Professional Documents
Culture Documents
ANATOMI TUMBUHAN
A. Jambu Mete (Anacardium occidentale)
Jambu Mete (Anacardium occidentale) termasuk tumbuhan yang berkeping biji dua atau juga
disebut tumbuhan berbiji belah. Nama yang tepat untuk mengklasifikasikan tumbuhan ini adalah
tumbuhan yang berdaun lembaga dua atau disebut juga dikotil. Jambu monyet mempunyai
batang pohon yang tidak rata dan berwarna coklat tua.
Jambu mete ini juga merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brazil Tenggara.
Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke
daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahama, Senegal, Kenya, Madagaskar, Mozambik,
Srilangka,Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Diantara sekian banyak negara produsen,
Brazil, Kenya dan India merupakan negara pemasok utama jambu mete dunia.
Jambu mete tersebar diseluruh nusantara dengan nama berbeda-beda. Di Sumatera Barat (jambu
erang/jambu monyet), di Lampung (gayu), di Jawa Barat (jambu mede), di Jawa Tengah dan
Jawa Timur (jambu monyet), di Bali (jambu jipang/jambu dwipa) dan di Sulawesi Utara (buah
yaki). Jambu mete mempunyai puluhan varietas, diantaranya ada yang berkulit putih, merah,
merah muda, kuning, hijau kekuningan dan hijau.
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar,
batang, daun dan buahnya. Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk
makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti
sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu mete.
B. Klasifikasi Jambu Mete
1. Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada jambu mete, akar lembaga terus tumbuh
sehingga membentuk akar tunggang.
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi batang, antara lain
menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke
seluruh tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan, serta tempat menempelnya daun, bunga,
dan buah.
Struktur Anatomi batang tumbuhan dikotil terdiri yaitu kulit kayu, kayu dan empulur. Empulur
sangat sulit ditemukan pada batang kayu yang sudah tua. Bagian terluar dari batang tumbuhan
dikotil adalah kulit kayu yang terdiri atas jaringan epidermis, kambium gabus, korteks, dan
floem. Felogen dapat ditemukan di bagian bawah epidermis.
Pada kulit batang, terdapat bagian yang tidak tertutupi oleh lapisan gabus. Bagian tersebut
dinamakan lentisel. Lentisel berfungsi sebagai tempat terjadinya peristiwa penguapan dan
pertukaran gas.
Selain jaringan epidermis dan gabus, pada batang dijumpai pula jaringan parenkima, kolenkima,
sklerenkima, floem dan xilem. Berkas pembuluh floem letaknya berdampingan dengan
pembuluh xilem. Diantara berkas pembuluh xilem, dan floem, terdapat kambium pembuluh
(kambium vaskular). kambium pembuluh merupakan bagian yang memisahkan kulit kayu
dengan kayu (Xilem).
Jika letak floem dan xilem berdampingan, ikatan pembuluh yang terletak dinamakan ikatan
kolateral. Tipe ikatan kolateral tertutup. pada ikatan kolateral terbuka terdapat Kambium diantara
berkas pembuluh. Adapun ikatan kolateral tertutup tiak terdapat kambium diantara berkas
pembuluh.
Batang dikotil memiliki struktur khas. Batang dikotil muda dan batang dikotil tua memiliki
struktur yang sedikit berbeda. Kayu tersususn atas trakea. Trakea merupakan saluran-saluran
yang terbentuk oleh sel-sel yang telah mati dan bagian ujung-ujungnya saling menyambung.
Saluran tersebut berfungsi menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun. Pada kayu
terdapat juga trakeid yang bentuk selnya memanjang, ujung-ujungnya runcing, dan ukurannya
kecil daripada trakea. Trakeid berfungsi sebagai penyokong atau memperkuat batang.
Pembelahan sel kambium vaskular ke arah dalam memebentuk kulit kayu. Aktivitas
pembentukan kayu lebih aktif daripada pembentukan kulit kayu. Aktivitas tersebut
mengakibatkan bagian kayu lebih besar daripada kulit kayu. Hal inilah yang menyebabkan pada
kulit kayu sering terjadi pengelupasan.
Pembentukan kayu oleh kambium pada musim hujan lebih aktif dan menghasilkan sel-sel yang
lebih besar daripada musim kemarau. Akibatnya, timbul batas perbedaan pada kedua aktifitas
pembentukan kayu, dinamakan lingkaran dalam. Dinegara yang memiliki 4 musim, stiap
tahunnya akan didapatkan 4 batas lingkaran tahun.
Empulur adalah jaringan parinkima yang berfungsi menyimpan makanan cadangan. Empulur
ditemukan pada batang yang muda. Empulur tidak ditemukan pada batang yang tua karena
empulur semakin hilang sejalan dengan pertambahan diameter batang.
Jambu mete merupakan tumbuhan dikotil yang memiliki batang sejati, berkayu keras. Tanaman
dapat tumbuh hingga ketinggian 10-15 m.
Secara umum batang jambu mete tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat
stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang
terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan
tersebut.
Batang jambu mete bercabang-cabang, pembuluh angkut teratur, punya jari-jari empulur,
mempunyai kambium vaskular sehingga dapat membesar, dapat dibedakan antara daerah korteks
dan empulur, ada kambium di antara xilem dan floem.
3. Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak
mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Fungsi
daun, antara lain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai
tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Daun tersusun atas
beberapa jaringan, antara lain epidermis, mesofil, berkas pengangkut, xilem, floem, palisade
(jaringan tiang), spons (janringan bunga karang), serta stomata.
Daun pada jambu mete merupakan daun tunggal, tumbuh pada cabang dan ranting secara selang
seling, bentuk daun bulat panjang hingga oval dan membulat atau meruncing pada ujung daun.
Panjang daun mencapai 10 20 cm, lebar daun 5 10 cm, panjang tangkai daun 0,5 1 m,
tulang-tulang daun menyirip. Daun muda berwana coklat kemerahan hingga pucat sedangkan
yang tua berwarna hijau gelap.
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma.
Pada tumbuhan ini sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan
bunga karang,sistem berkas pembuluh terdiri atas xilemdan floem yang terdapat pada tulang
daun.
4. Buah
Buah (fruktus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakanperkembangan lanjutan
dari bakal buah (ovarium). Buah terbentuk setelahterjadi setelah terjadi peristiwa penyerbukan.
Jika penyerbukan berhasil,dimana serbuk sari berhasil mencapai bakal buah. Maka akan
terbentuk buah dan biji. Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa danbentuk
buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagaipemencar biji tumbuhan.
Biji (semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhanberbunga yang telah masak. Biji dapat
terlindung oleh organ lain (buah, padaAngiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada
Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang
termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk
pertumbuhan.
Secara umum, buah dibedakan atas buah sejati dan buah semu. Buah sejati adalah buah yang
semata-mata berasal dari bakal buah sedangkan buah semu adalah buah yang berasal dari bakal
buah dan bagian-bagian bunga yang lain yang justru menjadi bagian utama pada buah.
1. Buah sejati
Pada umumnya buah sejati memiliki dinding buah yang berdaging atau perikarp.
a. Eksokarp/epikarp, bagian terluar dari dinding buah umumnya tipisdan berkutikula.
b. Mesokarp, bagian tengah umumnya tersusun oleh jaringan parenkim.
c. Endocarp, bagian terdalam, umumnya tipis
Buah sejati menurut asal pembentukannya dibedakan menjadi tigabagian, yakni:
a. Buah sejati tunggal
Buah sejati tunggal buah yang terbentuk dari satu bunga dengansatu bakal buah, yang berisi satu
biji atau lebih. Buah dapat berisisatu biji atau lebih. Buah sejati tunggal dibedakan lagimenjadi
buah sejati tunggal yang kering (siccus) dan buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus).
- Buah sejati tunggal yang kering
Buah sejati tunggal yang kering adalah buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan
mengayu seperti kulit yang kering.
- Buah sejati tunggal yang berdaging
Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus) umumnya memiliki tiga lapisan dinding buah,
yakni dinding luar(epicarpium), dinding tengah (mesocarpium) dan dinding
dalam(endocarpium).
b. Buah sejati ganda
Buah sejati ganda adalah buah terbentuk dari satu bunga yangmemiliki banyak bakal buah.
Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya
menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah.
c. Buah majemuk
Buah sejati majemuk adalah buah sejati yang terbentuk dari bungamajemuk. Dengan demikian
buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan
menjadi satubuah saja.
2. Buah semu
Buah semu atau sering juga disebut buah tertutup yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah
beserta bagian-bagian lain padabunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih
besar,menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yangbermanfaat atau dapat
dimakan), sedangkan buah yang sebenarnya kadang- kadang tersembunyi.
a. Buah semu tunggal
Buah semu tunggal yaitu, Buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada
buah ini, selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya :
1. Tangkai bunga, pada buah jambu mete ( Anacardium occidentale), pada prosesnya buah
ini berkembang akan tetapi tangkai bunga pada buah mete ikut tumbuh dan membesar serta
berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan.Sedangkan buah yang yang
sebenarnya adalah terletak diujung bagian yang membesar itu (metenya).
2. Kelopak bunga, pada buah ciplukan (physalis minima). Pada prosesnya buah ini berkembang
akan tetapi kelopak bunga pada buah ciplukan termodifikasi sedemikian rupa sehingga bagian
kelopak itu melebar dan membungkus bagian buah ciplukan sehingga buah yang sebenarnya
tertutupi oleh kelopak yang melebar tadi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
Ukuran panjang gelondong 2,5 3,5 cm, lebar kurang lebih 2 cm tebal kulit 1 1,5 mm, ratarata berat gelondong 5 6 gr. Di dalam gelondong terdapat kacang mete, kacang mete ini terdiri
dari dua keping berwarna putih.
5. Bunga
Tumbuh pada ujung tunas/ranting, tanaman mulai berbunga umur 3 5 tahun, jambu mete bisa
berbunga sepanjang tahun bila didukung oleh curah hujan yang merata sepanjang tahun, akan
tetapi umumnya produksi puncak terjadi setahun sekali.
Ukuran bunga kecil, harum, bunga termasuk bunga majemuk, hermaprodit, yaitu dalam kuntum
bunga terdapat dua jenis, kelamin jantan dan betina.
C. Habitat
1. Jenis tanah paling cocok untuk pertanaman jambu mete adalah tanah berpasir, tanah
lempung berpasir dan tanah ringan berpasir.
2. Jambu mete paling cocok ditanam pada tanah dengan pH antara 6,3-7,3, tetapi masih sesuai
pada pH antara 5,5-6,3.
* Syarat tumbuh :
1. Tanaman jambu mete sangat menyukai sinar matahari. Apabila tanaman jambu mete
kekurangan sinar matahari, maka produktivitasnya akan menurun atau tidak akan berubah bila
dinaungi tanaman lain.
2. Suhu harian di sentra penghasil jambu mete minimum antara 15-25 derajat celcius dan
maksimum antara 25-35 derajat celcius. Tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila
ditanam pada suhu harian rata-rata 27 derajat celcius.
3. Jambu mete paling cocok dibudidayakan di daerah-daerah dengan kelembapan nisbi antara
70-80%. Akan tetapi tanaman jambu mete masih dapat bertoleransi pada tingkat kelembapan 6070%.
4. Angin kurang berperan dalam proses penyerbukan putik tanaman jambu mete. Dalam
penyerbukan bunga jambu mete, yang lebih berperan adalah serangga karena serbuk sari jambu
mete pekat dan berbau sangat harum.
5. Daerah yang paling sesuai untuk budidaya jambu mete ialah di daerah yang mempunyai
jumlah curah hujan antara 1.000-2.000 mm/tahun dengan 4-6 bulan kering (<60 mm).
Kulit kayunya berbau tanah, rasanya kelat dana lama kelamaan menimbulkan rasa tebal di lidah.
Khasiatnya sebagai pencahar, astringen dan memacu aktivitas enzim pencernaan.
Penyakit-penyakit yang dapat diobati dengan Jambu Mete antara lain: Sembelit (Kulit kayu),
Kencing Manis (kulit kayu), Radang Tenggorokan (daging buah jambu monyet), Sariawan (Daun
muda), Rematik/Tekanan darah tinggi (Daun jambu), Digigit ular berbisa (1 buah jambu mede
utuh), Sakit gigi (biji mede).
Demikian segudang manfaat Jambu Monyet. Semoga dapat menambah referensi anda.
Daftar Pustaka
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Liptan (1999). Jambu Mete Sebagai tanaman penghijauan. Balai Informasi
Pertanian Banjarbaru.