You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kulit merupakan organ tipis yang luas. Tebal kulit bervariasi antara 0,5-1,5 mm
bergantung pada letak, umur, gizi, jenis kelamin, dan suku. Kulit yang tipis terdapat di
telapak mata, penis, labium minor, dan bagian dalam lengan atas, sedangkan kulit yang
lebih tebal terdapat di telapak tangan, telapak kaki, punggung dan bokong. Kulit telapak
tangan dan telapak kaki tidak mengandung kelenjar sebasea dan rambut, Pada orang
dewaa, luas permukaan kulit sekitar 1,5-2 m2.
Sebagai penutup, kulit melindungi tubuh dari trauma mekanis, radiasi, kimiawi,
dan dari kuman infeksius. Asam laktat dalam keringat dan asam amino hasil perubahan
keratinisasi mempertahankan pH permukaan kulit antara 4-6 yang akan menghambat
pertubuhan bakteri. Namun, beberapa jenis streptokokus dan stafilokokus masih dapat
hidup komensal dilapisan keratin, muara rambut dan kelenjar sebaseus.
Kulit juga berfungsi sebagai pengindera raba karena mengandung ujung saraf
sensoris di dermis. Fungsi pengaturan suhu tubuh didapat dari adanya dua lapisan fleksus
pembuluh darah dermis yang alirannya diatur oleh persarafan otonom. Persarafan otonom
ini juga mengatur fungsi kelenjar keringat. Penguapan keringat akan mendinginkan kulit.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
didapat yaitu:
1. Bagaimana anatomi dari integumen ?
2. Sebutkan bagian-bagian dari integumen !
3. Bagaimana fisiologi dari integumen dalam termoregulasi dan
termodinamika serta metabolisme dalam tubuh ?

C. TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang kami
kemukakan dalam makalah ini antara lain:
1. Tujuan umum
a. Mahasiswa memperoleh gambaran tentang

anatomi dan

fisiologi dari integumen.


2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang

anatomi

integumen.
b. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang

fisiologi

integumen.
D. MANFAAT PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat penyusunan itu
diantaranya:
1. Berfungsi sebagai literatur-literatur bagi mahasiswa dan pelajar
yang ingin memperdalam wawasan tentang anatomi integumen.
2. Para pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang fisiologi
integumen.
E. METODE PENULISAN
Adapun metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah
ini adalah kepustakaan dan internet. Yaitu dengan mencari data-data
yang menunjang materi atau yang berhubungan dengan anatomi dan
fisiologi dari integumen.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ANATOMI SISTEM INTEGUMEN

Gambar : anatomi integumen


Kulit adalah lapisan tau jaringan yang menutupi seluruh tubuh
dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit
merupakan bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk
memperindah kecantikan, selain itu dapat membantu menemukan
penyakit yang di derita pasien.
Kulit ( integumen ) mencangkup kulit pembungkus permukaan
kulit berikut turunannya termasuk kuku, rambut dan kelenjar. Kulit
adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar untuk
3

menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan


dengan selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada
permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua
macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan
epidermis dan jaringan pengikat atau penunjang yang menumbuhkan
lapisan dermis ( kulit dalam ). Kulit mempunyai susunan serabut saraf
yang teranyam secara halus berguna untuk merasakan sentuhan atau
sebagai alat raba dan merupakan indikator untuk memperoleh kesan
umum dengan melihat perubahan pada kulit.

1. Epidermis

Gambar : epidermis
Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur
utamanya adalah sel-sel tanduk ( keratinosit ) dan melanosit.
Lapisan epidermis tumbuh terus karena lapisan sel induk yang
berada di lapisan bawah bermitosis terus-menerus, sedangkan
4

lapisan paling luar epidermis akan terkelupas atau gugur. Epidermis


dibina oleh sel-sel epidermis terutama serat-serat kolagen dan
sedikit serat elastis.
Kulit ari ( epidermis ) terdiri atas beberapa lapisan sel. Sel-sel
ini berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan secara mitosis.
Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan sel, lapisan
tersebut tterdiri atas :
a. Stratum korneum
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel tanduk ( keratinasi ),
gepeng, kering, dan tidak berinti. Sitoplasmanya diisi dengan
serat keratin, makin keluar letak sel makin gepeng seperti sisik
lalu terkelupas dari tubuh. Sel yang terkelupas akan digantikan
oleh sel yang lain. Zat tanduk merupakan keratin lunak yang
susunan kimianya berada dalam sel keratin keras. Lapisan
tanduk

hampir

tidak

mengandung

air

karena

adanya

penguapan air, elastisnya kecil, dan sangat efektif untuk


pencegahan penguapan air dan lapisan yang lebih dalam.
b. Stratum lusidum
Lapisan ini terdiri atas lapisan sel yang sangat gepeng dan
bening. Membran yang membatasi sel-sel tersebut sulit
terlihat

sehingga

lapisannya

secara

keseluruhan

seperti

kesatuan yang bening. Lapisan ini ditemukan pada daerah


tubuh yang berkulit tebal.
c. Stratum glanulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak
gepeng dengan inti di tengah sitoplasma berisi butiran
( granula ) keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin.
Lapisan ini menghalangi masuknya benda asing, kuman, dan
bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh.
d. Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus dan
poligonal, inti terdapat di tengah dan sitoplasmya terdiri berisi
5

berkas-berkas serat yang terpaut pada desmosom ( jembatan


sel ). Seluruh sel terikat rapat lewat serat-serat tersebut
sehingga

secara

keseluruhan

lapisan

sel-selnya

berduri.

Lapisan ini untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar,


tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan
atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal
telapak kaki.
e. Stratum malpigi
Unsur-unsur lapis taju yang mempunyai susunan kimia yang
khas. Inti bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan
asam-asam

amino.

Stratum

malpigi

merupakan

lapisan

terdalam dari epidermis yang berbatasan dengan dermis di


bawahnya dan terdiri atas selapis sel berbentuk kubus (batang
).
Desmosom merupakan sel induk epidermis yang banyak sekali
terdapat pada membran sel. Sel ini aktif bermitosis sampai orang
meninggal. Sebanding dengan terkelupasnya sel pada stratum
korneum, sel induk ini pun menggantinya dengan yang baru dari
bawah. Sejak terbentuk sampai terkelupas umur sel ini adalah 15-30
hari. Gabungan stratum malpigi dan stratum spinosum disebut
stratum germinativum. Gabungan ini terletak bergelombang karena
lapisan dermis di bawahnya membentuk tonjolan yang disebut
papila. Batas stratum germinativum dengan dermis di bawahnya
berupa lapisan tipis jaringan pengikat yang disebut lamina basalis.
Pada

stratum

malpigi,

diantara

sel

epidermis

terdapat

melanosit yaitu sel yang berisi pigmen melanin yang bewarna coklat
dan sedikit kuning. Pada orang berkulit hitam melanosit menerobos
sampai ke dermis. Melanosit tersebut mepunyai tonjolan banyak,
panjang, halus dan menyelusup diantara sel-sel epidermis stratum
germinativum. Semua lapisan epidermis menipis dan biasanya
stratul lusidum tidak ada. Stratum basale memiliki kulit yang tebal,

lapisan butirannya tampak sebagai satu atau dua deret sel


sepanjang tempat yang biasa ditempatinya.
a. Pigmentasi
Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri,
karena kandungan karoten ( pigmen ) darah pada pembuluh
darah

dermis

yang

memberikan

warna

kemerahan

dan

kandungan pigmen melanin memberikan bayangan coklat.


Melanin terletak di dalam lapisan basal dan bagian bawah
lapisan taju dibuat oleh epidermis khusus yaitu melanosit yang
bertebaran diantara keratinosit lapis basal, lapis taju, dalam
folikel rambut dan jaringan ikat dermis.
Perbedaan warna kulit disebabkan oleh perbedaan jumlah dan
ukuran melanosom di dalam keratinosit. Pigmen kulit tergantung
beberapa pengaruh termasuk faktor keturunan, hormon dan
lingkungan.

Faktor

genetik

memperngaruhi

satuan

melanin

epidermis, hormon pemicu melanosit ( Melanosit stimulating


hormon/MSH ) untuk merangsang perpindahan melanosom ke
cabang-cabang sitoplasma melanosit dan keratinosit. Faktor
lingkungan seperti ultraviolet akan meningkatkan kegiatan enzim
melanosit

serta

meningkatkan

produksi

melanin

dan

penimbunannya di dalam keratinosit sehingga kulit menjadi


coklat.

b. Sel Langerhans
Sel yang berbentuk batang dengan banyak cabang mirip
dendrit, terutama didapatkan pada lapisan taju epidermis,
tampilannya seperti sel bening, sitoplasmanya mengandung
inklisi ( suatu sel yang terpendam dalm sel ) mirip batang yang
disebut granula birbeck. Sel ini juga terdapat dalam epitel
7

mukosa mulut, esofagus, vagina, di dalam folikel rambut,


serbasea, kelenjar timus, dan limfonodus.
c. Sel Merkel
Sel ini bertebaran di dalm epidermis terdapat di dekat stratum
germinativum yang berhubungan dengan ujung-ujung saraf intra
epitel. Bentuk intinya tidak teratur dan pada sitoplasma terdapat
berkas longgar tonofilamen ( filamen halus pada sel ) yang
mengandung granulasi kecil dan padat. Sel merkel terletak pada
keratinosit dimana sekitarnya banyak desmosom, fungsinya
sebagai reseptor mekanisme berdasarkan sifat granulanya.

2. Kulit Janggat ( Dermis )

Gambar : layer integumen


Batas dermis yang sukar ditentukan karena menyatu dengan
lapisan subkutis ( hipodermis ), ketebalannya antara 0,5-3 mm,
beberapa kali lebih tebal dari epidermis, dan dibentuk dari
komponen jaringan pengikat. Derivat dermis terdiri atas bulu,
kelenjar

minyak,

kelenjar

lendir,

dan

kelenjar

keringat

yang

membenan jauh ke dalam dermis. Dermis bersifat ulet dan elastis


yang berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam. Pada
perbatasan antara epidermis dan dermis terdapat tonjolan-tonjolan
8

ke dalam epidermis yang disebut papil kulit jangat. Dermis tersiri


atas serat-serat kolagen, serabut-serabut elastis, dan serabutserabut retikulin. Serat ini bersama pembuluh darah dan pembuluh
getang bening membentuk anyaman-anyaman yang memberikan
perdarahan untuk kulit.
Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian baerikut :
a. Lapisan papila
Lapisan papila mengandung lekuk-lekuk papila sehingga
stratum malpigi juga ikut berlekuk. Lapisan ini mengandung
lapisan pengikat yang membentuk lapisan bungan karang disebut
lapisan stratum spongeosum.
Lapisan papila terdiri atas serat kolagen halus, elastis dan
retikulin yang tersusun membentuk jaringan halus yang terdapat
di bawah epidermis. Lapisan ini memegang peranan penting
dalam peremajaan dan panggandaan unsur-unsur kulit. Serat
retikulin dermis membentuk alas dari serabut yang menyisip ke
dalam membran basal di bawah epidermis.
Pada umumnya, papil-papil dermis rendah, tetapi pada telapak
kaki dan telapak tangan papil tinggi, tebal dan banyak sehingga
berhimpitan membentuk rigi-rigi yang menonjol di permukaan
kulit ari, dan membentuk pola sidik jari tangan dan jari kaki.
Setiap

papil

dibentuk

oleh

anyaman

serabut

halus

yang

mengandung serabut elastin. Pada bagian ini terlihat lengkunglengkung kapiler dan ujung-ujung saraf perasa.
b. Lapisan retikulosa
Lapisan retikulosa mengandung jaringan pengikat rapat dan
serat kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang,
mengandung sedikit serat, retikuliin, dan banyak serat elastin.

Sesuai dengan arah jalan serat-serat tersebut terbentuklah garis


ketegangan kulit.
Bahan dasar dermis merupakan bahan matrik amorf yang
membenam pada serat kolagen dan elastin. Turunan kulit
glikosaminoglikans utama kulit adalah asam hialuronat dan
dermatan sulfat dengan perbandingan yang beragam di berbagai
tempat, bahan dasar ini bersifat sangat hidrofilik. Lapisan ini
terdiri atas anyaman jaringan ikat yang lebih tebal dan dalamnya
ditemukan

sel-sel

fibrosa,

sel

histiosit,

pembuluh

darah,

pembuluh getah bening, saraf, kandung rambut, kelnjar sebasea,


kelenjar keringat, sel lemak, dan otot penegak rambut.
Unsur utama sel dermis adalah fibroblast dan makrofag, juga
terdapat sel lemak yang berkelompok. Selain juga sel jaringan ikat
bercabang dan berpigmen pada lingkungan epidermis yang banyak
mengandung pigmen misalnya areola mamae dan sekitar anus.
Serat

otot

polos

dijumpai

di

dalam

dermis

tersusun

membentuk berkas di hubungkan dengan folikel rambut ( m. erektor


fili ) bertebaran diseluruh dermis dalam jumlah yang cukup banyak
pada kulit, puting susu, penis, skrotum, dan sebagin perineum.
Kontraksinya

menyebabkan

kulit

daerah

yang

bersangkutan

mengerut, di dalam kulit muka dan leher sejumlah serat otot rangka
berakhir pada jalinan serat elastin halus dan dermis.
3. Hipodermis
Hipodermis adalah lapisan bawah kulit ( fasia superfisialis )
yang terdiri atas jaringan pengikat longgar, komponennya serat
longgar, elastis, dan sel lemak. Sel-sel lemak membentuk jaringan
lemak pada lapisan adiposa yang terdapat susunan lapisan subkutan
untuk menentukan mobilitas kulit diatasnya. Bila terdapat lobulus
lemak yang merata, hipodermis membentuk bantak lemak disebut
pannikulus adiposus. Pada daerah perut, lapisan ini dapat mencapai
10

ketebalan 3 cm, sedangkan pada kelopak mata, penis dan skrotum,


lapisan

sukutan

tidak

mengandung

lemak.

Bagian

superfisial

hipodermis mengandung kelenjar keringatt dan folikel rambut.


Dalam lapisan hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri,
pembuluh vena, dan anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan
permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan
bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan di
bawahnya.
4. Kelenjar-Kelenjar Kulit
Kelenjar kulit meliputi kelenjar serbasea, kelnjar keringat, dan
kelenjar mamae.
a. Kelenjar serbasea
Berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam
sebuah folikel rambut, tidak berhubungan dengan folikel
rambut saluran bermuara langsung ke permukaan kulit seperti
yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan kelenjar
tarsalia pada kelopak mata. Kelenjar ini tidak terdapat pada
kulit telapak kaki dan tangan, tetapi terletak di dalam dermis.
Setiap kelenjar berkapsul, jaringan ikat tipis berupa kelenjar
alveolar yang membuat lipid. Kebanyakan kelenjar alveolus
bermuara ke dalam sebuah saluran keluar yang pendek dan
lebar, tercurah ke dalam folikel rambut.
Setiap alveolus terisi penuh dengan epitel berlapis, terletak
di atas memran basal tipis yang permukaan dalamnya
ditempati oleh sederetan sel kubis kecil yang berhubungan
dengan sel-sel basal epidermis pada leher folikel rambut. Selsel ini meningkatkan jumlah retikulum endoplasma dan
sitoplasmanya dipenuhi bintik-bintik lemak yang mengandung
kolesterol,

fosfolipid

dan

11

trigliseridda.

Intinya

perlahan

mengkerut dan hilang. Selnya pecah menjadi massa berlemak


dan serpihannya menjadi getah berminyak ( Sebum ).
Pengeluaran getahnya dibantu oleh kontraksi otot penegak
rambut dan tekanan menyeluruh akibat pembesaran sel-sel di
tengah alveolus. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar
serbasea terutama selama pubertas berada di bawahkontrol
hormon.

Sekresi

sebelum

terjadi

terus-menerus

dan

bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan kulit.

b. Kelenjar keringat
Kelenjar tubular bergelung tidak bercabang terdapat pada
seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis,
dan gendang telingga. Kelenjar ini paling banyak terdapat
pada telapak tangan dan telapak kaki. Bagian sekretoris
terletak di dalam dermis atau hipodermis dan bergabung
membentuk
epidermis

massa

dan

tersendiri,

berjalan

duktusnya

berkelok-kelok

keluar

menuju

menyatu

dengan

epidermis, lalu berjalan spiral untuk mencapai permukaan


kulit, tempat bermuaranya disebut pori keringat. Terdapat dua
macam kelnjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan
kelenjar keringat apokrin.
1) Kelenjar keringan ekrin : tersebar diseluruh kulit tubuh
kecuali kulit pembungkus penis, bagian dalam telingga,
telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Badan kelenjar
terdapat antara perbatasan epidermisa dan dermis,
salurannya berkelok-kelok keluar dan berada

pada

lapisan dermis, lau berjalan lurus ke lapisan dermis dan


bermuara pada permukaan kulit pada pori-pori keringat.
12

2) Kelenjar keringat apokrin : kelenjar keringat yang besar


hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit puting susu,
kulit sekitar alat kelamin, dan dubur. Kelenjar ini terletak
lebih

dalam

dan

saluran

keluarnya

berkelok-kelok

kemudian lurus menunju epidermis dan bermuara pada


foliikel rambut. Bersama keringat keluar bagian-bagian
sel kelenjar yang sudah rusak dan berbau khas.
c. Kelenjar payudara ( glanula mamae )
Glanula mamae disebut sebagai kelenjar kulit karena
berasal dari lapisan ektodermal. Secara fungsional termasuk
sistem reproduksi, teretak di atas fasia pektoralis superfisialis
dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan
jaringan lemak, serta melekat erat dengan kulit di atasnya.
Disekitar puting susu ( papila mamae ) terdapat retikulum
kutis yang tumbuh dengan baik dinamakan ligamentum
suspensorium, ke dalam puting susu bermuara 15-20 duktus
laktiferus, di sekitar papiilla mamae terdapat areola mamae
yang mengandung kelenjar serbasea montgomeri ( glandula
areola mamae ) untuk melindungi dan melicinkan puting susu
pada waktu bayi mengisap. Pada daerah subkutan terdapat
lobus-lobus yang berhubungan satu sama lain oleh jaringan
areolar, pembuluh darah, dan duktus laktiferus.
Pada wanita yang tidak hamil dan tidak menyusui alvioli
tampak kecil dan padat berisi sel-sel granular. Pada waktu
hamil, alveoli akan membesar dan sel-sel membesar pada
permulaan laktasi. Sel-sel pad pusat alveoli mengalami
degenerasi

lemak

dan

menghasilkan

kolostrum.

Hormon

esterogen memperbanyak alvioli, sedangkan hormon prolaktin


yang

dihasilkan

kelenjar

hipifisis

akan

merangsang

pengeluaran kolostrum. Dua sel yang ditemukan dalam epitel


kulit adalah sebagai berikut :
13

1) Sel utama ( terang ) : merupakan sel serosa yang


menepati

bagian

tengah

sel,

sitoplasmanya

mengandung bintik lemak dan granula pigmen. Sel ini


mengeluarkan getah encer yang mengandung bahan
pelarut.
2) Sel-sel musigen ( gelap ): bertebaran di antara sel-sel
serosa yang mempunyai retikulum endoplasma granular
dan

granula

glikoprotein

sekretori

mukoid.

basofil,

Kontraksi

sel

menghasilakan
ini

membantu

pengosongan getah kelenjar dan berfungsi sebagai


bangun penyangga menahan perubahan perubahan
tekanan osmotik yang memungkinkan membahayakan
keutuhan susunan kenalikuli intersel.
Tubulus

sekretori

makin

menyempit

menjadi

duktus

ekskretorius yang dibatasi oleh dua lapis sel kubis yang


terpulas gelap. Sel-sel membentuk lapisan dalam dinding dan
mempunyai batas khusus yang tampak kasar di sepanjang
permukannya, di tempat saluran keluar dengan epidermis
saluran kehilangan dinding menjadi saluran khusus melewati
epitel.
Secara fungsional kelenjar ini berperan dalam pengaturan
suhu tubuh dengan membuat lapisan lembab di permukaan
untuk pendinginan dengan penguapan. Kelenjar ini juga peka
terhadap stres kejiwaan terutama kelenjar yang terdapat pada
telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjar keringat besar yang
terdapat pada ketiak, areola mamae, labium mayus, dan
sekitar anus menghasilakan sekret lebih kental daripada
kelenjar keringat kecil.
Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara dalam folikel
rambut. Kelenjar keringat besar ini kurang bergelung, lumen
sekresinya lebih besar, dan membentuk lapisan yang lebih
14

sempurna di antara membran sel dan sel epitel yang berfungsi


hanya setelah pubertas. Kelenjar penggetah lilin yaitu kelenjar
serumen yang terdapat pada liang telingga luar dan kelenjar
pada tepi kelopak mata termasuk dalam golongan kelenjar
keringat besar.
d. Pembuluh darah
Suplai darah untuk kulit berasal dari pembuluh darah besar
di dalam lapisan bawah kulit yang bercabang ke arah
permukaan kulit. Sejumlah pembuluh membentuk jala pada
tempat pertemuan antara dermis dan hipodermis, dan jala-jala
ini cabang-cabangnya akan memperdarahi jaringan subkutis
termasuk kelenjar keringat dan folikel rambut.
Dari

jala-jala

terkecil

menuju

papilla

tempat

mempercabangkan kapiler untuk memperdahi papilla, kelenjar


serbasea, dan bagian tengah folikel rambut. Vena-vena
penghimpun darah dari daerah subpapillar membentuk jalajala tepat dibawah kulit. Jala-jala ini berhubungan dengan jalajala kedua yang sedikit lebih dalam, lewat jala kedua yang
lebih dalam, lewat jala kedua darah mengalir ke dalam jala
ketiga pada tepat pertemuan dermis dan hipodermis, ke dalam
jala ketiga bermuara hampir seluruh vena dari lobulus lemak
dan kelenjar keringat. Dari jala-jala ketiga, vena berjalan ke
jala-jala yang lebih dalam yang terdiri atas vena besar dalam
jaringan subkutis dan bermuara ke dalam vena besar bernama
arteri pada dermis yang paling dalam.
e. Aliran limfe
Pembuhuh limfe mulai di papila sebagai celah yang dibatasi
endotel dengan jala-jala kapiler limfe di dalam lapisan papilar.
Jala-jala ini bergabung dengan jala-jala kapiler limfe yang lebih
besar di dalam jaringan subkutis, yang juga merupakan
15

tempat muara cairan limfe dari jala-jala yang halus di sekitar


kelenjar serbasea, kelenjar keringat, dan folikel rambut.
f. Saraf kulit
Kulit

dan

kelengkapannya

menerima

rangsangna

dari

lingkungannya karena dilengkapi banyak saraf sensorik. Di


dalam jaringan subkutis terdapat berkas besar saraf yang
cabang-cabangnya menuju beberapa pleksus di dalam daerah
retikular papiler dan subepitel. Di dalam semua lapisan kulit
dan hipodermis terdapat banyak badan akhir saraf. Folikel
rambut yang disarafi secara terpisah dari ujung-ujung bebas
saraf sensoris tidak bermiielin yang terdapat di dalam/dekat
epidermis, selain saraf sensorik terdapat saraf eferen simpatis
yang mempersarafi pembuluh darah, otot penegak rambut,
dan sel sekretorik kelenjar keringat.

B. FISIOLOGI INTEGUMEN
Fungsi Kulit :
1. Mengatur suhu tubuh
2. Menyekresi produksi sampah
3. Merupakan organ raba dan sensasi lain yang membuat kita peka terhadap
lingkungan
4. Mencegah masuknya bakteri dengan permukaannya yang bersisik dan kering
5. Menyekresi sebum (minyak)
6. Melindungi tubuh melalui pigmennya dari efek sinar matahari yang berbahaya
7. Memproduksi vitamin D melalui kerja sinar ultraviolet

1. Termoregulasi
Suhu tubuh adalah keseimbangan dapat antarara panas yang didapat dengan
panas yang hilang. Manusia adalah hewan berdarah panas dan suhunya dipertahankan
16

pada 37oC. Peningkatan atau penurunan suhu satu derajat atau lebih mempengaruhi
fungsi normal system saraf dan enzim.
Mekanisme pengaturan suhu utama adalah hipotalamus. Hipotalamus bekerja
pada system umpan balik negatif. Apabila suhu tubuh turun, panas disimpan sampai
suhu mendekati normal.
Produksi panas terutama berlangsung akibat aktivitas metabolisme. Panas
tambahan dihasilkan oleh latihan, aktivitas, peningkatan tekanan otot, menggigil, dan
juga gangguan endokrin, infeksi, trauma, dan oleh emosi. Produksi panas terendah
dicapai selama tidur dan tertinggi, selama aktivitas otot. Kehilangan panas juga terjadi
melalui mekanisme pada radiasi, konduksi, konveksi panas pada kulit, evaporasi
keringat, respirasi, dan ekskresi urine dan feses.
a. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas dari satu objek ke objek lain tanpa
kontak fisik antara keduanya. Tubuh meradiasi panas ke setiap objek di
dekatnya dan panas yang hilang sesuai dengan area permukaan. Area yang luas
menghilangkan lebih banyak panas tetapi kehilangan panas dapat dihilangkan
dengan mengurangi area permukaan. Misalnya lebih sedikit panas yang hilang
pada posisi tubuh menekuk daripada posisi meregang.
b. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas dari suatu molekul ke molekul lain.
Jika ujung batang besi ditempatkan pada api, panas akan berkonduksi sampai
seluruh batang besi menjadi panas. Kontak langsung akan menyebabkan tubuh
kehilangan panas pada objek yang lebih dingin dari tubuh.
c. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas dari tubuh ke udara, yang kemudian
meningkat dan diganti oleh udara yang lebih dingin, yang kemudian
dipanaskan.

Kehilangan

panas

menggunakan pakaian yang nyaman.


17

melalui

konveksi

dikurangi

dengan

Evaporasi keringat dari permukaan kulit berlangsung terus-menerus dan


memberi efek dingin pada kulit. Evaporasi lebih efektif pada iklim kering karena
ketika udara dilembabkan dan dijenuhkan dengan uap air, evaporasi tidak terjadi. Pada
cuaca panas :
a. Produksi panas dikurangi, kalenjar tiroid dan adrenal tidak menstimulasi
aktivitas jaringan yang berlebihan
b. Kehilangan panas ditingkatkan dengan mendilatasi pembuluh darah kulit,
sehingga radiasi, konduksi, dan konveksi ditingkatkan. Hal ini
meningkatkan produksi keringat sehingga panas lebih banyak hilang
melalui evaporasi.
2. Termodinamika dan Metabolisme
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan
proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh
vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara
vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara
penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah yang
mengalir melalui pembulih darah dalam kulit.
Kalenjar keringat adalah kalenjar tubular yang berada pada bagian dalam kulit.
Kalenjar keringat menyekresi keringat yang mengandunga air, garam, dan produk
sampah sampah lain. Banyak keringat yang menguap dari permukaan kulit yang
disebut keringat yang tidak disadari (insensible sweat). Ketika jumlahnya sangat
banyak, keringat keluar melalui kulit. Hal ini menyebabkan kulit lembab dengan
keringat, keringat ini disebut keringat yang disadari (sensible sweat).
Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta
elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban
dalam jaringan subcutan. Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600
ml / hari untuk dewasa.

18

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kulit merupakan organ tipis yang luas. Kulit yang tipis terdapat di telapak mata,
penis, labium minor, dan bagian dalam lengan atas, sedangkan kulit yang lebih tebal
terdapat di telapak tangan, telapak kaki, punggung dan bokong. Kulit merupakan organ
tipis yang luas. Kulit yang tipis terdapat di telapak mata, penis, labium minor, dan bagian
dalam lengan atas, sedangkan kulit yang lebih tebal terdapat di telapak tangan, telapak
kaki, punggung dan bokong. Kulit dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Kulit Ari (epidermis)
2. Kulit Jangat (dermis)
3. Hypodermis
Fungsi dari kulit secara umum yaitu sebagai termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
dan termodinamika dan metabolisme.

B. SARAN
Pada makalah tentang Sistem Integumen ini kami berharap agar para pembaca
dapat memahami bagian dari system integument secara mendalam sehingga pembaca
dapat mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi serta fungsi dari integumen. Makalah
ini juga dapat dipadukan dengan literatur-literatur yang ada. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa keperawatan.

19

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin H. 2009. Anatomi tubuh manusia, Jakarta : Salemba Medika


Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Volume 2.
Jakarta : EGC
Guyton and Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC

20

You might also like