You are on page 1of 6

4.

ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

A. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi agregat kasar dengan menggunakan
saringan.
B. PERALATAN
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji
2. Satu set saringan : 25 mm [1], 19,1 mm [3/4], 12,5 mm [1/2], [3/8], 4,75 mm, 2,36 mm
3. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai [110 5]
4. Alat pemisah contoh
5. Mesin penggetar saringan
6. Talam-talam
7. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya

C. BAHAN
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak :
a. Agregat halus:

Ukuran maksimum No. 4 ; berat minimum 500 gram

Ukuran maksimum No. 8 ; berat minimum 100 gram

b. Agregat kasar:

Ukuran maksimum 3,5 ; berat minimum 35 kg

Ukuran maksimum 3 ; berat minimum 30 kg

Ukuran maksimum 2,5 ; berat minimum 25 kg

Ukuran maksimum 2 ; berat minimum 20 kg

Ukuran maksimum 1,5 ; berat maksimum 15 kg

Ukuran maksimum 1 ; berat minimum 10 kg

Ukuran maksimum ; berat minimum 5 kg

Ukuran maksimum ; berat minimum 2,5 kg

Ukuran maksimum ; berat minimum 1 kg


Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan kasar, agregat tersebut dipisahkan
menjadi 2 bagian dengan saringan no. 4. Selanjutnya agregat halus dan kasar disediakan
sebanyak jumlah seperti tercantum diatas.
Benda uji disiapkan sesuai dengan prosedur, kecuali apabila butiran yang melalui
saringan no. 22 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat ketelitian tidak
menghendaki pencucian.

D. PROSEDUR
1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu [110 5] ,sampai berat tetap
2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran paling besar ditempatkan
paling atas. Saringan digetarkan dengan mesin penggetar selama 15menit.

E. PERHITUNGAN
Hitunglah presentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji setelah disaring.

F. LAPORAN

G. ANALISIS

1. Analisis Praktikum
Pada praktikum ini, praktikan melakukan persiapan bahan dengan mengambil sample
berupa agregat kasar sebanyak 5 kg untuk 2 talam, sehingga masing-masing talam berisi 2,5kg
agregat kasar. Untuk sampel, praktikan mengambil agregat kasar secara acak, kemudian agregat
dioven dengan suhu [110 5]

hingga berat menjadi konstan dengan durasi waktu selama

18jam. Tujuan dari pengeringan ini adalah agar agregat yang digunakan adalah agregat dalam
kondisi oven dry (benar-benar kering luar dan dalam) agar ketika ditimbang nanti tidak terjadi
penambahan berat karena kadar air yang terkandung dalam agregat.

Susunan saringan yang digunakan adalah saringan 1, , , 3/8, No. 4, No. 8, serta
pan. Setelah penyusunan saringan benar, sample dimasukkan kedalamnya secara perlahan agar
tidak ada sample yang jatuh atau tumpah ke luar saringan. Selanjutnya, susunan saringan
dipasang diatas mesin penggetar kemudian digetarkan selama 15 menit. Setelah 15 menit,
dilakukan penimbangan untuk agregat yang tertahan di setiap saringan. Untuk penimbangan,
praktikan hanya menghitung berat isi dari tiap saringan sehingga memberikan hasil penimbangan
yang cukup akurat, setelah itu dilakukan pengolahan data hingga menghasilkan data persebaran
berat (gradasi) dari sample.
2. Analisis Hasil
Dari data yang didapat saat praktikum, dari 2 kali penyaringan yang dilakukan, tingkat
keakuratan yang dilakukan praktikan sebesar

90% dan terjadi pengurangan berat total dari

masing-masing wadah sebesar <1% Hal ini dapat dilihat dari jumlah berat tertahan dari masingmasing talam yang seharusnya beratnya 2500 gram tetapi hanya terhitung 2496 gram dan 2492,5
gram. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan mencari beberapa presentase dari tiap-tiap
saringan. Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, didapat persen tertahan kumulatif
pada saringan pertama sebesar 6,4%; 60,1%; 92,9%; 97,8%; 99,4%; 99,3%; dan 100%.
Sedangkan untuk saringan yang kedua didapat persen tertahan kumulatif sebesar 1,1%; 66,1%;
96,1%; 99,3%; 99,6%; 99,6%; dan 100%. Sehingga didapat persen tertahan kumulatif rata-rata
dari tiap jenis saringan sebesar 3,7%; 63,1%; 94,5%; 98,5%; 99,5%; 99,5%; dan 100%.
Kemudian didapat pula persen lewat kumulatif pada saringan pertama sebesar 93,6%; 39,9%;
7%; 2,2%; 0,6%; 0,6%; dan 0%. Sedangkan untuk saringan kedua didapat persen lewat
kumulatif sebesar 98,9%; 33,9%; 3,9%; 0,7%; 0,4%; 0,4%; dan 0%. Sehingga didapatlah persen
lewat kumulatif average sebesar 96,2%; 36,9%; 5,4%; 1,4%; 0,5%; 0,5%; dan 0%.
Setelah diperoleh hasil persentase, praktikan mencari nilai fineness modulus dengan cara
menjumlahkan persen tertahan kumulatif average kemudian dibagi seratus. Pada praktikum ini
praktikan mendapat nilai fineness modulus sebesar 4,59. Dari hasil perhitungan dapat dilihat
terdapat perbedaan persentase pada saringan pertama dan saringan kedua. Hal ini dapat terjadi
karena beberapa faktor seperti pembagian sampel secara acak sehingga menghasilkan hasil yang
berbeda dari setiap saringannya, dan beberapa kesalahan seperti sampel yang terjatuh saat
pemindahan agregat dari wadah ke saringan.
3. Analisis Kesalahan

Berdasarkan hasil praktikum dan standard yang berlaku, terjadi beberapa kesalahan yang
menyebabkan beberapa perbedaan pada hasil sebelum dan sesudah penimbangan. Perbedaan
tersebut kemungkinan disebabkan karena:
Kurang sempurnanya pengeringan di oven sehingga berat agregat belum sepenuhnya
konstan
Terjatuhnya agregat saat pemindahan dari talam/wadah ke saringan
Ketidaktepatan praktikan dalam mengukur waktu penggetaran saringan

4. Kesimpulan

Saringan

% Tertahan (1)

% Tertahan (2)

6,4

1,1

3/4

53,7

65

1/2

32,9

30,1

3/8

4,8

3,2

no. 4

1,6

0,2

no. 8

pan

0,6

0,4

H. REFERENSI
American Society for Testing and Materials. Standards Test Method for Sieve Analysis of Fine
and Coarse Aggregate, No. ASTM C 136 04. Annual Book Of ASTM Standards,
Vol. 04.02.

Badan Standarisasi Nasional. metode pengajuan analisis saringan agregat halus dan kasar, SNI
03-1968-1990
I. LAMPIRAN

You might also like