You are on page 1of 5

E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No.

1, Desember 2014
ISSN:2337-9928

PENGARUH FEEDING, KECEPATAN POTONG PAHAT CARBIDE TERHADAP KUALITAS


PEMBUBUTAN BAHAN BAJA S45C
Rizwan Nur Agist, Joko Waluyo, Saiful Huda
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND
Jl. Kalisahak No. 28 Yogyakarta, Indonesia, 55222
e-mail : Waluyojok@yahoo.co.id
ABSTRACT
The lathe is a machine tool which plays an important role in the production process in the industry. In the process of
turning the workpiece is gripped by rotating on its axis, while the cutting tool moves along the workpiece cut as a result
there was an incision by a chisel to form grimly. In this process there are significant results due to surface roughness
value of the incision. To get the ideal level of roughness is influenced by several parameters. In this study S45C steel
workpiece as much as six pieces that will get different treatment in the course of the work, namely the variation of
cutting speed of 145 m / min, 165 m / min and 185 m / min was used feeding 0.15 mm / rev and 0.2 mm / rev with the
cutting depth of 0.5 mm to determine its effect on the quality of the surface roughness average lathe face. Then from 6
workpiece to the workpiece respectively determined 3 points for the surface roughness test using test equipment
surfcorder SE 1700. The results of the surface roughness of steel best quality and the lowest of 1.95 lm obtained from
turning the cutting speed of 165 m / minutes, the engine turns 1000 rpm, depth of cut of 0.5 mm and 0.15 mm feeding /
rev. While most high surface roughness of 5.8 lm sebersar obtained from the lathe with a cutting speed of 185 m / min,
the engine turns 1400 rpm, and the feeding of 0.2 mm / put.
Keywords: Lathe, cutting speed, Feeding, Roughness, quality

1.

PENDAHULUAN

Proses pembubutan merupakan salah satu metal


cutting machine process dengan gerak utama berputar,
benda kerja dicekam dan berputar pada sumbunya,
sedangkan alat potong (cutting tool) bergerak
memotong sepanjang benda kerja akibatnya terjadilah
penyayatan. Dalam proses ini terdapat pengaruh hasil
nilai kekarasan permukaan akibat dari penyayatan
tersebut.

komponen atau bagian-bagian pada mesin automotive.


Terutama banyak penggunaan mesin bubut pada proses
pemesinan dikarenakan berbagai pekerjaan benda kerja
untuk menghasilkan produk berbentuk silindris dapat
dikerjakan dengan pembubutan
Menurut Asyari Daryus (2008:58) menyatakan
bahwa parameter kecepatan penyayatan (cutting speed)
terhadap kekasaran permukaan juga dipengaruhi oleh
bahan dan jenis pahat.

Sampai dengan saat ini proses pemesinan telah


banyak digunakan oleh industri untuk membuat

Tabel 1.1 Kecepatan Potong (Vc)

Bahan
Baja perkakas

Pahat HSS
Halus
Kasar

Pahat Karbida
Halus
Kasar

75-100

185-230

25-45

110-140

Baja karbon rendah


70-90
25-40
170-215
90-120
Baja karbon menengah
60-85
20-40
140-185
75-110
Besi cor kelabu
40-45
25-30
110-140
60-75
Kuningan
85-110
45-70
185-215
120-150
Alumunium
70-110
30-45
140-215
60-90
Keterangan : Halus = kedalaman pemotongan 0,38-2,29 mm, feed 0,13- 0,38 mm/put
Kasar = kedalaman pemotongan 4,75-9,53 mm, feed 0,75- 1,27 mm/put
(Sumber : Asyari Daryus, Proses Produksi II, Universitas Darma Persada, Jakarta, Hal 58)
Tarmawan mengatatakan bahwa pahat karbida mempunyai standar umum dengan untuk gerak makan f
(feeding) 0,15-0,25 mm/rev seperti dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut.

62

E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No. 1, Desember 2014


ISSN:2337-9928

Tabel 1.2 Standart umum Feed (f)

HSS

Carbide

Cooted
Carbide

0,05 - 0,015
(mm/rev)

0,15 - 0,25
(mm/rev)

0,2 - 0,35
(mm/rev)

METODE PENELITIAN
Diagram Alir

(Sumber : Tarmawan, 1999)


Dalam prosesnya menurut John A Schey
pembubutan bahan S45C yang mempunyai kekerasan
(< 275 BHN) dengan pahat karbida dapat dilakukan
dengan beberapa proses pendinginan yaitu Dry
(Kering), Emulsi minyak-mineral dan Fluida sintetis.
Definisi Kekasaran permukaan adalah
penyimpangan rata rata aritmetik dari garis rata-rata
Profil. Dalam ISO 1302-1978 definisi ini digunakan
untuk
menetapkan
harga.rata-rata
kekasaran
permukaan. Setiap permukaan yang telah mengalami
proses permesinan akan mengalami kekasaran
permukaan tertentu, misalnya mengkilap, halus
maupun kasar. Proses permesinan ini akan menentukan
kekasaran permukaan pada level tertentu. Untuk
bagian perencana kerja, bagian perhitungan biaya,
maupun operator, harus mengetahui tingkat kekasaran
permukaan, yang harus dicapai pada benda kerja.
Proses
pemesinan
kualitas
kekasaran
permukaan yang paling umum adalah harga kekasaran
rata-rata aritmatik (Ra) yaitu, sebagai standar kualitas
permukaan dari hasil pemotongan maksimum yang
diijinkan. Dimana posisi Ra dan parameter kekasaran
yang lain, bentuk profil, panjang sampel dan panjang
pengukuran yang dilakukan oleh mesin-mesin ukur
kekasaran permukaan dapat dilihat seperti pada gambar
1.1

1.1 Benda Uji


Bahan matrial yang digunakan pada penelitian ini
adalah baja S45C yang diproduksi oleh PT.
BHINNEKA BAJANAS yang akan dikerjakan dengan
proses pembubutan dengan spesifikasi sebagai berikut :

Gambar 3.2Benda kerja


Tabel 3.1 Sifat- sifat Mekanik Baja EMS 45
Gambar 1.1 Parameter-parameter dalam profil
permukaan.

Sifat Mekanik

Baja EMS 45
190 HB

Kekerasan
Tegangan Luluh (y)

43,44 ( kg/mm)

Tegangan Maksimal (u)

67,74 (kg/mm)

Youngs Modulus (GPa)


207 GPa
(Sumber : PT. Bhineka Bajanas, 2014)

Tabel 3.2 Komposisi Kimia Baja EMS 45

63

Komposisi

SI

MN

CR

Ni

Kadar

0,43

0,24

0,68

0,018

0,023

0,35

0,08

E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No. 1, Desember 2014


ISSN:2337-9928

(Sumber : PT. Bhineka Bajanas, 2014)

Gambar 3.4 Tool Holder


(Sumber : Iscars, C24)
Tabel 3.4 Ukuran Tool Holder

1.2 Pahat
Penelitian ini menggunakan jenis pahat yang
disesuaikan dengan jenis matrial yaitu pahat karbide
dengan kode TNMG 160404 TF dalam standar ISO
termasuk dalam kelompok P dengan sudut pahat 60

Kode
h = h1
l1
l2
F
B

Satuan
20 mm
125 mm
26 mm
25 mm
20 mm
(Sumber : Iscars, C3)

1.4 Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat untuk melakukan kegiatan penelitian
skripsi ini dilakukan dengan beberapa proses dan
dibeberapa tempat yaitu :
1.
Gambar 3.3 Pahat Sisipan
Tabel 3.3 Geometri Pahat
Bentuk
Geometr
i Pahat
Insert
Shape

2.

Satua
n

60

Clereanc
e Angel

Cutting
Edge
Length

16 mm

Thicknes
s

S=
4,76
mm

PEMBAHASAN
Pengujian kekasaran permukaan menghasilkan
data berupa angka (nilai) kekasaran permukaan. Data
tersebut
diperoleh
dari
pengukuran
dengan
menggunakan alat ukur kekasaran Surfcorder SE 1700.
Pengukuran dilakukan setelah pengerjaan benda kerja
menggunakan mesin bubut PINNACHO type S90/180.
Namun sebelumnya, proses penimbangan pahat
sebelum dan sesudah digunakan dilakukan guna
mengetahui berapa pengurangan bobot pahat setelah di
gunakan. Pengerjaan benda kerja dilakukan dengan
membubut rata permukaannya, denagn spesifikasi dan
kodefikasi sebagai berikut agartidak terjadikekeliruan
dan memudahkan dalam pengamatannya.

Corner
Radius

Proses
pemotongan
dan
pembubutan
dilaksanakan di Laboraturium Teknologi
Mekanik IST AKPRIND Yogykarta
Pengujian Kekasaran benda uji dilaksanakan
di Laboraturium Pengujian Bahan UGM
Yogyakarta

0,4
mm

(Sumber : Iscars)
1.3 Holder

Pada penelitian ini pemegang pahat (tool holders)


yang berfungsi untuk menopang sisipan pahat
kelompok P maka digunakan PTGNR 2020 K 16.

A1 = Kecepatan Potong (Cs) 145 m/menit,


Putaran Mesin (n) 860 rpm dan Feeding 0,15
mm/put
A2 = Kecepatan Potong (Cs) 145 m/menit,
Putaran Mesin (n) 860 rpm dan Feeding 0,2
mm/put
B1 = Kecepatan Potong (Cs) 165 m/menit,
Putaran Mesin (n) 1000 rpm dan Feeding 0,15
B2 = Kecepatan Potong (Cs) 165 m/menit,
Putaran Mesin (n) 1000 rpm dan Feeding 0,2
C1 = Kecepatan Potong (Cs) 185 m/menit,
Putaran Mesin (n) 1400 rpm dan Feeding 0,15
C2 = Kecepatan Potong (Cs) 185 m/menit,
Putaran Mesin (n) 1400 rpm dan Feeding 0,2

Kemudian diambil 3 titik untuk pengujian


kekasaran dari tiap-tiap spesimen. Adapun hasil
pengujian kekasaran Permukaan menggunakan variasi
kecepatan potong, feeding dan kedalaman pemakanan
64

E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No. 1, Desember 2014


ISSN:2337-9928

dari spesimen S45C dalam penelitian ini dapat dilihat


pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Untuk mengetahui pengaruh Kecepatan


Potong dan feeding terhadap kekasaran permukaan
maka dilakukan perbandingan melalui grafik di bawah
untuk memudahkan pengamatan dan menghindari
kekeliruan :

Dalam
Pemak
anan
(a)

Laju
Pemak
anan

A1

0,5

0,15

A2

0,5

B1

Spesi
men

Kecep
atan
Poton
g

Respon
Ra

R
a

T1

T
2

T
3

145

2,
4

1,
7

1,
6

1,9
8

0,2

145

5,
4

5,
9

5,
3

5,5

0,5

0,15

165

1,
9

1,
9

1,
8

1,9
5

B2

0,5

0,2

165

4,
9

5,
8

5,
2

5,3

C1

0,5

0,15

185

2,
06

1,
6

2,
6

2,1

2,
4,
9

4,
9

7,
6

5,8

C2

0,5

(f)

(Vc)

0,2

185

Kekasaran Permukaan (m)

Tabel 3.1. Data Hasil Uji Kekasaran

: Titik Pertama

T2

: Titik kedua

T3

: Titik Ketiga

Ra

165

184

Kesimpulan

Untuk mengetahui pengaruh feeding terhadap


kekasaran permukaan maka dilakukan perbandingan
melalui grafik di bawah dari berbagai spesimen dengan
variasi kecepatan potong yang berbeda.

1.

Kualitas pembubutan muka rata


kecepatan potong 145 m/menit
feeding 0,15 mm/rev memiliki
kesaran permukaan yang lebih
sebesar 1,98
.

dengan
dengan
tingkat
rendah

2.

Kualitas pembubutan muka rata


kecepatan potong 165 m/menit
feeding 0,15 mm/rev memiliki
kesaran permukaan yang lebih
sebesar 1,95
.

dengan
dengan
tingkat
rendah

3.

Kualitas pembubutan muka rata


kecepatan potong 185 m/menit
feeding 0,15 mm/rev memiliki
kesaran permukaan yang lebih
sebesar 2,1
.

dengan
dengan
tingkat
rendah

Saran

Pengaruh Feeding Terhadap Kekasaran Permukaan

Kekasaran permukaan (m)

145

PENUTUP

Pengaruh Feeding dan Gaya Pemotongan Terhadap


Kekasaran Permukan

10.00

A1

8.00

A2

6.00

B1

4.00

B2

2.00

c1

0.00
T2

Feed

Grafik 4.2 Pengaruh kecepatan Potong Terhadap


Kekasaran Permukaan

: Rata-rata

T1

6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
Kecepatan Pemotongan (m/menit)

Keterangan :
T1

Pengaruh Kecepatan Potong (Vc)


Terhadap Kekasaran Permukaan

T3

c2

Titik Pengujian

Dari pertimbangan hasil penelitian maka


disarankan untuk memperoleh kualitas pembubutan
dengan tingkat kekasaran permukaan yang baik pada
proses pembubutan bahan S45C angka parameter
feeding diperkecil yaitu 0,15 mm/put. Untuk variasi
kecepatan potong diambil dari tabel berdasarkan jenis
pahat dan matrial dalam pemotongan halus 145, 165,
dan 185 m/menit dan pilih mesin yang mempnyai
kecepatan spindel yang paling mendekati hasil
perhitungan.

PUSTAKA

Grafik 4.1 Pengaruh Feeding Terhadap Kekasaran


permukaan

A.Schey,
John.
2009. Proses
Manufaktur.
Terjemahan oleh Ir. Rines M.T., Edisi
ketiga. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Pengaruh Kecepatan Potong dan Keausan Pahat


terhadap Kekasaran Permukaan
65

E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No. 1, Desember 2014


ISSN:2337-9928

Daryus, Asyari [2007], Diktat Kuliah Proses


Produksi II, Fakultas Teknik Universitas
Darma Persada, Jakarta
ISCARs
untrmodern
facilities
for
the
manufacturing of tooling and boreng
products are certified QS-9000 adan ISO
9001, Complete Machining Solution
Turning Tools
PT. Bhineka Bajanas. 2014, Produksi Besi S45C
bersertifikat, Semarang.
Tarmawan,
1999, Buku
Panduan
OperatorMachining, Departement Of
Training,
PT
Texmaco
Perkasa
Engineering kaliwungu,Kendal

66

You might also like