Professional Documents
Culture Documents
JUDUL
II. TUJUAN
1.
2.
3.
4.
12
sumber
energy
secara
efektif
sehingga
mampu
1. Alat
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama Alat
Parang
Kuas
Botol film
Mikroskop
Kunci identifikasi serangga
Loup
Batang kayu yang telah
tumbang & membusuk
Jumlah
1 buah
3 buah
4 buah
1 set
2 buah
1 buah
1 batang
2. Bahan
No
1.
2.
Nama bahan
Alkohol 70 %
Kertas label
Jumlah
Secukupnya
Secukupnya
V. PROSEDUR KERJA :
1. Menentukan lokasi dan batang kayu yang telah tumbang dan membusuk.
Penelitian dilakukan di kawasan UNIMED (Universitas Negeri Medan),
tepatnya di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), selama 3 minggu yang
dimulai di lapangan pada hari sabtu, 30 Mei 2009.
2. Pada sebuah kayu yang tumbang dan mulai membusuk di permukaan
tanah, memperhatikan, mencatat dan mengkoleksi sampel hewan yang
terdapat pada permukaan kayu bagian atas.
3. Dengan cara yang sama, memperhatikan, mencatat dan mengkoleksi
sampel hewan yang ada di balik kayu.
4. Membalikkan batang kayu tersebut. memperhatikan, mencatat dan
mengkoleksi sampel hewan yang terdapat di bawah batang kayu tersebut.
5. Membongkar bagian dalam kayu dengan bantuan parang, memperhatikan,
mencatat dan mengkoleksi sampel hewan yang ada di dalamnya.
6. Memasukkan data-data tersebut ke dalam tabel berikut :
No
Bagian Kayu
1. Permukaan atas
kayu
Nama Hewan
1.
2.
Jumlah
Keterangan
12
2.
3.
Di batang kayu
4.
Di bawah kayu
7.
1.
2.
1.
2.
1.
2.
dimana :
dimana :
12
No Bagian Kayu
1. Permukaan atas kayu
2.
3.
4.
Di dalam kayu
Jumlah (ekor)
6
2. Hymenoptera
53
3. Coleoptera
17
1. Coleoptera
25
2. Hymenoptera
47
1. Blattaridae
2. Hymenoptera
60
3. Chillopoda
10
4. Gastropoda
1. Mallophaga
2. Annelida
3. Blattaridae
4. Gastropoda
5. Isoptera
73
6. Chillopoda
7. Hymenoptera
52
6.2. Pembahasan
6.2.1. Analisis Data
Pengamatan dilakukan selama 1 hari di lapangan, kemudian di hari
berikutnya diidentifikasi di laboratorium dengan menggunakan mikroskop, loup
dan buku identifikasi serangga.
Setelah dilakukan pengamatan dengan mikroskop, ternyata hewan yang
didapat tidak hanya berasal dari takson insecta tetapi juga ada yang termasuk ke
dalam takson Annelida, Arachnida, dan Gastropoda.
Dari data tersebut, dapat dicari keanekaragaman, kemerataan dan indeks
kesamaan fauna sebagai berikut:
a. Keanekaragaman Shannon-winner (H)
12
Ordo
Arancnida
Hymenoptera
Coleoptera
Blattaridae
Chillopoda
Gastropoda
Mallophaga
Annelida
Isoptera
6
212
42
6
12
8
7
5
73
-0.0667
-0.31978
-0.24663
-0.0667
-0.11099
-0.08273
-0.07491
-0.05804
-0.31989
N = 317
1.34637
stabil
1<H<3
H>3
E = 1,34637 x 100%
Ln (9)
= 1,34637 x 100 %
2,197
= 0,612
Parameter kemerataan:
Ordo
Area
12
1.
2.
3.
Arachnida
Hymenoptera
Coleoptera
6
53
17
25
47
Ordo
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Arachnida
Hymenoptera
Coleoptera
Blattaridae
Chillopoda
Gastropoda
Area
Bagian permukaan atas
kayu
6
53
17
-
Di Bawah Kayu
60
3
10
5
1.
2.
3.
4.
5.
Ordo
Arachnida
Hymenoptera
Coleoptera
Mallophaga
Annelida
Area
Bagian Permukaan Atas
Kayu
6
53
17
-
Di Dalam Kayu
52
7
5
12
6.
7.
8.
9.
Blattaridae
Gastropoda
Isoptera
Chillopoda
3
3
73
2
Tabel 6.6. Antara Bagian Di Balik Kulit Kayu Dengan Di Bawah Kayu
N
Ordo
o
1.
2.
3.
4.
5.
Coleoptera
Blattaridae
Hymenoptera
Chillopoda
Gastropoda
Area
Di Balik Kulit
Di Bawah Kayu
Kayu
25
47
-
3
60
10
5
Ordo
1.
2.
3.
4.
5.
Blattaridae
Chillopoda
Hymenoptera
Gastropoda
Mallophaga
Area
Di Balik Kulit Kayu
Di Dalam Kayu
47
52
7
12
6.
7.
8.
9.
10
Annelida
Blattaridae
Gastropoda
Isoptera
Chillopoda
5
3
3
73
2
.
11
Coleoptera
25
Ordo
Area
Di Bawah Kayu
Di Dalam Kayu
Blattaridae
Chillopoda
Gastropoda
Mallophaga
Annelida
Blattaridae
Gastropoda
Isoptera
Chillopoda
3
10
5
-
7
5
3
3
73
2
Hymenoptera
60
52
12
hasil
pengamatan,
microhabitat
yang
memiliki
tingkat
keanekaragaman tinggi adalah di dalam kayu yang terdiri dari 7 ordo. Berarti
dalam suatu microhabitat terdapat beberapa jenis spesies. Berarti telah tejadi
keselingkupan relung. Semakin banyak keragaman spesies maka akan terjadi
persaingan interspesies yang semakin tinggi pula, karena telah terjadi
keselingkupan relung di antara mereka. Persaingan yang terjadi bisa dalam hal
perebutan sumber daya alam, dan bagaimana suatu spesies dapat memanfaatkan
sumber daya untuk bertahan dari bahaya dan berkompetisi sesuai dengan
kebutuhannya. Spesies yang bertahan adalah spesies yang memiliki resistensi
tinggi terhadap factor lingkungan yang kurang mendukung misalnya. Keadaan
seperti di atas merupakan suatu relung fungsi komunitas, yang diungkapkan oleh
Colinvaux (1986).
12
Mikrohabitat
Indeks
Kesamaan
(%)
80
Indeks
Ketidaksamaan
(%)
20
28,5
71,5
20
80
33,3
66,7
Di Bawah Kayu
Antara Bagian Di Balik Kulit Kayu
22,2
77,8
Di Dalam Kayu
Bagian Di Bawah Kayu Dengan Di
36,4
63,6
Dalam Kayu
Dari data di atas, yang memiliki tingkat kesamaan tertinggi adalah bagian
di permukaan atas kayu dengan bagian di balik kulit kayu. Artinya, di antara
kedua microhabitat memiliki keselingkupan relung hewan. Misalnya karena
keadaan lingkungan yang tidak jauh berbeda dari segi kelembaban, salinitas, atau
suhunya antara bagian di permukaan atas kayudengan di balik kulit kayu.
Sehingga hewan-hewan yang sesuai dengan keadaan lingkungan itu dapat hidup
di kedua tempat tersebut. Hal ini dapat dilihat
12
12
Skema Struktur
Relung Hewan
Permukaanatas
ataskayu
kayu
Permukaan
Arachnida
Arachnida
Hymenoptera
Hymenoptera
Coleoptera
Coleoptera
balikkulit
kulitkayu
kayu
DiDibalik
BatangPohon
Pohon(tua
(tuadan
dan
Batang
busuk)
busuk)
bawahkayu
kayu
DiDibawah
Coleoptera
Coleoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Blattaridae
Blattaridae
Hymenoptera
Hymenoptera
Chillopoda
Chillopoda
Gastropoda
Gastropoda
Mallophaga
Mallophaga
Annelida
Annelida
Didalam
dalamkayu
kayu
Di
Blattaridae
Blattaridae
Gastropoda
Gastropoda
Isoptera
Isoptera
Chillopoda
Chillopoda
Hymenoptera
Hymenoptera
12
VII.
KESIMPULAN
Dari hasi penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Relung hewan juga dapat dianalisis dari tempat hidupnya. Karena tempat hidup dapat
menunjukkan bagaimana factor lingkungan yang harus dihadapi oleh
hewan,
bagaimana mereka dapat bertahan pada batas toleransi yang dimiliki, dan bagaimana
adaptasi hewan terhadap lingkungannya.
2. H= 1,34637. berarti 1<H<3, maka keanekaragaman spesies sedang dan komunitas
stabil, dan yang mendominasi habitat adalah insecta.
3. Semakin banyak keragaman spesies maka akan terjadi persaingan interspesies yang
semakin tinggi pula, karena telah terjadi keselingkupan relung di antara mereka
4. Tingkat kesamaan tertinggi adalah hewan yang ada di bagian permukaan atas kayu
dengan bagian di balik kulit kayu.
.
12
DAFTAR PUSTAKA
Deshmukh, Ian. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Iskandar, Djoko.2000. Lingkunga Perairan. Jakarta: Erlangga
Michael, P. 1995. Metode Ekologi Penyelidikan Ladang dan labotratorium. Jakarta: Dikti
Tim Dosen. 2009. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan: FMIPA Unimed
Tim Dosen. 2009. Penuntun Praktikum ekologi Hewan. Medan: FMIPA Unimed
12
12