You are on page 1of 36

The LINUX

User
Saatnya Belajar Untuk Tidak Menjadi
Sekedar
Pengguna Komputer

Rania el-Amina

| The LINUX User - Rania el-Amina

Kata Penyadar
Tidak. Aku tidak salah ketik. Aku memang sengaja
mengetikkan, Kata Penyadar pada bagian atas halaman ini.
Mengapa bukan kata pengantar? Anggap saja itu sebgai
penghargaanku pada agan-agan pembaca sekalian. Aku
berasumsi bahwa pembaca tulisan tidak jelas ini adalah
orang-orang yang cakap dan tidak perlu lagi diantar-antar
seperti anak SD atau yang sesusia dengan itu.
Sebelum aku menulis lebih jauh, akan kujelaskan terlebih
dahulu maksud kehadiran buku yang juga tak jelas ini. Akan
aku tegaskan, buku yag aku tulis ini bukanlah buku yang akan
membahas teknis atau istilah Jawanya, How To . . ..
Ya, aku memang sengaja tidak membahas terlalu banyak ihwal
teknis penggunaan Linux, termasuk di antaranya instalasi,
konfigurasi, penanganan masalah atau hal-hal semacam itu.
Mengapa? Hal tersebut terlalu aneh bagiku untuk dibukukan.
Ini hanya pendapatku (mungkin juga karena aku pemalas).
Lebih-lebih sekarang bukan zamannya lagi orang tidak
mengenal internet. Jadi, aku sarankan bila ingin memperdalam
teknis, agan-agan sekalian dapat memanfaatkan forum-forum
online yang bersebaran di internet. Percayalah, di sana banyak
orang baik berkumpul. Agan juga tidak akan ditarik biaya
sepeser pun untuk memperoleh pengetahuan baru.
Lalu, apa isi buku ini? Seperti yang aku tulis pada paragraf di
atas, aku menyebut buku ini, Buku Tidak Jelas. Meski itu
bukan judul yang aku pakai--bisa nggak laku donk kalau aku
jadikan judul--namun sedikit banyak, julukan itu memang
benar-benar berlaku. Buku ini aku tulis untuk agan-agan yang
ingin belajar lebih dalam tentang bagaimana menjadi pengguna
Linux. Sekali lagi, ini bukan tentang Linux tapi tentang
pengguna Linux.
Ide-ide dari tulisan yang aku muat di buku ini sebenarnya
adalah beberapa kasus yang sering aku temui di beberapa forum
2

| The LINUX User - Rania el-Amina

diskusi. Satu hal yang aku tangkap dengan jelas dari


forum-forum online tersebut adalah kian hari pengguna Linux
kian bertambah--meskipun tidak secara signifikan. Namun hal
tersebut tidak dibarengi dengan mentalitas yang sesuai sebagai
pengguna Linux.
Maka dari itu, melalui buku ini aku ingin ngobrol santai dengan
agan-agan semua sambil berbagi pengalaman menjadi pengguna
Linux. Yang perlu agan perhatikan, buku ini bukanlah novel
atau panduan teknis yang harus dibaca secara berurutan mulai
dari halaman awal sampai akhir. Anggap saja buku ini sama
dengan distro Linux, yang membebaskan agan untuk
membacanya dari mana saja sesuai keinginan agan.
Oh iya, mana yang dimaksud kata penyadar? Secara tidak
langsung aku sudah menuliskannya secara tersirat pada
beberapa paragraf di atas. Jangan lupa, agan bukanlah anak
kecil lagi yang harus dibimbing secara mendetail.
Akhirnya, terima kasih untuk diriku yang rela aku forsir untuk
melakukan apa pun, Bapak dan Ibuku di rumah, adik-adikku,
rekan-rekan forum yang tak pernah jenuh memberiku motivasi
untuk terus berkarya, Mas Ade Malsasa, rekan-rekan penggiat
FOSS di UGM, Pak Irawan, teman-teman pengguna Linux yang
tergabung di KMIB, teman-teman kampusku, Ifada (thanks
rekeningnya), Wisnu, Nuring, Puput, Otung dan semuanya saja
yang tak dapat aku sebutkan satu per satu.
Hal yang mungkin perlu menjadi catatn, aku bukan orang yang
pandai membuat program, bukan pula ahli coding, bukan
seorang hacker, bukan seorang yang wow di bidang Linux. Aku
hanya seorang sastrawan FOSS. Selamat membaca.

Yogyakarta 12 September 2015


Rania el-Amina

| The LINUX User - Rania el-Amina

Kencan Pertama
Linux, Makhluk Apa Itu?

| The LINUX User - Rania el-Amina

Jika berbicara soal perasaan, sebenarnya aku kurang begitu setuju


dengan ungkapan, Tak kenal maka tak sayang. Karena pada
kenyataannya, aku cukup sering menyukai sesuatu padahal aku
belum tahu seluk beluk sesuatu tersebut. Orang kasmaran
mengistilahkannya dengan, Cinta pada pandangan pertama.
Meski demikian, aku tidak memungkiri bahwa mengenal sesuatu
merupakan salah satu jalan yang terbaik untuk membuat diri kita
lebih mengerti tentang sesuatu tersebut. Sama halnya dengan saat
agan ingin belajar apa pun, termasuk belajar Linux.
Sering sekali aku menjumpai rekan-rekan di forum yang (mungkin)
belum begitu mengenal dengan baik tentang Linux. Baiklah,
anggap saja mereka adalah orang-orang yang tidak termasuk
golongan, Tak kenal maka tak sayang tadi. Bisa jadi mereka
jatuh cinta pada Linux tanpa peduli apa itu Linux. Dan tentu saja
itu sangat mungkin sekali terjadi.
Pemahaman tentang Linux, sebenarnya dapat kita jumpai dengan
mudah bila kita mau mengetik Linux adalah pada search engine
Om Google. Link paling atas biasanya ditempati oleh
wikipedia.org. Dan aku pikir, untuk sebuah pengenalan dasar,
tulisan di wikipedia sudah cukup jelas untuk memberikan
gambaran tentang Linux.

https://id.wikipedia.org/wiki/Linux
5

| The LINUX User - Rania el-Amina

Sebenarnya, Linux adalah seonggok kernel. Agan dapat


membayangkan, kernel adalah inti dari sebuah sistem operasi.
Namun sering kali para pengguna baru Linux, beranggapan bahwa
Linux merupakan sistem operasi siap pakai dengan segala fitur
yang lengkap. Jika agan menemukan orang yang beranggapan
demikian, maka katakanlah pada orang tersebut, Maaf mungkin
yang agan maksud adalah distro Linux.
Oh, iya. Aku harap agan-gan pembaca yang budiman tidak kaget.
Pada bab ini, sengaja tidak aku jelaskan secara mendetail tentang
5W+1H-nya Linux. Termasuk tentang Om Linus Torvald dan Om
Ricahrd M. Stallman yang merupakan Sang Pencipta dan
pembuka sejarah dunia Linux. Sesuai dengan pembukaan di
halaman, awal buku ini adalah penyadar bukan pengantar.
Yang ingin aku lakukan adalah memantik semangat agan-agan
sekalian untuk mencari tahu lebih dalam lagi ihwal hal-hal yang
aku tulis. Seorang pengguna Linux yang baik (menurutku pribadi)
adalah mereka-mereka yang mau berusaha untuk membaca
dokumentasi-dokumentasi yang ada.
Jangan lupa, ada banyak orang baik di luar sana yang dengan
ikhlas telah meluangkan waktunya untuk menulis banyak hal
tentang Linux. Jadi, ayo kita belajar menghargai mereka dengan
mengunjungi web atau blog yang telah mereka buat. Tak hanya
pada bagian ini, pada bagian-bagian selanjtnya pun demikian.

| The LINUX User - Rania el-Amina

Istilah-Istilah Dasar di Linux


Adalah hal yang aneh menurutku bila seorang pengguna Linux tidak
ingin mengerti istilah-istilah dasar pada Linux. Diakui atau tidak,
memang masih banyak pengguna yang hanya sekedar pengguna.
Apa itu salah? Tentu saja tidak. Karena pada sistem operasi mana pun,
sebenarnya tidak begitu penting mengetahui istilah ini, istilah itu.
Mereka bilang, Yang penting bisa dipakai kerja, sudah cukup.
Pun demikian, mengetahui istilah istilah dasar bisa jadi merupakan
suatu hal yang cukup penting pada saat-saat tertentu. Suatu misal,
agan sedang mengalami masalah dengan distro Linux yang agan
gunakan, dan agan ingin menanyakan permasalahan yang agan alami
ini pada sebuah forum. Tentu saja agan tidak bisa memperoleh
jawaban jika sekedar memosting, Gan tolongin ane, distro Linux ane
error. Agan perlu menjelaskan kronologis error yang agan alami, dan
pemahaman istilah akan sangat membantu dalam hal ini.

Distro Linux
Sering kali aku menangkap anggapan bahwa Linux adalah sebuah
sistem operasi yang lengkap dan siap pakai, karena sudah ter-include
dengan software-software lain sesuai kebutuhan. Anggapan ini
tentunya kurang tepat. Seperti yang aku tulis sebelumnya, Linux
hanyalah seonggok kernel, alias bagian inti dari sebuah sistem operasi.
Kernel ini memang sangat penting, karena kernel inilah yang menjadi
jembatan antara perangkat keras dan perangkat lunak lainnya.
Mengutip penjelasan dari wikipedia mengenai distro Linux bahwa,
Distro Linux (singkatan dari distribusi Linux) adalah sebutan untuk
sistem operasi komputer dan aplikasinya, merupakan keluarga Unix
yang menggunakan kernel Linux. Distribusi Linux bisa berupa
perangkat lunak bebas dan bisa juga berupa perangkat lunak komersial
seperti Red Hat Enterprise, SuSE, dan lain-lain.
Singkatnya, distro Linux adalah sistem operasi Linux yang agan-agan
pakai. Pada realitanya, para pengguna Linux lebih senang langsung
menyebutkan nama distro. Misalnya, Ubuntu, Linux Mint, Debian,
Fedora, Kali Linux, Arch, IGOS Nusantara, Blankon dan masih
banyak lagi. Pertanyaan untuk agan, apakah Android juga meupakan
distro Linux?

| The LINUX User - Rania el-Amina

Code Name

| The LINUX User - Rania el-Amina

Versi

Nama Kode

Tanggal Rilis

Dukungan

1.0

Ada

2006-08-27

dukungan berakhir April 2008.

2.0

Barbara

2006-11-13

dukungan berakhir April 2008.

2.1

Bea

2006-12-20

dukungan berakhir April 2008.

2.2

Bianca

2007-02-20

3.0

Cassandra

2007-05-30

3.1

Celena

2007-09-24

4.0

Daryna

2007-10-15

5 LTS

Elyssa

2008-06-08

dukungan berakhir April 2011.

Felicia

2008-12-15

dukungan berakhir April 2010.

Gloria

2009-05-26

dukungan berakhir Oktober 2010.

Helena

2009-11-29

dukungan berakhir April 2011.

9 LTS

Isadora

2010-05-18

Long term support release (LTS), dukungan berakhir April 2013.

10

Julia

2010-11-12

dukungan berakhir April 2012.

11

Katya

2011-05-26http
s://id.wiki
pedia.org
/wiki/Linu
x_Mint#c
ite_note5

dukungan berakhir Oktober 2012.

12

Lisa

2011-11-26

dukungan berakhir April 2013.

13 LTS

Maya

2012-05-23

Long term support release (LTS), dukungan berakhir April 2017.

14

Nadia

2012-11-20

dukungan berakhir April 2014

15

Olivia

2013-05-29[

dukungan berakhir Januari 2014.

16

Petra

2013-11-30http
s://id.wiki
pedia.org
/wiki/Linu
x_Mint#c
ite_note10

dukungan berakhir Juli 2014.

17

Qiana

2014-05-31

Long-term support release (LTS), dukungan sampai April 2019.

dukungan berakhir Oktober 2008.

seri pertama rilis 17.x, Long-term support release (LTS), dukungan


9 17.1| TheRebecca
LINUX User -2014-11-29
Rania el-Amina
sampai April 2019.

17.2

Rafaela

akhir Juni 2015

seri kedua rilis 17.x, Long-term support release (LTS), dukungan


sampai April 2019.

Setiap distro Linux memiliki ciri khas yang unik dalam penentuan
code nama. Tak perlu panjang lebar aku jelaskan, code name adalah
sistem panamaan distro selain menggunakan angka atau versi release.
Aku ambil contoh Linux Mint, misalnya (karena aku memang
pengguna setia distro ini, hehe). Linux Mint menggunakan code name
dengan ciri khas yang berupa nama seorang perempuan yang
berurutan sesuai abjad dan diakhiri dengan huruf, A. Jika melihat
dari tabel di atas, dapat agan amati bahwa ciri khas code name dari
Linux Mint adalah penggunaan nama perempuan berakhiran, A.
Namun yang sempat jadi pertanyaanku, apakah menurut agan ada
cewek, yang namanya Petra?
Lain Linux Mint, lain pula code name yang digunakan. Misalkan
Ubuntu yang memakai nama-nama hewan, Fedora yang memberikan
code name dengan caranya yang unik (lihat webnya) dan yang
mungkin paling agan pahami dan tahu adalah Android yang
memberikan code name alfabetis menggunakan nama-nama makanan.

Desktop Environment
Jika saya terjemahkan, artinya umumnya adalah lingkungan desktop.
Penjelasan simpelnya, salah satu hal yang membedakan distro satu
dengan distro yang lain adalah penggunaan lingkungan desktopnya.
Lingkungan desktop merupakan seperangkat alat sholat yang dibayar
tunai, atau gaya antar muka grafis sebagai pengganti baris perintah
untuk membantu penggunaan sistem operasi.
Secara umum, lingkungan desktop ini mencakup manajer berkas dan
folder (misalnya caja, nemo, thunar, dholpin, JWM dan masih banyak
lagi) beserta toolbarnya, panel, icon, jendela login, dan beberapa
aplikasi-aplikasi tertentu, semisal gedit, kate, terminal dan masih
banyak lagi.
Jangan bingung dulu, penjelasan ini memang agak rumit. Namun
kenyataanya tidak serumit itum kok. Untuk memperjelas, berikut akan
kutuliskan beberapa contoh lingkungan desktop yang cukup familiar
digunakan.
1. GNOME

10 | The LINUX User - Rania el-Amina

GNOME awalnya merupakan akronim dari


GNU Network Object Model Environment,
namun akronim tersebut akhirnya tidak lagi
digunakan karena dianggap tidak lagi sesuai
dengan visi GNOME saat ini (wikipedia.org).
Proyek GNOME dimulai pada Agustus 1997. Menurut beberapa
review, GNOME lebih diterima di dunia Open Source karena
GNOME dibuat dengan Gtk+ toolkit yang gratis dan Open
Source berdasarkan GNU License.selain itu program antar muka
ini dipandang lebih mementingkan penghematan daya memori
sehingga lebih ringan dibandingkan program antar muka lainya.
Pun demikian GNOME tidak lupa dengan kepentingan antar
muka dekstopnya yang diusahakan lebih menarik dan stabil.
Berikut beberapa kelebihan GNOME secara umum:

Free. GNOME adalah proyek pertama yang menyediakan


lingkungan kerja grafikal berbasiskan sepenuhnya kepada
free software.

User friendly. Setiap saat, GNOME selalu diusahakan agar


tetap mudah dipakai, oleh pemula sekalipun. GNOME
Usability Project bertujuan untuk meningkatkan tingkat
kemudahan pemakaian GNOME.

Cutting
edge.
GNOME
selalu
menggunakan
teknologi-teknologi terkini. Sebut saja CORBA untuk
network transparency, penggunaan XML, dan semuanya
diimplementasikan dengan menggunakan bahasa C untuk
kecepatan dan portabilitas.

Developer friendly. Tidak hanya cukup dengan kemudahan


pemakaian, GNOME juga datang dengan lingkungan
pemrograman yang intuitif. Para developer GNOME

tersebar secara meluas ke seluruh dunia. Anda pun bisa


ikut berkontribusi. Dengan fitur GNOME yang baru,
Anda bisa bekerja dengan jenis bahasa populer apapun,
lengkap dengan dokumentasi.

Accessible. Bagi yang tidak mampu untuk menggunakan


fitur standar GNOME, sebuah proyek dengan nama

11 | The LINUX User - Rania el-Amina

GNOME Accessibility Project aktif dikembangkan untuk


mendukung pemakaian GNOME oleh siapa saja.
Dari tahun ke tahun, desktop GNOME senantiasa mengalami
perbaikan, baik dari sisi performa maupun tampilan. Silakan
amati bandingkan perkembangan GNOME dari versi ke versi
pada gambar berikut.

GNOME Versi 1.x

12 | The LINUX User - Rania el-Amina

GNOME Versi 2.x

GNOME 3.x
Perkembangan GNOME yang khusus diasuh oleh Ubuntu juga
melahirkan beberapa varian Gnome, semisal gnome shell dan
Unity. Unity sendiri dikembangkan lagi menjadi Unity Shell dan
Unity 2D.
2. Cinnamon

13 | The LINUX User - Rania el-Amina

Linux Mint dengan Desktop Cinnamon


Cinnamon adalah desktop Linux yang khusus dikembangkan
oleh developer Linux Mint dan diperuntukkan untuk Linux Mint
Cinnamon. Lingkungan desktop Cinnamon ini awalnya adalah
sebuah paket Gnome Shell Extension yang bernama Mint Gnome
Shell Extension (MGSE). Kemudian menjadi fork dari Gnome
shell dengan Window Manager sendiri bernama Muffin (Gnome
Shell menggunakan Mutter). Semenjak versi 2.0-nya, Cinnamon
sudah lepas dari gnome shell dan sekarang menjadi lingkungan
desktop sendiri tanpa library dari gnome shell dengan file
manager bernama Nemo.
3. MATE
Gagal move on rupanya tidak terjadi pada dunia
percintaan manusia dengan manusia saja. Karena
pada dunia Linux gagal move on juga sering terjadi.
Salah satu proyek yang lahir karena gagal move on
adalah proyek MATE ini.
MATE, sebagaimana yang aku katakan tadi adalah proyek yang
dikembangkan oleh sekelompok orang yang gagal move on
dengan GNOME 2. Lingkungan Desktop ini dibangun dengan
source code dari GNOME 2 yang mulai ditinggalkan oleh
pengembang aslinya.

14 | The LINUX User - Rania el-Amina

Tampilan Default Desktop Mate


Saat ini proyek MATE masuk dalam salah satu proyek Linux
Mint. Nama MATE sendiri berasal dari nama tumbuhan dari
Amerika Selatan yang bernama Yerba mate. Untuk menghindari
konflik dengan GNOME ketika diinstall berdampingan, beberapa
aplikasi bawaan GNOME diganti namanya seperti Nautilus yang
menjadi Caja.

Desktop Mate pada Linux Mint

15 | The LINUX User - Rania el-Amina

4. KDE
Desktop KDE sebenarnya adalah salah satu
desktop favoritku. Karena lingkungan desktop
KDE inilah yang pertama kali aku kenal melalui
sebuah distro Linux bernama Slax. Ada beberapa
kisah menarik di balik KDE ini. Namun seperti
biasa, aku tak akan menceritakannya secara gamblang. Aku
pribadi mengakui, bahwa KDE adalah salah satu desktop yang
cukup WAW cantiknya, namun beberapa tahun lalu kecantikan
KDE harus dibayar dengan borosnya memori yang dipakai. Eits,
itu dulu pas zaman Siti Nurbaya-nya Datuk Maringgih. Sekarang
di zaman Siti Nurbaya jadi menteri, KDE yang cantik tak lagi
serakus dahulu soal memori. Ciri khas KDE adalah penggunaan
huruf, K pada aplikasi-aplikasi yang include di dalam paket
desktop, meski ternyata ada beberapa aplikasi seperti gwenview
yang ternyata tidak diawali huruf K misalnya.
KDE (K Desktop Environment) sendiri adalah sebuah
lingkungan desktop yang boleh dibilang banyak dominan
digunakan pada saat ini. Sebenarnya KDE ialah kepanjangan dari
Kool Desktop Environment. Namun K disini sepertinya tidak
lagi berasosiasi dengan Kool.

Welcome Menu KDE Pada Linux Mandriva


Jika dalam dunia bisnis, bisa dibilang KDE adalah saingan

16 | The LINUX User - Rania el-Amina

terberat GNOME (santai gan, mereka nggak musuhan kok. KDE


dan GNOME masih berteman).
Sebuah rumor tentang KDE pernah beredar ketika Linus
Torvalds mengeluarkan pernyataan yang sangat berani dan
sangat mengejutkan. Linus mengatakan bahwa orang-orang yang
berada di GNOME adalah orang-orang IDIOT!. Wihiy, tentu saja
hal ini membuat gempar dan membuat orang-orang GNOME
menjadi tersingung. Alasannya adalah karena Linus menilai
GNOME terlalu mementingkan tampilan dan mengabaikan
keamanan. Padahal seharusnya keamanan yang harus diutamakan
karena hal tersebut merupakan salah satu ciri khas Linux. Namun
soal benar tidaknya pernyataan tersebut beberapa pihak masih
meragukannya.
KDE lahir dari tangan dingin Matthias Ettrich, seorang
Mahasiswa Universitas Tubingen-Jerman pada Oktober 1996.
Beliau sendiri pada pertengahan tahun 90-an dikenal sebagai
programer LyX. Beberapa rekan Matthias Ettrich menilai dirinya
sebagai seorang Hacker yang rendah hati, ramah dan memiliki
kepribadian menarik. Sama sekali tidak terdapat kesan sombong
dalam dirinya.
Sebagaimana GNOME KDE juga mengalami banyak perubahan
dari tahun ke tahun.

17 | The LINUX User - Rania el-Amina

KDE Versi 1.x

18 | The LINUX User - Rania el-Amina

KDE VERSI 2.x

KDE Versi 3.x

19 | The LINUX User - Rania el-Amina

KDE Versi 4.x

KDE 5 dengan Plasma Workspace

20 | The LINUX User - Rania el-Amina

5. Xfce
Jika agan bertanya pada forum-forum Linux
yang berkaitan dengan dektop yang ringan di
Linux, maka sebagian besar dari member akan
menyarankan agar agan menggunakan Xfce.
Xfce sendiri adalah sebuah lingkungan desktop yang berbasis
GTK+2 sama seperti GNOME. Lingkungan desktop ini banyak
digunakan pada beberapa distro Linux yang memiliki pandangan
bahwa kinerja suatu sistem itu lebih utama ketimbang tampilan
yang mengakibatkan kinerja dari sebuah sistem menjadi lambat.
Xfce telah merilis 4 versi dan versi terbaru nya adalah versi 4.4.
Xfce menggunaka Thunar sebagai file manager-nya.
Lalu apa keunggulan dari Xfce dari segi kinerja? Tyang paling
jelas tentunya: ringan, tidak membutuhkan spesifikasi komputer
yang tinggi, dapat bekerja dengan RAM minimal 512 MB untuk
Xfce versi 4.4, dapat berjalan mulus di prosesor Intel Atom.
Jujur saja, saat pertama kali melihat Xfce, aku tak begiti tertarik
karena tampilannya yang seolah kuno banget. Namun setelah aku
coba dan melakukan sedikit modifikasi di sana-sini dengan
menambahkan Whisker menu dan tema baru, hasilnya wow
banget. Selain cantik, Xfce juga ringan dan aku berani bilang
kalau Xfce so powerfull
Eits, apa itu Whisker menu? Barang ajaib itu adalah aplikasi
launcher/start menu yang ada di Xfce, tampilannya pun tak jauh
berbeda dengan Gnomenu milik GNOME, atau launcher di KDE.

Whiske Menu pada Xfce

21 | The LINUX User - Rania el-Amina

Dirunut dari sejarahnya, Xfce pertama kali bernama XFCE,


singkatan dari "XForms Common Environment" (lingkungan
desktop umum berbasis perangkat bantu Xform), pengembang
pertama dari proyek Xfce adalah Olivier Fourdan.
Namun kini Xfce telah ditulis ulang kembali dan tidak
menggunakan perangkat bantu Xform lagi, namanya tetap,
tetapi tidak menggunakan huruf kapital "XFCE" dan di ganti
menjadi "Xfce", para pengembangannya mengatakan bahwa
nama tersebut bukanlah singkatan.

XFCE Versi 1.x

22 | The LINUX User - Rania el-Amina

Xfce Versi 2.x

Xfce Versi 3.x

23 | The LINUX User - Rania el-Amina

Xfce Versi 4.x


6. LXDE
Selain Xfce, salah satu desktop yang paling
mungkin direkomendasikan oleh para member
di forum-forum online bila agan bertanya soal
lingkungan desktop ringan adalah LXDE.
LXDE alias Lightweight X11 Desktop environment, adalah salah
satu lingkungan desktop yang seperti namanya, ringan. Artinya
LXDE tidak membutuhkan resources kelas wahid untuk
mendapatkan performa sistem yang extreme, sehingga
menghemat sumber daya.
Seperti lingkungan desktop lainnya, LXDE yang notabene adalah
desktop baru, ini dikembangkan juga oleh komunitas
internasional, menghadirkan interface yang cantik, adanya
dukungan multi bahasa, adannya shorcut standar keyboard dan
juga feature-feature tambahan lainnya, seperti tabbing file
browser.

24 | The LINUX User - Rania el-Amina

LXDE mengklaim menggunakan sumber daya CPU dan RAM


yang relatif lebih hemat dari jenis desktop lainnya. LXDE ini
juga didesain khusus untuk cloud computer dengan spesifikasi
hardware yang sederhana seperti netbook, mobile device serta
komputer-komputer seri lama.

Desktop LXDE
7. Enlightenment
Enlightenment Desktop merupakan desktop
manager yang memberikan tampilan artistik beserta
efek-efek menarik di dalamnya tanpa memberatkan
sistem.
Enlightenment pertama kali aku jumpai pada Linux bernama
Bodhi. Tampilannya yang elegan dan performanya yang begitu
mengagumkan sempat membuat aku terpana.
Selain Bodhi, distro Linux yang aku ketahui menggunakan E
(istilah singkat Enlightenment) ini adalah macpup alias keluarga
Linux Puppy.

25 | The LINUX User - Rania el-Amina

Enlightenment Desktop di Linux Bodhi

Enlightenment Desktop di Macpup (Puppy Linux)


Selain tujuh lingkungan desktop yang telah aku sebutkan, sebenarnya
masih banyak lingkungan desktop Linux yang dapat agan jadikan
pertimbangan untuk distro Linux agan pakai.
Beberapa lingkungan desktop lain yang cukup populer misalnya

26 | The LINUX User - Rania el-Amina

Budgie, Pantheon, Manokwari, Ambient, CDE, Deepin, EDE, Etoile,


Mezzo, Project Looking Glass, Razor-Qt, ROX Desktop, Sugar,
Trinity, TWM, UDE, Fluxbox, Window Maker, Workplace Shell, dan
lain-lain.

Pantheon pada Elementary Freya

Budgie pada SolusOS

27 | The LINUX User - Rania el-Amina

Manokwari pada Blankon


Pertanyaannya adalah, apakah memungkinkan semua lingkungan
desktop tersebut dipasang pada satu distro? Jawabnya adalah mungkin
sekali. Meskipun
dengan
resiko
adanya
konflik
pada
lingkungan-lingkungan desktop tertentu. Salah satu lingkungan
desktop yang sering crash saat disandingkan dengan lingkungan
desktop lain adalah Pantheon milik Elementary.
Dengan adanya berbagai pilihan desktop yang begitu beragam ini,
sangat membuka peluang bagi agan-agan pengguna Linux untuk
mengekplorasi dan memilih desktop sesuai dengan spesifikasi laptop
atau komputer.

Root
Agan pakai smartphone Android? Kalau iya, pasti
nggak asing dengan istilah root. Jika mungkin
selama ini agan beranggapan bahwa root adalah hal
terlarang (karena mengakibatkan hangusnya
garansi), di distro Linux ini, rooting atau login
sebagi root lebih tepatnya, akan sangat dibutuhkan
bila agan sekalian ingin memodif Linux atau menginstall paket-paket
software.
Istilah root bisa membingungkan karena maknanya yang berbeda
tergantung konteks yang digunakan. Makna pertama adalah ada root

28 | The LINUX User - Rania el-Amina

dalam konteks user. Pemakai Windows menamakannya Administrator.


Sementara makna lainnya adalah root directory berkaitan dengan
konteks direktori /. Direktori ini adalah puncak dari hirarki direktori di
Linux. Root directory ini memiliki peranan penting dalam sebuah
distro karena jika rusak akan membuat sistem Linux mogok bekerja
(kadang-kadang gagal booting atau lainnya).
Sebagai catatan, ada juga direktori /root yang merupakan home
directory bagi user root. Repotnya, orang sering menyebutnya
direktori root meskipun seharusnya dibaca "slash root"
Di dalam root, user bisa melakukan perintah apa saja, dari membuat
direktori dan sub-direktori, membuat user dan lain sebagainya.
Sebenarnya pada Windows ada juga root yaitu pada c prompt. Namun
kemampuannya tidaklah seleluasa root pada Linux, karena jumlah
perintahnya yang terbatas. Sementara pada Linux, root memiliki
kekuatan yang besar karena semua perintah pada Linux berlaku di
root.
Bahasa simpelnya, dengan login sebagai root, agan dapat melakukan
apa saja pada distro linu yang agan pakai tanpa ada lagi yang
membatasi.

Repository
Repository (atau sering disingkat repo) adalah server-server di Internet
yang berisi koleksi paket-paket suatu distribusi Linux. Repository juga
bisa dikemas secara offline dalam bentuk CD/DVD yang berisi
koleksi paket Linux. Repository adalah rujukan saat agan-agan ingin
meng-update sistem Linux.
Para pengembang distro Linux biasanya menempatkan paket-paket
versi terbarunya di repository berupa online storage server.
Konsekuensinya, pengguna yang ingin meng-update Linux harus
terhubung ke Internet untuk terhubung dengan repository tersebut.
Repository suatu distro biasanya spesifik bagi distribusi tersebut.
Misalnya, repository distro Fedora hanya untuk distro Fedora,
repository distro Gentoo hanya untuk pengguna Gentoo, dan
seterusnya. Pengecualiannya adalah jika distro tersebut masih
merupakan turunan dari distro resmi bagi repository. Misalnya, distro

29 | The LINUX User - Rania el-Amina

Mint sebagai turunan Ubuntu, masih dapat menggunakan repo Ubuntu,


disamping repo Mint resminya. Contoh lainnya adalah distro Salix
yang memakai repository Slackware.
Repository suatu distro biasanya tersebar di beberapa server di
berbagai negara yang disebut mirror repository. Mereka melakukan
sinkronisasi setiap selang waktu tertentu dengan server repo utama.
Sebagai tambahan saja, pilihlah repository terdekat dengan lokasi
agan di Internet. Jika kesulitan, agan dapat menggunakan fungsi
khusus atau plug-in di sistem Linux untuk memandu dalam
menemukan repository yang tepat. Meskipun sebenarnya jauh
dekatnya lokasi repository tidak bersifat mutlak memengaruhi
kecepatan akses sih, namun boleh lah sesekali dicoba untuk
menambah wawasan saja.

Boot Loader
Boot loader adalah sebuah aplikasi yang menurutku kecil banget
ukurannya, namun sangat vital fungsinya. Mengapa? Aplikasi
bernama bootloader ini sebenarnya adalah makhluk yang digunakan
untuk membantu agan-agan sekaliam dalam memilih sistem operasi
yang dijalankan, fungsi boot loader ini baru akan terlihat jika kita
menggunakan lebih dari satu sistem operasi pada satu komputer, yang
biasanya hobi dual boot atau multi OS pasti tahu.

30 | The LINUX User - Rania el-Amina

Default Grub Linux Mint Julia


Salah satu bootloader yang sering dijumpai pada distro linux pada
umumnya adalah GRUB, GRand Unified Bootloader. Secara default,
GRUB ini hanyalah berupa teks dengan background hitam di
belakangnya. Namun dengan sedikit keahlian dan kemauan agan dapat
juga menambahkan background berupa gambar pada si GRUB ini.

Contoh BURG
Selain GRUB, salah satu boot loader yang juga cukup populer adalah
BURG. Nah kalo si BURG ini memang hadir dengan kecantikan

31 | The LINUX User - Rania el-Amina

tampilannya untuk memperindah boot loader agan-agan sekalian.

Sistem Manajemen Paket


Ini adalah bagian yang cukup penting dan dasar sekali untuk dipahami
oleh semua pengguna linux. Oleh karena itu, aku kutipkan terlebih
dahulu penjelasan mengenai manajemen paket dari wikipedia agar
agan-agan dapat membayangakan konsep kasarnya terlebih dahulu.
Sebuah
package
manager
(atau
package
management
system atau sistem manajemen paket) adalah kumpulan perangkat
untuk mengotomatisasi (membantu_red) proses instalasi, upgrade,
konfigurasi, atau menghapus paket perangkat lunak dari sebuah
komputer menggunakan cara tertentu. Package manager biasanya
menangani basis data dari ketergantungan perangkat lunak dan
informasi versi untuk mencegah ketidakcocokan perangkat lunak dan
kekurangan prasyarat perangkat lunak. (id.wikipedia.org)
Intinya, mengenali manajemen paket dalam distro yang kita pakai
adahal hal mutlak. Karena bila tidak, maka kita akan mengalami
kesulitan bila ingin menambah, menghapus atau mengupdate software
di distro kita.

DEB dan RPM Adalah Contoh Manajer Paket di Linux


Ada beberapa sistem manajemen paket yang tersedia di Linux.
Sebagian besar distro yang beredar memiliki sistem tersendiri dalam
manajemen paketnya, beberapa diantaranyayang sudah sangat populer
adalah:

32 | The LINUX User - Rania el-Amina

Debian Package Management System, paketnya berformat .deb


(paket debian). Sistem toolnya adalah dpkg dan dikembangkan
pula sistem managemen paket yang sangat memudahkan end
user yakni APT (Advanced Packaging Tool). Teknologi sistem
APT ini banyak di adopsi ke distribusi GNU/Linux lain, karena
kemudahan dan kemampuannya yang teruji powerfull.

Redhat Package Manager (RPM). Format rpm ini dikembangkan


oleh distribusi Redhat Linux. Umumnya rpm ini digunakan di
distribusi linux turunan Redhat, didistribusi turunan Redhat yang
menggunakan rpm sebagai format paketnya semacam Fedora,
Centos, Mandriva dan masih banyak lainnya. Teknologi APT
juga sudah diterapkan, walaupun ada perbedaan. Di Fedora ada
yum, di OpenSuse ada zypper dan di Mandriva ada urpmi.

Kemudian di Slackware dan turunannya biasanya menggunakan


format tar.gz untuk paket-paketnya dan menggunakan tool
pkgtool untuk manajemen paketnya. Pkgtool merupakan salah
satu sistem managemen paket tertua yang masih ada dan
dipertahankan. Pada saat ini, di slackware telah disertakan sistem
manajemen paket slackpkg memiliki kemampuan seperti APT,
bahkan di Vector Linux telah mengadopsi APT dengan toolnya
slapt-get.

Tentunya masih banyak lagi semacam Pacman, PISI di Pardus linux,


Portage di Gentoo Linux dan lainnya. (haikal-a.blogspot.co.id)

Terminal/Console
Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa linux itu ribet karena
untuk menggunakannya kita harus mengetik ini itu terlebih dahulu
pada layar hitam. Jika agan menemukan orang seperti ini, maka tolong
sampaikan salamku padanya, Ini bukan zamannya Siti Nurbaya dan
Datuk Maringgih lagi, pagi ini sudah tahun 2015!
Bagi sebagian orang, bekerja dengan baris perintah adalah tugas yang
menakutkan. Padahal sebenarnya, agan tidak memerlukan
pengetahuan khusus untuk sekedar mengetahui bagaimana
menggunakan baris perintah di terminal. Karena sejatinya terminal
adalah program biasa seperti halnya program lainnya.

33 | The LINUX User - Rania el-Amina

Terminal Linux Mint yang Telah Dimodifikasi


Pada dasarnya, semua tugas di Linux dapat diselesaikan menggunakan
baris perintah, meskipun di zaman serba ajaib seperti sekarang ini
sudah ada tool-tool berbasis grafik untuk menjalankan program
tersebut, tetapi kadangkala pada beberapa kasus semua itu belumlah
mencukupi. Nah, pada saat-saat itulah baris perintah akan menolong
agan.
Terminal sering disebut command prompt atau shell. Di masa lalu,
terminal inilah yang menjadi perantara bagi pengguna untuk
berinteraksi dengan komputer. Pun demikian, jika akan mau mencoba
sensasi terminal, agan pasti akan merasakan perbedaan kecepatan
yang cukup signifikan dalam pengeksekusian berkas atau file dengan
terminal dibandingkan dengan cara grafis.
Lagi pula setelah aku pikir-pikir kemampuan bekerja dengan terminal
merupakan salah satu hal yang mungkin dapat memberikan nilai
tambah pada diri agan, termasuk bila ingin caper di depan si dia dan
teman-teman agan.
~***~
<o o>
V
::::::::::

34 | The LINUX User - Rania el-Amina

Kencan Kedua
Kenal Linux, Nggak Tahu FOSS?

OH MY GOD!

35 | The LINUX User - Rania el-Amina

36 | The LINUX User - Rania el-Amina

You might also like