You are on page 1of 12

BAB II

DASAR TEORI
2.1 Power Supply
2.1.1

Pengertian Power Supply


Power supply atau catu daya adalah sebuah peralatan penyedia tegangan atau
sumber daya untuk peralatan elektronika dengan prinsip mengubah tegangan
listrik yang tersedia dari jaringan distribusi transmisi listrik ke level yang
diinginkan sehingga berimplikasi pada pengubahan daya listrik.
Dalam sistem pengubahan daya, terdapat empat jenis proses yang telah dikenal
yaitu sistem pengubahan daya AC ke DC, DC ke DC, DC ke AC, dan AC ke AC.
Masing masing sistem pengubahan memiliki keunikan aplikasi tersendiri, tetapi
ada dua yang implementasinya kemudian berkembang pesat dan luas yaitu sistem
pengubahan AC ke DC (DC power supply) dan DC ke DC (DC-DC converter).

Gambar 2.1 Rangkaian catu daya keluaran 12 V


Sumber: http://mamatmatiji.blogspot.co.id/2014/03/catu-daya-12v.html

2.1.2

Klasifikasi Power Supply


Pada umumnya Power Supply dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar,
yakni berdasarkan Fungsinya, berdasarkan Bentuk Mekanikalnya dan juga
berdasarkan Metode Konversinya. Berikut ini merupakan penjelasan singkat
mengenai ketiga kelompok tersebut :
a. Power Supply Berdasarkan Fungsi (Functional)
Berdasarkan fungsinya, Power supply dapat dibedakan menjadi Regulated
Power Supply, Unregulated Power Supply dan Adjustable Power Supply.
Regulated Power Supply adalah Power Supply yang dapat menjaga
kestabilan tegangan dan arus listrik meskipun terdapat perubahaan atau
variasi pada beban atau sumber listrik (Tegangan dan Arus Input).

(a)

Unregulated Power Supply adalah Power Supply tegangan ataupun


arus listriknya dapat berubah ketika beban berubah atau sumber
listriknya mengalami perubahan.

Adjustable Power Supply adalah Power Supply yang tegangan atau


Arusnya dapat diatur sesuai kebutuhan dengan menggunakan Knob
Mekanik. Terdapat 2 jenis Adjustable Power Supply yaitu Regulated
Adjustable Power Supply dan Unregulated Adjustable Power Supply.

(b)

(c)

Gambar 2.2 (a) Regulated Power Supply, (b) Unregulated Power Supply, (c) Adjustable
Power Supply
Sumber: http://krishnaelectric.tradeindia.com/dc-regulated-power-supply-383682.html
http://www.powervolt.com/bvu.html
http://www.voltage-stabilizer.com/sdp/66711/4/pd-47802/508150223932/ADJUSTABLE_D_C_POWER_SUPPLY_DF1736.html

b. Power Supply Berdasarkan Bentuknya


Untuk peralatan Elektronika seperti Televisi, Monitor Komputer, Komputer
Desktop maupun DVD Player, Power Supply biasanya ditempatkan di dalam
atau menyatu ke dalam perangkat-perangkat tersebut sehingga kita sebagai
konsumen tidak dapat melihatnya secara langsung. Jadi hanya sebuah kabel
listrik yang dapat kita lihat dari luar. Power Supply ini disebut dengan Power
Supply Internal (Built in). Namun ada juga Power Supply yang berdiri sendiri
(stand alone) dan berada diluar perangkat elektronika yang kita gunakan
seperti Charger Handphone dan Adaptor Laptop. Ada juga Power Supply
stand alone yang bentuknya besar dan dapat disetel tegangannya sesuai
dengan kebutuhan kita

Gambar 2.3 Power Supply Built-in


Sumber: http://www.directindustry.com/prod/roal-electronics/product-35021-684985.html

c. Power Supply Berdasarkan Metode Konversinya


Berdasarkan Metode Konversinya, Power supply dapat dibedakan menjadi
Power Supply Linier yang mengkonversi tegangan listrik secara langsung dari
Inputnya dan Power Supply Switching yang harus mengkonversi tegangan
input ke pulsa AC atau DC terlebih dahulu.
2.1.3

Jenis jenis Power Supply


Selain pengklasifikasian diatas, Power Supply juga dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah DC Power Supply, AC Power Supply, Switch
Mode Power Supply, Programmable Power Supply, Uninterruptible Power
Supply, High Voltage Power Supply. Berikut ini adalah penjelasan singkat
mengenai jenis-jenis Power Supply.
1. DC Power Supply
DC Power Supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun arus
listrik dalam bentuk DC (Direct Current) dan memiliki Polaritas yang tetap yaitu
Positif dan Negatif untuk bebannya. Terdapat 2 jenis DC Supply yaitu :
a. AC to DC Power Supply
AC to DC Power Supply, yaitu DC Power Supply yang mengubah sumber
tegangan listrik AC menjadi tegangan DC yang dibutuhkan oleh peralatan
Elektronika. AC to DC Power Supply pada umumnya memiliki sebuah
Transformator yang menurunkan tegangan, Dioda sebagai Penyearah dan
Kapasitor sebagai Penyaring (Filter).
b. Linear Regulator

Linear Regulator berfungsi untuk mengubah tegangan DC yang berfluktuasi


menjadi konstan (stabil) dan biasanya menurunkan tegangan DC Input.
2. AC Power Supply
AC Power Supply adalah Power Supply yang mengubah suatu taraf tegangan AC
ke taraf tegangan lainnya. Contohnya AC Power Supply yang menurunkan
tegangan AC 220V ke 110V untuk peralatan yang membutuhkan tegangan
110VAC. Atau sebaliknya dari tegangan AC 110V ke 220V.
3. Switch-Mode Power Supply
Switch-Mode Power Supply (SMPS) adalah jenis Power Supply yang langsung
menyearahkan (rectify) dan menyaring (filter) tegangan Input AC untuk
mendapatkan tegangan DC. Tegangan DC tersebut kemudian di-switch ON dan
OFF pada frekuensi tinggi dengan sirkuit frekuensi tinggi sehingga menghasilkan
arus AC yang dapat melewati Transformator Frekuensi Tinggi.
4. Programmable Power Supply
Programmable Power Supply adalah jenis power supply yang pengoperasiannya
dapat dikendalikan oleh Remote Control melalui antarmuka (interface) Input
Analog maupun digital seperti RS232 dan GPIB.
5. Uninterruptible Power Supply (UPS)
Uninterruptible Power Supply atau sering disebut dengan UPS adalah Power
Supply yang memiliki 2 sumber listrik yaitu arus listrik yang langsung berasal
dari tegangan input AC dan Baterai yang terdapat didalamnya. Saat listrik normal,
tegangan Input akan secara simultan mengisi Baterai dan menyediakan arus listrik
untuk beban (peralatan listrik). Tetapi jika terjadi kegagalan pada sumber
tegangan AC seperti matinya listrik, maka Baterai akan mengambil alih untuk
menyediakan Tegangan untuk peralatan listrik/elektronika yang bersangkutan.
6. High Voltage Power Supply
High Voltage Power Supply adalah power supply yang dapat menghasilkan
Tegangan tinggi hingga ratusan bahkan ribuan volt. High Voltage Power Supply
biasanya digunakan pada mesin X-ray ataupun alat-alat yang memerlukan
tegangan tinggi.

Gambar 2.4 Jenis-jenis power supply


Sumber: http://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2014/11/Jenis-jenis-Power-Supply.jpg

2.1.4 Pengertian Adaptor


Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini
dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan.
Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah suatu rangkaian
penyearah yaitu rangkaian yang mengubah sinyal bolak-balik (AC) menjadi
sinyal searah (DC).

Gambar 2.5 Jenis-jenis adaptor


Sumber: http://dien-elcom.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-adaptor-catu-daya.html

Proses pengubahan dimulai dari penyearahan oleh diode, penghalusan tegangan


kerut (Ripple Voltage Filter) dengan menggunakan condensator dan pengaturan
(regulasi) oleh rangkaian regulator. Pengaturan meliputi pengubahan tingkat
tegangan atau arus. Pada teknik regulasi pada pembuatan catu daya, kita
mengenal teknik regulasi daya linier dan teknik regulasi switching.

Gambar 2.5 Kontruksi dasar adaptor dengan transformator step down


Sumber: http://dien-elcom.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-adaptor-catu-daya.html

2.2 Komponen Komponen Pada Adaptor


2.2.1 Transformator
Transformator atau yang disebut trafo adalah sebuah alat yang mentransfer energi
antara 2 sirkuit yang melalui induksi elektromagnetik. Transformer di
mungkinkan untuk di gunakan sebagai perubahan tegangan dengan mengubah
tegangan sebuah arus bolak balik dari satu tingkat tegangan ke tingkat tegangan
lainnya dari input ke input alat tertentu, untuk menyediakan kebutuhan yang
berbeda dari sebuah tingkatan arus sebagai sumber arus cadangan, atau bisa juga
di gunakan untuk mencocokkan impedansi antara sirkuit elektrik yang tidak
sinkron untuk memaksimalkan pertukaran antara 2 sirkuit. Hal ini memungkinkan
terjadinya pertambahan daya arus listrik yang terjadi dari sebuah benda yang
memiliki arus tegangan listrik yang tidak stabil.

Gambar 2.4 Bentuk transformator (kiri) dan simbol transformator (kanan)


Sumber: http://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/

Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk


DC Power supply adalah Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk

menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika


yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja
berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama
yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer
merupakan Input dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada
lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator
masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.

Gambar 2.5 Cara kerja transformator step down


Sumber: http://teknikelektronika.com/prinsip-kerja-dc-power-supply-adaptor/

Cara kerja atau prinsip kerja transformator ini bermula dari terhubungnya
kumparan primer dengan sumber tegangan dengan arus bolak-balik. Karena
adanya tegangan yang masuk, menyebabkan medan magnet pada inti besi
berubah. Perubahan pada inti besi ini akan menghantarkan tegangan arus bolak
balik dari kumparan primer menuju kumparan sekunder. Adanya tegangan yang
sampai pada kumparan sekunder ini menimbulkan efek ggl induksi. Adanya
tegangan (V) dan jumlah lilitan (N) pada kumparan sekunder atau primer ini akan
mempengaruhi ggl induksi yang dihasilkan. Menurut perhitungan fisika, terdapat
hubungan antara tegangan primer (Vp), tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan
primer (Np), dan jumlah lilitan sekunder (Ns) dengan persamaan, perbandingan
tegangan primer (Vp) dibagi dengan tegangan sekunder (Vs) sama dengan
perbandingan jumlah lilitan primer (Np) dibagi dengan jumlah lilitan sekunder
(Ns).
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Transformator

Sumber: http://www.elektronikadasar.net/prinsip-kerja-transformator.html

2.2.2

IC Voltage Regulator (IC Pengatur Tegangan)


IC Voltage Regulator adalah IC yang digunakan untuk mengatur tegangan di
rangkaian elektronika. Rangkaian voltage regulator ini banyak ditemukan
dirangkaian adaptor yang bertugas untuk memberikan tegangan DC, rangkaian
voltage regulator (pengatur tegangan) Merupakan suatu keharusan agar tegangan
yang diberikan kepada rangkaian lainnya stabil dan bebas dari fluktuasi.
Gambar 2.4 IC Penstabil Tegangan

Sumber: http://teknikelektronika.com/jenis-ic-voltage-regulator-pengatur-tegangan/

Fungsi Voltage Regulator adalah untuk mempertahankan atau memastikan


Tegangan pada level tertentu secara otomatis. Artinya, Tegangan Output
(Keluaran) DC pada Voltage Regulator tidak dipengaruhi oleh perubahan
Tegangan Input (Masukan), Beban pada Output dan juga Suhu. Tegangan Stabil
yang bebas dari segala gangguan seperti noise ataupun fluktuasi (naik turun)
sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan Elektronika terutama pada
peralatan elektronika yang sifatnya digital seperti Mikro Controller ataupun
Mikro Prosesor.
Sirkuit terpadu seri 78xx (kadang-kadang dikenal sebagai LM78xx) adalah
sebuah keluarga sirkuit terpadu regulator tegangan linier monolitik bernilai tetap.
Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi banyak sirkuit elektronika yang
memerlukan catu daya teregulasi karena mudah digunakan dan harganya relatif
murah. Pada rangkaian adaptor ini digunakan IC LM7812 yang mempunyai
keluaran 12 V, LM7805 yang mempunyai keluaran 5 V dan IC LM1815 untuk
keluaran 15V.

a. IC LM7805

Gambar 2.5 IC LM7805


Sumber: http://fariedrj.blogspot.co.id/2013/04/ic-regulator-7805.html

Regulator ini menghasilkan tegangan output stabil 5 Volt dengan syarat


tegangan input yang diberikan minimal 7-8 Volt (lebih besar dari tegangan
output) sedangkan batas maksimal tegangan input yang diperbolehkan dapat
dilihat pada datasheet IC 78XX karena jika tidak maka tegangan output yang
dihasilkan tidak akan stabil atau kurang dari 5 Volt.
Tabel 2.1 Fungsi kaki pada IC LM 7805
Sumber: http://fariedrj.blogspot.co.id/2013/04/ic-regulator-7805.html

Keunggulan
Jika dibandingkan dengan regulator tegangan lain, seri 78XX ini mempunyai
keunggulan di antaranya:
- Untuk regulasi tegangan DC, tidak memerlukan komponen elektronik
tambahan.
- Aplikasi mudah dan hemat ruang
- Memiliki proteksi terhadap overload (beban lebih), overheat (panas lebih),
dan hubung singkat
- Dalam keadaan tertentu, kemampuan pembatasan arus peranti 78XX tidak
hanya melindunginya sendiri, tetapi juga melindungi rangkaian yang
ditopangnya.
Kekurangan
- Tegangan input harus lebih tinggi 2-3 Volt dari tegangan output sehingga IC
7805 kurang tepat jika digunakan untuk menstabilkan tegangan battery 6 Volt
menjadi 5 Volt.
- Seperti halnya regulator linier lain, arus input sama dengan arus output.
Karena tegangan input harus lebih tinggi dari tegangan output maka akan

terjadi terjadi panas pada IC regulator 7805 sehingga diperlukan heatsink


(pendingin) yang cukup.
b. IC LM7812
IC regulator ini berfungsi untuk menstabilkan tegangan 12 V dan dapat
bekerja dengan baik jika tegangan input(Vin) lebih besar daripada tegangan
output(Vout). Biasanya perbedaan tegangan input dengan output yang
direkomendasikan tertera pada datasheet komponen tersebut.

Gambar 2.6 IC LM7812


Sumber: http://www.spiderbeat.com/2012/12/rangkaian-power-supply.html

c. IC LM7815
IC regulator ini berfungsi untuk menstabilkan tegangan 15 V dan dapat
bekerja dengan baik jika tegangan input(Vin) lebih besar daripada tegangan
output(Vout). Biasanya perbedaan tegangan input dengan output yang
direkomendasikan tertera pada datasheet komponen tersebut.
2.2.3

Dioda Bridge
Dioda bridge adalah komponen dari rangkaian penyusun elektronika yang bersifat
semikonduktor dengan fungsinya sebagai penyelaras arus listrik. Dioda
bridge atau yang dikenal dengan dioda silicon yang dirangkaikan menjadi suatu
bridge dan dikemas menjadi satu kesatuan komponen. Dioda bridge digunakan
sebagai penyearah pada power supply. Jembatan dioda adalah gabungan empat
atau lebih dioda yang membentuk sebuah jembatan konfigurasi yang
menyediakan polaritas output dan polaritas input ketika digunakan dalam aplikasi
yang paling umum konversi dari arus bolak balik. Fungsi atau bagian utama dari
jembatan dioda adalah bahwa polaritas outputnya berbeda dengan polaritas input.

Dioda bridge yang digunakan adalah diode IN4001 yang mempunyai nilai 1.0
PIV 50 V.

Gambar 2.5 Bentuk dioda bridge (kiri) dan simbol dioda bridge
Sumber: http://www.rangkaianelektronika.org/dioda-bridge.htm

2.2.3

Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator)
adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam
waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Kapasitor
merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang pada
umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator diantaranya sebagai
pemisah. Dalam Rangkaian Elektronika, Kapasitor disingkat dengan huruf C.

Gambar 2.6 Bentuk kapasitor (kiri) dan simbol kapasitor (kanan)


Sumber: http://pakgunawan.com/kapasitor/

2.2.4

Resistor
Resistor merupakan sebuah komponen pasif dengan nilai tertentu dapat
membatasi serta mengatur arus listrik di dalam sebuah rangkaian elektronika.
Fungsi resistor sebagai pembatas arus listrik , kemudian dapat dijadikan sebagai
pembagi dan tegangan listrik dan sebagai penurun dari tegangan arus listrik.

Gambar 2.7 Bentuk resistor (kiri) dan symbol resistor (kanan)


Sumber: http://elektronikadasar.info/fungsi-resistor.htm

You might also like