You are on page 1of 6

ARSITEKTUR PROFESIONAL DAN TINDAKANNYA DALAM KASUS

PEMBONGKARAN BEKISTING PADA RUNTUHNYA SKYLINE PLAZA TAHUN


1973
Oleh : Raudatul Sahaja Adawiyah / 052001300112
Dosen :
Ir. Harry Wahyono, MSA

1. Pengertian
1.1.
Profesionalisme Arsitektur
Profesi Arsitek adalah keahlian & kemampuan penerapan (ketrampilan)
di bidang rancangan arsitektur dan pengelolaan proses pembangunan lingkungan
binaan yg. diperoleh melalui pendidikan tinggi arsitektur dan/atau yang diakui
oleh organisasi serta pengalaman penerapan pengetahuan ilmu & seni tersebut,
yang menjadi nafkah dan ditekuni secara terus menerus dan berkesinambungan
(IAI-2007).
1.2.

Arsitek dan Profesionalisme


Kata Arsitek berasal dari bahasa Yunani, Architekton yang merupakan
rangkaian dua kata yaitu Archi yang berartipemimpin atau yang pertama, dan
Tekton yangberarti membangun. Jadi Arsitek adalah pemimpin pembangunan
(master builder). (Sumber : Budiharjo. E.1997, Jati Diri Arsitek)
Profesionalisme adalah: struktur yang terus menerus ada di luar dan di
dalam kodrat (bawaan) seorang profesional, atau fenomena yang para ahli
matematik namai secara teoritis sebagai struktur yang pada titik manapun dapat
dijangkau dari setiap titik lainnya. Profesionalisme juga merupakan cara para
profesional berurusan dengan kolega dan publik, serta spirit yang mereka bawa
di kepalanya dan ketekunan mengenai apa yang mereka lakukan (Pressman,
Andy 1997).

2. Deskripsi

Pada tugas ini saya bertugas sebagai supervisior untuk menganalisa mengapa
dan disebabkan oleh apa bangunan besar skyline plaza bisa mengalami keruntuhan
dan juga meberikan solusi terhadap apa yang sudah saya analisa.
3. Tinjauan Kasus
Sebuah tragedi mengenaskan di Virginia, Amerika Serikat pada 2 Maret 1973.
Bangunan besar, Skyline Plaza, ambruk rata dengan tanah sekaligus mengakibatkan
badai debu untuk beberapa saat di kawasan kompleks Bailey Crossroad. Namun
yang paling mengejutkan, bahwa bangunan yang runtuh tersebut masih dalam tahap
pembangunan.
Meskipun tidak ada kesalahan dalam desain bangunan, namun rupanya terdapat
kesalahan dalam prosedur pengerjaan ketika sebuah ruangan di lantai 22 yang
terlalu dini diberi beban. Dikatakan terlalu dini karena semen beton yang dilapiskan
dan ditambahkan masih dalam keadaan basah dan belum mengeras secara optimal,
akibatnya kontruksi beton di lantai 22 tidak mampu menahan berat lantai 24 yang
ada di atasnya. Akibat beban yang terlalu berat ditopang oleh konstruksi beton yang
masih basah, tekanan gravitasi yang berat mengakibatkan lantai 22 ambruk dan
menimpa lantai-lantai yang ada di bawahnya. Akibat peristiwa ini sebanyak 14
orang pekerja bangunan tewas dan 34 lainnya cedera.
4. Analisa dan Solusi Kasus
1.1.
Analisa
Penyebab dari keruntuhan ini adalah pada pembongkaran bekisting
penyangga lantai 23 yang tidak benar yang mengakibatkan peningkatan gaya
geser sekitar kolom. Bangunan ini hancur secara keseluruhan karena keruntuhan
satu lantai teratas. Kolom mengalami kelebihan tegangan sehingga terjadi
keruntuhan pada seluruh lantai 23. Keruntuhan tersebut menyebabkan lantai 22
kelebihan beban sehingga menyebabkan keruntuhan lantai 22, begitu seterusnya
hingga ke lantai dasar.
Kesalahan utama dari keruntuhan ini adalah pada sequence
pembongkaran bekisting yang terlihat tidak diperhitungkan dengan cermat
terutama penyebaran beban ke lantai bawah oleh system perancah dan asumsi

kekuatan beton pada saat dilakukan pembongkaran bekisting.

Gambar 1. Keruntuhan Gedung Skyline Plaz

1.2.

Solusi
Berhati-hati dalam mendesain struktur karena penting untuk menghindari

terjadinya keruntuhan beruntun pada bangunan.


Beban konstruksi harus diperhitungkan dengan baik dalam desain

pelaksanaan.
Bekisting dan sistem perancah harus detail dalam desain dan metode atau

sequence nya.
Test beton harus dilakukan sebelum bongkar bekisting.(Gambar 3)
Inspeksi harus memastikan bahwa kontraktor telah memasang perancah
yang benar dan beton yang telah tercor telah mencapai kekuatan
desainnya.(Gambar 2)

Gambar 2. Tanggal Realisasi Pengecoran

Gambar 3. Bongkar Bekisting Kolom

Gambar 4. Spesifikasi Bekisting

5. Kesimpulan dan Saran


1.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan suatu bangunan baik bisa dicapai
bila mengikuti persyaratan yang ditentukan oleh Peraturan, Standar dan Spesifikasi
yang berlaku dan gagalnya suatu konstruksi diakibatkan oleh 2 hal, yaitu akibat
kesalahan manusia dan akibat kejadian alam yang tidak dapat diprediksi. Sedangkan
unsur utama keruntuhan dapat diakibatkan oleh keruntuhan bangunan itu sendiri
karena kesalahan pada desain sehingga bangunan tidak mampu menopang beban
yang bekerja dan diakibatkan oleh kinerja pelaksanaan konstruksi yang tidak bagus.
1.2 Saran
Semua pihak terkait dalam bidang konstruksi, khususnya kalangan arsitek,
kontraktor dan jasa konstruksi agar selalu meningkatkan mutu dan kualitas saat
pengerjaan proyek. Maupun dari sisi desainer, arsitek dan perancang agar selalu
melakukan pengawasan secara berkala terhadap pihak-pihak terkait dilapangan, agar
kegagalan konstruksi yang dapat menimbulkan banyak korban dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA
PPT IR. HARRY WAHYONO, MSA
http://life-a-big-mystery.blogspot.co.id/2012/09/top-10-runtuhnya-gedungterburuk-dalam.html
http://manajemenproyekindonesia.com/?p=1303
http://old.uniknya.com/2012/09/27/5-gedung-yang-ambruk-akibat-anomalikonstruksi-bangunan/

TUGAS ETIKA PROFESI

ARSITEKTUR PROFESIONAL DAN TINDAKANNYA

Dosen

: Ir. Harry Wahyono, MSA

Nama

: Raudatul Sahaja Adawiyah

Nim

: 052001300112

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS TRISAKTI
2015

You might also like