You are on page 1of 3

Klasifikasi Teknik Anestesi Lokal, Rizki, 2012

Berdasarkan area yang teranestesi, anestesi lokal dapat dibedakan menjadi :


1. Nerve Block
Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar batang saraf utama, sehingga
mampu menganestesi daerah yang luas yang mendapat inervasi dari percabangan saraf
utama tersebut. Teknik ini sering digunakan di rongga mulut khususnya di rahang
bawah. Kerugian dari teknik ini adalah bahwa biasanya
pembuluh darah letaknya berdekatan dengan batang saraf, maka kemungkinan terjadi
penetrasi pembuluh darah cukup besar. Contoh : inferior alveolar nerve block.
2. Field Block
Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar cabang saraf terminal dengan
tujuan untuk memblokir semua persarafan sebelah distal dari tempat injeksi cairan
anestesi. Efek anestesi meliputi darah yang terbatas (tidak seluas pada teknik nerve
block) contoh : injeksi di sekitar apeks akar gigi rahang atas.
3. Lokal infiltrasi
Larutan anestesi lokal dituntikkan di sekitar ujung-ujung saraf terminal sehingga efek
anestesi hanya terbatas pada tempat difusi cairan anestesi tepat pada area yang akan
dilakukan instrumentasi. Teknik ini terbatas hanya untuk anestesi jaringan lunak.
4. Interseptal injection
Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik intraosseous, dimana jarum disuntikkan ke
dalam tulang alveolar bagian interseptal diantara kedua gigi yang akan dianestesi.
Teknik ini biasanya dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan injeksi intraosseous.
5. Intraperiodontal injection
Jarum diinjeksikan langsung pada periodontal membran dari akar gigi yang
bersangkutan.
6. Pappilary Injection
Teknik ini sebenarnya termasuk teknik submukosa yang dilakukan pada papila

interdental yang melekat dengan periosteum. Teknik ini diindikasikan terutama pada
gingivectomy, yang memerlukan baik efek anestesi maupun efek hemostatis dari obat
anestesi.

Anestesi lokal pada rahang atas dapat dilakukan dengan beberapa teknik injeksi
diantaranya :
1. Lokal infiltration (submucous injection)
2. Field block (araperiosteal injection)
3. Anterior superior alveolar nerve block (paraperiosteal injection)
4. Middle superior alveolar nerve block (paraperiosteal injection)
5. Posterior superior alveolar nerve block
6. Infra orbital nerve block
7. Nasopalatine nerve block
8. Anterior palatine nerve block

Faktor Penyebab Keefektifan Dan Kegagalan Dalam Anastesi Lokal


Faktor Penyebab Keefektifan dan Kegagalan Anestesi Lokal:
1. kadar obat dan potensinya
2. jumlah pengikatan obat oleh protein dan pengikatan obat ke jaringan local
3. kecepatan metabolisme
4. perfusi jaringan tempat penyuntikan obat.
5. Onset, intensitas, dan durasi blokade saraf ditentukan oleh ukuran dan lokasi
anatomis saraf.
6. Psikologis pasien
7. Anomali serabut saraf
6. Adanya perbedaan sensitifitas serabut saraf
Pada umumnya serabut saraf kecil lebih peka terhadap anestesi local. Serabut saraf

terkecil yang tidak bermielin pada umumnya lebih cepat dihambat daripada serabut
bermielin.
Kepekaan serabut sasraf tidak tergantung dari fungsi serabut, dengan demikian serabut
sensorik maupun motorik yang sama besar tidak berbeda kepekaannya. Serabut halus
bermielin melebihi kepekaan serabut besar bermielin. Anestetika lokal umumnya kurang
efektif pada jaringan yang terinfeksi dibanding
jaringan normal, karena biasanya infeksi mengakibatkan asidosis metabolik lokal, dan
menurunkan pH.
rizkihadisoekarno.blogspot.com/2012/02/kedokteran-gigi-eksodonsia.html?m=1

You might also like