Professional Documents
Culture Documents
TINNITUS
Oleh :
Aulia Nurul Fatimah
G 99131023
Pembimbing :
dr. Anthonius Cristanto, M.kes., Sp.THT
A.
B.
Patofisiologi Tinnitus
Anatomi Telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
a.
Telinga luar
Telinga
luar
merupakan
bagian terluar dari telinga. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang
telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membrana
timpani.
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Daun telinga berfungsi
untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju
gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk
menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan
hasil susunan tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit tipis.
Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga luar
dan tulang di dua pertiga dalam. Liang telinga memiliki panjang kira-kira 2,5 - 3 cm.
Di dalam liang telinga terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin
yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi
sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga
yang meneruskan suara ke telinga tengah.
b. Telinga tengah
Telinga tengah adalah ruangan yang berbentuk kubus. Isinya meliputi gendang
telinga, 3 tulang pendengaran (malleus, incus, dan stapes). muara tuba Eustachii juga
berada di telinga tengah.
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang
pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke
tulang berikutnya. Tulang stapes yang merupakan tulang terkecil di tubuh
meneruskan getaran ke koklea.
Telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal.
Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan
udara di luar tubuh. Saluran Eustachius menghubungkan ruangan telinga tengah ke
belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachii dan telinga tengah
tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap.
c. Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari labirin osea, yaitu sebuah rangkaian rongga pada tulang
pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea,
yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.
Di depan labirin terdapat koklea. Penampang melintang koklea terdiri atas tiga
bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala
vestibuli berhubungan dengan tulang stapes melalui jendela berselaput yang disebut
tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui
tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran
Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran
basilaris terdapat organ corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls.
Organ corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat
membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan
dihubungkan dengan bagian otak dengan N.vestibulokoklearis.
Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat indera keseimbangan.
Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur
utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis.
Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan tubuh dan memiliki sel rambut
yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari N. vestibulokoklearis.
Fisiologi Pendengaran
Gelombang bunyi ditangkap oleh daun telinga dan diteruskan ke dalam liang
telinga. Gelombang bunyi akan diteruskan ke telinga tengah dengan menggetarkan
gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar, maleus, incus
dan stapes, ke foramen oval.
Getaran Struktur koklea pada tingkap lonjong akan diteruskan ke cairan limfe
yang ada di dalam skala vestibuli. Getaran cairan ini akan menggerakkan membrana
Reissner dan menggetarkan endolimfa. Sehingga akan menimbulkan gerakan relatif
antara membran basalis dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsangan
mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga
kanal ion akan terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.
Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan
neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf
Anamnesis
Anamnesis adalah hal yang sangat membantu dalam penegakan diagnosis tinitus.
Dalam anamnesis banyak sekali hal yang perlu ditanyakan, diantaranya:
Apakah bunyi yang di dengar semakin mengganggu di siang atau malam hari
Lama serangan tinitus berlangsung, bila berlangsung hanya dalam satu menit
dan setelah itu hilang, maka ini bukan suatu keadaan yang patologik, tetapi
jika tinitus berlangsung selama 5 menit, serangan ini bias dianggap patologik.
Umur dan jenis kelamin juga dapat memberikan kejelasan dalam mendiagnosis
pasien dengan tinitus. Tinitus karena kelainan vaskuler sering terjadi pada wanita
muda, sedangkan pasien dengan myoklonus palatal sering terjadi pada usia muda
yang dihubungkan dengan kelainan neurologi.
Pada tinitus subjektif unilateral perlu dicurigai adanya kemungkinan neuroma
akustik atau trauma kepala, sedangkan bilateral kemungkinan intoksikasi obat,
presbikusis, trauma bising dan penyakit sistemik. Jika pasien susah untuk
mendeskripsikan apakah tinitus berasal dari telinga kanan atau telinga kiri, hanya
dan
vaskular, vascular malformation, dan venous hum. Jika suara yang di dengar bersifat
kontinue, maka kemungkinan tinitus terjadi karena venous hum atau emisi akustik
yang terganggu.
Pada tinitus subjektif, yang mana suara tinitus tidak dapat didengar oleh
pemeriksa saat auskultasi, maka pemeriksa harus melakukan pemeriksaan audiometri.
Hasilnya dapat beragam, di antaranya:
Presbikusis
Obat Ototoksik
Meniere Syndrome
Otosklerosis
Umur
>60 tahun
Semua umur
Dekade ke 5
11-45 tahun
Penurunan
Pendengara
n
Berkurang secara
progresif (perlahanlahan)
Berkurang secara
cepat/perlahan
Gejala
utama
Letak
Kelainan
Bilateral
Unilateral/bilateral Unilateral/bilateral
Bilateral
Penyebab
Proses degenerasi
Toksisitas
Jenis Tuli
Tuli Sensorineural
Hidrops endolimfe
pada koklea dan
vestibulum
Tuli Konduksi
formattio
retikuler.
Peningkatan
efek
inhibisi
GABA menimbulkan
depresi
akibat
kekurangan
serotonin.
Senyawa
ini
juga
Adrenokortikoid:
Sebagai adrenokortikoid, metilprednisolon berdifusi melewati membran dan
membentuk komplek dengan reseptor sitoplasmik spesifik. Komplek tersebut
kemudian memasuki inti sel, berikatan dengan DNA, dan menstimulasi
rekaman messenger RNA (mRNA) dan selanjutnya sintesis protein dari
berbagai enzim akan bertanggung jawab pada efek sistemik adrenokortikoid.
Bagaimanapun, obat ini dapat menekan perekaman mRNA di beberapa sel
(contohnya: limfosit).
Efek Glukokortikoid:
Anti-inflamasi (steroidal)
Glukokortikoid menurunkan atau mencegah respon jaringan terhadap proses
inflamasi, karena itu menurunkan gejala inflamasi tanpa dipengaruhi
penyebabnya.
DAFTAR PUSTAKA
Benson AG, Meyers AD. Tinnitus. http://emedicine.medscape.com/article/856916overview#aw2aab6b3 diakses pada: 3 November 2014
Chan, Y., 2009. Tinnitus: Etiology, Classification, Characteristics, and Treatment.
Available
from:
http://www.discoverymedicine.com/YvonneChan/2009/10/10/tinnitusetiolog
y-classification-characteristics-and-treatment/ [Akses 5 Maret 2015]
Collins RD. Algorithmic diagnosis of symptoms and signs: a cost-effective approach.
2nd ed. Philadelphia: Lippincott williams &Wilkins, 2003: 568-9
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi
5. Jakarta: Bagian Farmakologi FK UI.
Soepardi EA, Iskandar I, Bashiruddin J, Restuti RD. 2008. Buku Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.