Professional Documents
Culture Documents
Terdaftar sejak :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Pasien mengeluhkan 5 tahun yang lalu ada benjolan dipipi
kiri dan kanan, benjolan semakin lama semakin membesar pada pipi kiri.
2. Riwayat Pengobatan : (-)
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya
4. Riwayat Keluarga/ Lingkungan :.
5. Riwayat Pekerjaan : Wiraswasta
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Pasien tinggal bersama istri dan anak lingkungan
kurang bersih.
7. Lain-lain :
1
Kolesterol: 172
HDL: 44
LDL: 105
OT/PT: 30/33
Ur/Cr: 37/1,26
Albumin: 4,1
Daftar Pustaka :
Reksoprodjo S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara. 1995, Hal. 331340.
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta: EGC. 2005, Hal.
933-934.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21501/4/Chapter%20II.pdf
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Kista Epidermal
2. Tata laksana pasien Kista Epidermal
Pasien mengeluhkan 5 tahun yang lalu ada benjolan dipipi kiri dan kanan, benjolan
semakin lama semakin membesar pada pipi kiri
2. Objektif :
Vital sign
Umur
: 27 tahun
Kesadaran
TD
: 120/80 mmHg
Suhu
: 35,6o C
Pemeriksaan sistemik
Kepala :
Mata
Abdomen :
I
normal,tak
GD 2 jam PP: 95 gr/dl
Kolesterol: 172
HDL: 44
LDL: 105
3
OT/PT: 30/33
Ur/Cr: 37/1,26
Albumin: 4,1
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan
sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat
menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat
dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik dan
neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri
setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi,
namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.
Neoplasma, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan tumor adalah
jaringan dengan massa abnormal yang terjadi akibat pertumbuhan berlebihan dari sel
atau jaringan. Biasanya neoplasma ini bersifat tidak fungsional. Tumor disebabkan
oleh regulasi pembelahan sel yang abnormal. Secara fisiologis, sel memiliki
mekanisme regulasi yang meliputi DNA repair serta mekanisme apoptosis untuk
memprogram kematian sel. Ketika terjadi mutasi, mekanisme tersebut tidak berjalan
dengan seharusnya sehingga dapat memicu terjadinya proses onkogenesis.
Semua tumor baik jinak maupun ganas memiliki dua komponen dasar yakni,
sel neoplastik yang terus menerus berploriferasi, membentuk parenkim neoplasma,
dan stroma yang terbuat dari jaringan ikat dan pembuluh darah untuk menyangga
tumor.
Tumor jinak adalah tumor yang berdiferensiasi dengan matang (normal).
Pertumbuhannya lambat dan ekspansif serta kadang-kadang berkapsul. Tumor jinak
yang paling sering ditemukan adalah keratosis seborhoik.
2.1Definisi
4
Kista epidermal atau juga disebut dengan kista sebasea adalah kumpulan material
seperti keratin, biasanya putih, licin, mudah digerakkan, dan cheesy di dalam dinding
kista. Jenis kista ini merupakan yang paling umum. Secara klinis, kista epidermal
muncul sebagai nodul bulat, keras berwarna daging. Kista epidermal umumnya
memiliki lubang kecil yang berhubungan dengan kulit namun tidak selalu tampak
jelas. Kista epidermal dapat terjadi di bagian kulit mana saja, akan tetapi lebih banyak
ditemui di bagian wajah, scalp, telinga, dada, dan punggung. Tulang, payudara,
genital, dan intracranial jarang ditemukan pada kista epidermal. Mukosa okuler dan
oral juga bisa terkena serta di konjungtiva palpebra, bibir, mukosa mulut, lidah,
skrotum, dan uvula.
Kista epidermal merupakan tumor jinak yang tidak perlu dihilangkan kecuali
mengganggu secara kosmetik atau terinfeksi. Kista epidermal yang terinfeksi
berwarna merah, bengkak, dan terasa nyeri. Bila hal ini terjadi, harus diterapi dengan
antibiotik dan dieksisi bila sudah tidak mengalami inflamasi. Kunci dari penghilangan
kista epidermal adalah menghilangkan seluruh dinding kista.
2.2 Epidemiologi
Tidak ada predileksi menurut ras, namum kista epidermal lebih banyak dialami
oleh individu dengan kulit gelap. Pada studi pasien Indian, 63% kista mengandung
pigmen melanin.
Kista epidermal lebih banyak dua kali ditemukan pada pasien pria dibanding
dengan pasien wanita. Kista epidermal dapat terjadi di usia kapanpun, namun banyak
ditemukan kasus pada decade ketiga sampai keempat. Kista epidermal kecil yang
disebut dengan millia umum ditemukan di neonatus.
2.3 Patofisiologi
5
Kista epidermal terjadi akibat proliferasi sel epidermal dalam ruang yang
sirkumskrip pada dermis. Pada analisis kista epidermal, struktur dan pola lipidnya
sama seperti pada sel epidermis. Kista epidermis mengekspresikan sitokeratin 1 dan
10. Sumber dari epidermis ini hamper selalu dari infundibulum dari folikel rambut.
Inflamasi dimediasi oleh bagian berkeratin pada kista epdiermal. Pada
penelitian, ekstrak keratin ini bersifat kemotaktif untuk PMN.
Penilitian menyebutkan HPV (Human Papilloma Virus) dan paparan sinar UV
berperan dalam pembentukan kista epidermal.
Cara perubahan kista epidermal menjadi bersifat kanker belum diketahui secara
pasti (walaupun jarang sekali kista epidermal berkembang menjadi tumor ganas). Pada
kista epidermis dengan karsinoma, hasil imunohistokimia untuk HPV negatif, yang
dapat disimpulkan HPV tidak mempengaruhi perubahan menjadi Karsinoma sel
skuamosa. Iritasi kronik dan trauma berulang pada batas epitel dari kista epidermis
berperan dalam transformasi keganasan, akan tetapi bagaimana hubungannya masih
belum diketahui.
2.4 Histopatologi
Pada pemeriksaan histopatologi, kista epidermal dibatasi dengan epitel
skuamosa berlapis yang mengandung lapisan granuler. Keratin terlaminisasi
ditemukan dalam kista. Respon inflamasi dapat ditemukan pada kista yang rupture.
Kista yang sudah tua dapat terkalsifikasi.
2.5 Penyebab
Kista epidermal terbentuk dari beberapa mekanisme. Kista dapat diakibatkan
sekuestrasi dari sisa epidermal selama kehidupan embrionik, oklusi dari unit
pilosebaseus, atau trauma atau implantasi bedah dengan elemen eptelial. Infeksi HPV,
paparan UV, dan oklusi kelenjar ekrin dapat menjadi faktor tambahan perkembangan
6
kista epidermal palmoplantar. HPV juga telah teridentifikasi dalam kista epidermal
nonpalmoplantar.
Semua proses kejinakan dan keganasan yang mempengaruhi atau tumbuh dekat
unit pilosebaseus dapat berujung pada oklusi atau tumbukan folikular ostia with
formasi kista yang berikutnya. Kista dengan distrubusi yang bersifat acneiform
umumnya akibat penyumbatan folikular. Pada manula, cedera sinar matahari yang
terakumulasi dapat merusak unit pilosebaseus, menyebabkan abnormalitas seperti
sumbatan komedo,
sel
basal,
dan pachyonychia
kongenital.
Idiopathic scrotal calcinosis dapat ditemukan pada fase akhir dari kalsifikasi
distrofik pada kista epidermal.
Teknik Operasi
Komplikasi
Komplikasi sangat jarang terjadi, termasuk infeksi, scarring pada penghilangan,
dan kekambuhan. Keganasan pada kista epidermal sangat jarang.
4. Plan :
Diagnosis : Soft Tisue Tumor Multiple
Pengobatan :
10
- Suhu
IV line
- Suhu
: 36,5o C
11
Pasien BLPL
12