Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
Penurunan angka kematian ibu (AKI)
di Indonesia dapat dilakukan melalui upaya
menurunkan kejadian kehamilan dan persalinan
berisiko tinggi (termasuk paritas tinggi), serta
menurunkan angka aborsi melalui program keluarga
berencana. Pelaksanaan keluarga berencana
di Indonesia menghadapi berbagai kendala,
termasuk ketidakadekuatan konseling, keterbatasan
informasi yang diterima (calon) akseptor KB,
masalah kesehatan, dana, akses ke pelayanan KB,
dan hambatan suami/ keluarga dan masyarakat
(Cline, 2005; Depkes RI & WHO, 2003; Irwanto,
Poerwandari & Hardee, 1998; Iswarati, 2006;
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande multipara (Dyah Juliastuty, Setyowati, Yati Afiyanti)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
grounded theory. Peneliti membangun teori/konsep
dari data empiris yang merupakan proses sosial
yang terjadi dalam interaksi perilaku manusia,
atau disebut sebagai symbolic interactionalism
(Speziale & Carpenter, 2003). Teori/konsep yang
dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebuah
skema analitik yang abstrak dari fenomena
(pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi),
yang terkait dengan sebuah situasi tertentu yaitu
situasi kehidupan natural ibu grande multipara
(Creswell, 1998).
Penelitian grounded theory ini bergerak
dengan teori feminis kritis. Teori feminis kritis
menuntun peneliti dalam menggali lebih mendalam
tentang pengalaman perempuan, khususnya ibu
yang memiliki banyak anak. Para peneliti feminis
sangat menghargai perempuan dan pengalamannya,
sehingga mereka melakukan berbagai studi yang
memandang dunia dari perspektif perempuan dalam
bersikap kritis terhadap isu-isu terkait perempuan,
dan melakukan perbaikan terhadap kehidupan
perempuan (Speziale & Carpenter, 2003).
HASIL PENELITIAN
Enam tema utama yang ditemukan dari
penelitian yang terkait dengan proses pengambilan
keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande
multipara ini adalah:
1. Kemauan untuk tidak hamil/ melahirkan
lagi
Kemauan untuk tidak hamil dan melahirkan
lagi merupakan perhatian utama yang menjadi titik
awal pengambilan keputusan memakai kontrasepsi.
Seorang partisipan yang sudah pernah delapan kali
melahirkan mengatakan:
takut hamil lagi, buktinya ke Akbar, 2 kali
berhenti disuntik hamil lagi. (P1, 38 tahun,
P8A0)
101
102
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 2, Juli 2008; hal 100-107
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande multipara (Dyah Juliastuty, Setyowati, Yati Afiyanti)
103
104
PEMBAHASAN
Berbagai ekspresi partisipan dalam penelitian
ini bahwa perempuanlah yang merasakan sakitnya
kehamilan, dan pentingnya persetujuan suami dalam
memilih dan memakai metode kontrasepsi tertentu,
memberikan pengaruh yang kuat bagi ibu grande
105
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande multipara (Dyah Juliastuty, Setyowati, Yati Afiyanti)
Factor Internal:
- Pilihan Personal
- Pengetahuan
- Pengalaman
- Keyakinan gender
- Kesehatan diri
IbuGrande Multipara
Kemauan tidak hamil/
melahirkan lagi
Membicarakan masalah
Menegosiasikan pilihan
Faktor eksternal:
Dukungan/ hambatan social
Pelayanan KB
KIE Massa
Bias Gender
Pengambilan keputusan
pemakaian kontrasepsi:
Keputusan sendiri/
bersama
Memakai kontrasepsi
yang sama/ berbeda
Tidak memakai
kontrasepsi
Dampak pemakaian/
penghentian pemakaian
kontrasepsi:
Kesejahteraan Ibu Grande
Multipara & Keluarga:
Kenyamanan psikologis
Kenyamanan fisik
Kenyamanan social
Ketidaksejahteraan Ibu
Grande Multipara:
KTD
Upaya aborsi
106
KESIMPULAN
Proses pengambilan keputusan pemakaian
kontrasepsi pada ibu grande multipara sangat
dipengaruhi oleh adanya bias gender yang
ditunjukkan dengan keyakinan peran gender
tradisional ibu grande multipara, kurangnya
partisipasi suami dalam upaya mencegah terjadinya
kehamilan, dominasi suami dalam pemilihan
kontrasepsi dan pengambilan keputusan kontrasepsi
yang kurang berpihak pada perempuan, dan adanya
hambatan keluarga bagi ibu grande multipara untuk
memakai kontrasepsi tertentu. Ketidakseimbangan
juga terlihat dari kurangnya upaya tenaga kesehatan
untuk melibatkan laki-laki dalam kegiatan
pelayanan KB, dan menjadikan perempuan sebagai
obyek KB. Hak-hak ibu grande multipara dan
suaminya untuk mendapatkan informasi dan akses
terhadap metode keluarga berencana yang aman,
efektif, dan terjangkau kurang terfasilitasi oleh
pelayanan KB yang ada.
Konsep kemauan tidak hamil/ melahirkan lagi
mengharuskan ibu grande multipara memilih dan
memakai kontrasepsi yang tepat yang dihasilkan
penelitian grounded theory ini memberikan
suatu gambaran bahwa cara pemilihan keputusan
kontrasepsi yang tepat dan pengambilan keputusan
pemakian kontrasepsi dipicu oleh adanya kemauan
ibu grande multipara untuk tidak hamil atau
melahirkan lagi dan dipengaruhi oleh adanya faktor
internal dan eksternal. Pemilihan kontrasepsi yang
tepat membuat ibu grande multipara dapat memakai
kontrasepsi yang memberikan kenyamanan
psikologis, fisik, dan sosialnya. Pemilihan yang
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande multipara (Dyah Juliastuty, Setyowati, Yati Afiyanti)
KEPUSTAKAAN
Alaszewski, A., Alaszewski, H., Ayer, S.,
Manthorpe, J. (Eds.). (2000). Managing risk
in community practice. London: Harcourt
Publishers Limited.
Anshor, M.U. (2001). Aborsi, antara fakta dan
norma. http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqdweb/
diperoleh 28 Januari 2008.
Cline, T. (2005). Hopkins consortium awarded
$14 million for Indonesian program. Center of
Communication, The John Hopkins University,
http://www.jhuccp.org/pressroom/2008/08-28.
shtml diperoleh 27 Oktober 2007.
Creswell, J.W. (1998). Qualitative inquiry and
research design: Choosing among five
traditions. California: SAGE Publication,
Inc.
Depkes RI & WHO. (2003). Profil kesehatan
107