Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing :
Happy Karlina Marjo, M.Pd Kons
Disusun oleh :
Sunni Medina (3415131000)
Tiara Arisenda K. (3415133073)
Pendidikan Biologi Reguler 2013
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2014
1
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih indah daripada bersyukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tahap Perkembangan Masa Prenatal
Sampai Batita Usia 2 Tahun ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata
kuliah Psikologi Perkembangan.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini telah diatur sedemikian rupa oleh
Sang Pencipta yakni Allah SWT. Tidak terkecuali makhluk yang menempatinya,
khususnya manusia. Bahkan sejak lahir hingga mati semuanya telah diatur. Termasuk
didalamnya mengenai kelahiran, rizki, jodoh, dan kematian sudah ditentukan
semenjak seseorang masih dalam kandungan ibunya. Al-Qur'an pun turut membahas
mengenai masalah tersebut khususnya tentang perkembangan manusia ketika masih di
dalam rahim ibu. Untuk itu sebagai umat muslim yang meyakininya, selayaknya
mempelajari dan memahami hal tersebut. Mungkin makalah ini dapat sedikit
membantu dalam mengenal dan mempelajarinya.
Namun sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini dikarenakan keterbatasan ilmu, pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan penulis demi
kesempurnaan penulisan makalah berikutnya.
Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari
pembaca sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . 2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .. 4
B. Rumusan Masalah . 4
C. Tujuan 5
D. Manfaat .. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Prenatal....................................................... 6
B. Tahap Perkembangan Masa Prenatal..................................... 6
C. Karakteristik Masa Prenatal.................................................. 10
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masa Prenatal............... 10
E. Tahap Perkembangan Batita................................................. 13
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masa Batita.................. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .. 19
B. Saran .... 19
DAFTAR PUSTAKA ..... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara biologis hidup itu di mulai pada waktu konsepsi atau pembuahan.
Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280 hari
sebelum lahir. Dilihat dari waktunya, periode prenatal ini merupakan periode
perkembangan manusia yang sangat singkat, tetapi justru pada periode inilah di
pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu. Pada masamasa awal ini penelitian-penelitian yang di lakukan oleh sebagian besar ahli
psikologi barat cenderung di mulai dari periode bayi yang baru lahir dan
mengabaikan periode prenatal. Kemudian pada pertengahan tahun 1940 muncul
kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting
untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal.
Perkembangan pada masa prenatal berlanjut ke tahap perkembangan bayi
hingga batita usia 2 tahun. Pada perkembangan masa bayi bisa dilihat dari 2 tahap,
yaitu tahap perkembangan kognitif dan tahap perkembangan emosi.
Karena itu, pada masa prenatal dan batita
periode khusus dalam rentang kehidupan manusia tetapi juga merupakan periode
yang sangat menentukan. Disini kami selaku penulis makalah akan mencoba
untuk menjelaskan materi ini. Dalam penulisan kali ini kami mengambil tema
tentang Tahap Perkembangan Masa Prenatal Sampai Batita Usia 2 Tahun. Jadi
untuk lebih jelasnya lagi selanjutnya akan di paparkan di halaman selanjutnya.
B.
Rumusan masalah.
1. Apa pengertian dari masa prenatal?
2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan prenatal?
3. Apa saja karakteristik pada masa prenatal?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa prenatal?
5. Bagaimana tahap-tahap perkembangan kognitif, sosioemosional pada bayi (02 tahun)?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa batita?
C.
Tujuan
2.
Untuk
mengetahui
bagaimana
tahapan
perkembangan
prenatal.
3.
4.
Untuk mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
bagaimana
tahapan
perkembangan
Untuk
kognitif,
mengetahui
sosioemosional
pada
bayi
(0-2
tahun)
dan
faktor
yang
mempengaruhinya.
D. Manfaat
1. Memahami pengertian dari masa prenatal
2. Memahami tahapan perkembangan prenatal
3. Memahami karakteristik pada masa prenatal
4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa
prenatal
5. Memahami tahapan perkembangan kognitif, sosioemosional pada bayi (0-2
tahun) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Masa prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
awal dalam kehidupan manusia. Proses pertumbuhan dan perkembangannya
dimulai sejak terjadinya konsepsi, yakni pertemuan antara sperma dan sel telur
(ovum) yang akan menghasilkan benih manusia (zygote) yang kemudian
berkembang menjadi organism atau janin (embrio) sebagai calon manusia yang
dikenal sebagai fetus (bayi dalam kandungan). Pada umumnya, masa prenatal
berlangsung sekitar sembilan bulan atau 270 sampai 289 hari dan berakhir pada
saat bayi dilahirkan. Variasi individual memang sering terjadi, ada yang lahir lebih
awal (premature) dari waktu tersebut dan ada pula yang lebih lambat (late
mature), tergantung pada kondisinya masing-masing.
besar dari zigot yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis
mengapung dan berproses di sepanjang tubafalopi.
Balstokis yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah
perubahan penting. Blastokis ini juga di bedakan atas 3 lapisan yaitu, lapisan
atas, lapisan tengah, lapisan bawah. Dari lapisan atas berkembangan rambut,
gigi, dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari) dan kelenjar-kelenjar kulit; panca
indra dan system saraf. Dari lapisan tengah berkembang otot, tulang atau
rangka, system pembungan kotoran dan system peredaran darah, serta kulit
lapisan dalam. Sementara itu lapisan bawah menjadi system pencernaan, hati,
pancreas,kelenjar ludah, dan system pernapasan. Dalam waktu singkat
plasenta, tali pusat, dan kantong amniotic juga akan terbentuk dari sel-sel
blastokis. Setelah bebrapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis
menempel di dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara penuh di
dindidng rahim inilah yang di sebut embrio.
2. Tahap Embrio (Embriyonic Stage) (2 8 Minggu)
Tahap yang kedua dari periode prenatal di sebut tahap embrio, yang
dalam psikologi islam di sebut tahap alaqah, yaitu segumpalan dara yang
semakin membeku. Tahap embrio ini di mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu
setelah pembuahan, yang di tandai dengan terjadinya banyak perubahan pada
semua organ utama dan system-sistem fisiologis. Tetapi, karena ukuran
panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagaian tubuh embrio itu
belumsepenuhnya terbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian, ia
sudah terlihat jelas dan dapat di kenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.
Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu
cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan
yang di mulai dari bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai
ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung
bagian-bagiandan organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu
berkembang dari pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud
dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang di
mulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan,
kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.
Disamping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting
yang membantu perkembangan struktur anak, yaitu: kantong amniotic,
plasenta, dan tali pusat. Kantung amniotic berisi cairan amniotic, suatu cairan
bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari
goncangan fisik dan perubahan temperature. Plasenta adalah suatu tempat
pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan
makanan kepada anak dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran
darahnya. Jadi, plasenta merupakan sarana penghubung antara ibu dan embrio.
Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas
pembuluh-pembulu darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan
plasenta. Tali pusat ini terdiri dari tiga pembuluh darah besar, satu unuk
menyediakan bahan makanan dan dua untuk membawa sisa sisa buangan ke
tubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila di potong
tidak akan menimbulkan rasa sakit.
Periode embrio ini juga di tandai dengan suatu perkembangan yang
cepat pada system saraf. Hal ini terlibat bahwa pada umur 6 minggu embrio
telah dapat di kenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar di bandingkan
dengan bagian-bagian badan lain. Pada umur 8-9 minggu, perubahan janin
semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga sudah mulai
terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah
nampak pada tahap ini organ-organ seks juga mulai terbentuk. Demikin juga
dengan otot dan tulang rawan mulai berkembangan. Organ dalam, seperti isi
perut, hati, pancreas, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai
berfungsi secara sederhana.
3. Tahap Janin (Fetus Stage) (9 Minggu Sampai Lahir)
Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut dengan
periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi islam di sebut periode
mudhghah. Periode ini di mulai dari usia 9 minggu sampai lahir.
Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi selsel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetus).
Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai
terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari begian badan lainnya mulai
mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara subtsansial. Pada bulan
ketiga, janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ons situ
8
secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta
jantungnya mulai berdenyut.
Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap
berumur 4 bulan, yaitu ketika janin mulai terbentuk sebagai manusia, maka di
tiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam janin
tersebut, juga di tentukan hokum-hukum perkembangannya, seperti masalahmasalah
Kesehatan Ibu
.
.
.
10
Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini
adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya,
yang di peroleh melalui darah ibuya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang
hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk
menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi
cenderung cacat. Suatu investigasi tentang ibu-ibu mendokumentasikan pentingnya
peran gizi dalam perkembangan masa prenatal dan kelahiran. Ternyata, ibu-ibu yang
makanannya paling buruk cenderung memiliki anak yang beratnya paling rendah,
kurang vitalitas, dan lahir prematul atau meninggal. Dalam investigasi lain, makanan
tambahan yang di berikan kepada ibu-ibu yang kekurangan gizi selama kehamilan
meningkatkan performa anak anak mereka selama 3 tahun pertama kehidupannya.
3.
Minuman yang mengandung alcohol juga merupakan zat lain yang dapat
mempengaruhi perkembangan prenatal.
dapat menyebabkan
5.
12
lahir, kelahiran premature dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang
baru lahir dan cacat fisik.
6.
terjadinya
kanker
pada
usia
dewasa.
Memang
13
dalam buku Human Development (Papalia, Old dan Feldman, 2009;12) didefinisikan
sebagai suatu pola perubahan dalam kemampuan-kemampuan mental, seperti; belajar,
perhatian, ingatan, bahasa, berpikir, penalaran dan kreativitas.
Sedangkan menurut Muhibin Syah (2008;60) dalam bukunya Psikologi
Pendidikan
dengan
Pendekatan
Baru
perkembangan
Kognitif
(cognitive
Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk
mengenal lingkungannya. Bayi memberikan reaksi motorik atas rangsanganrangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks misalnya refleks menangis, dan
lain-lain. Refleks ini kemudian berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih
canggih, misalnya berjalan (Sunarto, 2008:24)
Piaget membagi tahap sensori motor dalam enam periode, yaitu :
a.
Tingkah laku bayi kebanyakan bersifat refleks, spontan tidak sengaja, dan tidak
terbedakan.
Contoh: refleks menangis, mengisap, menggerakkan tangan dan kepala, mengisap
benda didekatnya, dan lain-lain.
b.
14
Reproduksi kejadian yang menarik / Fase reaksi sirkular sekunder (4-8 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang
ada di sekitarnya.
Misalnya seorang bayi diletakkan diatas ranjang dan diberi mainan yang akan
berbunyi jika talinya dipegang. Suatu saat ia main-main dan menarik tali itu. Ia
mendengar bunyi yang bagus dan ia senang. Maka, ia akan menarik tali itu agar
muncul bunyi yang sama.
d.
Masa anak mulai mengembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan
eksperimen.
Contoh: anak diberi makanan yang diletakkan di meja. Ia akan mencoba menjatuhkan
makanan itu dan memakannya.
f.
Seorang anak sudah mulai menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan
rabaan fisis dan eksternal tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya.
Misal: Lauren mencoba membuka pintu kebun. Ia tidak berhasil karena pintu
disangga oleh sebuah kursi diseberangnya. Ia pergi di sisi lain dan memindahkan
kursi yang menghambat tersebut, padahal ia tidak melihat. Dari kejadian tersebut,
tampak jelas bahwa lauren dapat mengerti apabila penyebab pintu itu adalah sesuatu
yang berada dibelakang pintu tersebut, meskipun ia tidak melihat.
Berikut ini table sub tahapan sensorimotor menurut Piaget dalam buku Life Span
Development (Santrock, 2007 ; 149 ) :
2. Tahap Perkembangan Emosi
Bagaimana kondisi ibu saat hamil sangat mempengaruhi perkembangan emosi
anak yang akan dilahirkan. Kemudian ketika lahir hal itu berkembang dan
15
Ketika baru lahir, menangis menjadi tanda emosi-emosi negative, sedangkan emosiemosi positif lebih sulit untuk diketahui.
16
Bayi mulai tersenyum dan tertawa ketika berespon terhadap orang dan penglihatan
atau suara yang tidak terduga. Kepuasan, minat dan kesedihan adalah pertanda dari
emosi-emosi yang lebh terdiferensiasi.
Pada saat usia ini, emosi-emosi dasar mulai muncul seperti; gembira, terkejut, sedih,
jijik dan marah.
Saat usia ini, emosi berdiferensiasi dan referensi sosial muncul. Selain itu mulai
adanya tahapan dini untuk berempati.
Emosi-emosi mengevaluasi diri sendiri (malu, iri, empati) serta tanda-tanda rasa dan
bersalah muncul. Selain itu pada usia tersebut juga mulai muncul negativism dan
emosi-emosi mengevaluasi diri sendiri.
17
Hal ini juga berkaitan dengan pola asuh anak pada orang tua, yang sangat
berpengaruh pada pertumbuhan balita. Pola asuh dan stimulasi yang baik akan
menjadikan balita tumbuh dengan baik pula. Usia balita seperti ini adalah usia dimana
anak lebih cepat menyerap informasi di lingkungannya,jadi baik buruknya tergantung
peran orang tua dalam memberikan pola asuh dan stimulasi yang baik.
2. Pemberian Gizi Yang Baik
Untuk mendukung semua aktivitas dalam masa pertumbuhannya, maka gizi
adalah faktor yang sangat dibutuhkan. Pada masa ini semua asupan gizi pada
makanan harus dikonsumsi oleh anak dari mulai karbohidrat, protein, vitamin, serat.
Sebaik banyak asupan gizi yang diterima anak maka semakin optimal masa
pertumbuhannya.
Perkenalkan sejak dini semua bahan makanan bergizi mulai dari semua jenis
sayuran, buah-buahan, ikan dan sesuaikan dengan usia anak saat pemberiannya. Misal
untuk anak usia diatas 6 bulan yang mulai belajar mengenal MPA (Makanan
Pendamping Asi), perkenalkan makanan seperti sayur, buah yang di campur dalam
bubur atau makanan pendamping lainnya.
3. Pengawasan Dan Perhatian Sepenuhnya
Masa balita terutama usia 0-2 tahun adalah masa aktif, sehingga butuh
pengawasan dan perhatian ekstra. Terutama dari orang tua, dan tidak mengandalkan
pengawasan dari baby sitter atau pramuwisma. Pada masa pertumbuhan anak balita ,
mereka mulai ingin banyak tahu tentang lingkungan sekitarnya, dan bahkan mereka
tidak tahu akan bahaya yang mengancam. Jadi orang tua tetap harus memberikan
perhatian dan pengawasan ekstra terhadap anak balitanya.
Peran penting orang tua sangat dibutuhkan dalam masa pertumbuhan anak
balita, tidak hanya peran dalam memberikan kebahagiaan finansial tapi juga dalam hal
kasih sayang, pola asuh yang baik, pengawasan serta perhatian.
18
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Haditono Siti Rahayu. 2006. Psikologi Perkembangan.Yogyakarta : Gadjah
Madah Univerrsity Press
Marat Samsunuwiyati. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Papalia, Diane E. Old, Sally Wendkos. Feldman, Ruth Duskin. 2009. Human
Development/Perkembangan Manusia. Buku 1. Edisi 10. Jakarta : Penerbit
Salemba Humanika.
Santrock, John W. Life Span Development. 2007. 13th edition. New York. Publised
by Mc.Graw Hill Companies. Inc.
Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta :
Kanisius.
Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Cetakan
Keempatbelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
20