You are on page 1of 7

PENGOPERASIAN CHILLER

UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA


INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

Budi Arisanto
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

ABSTRAK
PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA
INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Telah dilakukan pengoperasian chiller
untuk menunjang pengoperasian Air Handling Unit (AHU) di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
(PTLR). chiller dapat dioperasikan selama 24 jam dalam 5 hari kerja (Senin s/d Jumat), namun
dari 4 unit chiller yang ada, hanya dapat dioperasikan 2 unit chiller yang beroperasi secara
bergantian, sehingga beban pendinginan pada AHU yang mencapai 358,2 Ton Referigator (TR)
tidak dapat terpenuhi karena chiller hanya mampu mencapai pendinginan 170 TR. Oleh karena
itu diperlukan perbaikan atau penggantian 2 unit chiller yang rusak agar beban pendinginan
dapat terpenuhi.

ABSTRACT
OPERATION OF CHILLER TO SUPPORT AIR HANDLING UNIT MANAGEMENT IN THE
INSTALLATION OF RADIOACTIVE WASTE TREATMENT. The operation of chiller to support
air handling unit (AHU) operation in The Radioactive Waste Technology Center (RWTC) have
been done. Chiller operated during 24 Hour in 5 workday. But from 4 unit chiller existing, can
only be operate 2 unit of chiller which rotation operation, so that the refrigeration burden of
AHU until 358,2 Ton Refrigerator (TR) cannot be reach because the refrigeration of chiller only
can reach 170 TR so it needs to fix or replace 2 unit of chiller damage to reach the refrigeration
burden.

PENDAHULUAN
Sistem tata udara (AHU) merupakan sistem yang sangat penting dalam
menunjang kegiatan operasional pada instalasi nuklir. Sistem tata udara yang baik
akan dapat menjaga kelembaban, tekanan udara serta suhu ruangan sesuai dengan
yang diinginkan, sehingga kenyamanan personal dan keamanan peralatanpun dapat
terjaga dengan baik.
Di Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR), selain
digunakan untuk tata udara, Chilled Water System juga digunakan untuk pendingin
(penukar panas) pada evaporator dan insenerator. Chilled Water system mensuplai air
dengan suhu 6 0C - 7 0C untuk diumpankan ke beban-beban pendingin pada cooling
coil AHU dan heat exchanger yang merupakan alat penukar panas. Satuan pendingin
adalah Ton Refrigator (TR), 1 TR setara dengan 12000 Btu/Jam. chiller merupakan
salah satu alat di dalam Chilled Water System.

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005

Chilled Water system merupakan

salah satu komponen yang penting dalam

Sistem Tata Udara. Komponen Chilled Water System adalah :


1. Chiller, berfungsi untuk menurunkan suhu air. Pada desain operasi (operasi
normal), dioperasikan 3 unit chiller dan 1 unit chiller yang lain pada posisi
cadangan (stand by). Sistem Chilled Water P2PLR terdiri dari 4 unit chiller jenis
Air Cooled yaitu E 62301, E 62302, E 62303 dan E 62304 namun pada tahun
2004 ini hanya beroperasi 2 chiller, yaitu E 62302 dan

E 62303, dengan

spesifikasi teknis:
Merek

York

Kapasitas

@ 170 TR x 4 = 680 TR

Daya kompresor

@ 200 Kw x 4 = 800 Kw

Daya fan kondensor

@ 22 Kw x 4 = 88 Kw

Setiap unit chiller York terdiri dari dua sistem rangkaian refrigerator yang
masing-masing berkapasitas 70 TR untuk sistem I dan 100 TR untuk sistem II.
Setiap chiller menggunakan sistem control berbasis mikro komputer kontrol
untuk mengendalikan operasional chiller.
Didalam chiller terdapat refrigerant (bahan pendingin) yang disirkulasikan
dan mengalami beberapa perubahan bentuk sesuai siklus Carnot. Refrigant
yang digunakan adalah freon (R 22) yang akan mengalami kompresi,
kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Dalam siklus Carnot ini akan terjadi
penyerapan dan pelepasan kalor. Komponen utama chiller yaitu:
a. Kompresor, yang berfungsi untuk menaikan titik embun gas freon
(condensasi).
b. kondensor

yang

berfungsi

sebagai

tempat

pengembunan

freon

(berkondensasi)
c. Katup ekspansi

yang berfungsi untuk menurunkan titik didih cairan air

freon.
d. Evaporator yang berfungsi sebagai tempat penguapan cairan freon
(evaporasi)
e. Filter dryer yang berfungsi sebagai penyaring kotoran
f.

Bahan pendingin (refrigrant) biasanya R22 atau R12.

2. Pompa chiller
Pompa chiller digunakan untuk mendistribusikan air chiller ke beban-beban
pendingin, dengan spesifikasi teknis :

506

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005

Jenis pompa

Sentrifugal

Merek

Thorisima

Kapasitas

@ 250 GPM x 4 = 1000 GPM

Daya

@ 20 HP x 4 = 80 HP

Pompa dalam sistem Chilled Water yaitu P 62301, P 62302, P 62303 dan P
62304, pada tahun 2005 ini, pompa yang dapat beroperasi adalah P 62302, P
62303 dan P 62304. Pompa P 62301 rusak, pada terminal motor pompa dan
panel kontrol. Pada operasi normal dibutuhkan 3 unit pompa operasi dan 1 unit
pompa sebagai cadangan (stand by).
3. Beban Pendingin (Cooling Load),
Beban-beban pendinginan yang ada di P2PLR dapat mencapai 416,4 TR, yaitu;
a. Beban Tata Udara (AHU) Total beban 358,2
- Cooling coil E 51010

291 TR

- Cooling coil E 51013

6,6 TR

- Cooling coil E 51014

4,8 TR

- Cooling coil E 51051

46,8 TR

- Cooling coil E 52010

1,8 TR

- Cooling coil E 52012

7,2 TR

b. Beban evaporasi
kondensor

E 62510

27 TR

E 62102

30 TR

c. Beban Cooling Tower


Heat exchanger
d. Beban Insenerasi
Heat exchanger

4,6 TR

4. Sistem instalasi pemipaan dan katup-katup sebagai pendukung.

TATA KERJA
Bahan
Untuk mendukung pengoperasian chiller, maka diperlukan bahan-bahan yang
dipakai untuk perawatan, yaitu:
a. Oli chiller York
b. Refrigerant (R22)

507

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005

Metode
Pada bulan Januari sampai dengan September Sistem Chilled Water beroperasi
selama 24 jam dari hari Senin sampai Jumat, atau 120 jam setiap minggu, sedangkan
pada bulan Oktober sampai dengan Desember Sistem Chilled Water beroperasi 8 jam
sehari pada hari kerja atau 40 jam setiap minggu. Cara pengoperasian sistem Chilled
Water adalah:
a. Fuse sentral (24 V) dimasukkan pada lemari panel Dist-Board (I-92-01) di
ruang 50.01.13.
b.

Power motor-pompa XM 62301, XM 62303, M 62303 dan XM 62304


dimasukkan pada lemari panel MCC-MESS (I-11-01) di ruang panel
51.01.05.

c. Power chiller, E 62302 dan E 62303 dimasukkan pada lemari panel LVMD
B1 di ruang panel 51.01.05.
d. Tombol untuk masing-masing pompa chiller P 62302, P 62303 dan P
62304 ditekan.
e. Chiller E 62302

dihidupkan dengan menekan tombol hijau (ON) pada

panel chiller.
f.

Saklar

leading-lagging sistem 1

diposisikan pada posisi leaging untuk

mendapatkan operasi yang maksimal.


g. Saklar sistem 1 dan sistem 2 diposisikan pada posisi ON .

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada tahun 2005 banyak upaya yang telah dilakukan baik dalam mengoperasikan
sistem Chilled Water dan kegiatan-kegiatan untuk menunjang pengoperasian, yaitu:
1. Pengoperasian sistem Chilled Water selama 24 jam dari hari Senin sampai
Jumat dari bulan Januari sampai dengan September, namun karena berbagai
pertimbangan maka pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember
Sistem Chilled Water dioperasikan selama 8 jam sehari selama hari kerja.
2. Motor Pompa chiller
a. Perbaikan P 62303 meliputi:
-

Penggantian Shaft

Penggantian Mechanical Sheal

Penggantian Coupling set

Penggantian Bearing motor pompa

Rewinding

508

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005

Perbaikan motor Pompa tersebut dikarenakan pompa terbakar sehingga


harus di rewinding.
b. Perawatan P 62302, P 62303 dan P 62304
- Aligment
3. Perbaikan dan perawatan chiller
a. chiller E 62302
-

Penambahan Freon

Penggantian Kontaktor

Rewingding motor fan

Pengelasan Fan pendingin

b. chiller E 62303
-

Penambahan Freon

Penggantian Kontaktor

Penggantian Sensor Suhu Lingkungan (Ambien)

Rewingding motor Fan

Pengelasan Fan pendingin

Pembahasan
Walaupun target pengoperasian dapat tercapai, yaitu dapat dioperasikannya chiller
selama 24 jam dalam 5 hari kerja dan target perbaikan juga dapat terpenuhi dengan
berfungsinya 2 unit chiller E 62302 dan E 62303 tetapi bila dilihat beban yang harus
didinginkan, 2 unit chiller tersebut tidaklah cukup.
Tabel 1. Beban Pendinginan pada IPLR
Beban minimum
(TR)

Beban maksimum
(TR)

358,2

358,2

Evaporasi

Off

27

Cooling Tower

Off

30

Insenerasi

Off

4,6

358,2

416,4

BEBAN PENDINGINAN
AHU

TOTAL Beban

- Beban pendinginan minimum adalah beban minimum yang terjadi pada IPLR yaitu
saat peralatan pengolahan limbah radioaktif pada kondisi off atau tidak beroperasi

509

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005

- Beban pendinginan maksimum adalah beban yang terjadi pada IPLR saat peralatan
pengolahan limbah radioaktif beroperasi.

Tabel 2. Kemampuan Pendinginan


chiller yang beroperasi

Kemampuan chiller (TR)

Kondisi 1 (maksimal)

680

4 unit chiller beroperasi sekaligus


Kondisi 2 (Ideal)

510

3 unit chiller beroperasi, 1 stand by


Kondisi 3
1 unit chiller beroperasi, 1 chiller stand by
Kondisi 4

170

340

2 unit chiller beroperasi sekaligus

- Tabel 2 menunjukkan kapasitas pendinginan chiller pada berbagai kondisi, untuk


kondisi 2 unit chiller beroperasi, maksimal pendingingan yang dihasilkan adalah 340
TR(kondisi 4) tetapi hal tersebut sangat riskan karena kedua unit chiller beroperasi
sekaligus dan walaupun 2 unit chiller beroperasi sekaligus tetap tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan pendinginan minimum sebesar 358,2 TR. Agar
pengoperasian chiller dapat dipertahankan maka dioperasikan 1 unit chiller dan 1
unit chiller lainnya pada kondisi stand by (kondisi 3).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Sampai akhir tahun 2005, chiller hanya dapat difungsikan 2 unit chiller, yaitu
chiller E 62302 dan chiller E 62303, sedangkan chiller E 62301 dan chiller E
62304 rusak total.
2. Motor Pompa chiller

hanya dapat dioperasikan 3 unit motor pompa, yaitu

adalah P 62302, P 62303 dan P 62304, sedangkan pompa P 62301 rusak


pada panel kontrol dan terminal motor.
3. Digunakan sistem operasi 1 unit chiller operasi dan 1 unit chiller lainnya stand
by untuk safety pengoperasian.

510

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005

Saran
Karena pentingnya fungsi chiller, sebaiknya chiller E 62301 dan chiller E 62304
harus segera diperbaiki atau diganti dengan chiller baru. Hal ini karena saat ini
chiller dapat dioperasikan 2 unit chiller, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
pendinginan di IPLR diperlukan 3 chiller beroperasi dan 1 chiller Stand by (siap
dioperasikan).

DAFTAR PUSTAKA
1. PURWANTARA, Pengoperasian chiller untuk menunjang managemen tata
udara IPLR, Hasil Penelitian dan Kegiatan P2PLR 2001, P2PLR-BATAN,
Serpong, 2001.
2. YORK INTERNATIONAL COOPERATION, Air Cooled Packaged Liquid
chiller, USA, 1986.
3. PT. JAYA TEKNIK, YORK AIR CONDITIONING SINGAPORE,Diktat seminar
York Air Conditioning service & Maintenance, Jakarta, 9 Juli 1992.
4. BATAN/ UPT-PPIN, DOKUMEN 42, E42-623, control & Instrument note for
Chilled Water System, Jakarta, Desember 1985.
5. BATAN/ UPT-PPIN, DOKUMEN 75, E75-623, Data sheet for Chilled Water
Control System, Jakarta, Desember 1985.

511

You might also like