Professional Documents
Culture Documents
ENDOFTALMITIS EKSOGEN
Oleh
Tiffany Adelina
Dieni Rahmatika A
Yeap Chen Pan
1110312063
1110312072
0810314161
Preseptor
dr. Weni Helvinda, Sp.M (K)
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
Endoftalmitis merupakan peradangan supuratif di bagian dalam bola mata
yang meliputi uvea, vitreus dan retina dengan aliran eksudat ke dalam kamera okuli
anterior dan kamera okuli posterior. Peradangan supuratif ini juga dapat membentuk
abses di dalam badan kaca.1
Endoftalmitis dikelompokkan menjadi 2 tipe, yaitu endoftalmitis endogen dan
endoftalmitis eksogen. Endoftalmitis endogen disebabkan oleh penyebaran hematogen
organisme sumber infeksi yang jauh di dalam tubuh (contohnya endokarditis).
Endoftalmitis eksogen merupakan endoftalmitis yang disebabkan oleh inokulasi
langsung organisme dari luar tubuh sebagai komplikasi dari tindakan operasi mata,
benda asing, atau trauma tembus pada mata.1,2
1.2. Klasifikasi
Agen infeksi penyebab endoftalmitis eksogen berasal dari lingkungan luar.
Endoftalmitis eksogen dikategorikan menjadi 2, yaitu endoftalmitits post operasi dan
endoftalmitis post trauma.2
1.3. Epidemiologi
Sebagian besar endoftalmitis eksogen (sekitar 60%) terjadi setelah operasi
intraokuler. Ketika operasi terlibat dalam penyebabnya, endoftalmitis biasanya akan
muncul 1 minggu setelah operasi. Di Amerika Serikat, endoftalmitis post-operasi
katarak adalah bentuk yang paling sering ditemukan, sekitar 0,1-0,3% operasi disertai
endoftalmitis sebagai komplikasi. Hal ini meningkat dalam 3 tahun terakhir.
Endoftalmitis juga dapat terjadi setelah injeksi intravitreal, walaupun analisa pada
lebih dari 10.000 injeksi menunjukkan resiko terjadinya sekitar 0,029% per injeksi.2
Endoftalmitis post trauma terjadi pada 4-13% trauma tembus okular. Insiden
endoftalmitis akibat trauma tembus di daerah pedesaan lebih tinggi dibanding daerah
bukan pedesaan. Keterlambatan dalam perbaikan trauma tembus bola mata
berhubungan dengan peningkatan risiko endophthalmitis.2
1.4. Etiologi
1.
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus
Streptococcus sp
b. Kronis
Endoftalmitis terjadi 6 minggu 2 tahun setelah operasi
2.
Stapylococcus epidermidis
Propionibacterium acnes
3.
Staphylococcal sp
Streptococcal sp
4.
Candida
Aspergillus
Penicillium
Volutella
Neurospora
Fusarium
Fungal Trauma
Berikut jamur yang dapat menyebabkan endoftalmitis post trauma.
-
Fusarium
Aspergilus
1.5. Patofisiologi
Masuknya bakteri ke dalam mata terjadi karena rusaknya rintangan-rintangan
okular. Penetrasi melalui kornea atau sklera mengakibatkan gangguan eksogen pada
mata. Setelah bakteri-bakteri memperoleh jalan masuk ke dalam mata, proliferasi
akan berlangsung dengan cepat. 1,4
Vitreus bertindak sebagai media yang sangat bagus bagi pertumbuhan bakteri.
Bakteri yang sering menyebabkan endoftalmitis adalah stafilokokus, streptokokus,
pneumokokus, pseudomonas dan bacillus cereus. Bakteri, sebagai benda asing,
memicu suatu respons inflamasi. Masuknya produk-produk inflamasi menyebabkan
tingginya kerusakan pada rintangan okular-darah dan peningkatan rekrutmen sel
inflamasi. 4.5
Kerusakan pada mata terjadi akibat rusaknya sel-sel inflamasi yang melepaskan
enzim-enzim proteilitik serta racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri.
Kerusakan terjadi di semua level jaringan yang berhubungan dengan sel-sel inflamasi
dan racun-racun. 6,7
Udem Kornea
Kornea keruh
keratik presipitat
Hipopion
Kekeruhan vitreus
Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat ataupun
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan apakah ada benda asing dalam bola
mata, menilai densitas dari vitreitis yang terjadi dan mengetahui apakah infeksi telah
mencapai retina.4
Pemeriksaan penunjang lainnya dilakukan untuk mengetahui dengan pasti kuman
penyebab endoftalmitis, terutama bila ada penyakit sistemik yang dapat menimbulkan
endoftalmitis, melalui penyebaran secara hematogen. Pemeriksaan penunjang tersebut
dapat berupa:4
o
USG jantung
1.8. Diagnosis
Dengan mengetahui gejala subjektif dan gejala objektif yang didapatkan dari
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka diagnosis endoftalmitis sudah
dapat ditegakkan.
1.10. Penatalaksanaan
Tujuan-tujuan farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan
mencegah komplikasi-kompliksi.2
Farmakoterapi:
1. Antibiotik
Terapi antibiotik harus komprehensif dan mencakup semua patogen yang dapat
menjadi penyebab endoftalmitis. Antibiotik ini dapat diberikan secara topikal,
subkonjungtiva, intra vitreal dan intravena.
b. Dexamethasone (Ocu-Dex)
Untuk bermacam-macam penyakit alergi dan inflamasi. Mengurangi
peradangan
dengan
cara
menghambat
perpindahan
leukosit-leukosit
peradangan
dengan
menghambat
migrasi
leukosit-leukosit
1.12. Prognosis
Fungsi penglihatan pada pasien endoftalmitis sangat tergantung pada kecepatan
diagnosis dan tatalaksana. Prognosisnya sangat bervariasi tergantung penyebab.
Faktor prognostik terpenting adalah visus pada saat diagnosis dan agen penyebab.
Prognosis endoftalmitis endogen secara umum lebih buruk dari eksogen karena
jenis organisme yang menyebabkan endoftalmitis endogen biasanya lebih virulen.
Pada suatu studi retrospektif, meskipun dengan terapi agresif, dikatakan hanya 40%
LAPORAN KASUS
: Ny. E / 57 tahun
: Batang Limpaung
:
Keluhan Utama :
Penglihatan mata kanan kabur sejak 10 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
-
STATUS OFTALMIKUS
OD
1/ proyeksi salah
Sulit dinilai
Madarosis (-), Trikiasis (-)
Edema (+)
Edema (+)
Hordeolum (-), kalazion(-)
Lakrimasi (+)
Folikel (-), hiperemis (-),
OS
3/50
(+)
Madarosis (-), Trikiasis (-)
Edema (-)
Edema (-)
Hordeolum (-), kalazion(-)
Lakrimasi (+)
Folikel (-), hiperemis (-),
Konjungtiva Fornics
papil (-)
papil (-)
Folikel (-), hiperemis (-), Folikel (-), hiperemis (-),
Konjungtiva Bulbi
papil (-)
Injeksi konjungtiva
papil (-)
(+), Injeksi
konjungtiva
(-),
injeksi siliar (+), folikel (-), injeksi siliar (-), folikel (-),
Sklera
Kornea
Kamera
Anterior
Iris
Pupil
Lensa
Korpus Vitreum
Fundus
Media
papil (-)
papil (-)
Putih
Putih
Edema (+), prolaps iris arah Bening
jam 11
Okuli Hipopion (+)
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tidak tembus
Papil Optikus
Retina
Makula
Aa:vv. Retina
Tekanan Bulbus Okuli
Gerakan Bulbus Okuli
Posisi Bulbus Okuli
Tidak dilakukan
Bebas ke segala arah
Ortho
0,,4
Perdarahan (-), eksudat (-)
Refleks fovea (+)
2:3
N (palpasi)
Bebas ke segala arah
Ortho
Gambar
Laboratorium
Mikrobiologik
Diagnosis
Terapi
: Hb : 13,8 gr/dl
Leukosit 9860/mm3
Hitung jenis : 0/3/2/65/26/4
Trombosit : 308.000/mm3
Hematokrit 40%
: Coccus gram (+)
PMN > MN
Hifae (-)
: Endoftalmitis eksogen OD
: LFX ed/ jam OD
SA 3x1 OD
Cefoperazon 2x1 gr i.v
Bed rest total
DISKUSI
dan injeksi siliar. Selain itu, terdapat edema pada kornea, prolaps iris arah jam 11 dan
hipopion pada COA.
Terapi pada pasien ini diberikan antibiotika dan SA serta pasien diharuskan
untuk bed rest total.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ilyas, S.H. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2006.
hal. 175-8.
2.
3.
Bobrow JC, dkk, 2008. Lens and Cataract. Singapore : American Academy of
Ophtalmology.
4.
5.
Wijaya. N., et al, Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-6, 1993, hal 149-150.
6.
on
September
20,
2015.
Available
at
http://emedicine.medscape.com/article/1201134-overview.
7.
Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftamologi umum. Edisi 14. Jakarta : Widya
Medika.
8.