You are on page 1of 11

AGITASI DAN PENCAMPURAN I

1. TUJUAN
Menjelaskan

hubungan

antar

variabel

proses

dalam

pencampuran
Memahami pola sirkulasi pengadukan
Menggambarkan pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk

dalam tanki
Menggambarkan

pola

aliran

dalam

berbagai

kecepatan

putaran pengadukan
2. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
2.1. Alat yang digunakan
Stopwatch
Viscometer
Aerometer
Termometer
Gelas Kimia
Gelas ukur
Pipet ukur, bola karet
Pipet tetes
Baskom/ ember
Pengaduk tipe turbin
2.2.

Bahan yang digunakan


Tepung Kanji
NaOH
Indikator pp
H2SO4
Aquadest

3. DASAR TEORI
Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu
sehingga mnimbulkan reduksi gerakan pada bahan, biasanya terjadi
pada suatu tempat seperti bejana. Gerakan hasil reduksi tersebut
mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari operasi

pengadukan akan terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau


lebih komponen teraduk. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh
dari

komponen

yang

dicampurkan,

yaitu

membuat

suspensi,

bleding, dispersi dan mendorong terjadinya tranfer panas dari


bahan kedinding tanki.
Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi,
pengadukan mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pad a bejana
hidrogenasi gas hidrogen disebarkan melalui fase ciar dimana
partikel

padat

dimaksudkan

dari

untuk

katalis

tersuspensi.

menyebarkan

panas

Pengadukan
dari

reaksi

juga
yang

dipindahkan melalui cooling coil jaket. Contoh lain pemakaian


operasi pengadukan dalam industri adalah pencampuran pulp
dalam air untuk memperoleh larutan . Larutan pulp sudah cukup
homogen disebarkan ke mesin pembuat kertas menjadi lembaran
kertas setelah proses filtrasi vakum dan dikeringkan.
Proses pengolahan zat sangat tergantung pada pengadukan dan
pencampuran . Kedua istilah tersebut sering dianggap sama,
meskipun kenyataannya satu sama lain berbeda. Pencampuran
(mixing) merupakan peristiwa perubahab bahan-bahan sevcara
acak bahan yang satu menyebar

ke bahan ya g lain dan

sebalaiknya. Pengadukan (agitasi) menunjukkan gerakan yang


terinduksi dengan cara tertentu pada suatu bahan didalam bejana.
gGerakan tersebut biasanya mempunyai pola sirkulasi tertentu.
Pengadukan sendiri dilakukan untuk berbagai tujuan, antara lain :

Membuat campuran homogen


Melarutkan partikel-parteikel padat dalam cairan
Mempertahankan reaksi yang terjadi karena perpindahan
momentum dari pengadukan

a. Tanki Pencampuran (mixing)


Alat pencampuran fasa
diperuntukan

untuk

padat

memperoleh

ke

fasa

cair

jenis

ini

campuran dengan viskositas

rendah,

biasanya

berupa

tanki

pencampuran

berserta

perlengkapannya. Dimensi tanki/ vesel, jenis pengadukan/ impeller,


kecepatan putar pengaduk, jenis pengaduk, jumlah penyekat/
buffle, letak impeller berserta dimensinya bergantung dari kapasitas
dan jenis dari bahan yang dicampurkan.
Bagian-bagian alat pencampuran antara lain :
Tanki/ vessel , merupakan wadah untuk campuran berbentuk

silinder dengan bagian bawah melenggung/dome atau datar


Penyekat / buffle, berbentuk batang ya ng diletakkan dipinggir
tanki berguna untuk menghindari vortex dan digunakan untuk
mempoloakan aliran menjadi turbulen jumlah buffle biasanya

3, 4 atau 6 buah dengan ukuran 1/12 diameter tanki.


Pengaduk/ impeller, digunakan untuk mengaduk campuran,
jenis dari impeller beragam disesuaikan pada sifat dari zat
yang akan dicampurkan.

Fungsi system agitasi :

Agar pencampuran merata


Meningkatkan laju perpindahan

pembatas cairan dan gelembung udara


Membran
kondisi
shear
yang

massa

menembus

dibutuhkan

film
untuk

memecahkan gelembung udara.


Macam-macam pengadukan :
Berbagai macam pengadukan mempunyai kegunaan berbeda,
juga aliran dan pola yang ditimbulkannya, misalnya :
Turbin
Pengadukan turbin mempunyai jangkauan viskositas dari
viskositas rendah sampai sedang (1 sampai dengan 5 x 10 5
centi poise). Bentuk pengaduk turbin biasanya berdaun
banyak, putaran dengan kecepatan tinggi, bentuk daun lurus,
melengkung dan tidak bersudut. Pola aliran yang ditimbulkan
berbentuk radial.

Jangkar
Bentuk ini menimbulkan pola aliran tangensial dengan jumlah
putaran rendah, daerah operasi deekat dengan dinding tanki,

efektik untuk larutan dengan viskositas tinggi (10 3 105) centi


poise.
Waktu pencampuran
Waktu pencampuran

zat

cair

yang

mampu

bercampur

(miscible) dalam tanki berlangsung sangat cepat dalam turbulen.


Impeller dapat menghasilkan kecepatan tinggi dan fluida bercampur
dengan baik disekitar impeller karena adanya aliran turbulen yang
kuat. Bila aliran berjalan lambat mengalir kearah dinding, maka
terjadi pergolakan besar yang berubah menjadi kecil, akan terjadi
sirkulasi kearah pusat impeller sehinhha terjadi pencampuran.
Perhitungan

atas

dasar

cara

tersebut

menunjukkan

pencampuran hampir 99% yang dapat dicapai bila tanki mengalami


sirkulasi 5 kali. Waktu pencampuran dapat diperkirakan dari korelasi
aliran total yang dihasilkan dari beberapa impeller . Untuk turbin
berdaun enam standart, waktu pencampuran adalah :
q
Tt
nTt

= 0,92 n Da3 (Dt/da)


= 5 v / = 5 (n2H/4) (1/0,92 n Da2 Dt)
= (Da/Dt)2 ( Dt/H) konstan = 4,3

Digunakan untuk tanki dan impeller tertentu, atau untuk


berbagai system yang secara geometri serupa. Waktu pencampuran
diperkirakan berbanding terbalik dengan kecepatan pengaduk.
Digunakan untuk turbin dengan (Da/Dt) = 1/3 dan ( Dt/H) = 1, dan
HT = 36. Korelasi umum untuk menentukan waktu pencampuran
diberikan oleh Norwood dan Metzer adalah :
Ft
=Tt (nDa2) 2/3 q 3/6 Da 1/2 = na ( Da/Dt)2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6
H1/2 Dt3/2
Untuk propeller adalah :
Ft
= Tt (nDa2) 2/3 q 1/6 = ( Da/Dt)2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6
H1/2 Dt
Untuk Da/Dt = 0,07 0,18
4. PROSEDUR KERJA

Menimbang 500 gr tepung kanji, larutkan dalam 2 liter air

mendidih
Memasukkan 14 liter air kedalam bejana kemudian disaring
Memanaskan air yang berada didalam bajana hingga 850C
Larutan kanji dipindahkan ketanki berpengaduk (tanki

pencampuran), kemudian mengaduk dengan kecepatan motor


Menambahkan indikator pp sebanyak 5 ml
Menentukan berat jenis, suhu dan viskositas larutan
Menambahkan 30 ml NaOH dan mengatur kecepatan motor

bersamaan dengan pengadukan pada 120 rpm


Mencatat waktu bila perubahan warna campuran telah merata
Menetralkan campuran dengan menambahkan 30 ml H 2SO4 2
M bersamaan dengan menjalankan stopwatch, mencatat

waktu penetralan
Selanjutnya menentukan harga berat jenis, viskositas dan

temperatur campuran
Megulangi percobaan dengan kecepatan pengadukan 140 rpm
dan 160 rpm.

5. DATA PENGAMATAN
Pengadukan air dalam waktu 1 menit
No
1
2

Waktu
1 menit
1 menit

Kecepatan
1
1,5

Setelah ditambah indikator PP + NaOH


dengan H2SO4

Banyak putaran
43
96

setelah dinetralkan

Setelah ditambah indikator PP + NaOH

setelah dinetralkan

dengan H2SO4
Viskositas dan densitas
a. Air
- Densitas
- Viskositas
b. Campuran
- Massa pikno kosong

= 33, 7

gr
Massa pikno + air
= 58, 1 gr
Massa pikno + NaOH + tapioka + air + pp
=

58, 4 gr
Massa pikno + NaOH + tapioka + air + pp + H2SO4

58, 3 gr
Diameter bola nikel

mm
Massa bola nikel
Waktu bola jatuh dalam campuran
NaOH + air + tapioka + pp
s
Waktu bola jatuh dalam campuran
NaOH + air + tapioka + pp + H2SO4

= 15, 2
= 16, 2784 gr
= 48, 12

= 5, 47 s

6. PERHITUNGAN
Densitas
Vpikno

Vpikno

-3

Vpikno

24, 5152 cm3

Vpikno

24, 5152 ml

Densitas campuran
NaOH + air + tapioka + pp

1, 0075 9 .cm3

Vistositas
Vbola nikel

r3
. 3, 14 . 0, 763
cm3

Campuran NaOH + air + tapioka + pp


M

476, 09 kg . m-1 . s-1

47, 609 pose

Campuran NaOH + air + tapioka + pp + H2SO4

54 kg . m-1 s-1

5,4 pose
Densitas

No

Skala

Kecepatan

Bahan teraduk

(9/cm3)

Viskositas

.
1

1,5

68

air
Campuran NaOH

0,9953

(p)
3,25

1,5

+ air + tapioka +

1,0075

47,609

1,0034

5,4

pp
Campuran NaOH
3

1,5

44

+ air + tapioka +
pp + H2SO4

7. ANALISIS DATA
Pada percobaan kali ini, variabel yang berbeda hanya berupa
sikositasdan densitas bahan yang digunakan. Dari data pengamatan
dan perhitungan yang didapat, dapat diiketahui bahwasanya
semakin tinggi bahan yang digunakan, maka

semakin pelan

agigator berputar. Hal ini menunjukkan daya yang diperlukan


semakin besar dengan sering bertambahnya viskotis.
Air yang digunakan sebelum pencampuran bahan juga harus
memiliki suhu minimal 85C agar bahan yang digunakan tidak
terlalu kental pada awal pengadukan.
Pada
proses
pencampuran

zat

dan

indikator

pp

pula,seharusnya bahan kembali menjadi warna putih setelah


pencampuran indikator pp dan NaOH. Namun bahan tidak menjadi
warna putih kembali, karena jumlah H 2SO4 yang tidak cukup. Hal ini

dikarenakan oleh koefisien NaOlf yang lebih besar bila dibandingkan


dengan H2SO4
8. KESIMPULAN
Viskotis dan

densitas

bahan

berbanding

lurus

dengan

kebutuhan daya pengaduk


9. DAFTAR PUSTAKA
Yuliati, selestia . 2015. Penuntun Praktikum Satuan Operasi .

Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.


http://www.wikipedia.org.//agitasi

GAMBAR ALAT

Seperangkat alat

agitasi

AGITASI DAN PENCAMPURAN II


10.

TUJUAN
Menjelaskan

pencampuran
Memahami pola sirkulasi pengadukan

hubungan

antar

variabel

proses

dalam

Menggambarkan pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk

dalam tanki
Menggambarkan

pola

aliran

dalam

putaran pengadukan
11.
BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
11.1. Alat yang digunakan
Stopwatch
Viscometer
Aerometer
Termometer
Gelas Kimia
Gelas ukur
Pipet ukur, bola karet
Pipet tetes
Baskom/ ember
Pengaduk tipe turbin
11.2. Bahan yang digunakan
Tepung Kanji
NaOH
Indikator pp
H2SO4
Aquadest

berbagai

kecepatan

You might also like