Professional Documents
Culture Documents
DWARFISME
A. DEFINISI
Dwarfisme adalah gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada fungsi
hormon. Dwarfisme atau kekerdilan adalah gangguan genetis bawaan
dimanatulang tulang panjang misalnya tulang lengan dan kaki tidak tumbuh
dengan baik (K. Lyen dkk, 2003).Hasil akhirnyaadalah orangkecil
yangproporsional,
karena
tinggisertapertumbuhan
semuastruktur
Pemeriksaan
epifisis-epifisis
dengan
terlambat
foto
rontgen
dibandingkan
menunjukkan
dengan
umur
kronologis.
b. Primordial dwarfism
Dalam hal ini yang kekurangan adalah hanya somatotropin
Mereka
tidak
kekurangan
hormon-hormon
hipofisis
lain.
Pada
F.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
G.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Berikut adalah pemeriksaan diagnosis untuk menegakkan diagnosis
dwarfisme (Corwin, 2009) :
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik yang baik akan membantu mendiagnosis
defisiensi
hormon
pertumbuhan.Anamnesis
yang
cermat
untuk
untuk
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dwarfisme terdiri atas penatalaksanaan psikologis dan
pemantauan medis secara kontinu, untuk penatalaksanaan medis yaitu
memerhatikan kesehatan umum dan nutrisi, dan dukungan psikologis.
Apabila keterlambatan pertumbuhan disertai dengan harga diri rendah,
banyak ahli menyarankan pemberian terapi hormone. Testosterone dalam
dosis yang telah diatur secara teliti telah terbukti efektif pada beberapa kasus.
Hormone pertumbuhan mampu meningkatkan tinggi badan dan digunakan
untuk terapi defisiensi hormone pertumbuhan(Wong et al, 2008). Namun
demikian, penggunaan hormone pertumbuhan pada anak-anak yang
mengalami keterlambatan konstitusional sangat controversial.
Penatalaksanaan psikososial meliputi penggunaan obat untuk mengubah
perilaku anak adalah kontroversial. Pengaruhnya pada perilaku dipengaruhi
oleh kematangan sistem saraf pusat dan lingkungan (penderita dan orang
tua).Apabila telah ditentukan bahwa psikopatologi ada pada anak maka
rencana untuk terapi dapat dipilih. Terapi yang dapat diberikan kepada anak
adalah terapi dinamik, yaitu dirancang untuk memahami motivasi psikologis
anak, dan terapi perilaku, yakni terapi yang digunakan untuk mengubah
perilaku-perilaku spesifik melalui pemberian penguatan positif secara
konsisten. Selain itu, terdapat pula terapi yang diberikan untuk keluarga. Hal
ini guna untuk menanamkan pengertian keluarga terhadap anak (Behrman et
al, 2000).
KASUS
Seorang pria, 46 tahun datang ke poli penyakit dalam RS Dahlia dengan
keluhan nyeri kepala bagian frontal sejak usia 28 tahun, nyeri sendi dan
punggung, kemudian mengalami gangguan penglihatan pada usa 31 tahun. Lamakelamaan IQ menjadi rendah dan tidak memiliki libido pada usia 41 tahun. TB
pasien 100 cm dengan berat badan 30 kg. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
penampilan wajah berubah, tangan/kaki mengecil. Dahi menonjol, hidung
mengecil, dahi menonjol, hidung mengecil, rahang menonjol, suara dalam, rambut
badan kasar. Hasil foto tengkorak didapatkan didapatkan pengecilan sella, erosi
prosesus klinoid, alur supraorbita, dan rahang bawah. Lantai fosa hipofisis
biasanya tampak mengalami erosi atau menjadi ganda pada tomogram tampak
lateral Rontgen tulang tengkorak bisa menunjukkan penebalan tulang, pengecilan
sinus hidung dan pengecilan sella tursika (struktur bertulang yang mengelilingi
hipofisa). Hasil EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri akibat hipertensi.
Diagnosa Medis pasien Dwarfisme.
A. PENGKAJIAN
1) Data Pasien :
Nama
: Tn. A
Umur
: 46 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
:-
Diagnosa medis
: Dwarfisme
2) Riwayat penyakit
Keluhan Utama : Nyeri kepala bagian frontal
Riwayat Penyakit Sekarang : Nyeri kepala bagian frontal sejak usia 28
tahun, nyeri sendi dan nyeri punggung, kemudian mengalami gangguan
penglihatan pada usia 31 tahun
Riwayat Kesehatan Keluarga : Sejak usia 28 tahun pasien mengalami
nyeri kepala bagian frontal. Pasien juga mengalami nyeri sendi dan nyeri
punggung, kemudian mengalami gangguan penglihatan pada usia 31
tahun. Sejak usia 41 tahun lama-kelamaan IQ pasien menjadi rendah dan
tidak memiliki libido.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1.
2.
:
:
:
:
:
:
30 kg
100 cm
Head to toe
a) Kepala
Palpasi : Nyeri
b) Wajah :
Inspeksi : Bentuk wajah berubah, dahi menonjol, rahang menonjol
c) Rambut : d) Leher : e) Mata
Inspeksi : Ketajaman penglihatan
f) Hidung
Inspeksi : Mengecil
g) Mulut : h) Telinga : i) Integumen
Palpasi : Rambut badan terasa kasar
j) Dada
Auskultasi : Suara dalam
k) Abdomen : l) Ekstremitas
Inspeksi : Tangan dan kaki mengecil
m) Genetalia pada laki-laki : -
3.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
D. ANALISA DATA
No. Data
1.
DS :
dahi
Etiologi
Pasien mengatakan Dwarfisme
Masalah
Gangguan
menonjol,
tubuh
hidung
citra
Menurunkan sel
rahang tulang, jaringan ikat,
menonjol, suara dalam, kartilago dan
jaringan lunak
rambut badan kasar
hidung
mengecil,
Gangguan citra
tubuh
DO :
BB : 30 kg
2.
TB : 100 cm
DS : Pasien mengatakan Dwarfisme
Disfungsi seksual
DO :
BB : 30 kg
TB : 100 cm
3.
Disfungsi seksual
menonjol,
hidung
mengecil,
menonjol,
suara
rahang
Sekresi GH
Jaringan lunak
dalam,
Tangan, kaki,
hidung, bibir, dll
mengecil, kulit tipis
Intoleransi aktivitas
dan basah
BB : 30 kg
4.
TB : 100 cm
Intoleransi Aktivitas
DS : Pasien mengatakan
Adenoma hipofisis
mengalami
Resiko cedera
gangguan
Kraniofaringioma
DO :
Gangguan
penglihatan & defek
lapang pandang
BB : 30 kg
TB : 100 cm
Resiko cedera
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
1.
akibat
defisiensi
ganodotropin
dan
defisiensi
hormon
pertumbuhan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan tidak mengalami gangguan body image.
Kriteria hasil :
- Pasien mengungkapkan hal positif tentang dirinya.
- Pasien mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar tanpa adnya
gangguan citra diri
a.
Intervensi
Gunakan alat seperti Body Image a.
Rasional
5 skala BII (penampilan umum ,
Instrumen
kompetensi
(BII)
mengidentifikasi
memiliki
untuk
klien
keprihatinan
tubuh
reaksi
yang
tentang
dipamerkan
sedang
hingga
Amati
mekanisme
biasa
klien
dan
b.
memperkuat
sepakat
ini.
c.
validitas konkuren.
Klien shock selama fase akut,
lebih
baik
dengan
menyebabkan
menggunakan
hidup.
kecemasan.
berbagai
berubah.
pertahanan
mereka
d.
Mengidentifikasi
klien
normal,
digunakan
kecuali
sehingga
beresiko
Mekanisme
d.
bahwa
pembentukan
e.
Jangan
meminta
klien
untuk
f.
telah
menunjukkan e.
tubuh.
Pasien
melaporkan
menjaga
laki-laki
tubuh
f.
citra
tubuh
yang
Dorong
klien
untuk
membuat
g.
kelebihan.
h.
menerima
diikuti
mereka
informasi
telah
tentang
Jika
pengobatan
sebelum
mereka
dan
akan
rehabilitasi,
mampu
untuk
2.
Intervensi
a.
Rasional
a.
Dorong
klien
tuk
c.
c.
progranm
Klien
dapat
mengungkapkan
fungsi seksualnya
masalah
memahami
un
Klien
secara
teratur
3.
a.
b.
Rasional
mengendalikan
emosi,
aktivitas.
untuk
meningkatkan
aktivitas.
c.
d.
asupan
memastikan
nutrisi
b.
pasien
dan
untuk
c.
Dapat
mengetahui
penyebab
keletihan
d.
Monitor
kardiorespiratori
terhadap aktivitas.
motivasi
meningkatkan aktivitas.
untuk
sumber-sumber
Menumbuhkan
keinginan
Dapat
e.
a.
tindakan
e.
untuk
menghemat
energi,
misalnya
menyimpan
alat/benda
yang
f.
mudah dijangkau.
g.
Hindari
g.
menjadwalkan
Rencanakan
aktivitas
bersama
dengan cukup
h.
i.
i.
j.
Memonitoring
agar
pasien
dan
memantau
4.
Intervensi
a.
b.
Rasional
a.
Lantai
licin
dapat
c.
d.
Bantu
klien
e.
aktivitas sehari-hari
Bantu pasien dalam ambulasi atau
perubahan posisi
dalam
melakukan
Mempermudah
pasien
sehingga
diperlukan
orientasi
diperlukan
Keterbatasan
tergantung
lansia
aktivitas
pada
kondisi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dwarfisme terjadi akibat hiposekresi persisten dari GH
yang