

Lempung padat

1,10

Kerikil kasar

1,20

Batu batu besar

1,50

Pasangan batu

1,50

10

Beton

1,50

11

Beton bertulang

1,50

b. Kemiringan Saluran
Rencana kemiringan saluran ditetapkan berdasarkan jenis material
saluran seperti yang tertera pada tabel berikut.

E 1 (m)
i = (E1-E2) / L x 100 %

E 2 (m)
L (m)

19 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Table 1.11 Kemiringan Saluran

No

Jenis Material Saluran/Culvert

Tanah Asli

Kerikil

Pasangan/Beton

Kemiringan saluran (i) %


05
5 7,5
7,5

c. Penampang Basah
Penampang basah saluran
berdasarkan 2 metoda yaitu :

dan

gorong-gorong

dapat

dihitung

1. Penampang basah yang paling ekonomis untuk menampung debit


maksimum aliran.
2. Penampang basah berdasarkan debit aliran permukaan dan
kecepatan aliran pada saluran.
Metoda perhitungan penampang
ekonomis adalah sebagai berikut :
i.

basah

berdasarkan

penampang

Saluran Bentuk Trapesium

B + 2 md
= d M2 + 1
2
d

R=d/2

m
b

R = jari-jari hidrolis (m)


m = kemiringan talud tergantung debit air

ii. Saluran Bentuk Segi Empat

b=2d
d

R=d/2
R = jari-jari hidrolis
b

20 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

iii. Saluran Bentuk Segi Tiga


b

F=d2
P=2d2
d

R= d 2

F = luas penampang basah (m2)

b=2d

P = Keliling basah (m)


R = jari-jari hidrolik (m)

iv. Saluran Bentuk Setengah Lingkaran


b

F = ( / 2) d 2
p=2 d

R=1/2 d
b= 2 d
F = luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
R = jari-jari hidrolik (m)

v. Saluran Bentuk Lingkaran

= 4,5 rad
d = 0,80 D
D

F = 1/8 ( - Sin ) D 2

P=2r
R = F/P

= sudut dalam radial


F = luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
R = jari-jari hidrolik (m)

21 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

r = jari-jari lingkaran (m)

Kondisi gorong-gorong eksisting yang berada di lokasi tersebut


kondisi fisiknya masih cukup baik sehingga dari jumlah 15 unit
gorong-gorong tidak perlu adanya perbaikan namun dengan adanya
pelebaran badan jalan perlu adanya perpanjangan ke arah kiri dan
kanan jalan yang disesuiakan setelah hasil final disain geomterik.
Tujuan identifikasi gorong-gorong eksisting di lapangan untuk
mengetahui kondisi bangunan pelangkap tersebut, dimensi dan
arah

aliran

air

pembuangan

dan

juga

pendekatan

rencana

penanganannya.

Tabel 1.12 Daftar Sungai Eksisting

No.

STA

Nama Sungai / Jembatan

Kondisi
Eksisting
L (m)

Rencana Penanganan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0+000
1+425
4+425
5+520
7+900
9+100
10+250
12+680
18+660
22+375

Sungai GALKO, Konstruksi papan


Jembatan KEBOTI
Jembatan INDEWIN
Jembatan YAOW
Kali / Rawa KUYOKOM
Kali / Rawa KUYOKOM
Kali / Rawa ABELEKI
Kali / alur NGGATEP
Kali / Rawa IMBUH
Kali AHWASATAK

5
14
5
4
500
10
10
15
30
23

Rekomendasi Jembatan
Rekomendasi Jembatan
Rekomendasi Jembatan
Rekomendasi Jembatan
Penanganan Khusus
Rekomendasi Jembatan
Rekomendasi Jembatan
Rekomendasi Jembatan
Rekomendasi Jembatan
Rekomendasi Jembatan

Total Panjang Jembatan (m)

616

Tabel 1.13 Daftar Rencana Gorong-gorong Kondisi Eksisting

No.

1
2
3

STA

11+750
15+687
17+480

Kondisi Eksisting

Rencana Penanganan

Alur Air

Lebar (m)

Tipe Bangunan

Alur ISIKAY
Alur Bun GEKEP
Alur YOLEKIT

1,0
2,5
3,0

Gorong-gorong
Gorong-gorong
Gorong-gorong

22 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Tabel 1.14

Perhitungan Kapasitas Saluran Samping Unlining

23 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

Tabel 1.15 Perhitungan Kapsitas Gorong-gorong


PERHITUNGAN KAPASITAS GORONG-GORONG
PEKERJAAN
LOKASI
NAMA WILAYAH
PERIODE ULANG

: PERENCANAAN TEKNIS JALAN NASIONAL


: RUAS WANAM-NAKIAS-KALIKI
: KAB. MERAUKE, PROV. PAPUA
: 25 YEARS
Debit

No

Bentuk

STA
Aktual
GorongCULVERT (m3/det)
Gorong

Qa

Material
Konstruksi
GorongGorong

Box

Pipa

H/D

Ratio Tinggi
Max.
Inner
Culvert
Luas
Banjir dan
Tinggi
Keliling
Dimension of
Penampang
Jumlah Slope
Tinggi
Banjir Izin
Basah (m)
(%)
Basah(m2)
Culvert
Culvert (m)
Culvert
(m)

Jari-Jari
Hidrolis
(m)

B
Velocity Kap. Debit Tinggi
Manning
on Culvert Culvert
Banjir
Coeff.
(m/sec) (m3/det) Aktual

h/H

H/D

R = A/P

Qi

(m)

Catchment
Area
Coverage
(Ha)

001

11 + 750

1,96

Box

Beton

01

0,30

0,80

1,20

1,20

0,96

1,15

3,12

0,37

0,015

1,88

2,16

0,889

22,6

002

15 + 687

5,50

Box

Beton

01

0,30

0,80

2,00

1,50

1,20

2,40

4,40

0,55

0,015

2,44

5,85

1,145

121,7

003

17 + 480

9,60

Box

Beton

01

0,30

0,80

3,00

1,50

1,20

3,60

5,40

0,67

0,015

2,79

10,03

1,162

356,4

24 |

Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

25 |

You might also like