Professional Documents
Culture Documents
JUDUL PROGRAM
PENAMBAHAN PEMBELAJARAN OUTDOOR LEARNING
BERBASIS INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
BIDANG KEGIATAN
Disusun oleh :
Indeka Dharma Putra
Pendidikan Biologi
(3415122159/2012)
Karina Pravitasari
Pendidikan Biologi
(3415131024/2013)
Rahma Amalia
Pendidikan Biologi
(3415136418/2013)
Tiara Arisenda K.
Pendidikan Biologi
(3415133073/2013)
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................. 5
1. Latar Belakang ....................................................................................... 5
2. Tujuan ..................................................................................................... 6
3. Manfaat .................................................................................................. 6
GAGASAN ......................................................................................................... 7
1. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ...................................................... 7
2. Solusi yang Pernah Ditawarkan ............................................................. 8
3. Gagasan Baru yang Ditawarkan .............................................................. 9
4. Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan ................................ 10
5. Langkah-langkah Penerapan Gagasan ................................................... 11
KESIMPULAN ................................................................................................... 12
1. Konsep Gagasan ....................................................................................... 12
2. Langkah Strategis Implementasi Gagasan ............................................... 12
3. Prediksi Keberhasilan Gagasan ............................................................... 12
ii
DAFTAR TABEL
Grafik 1 .............................................................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.............................................................................................................. 20
Gambar 2 ............................................................................................................. 20
Gambar 3 ............................................................................................................. 21
Gambar 4 ............................................................................................................. 21
DAFTAR LAMPIRAN
iii
RINGKASAN
Pada program kreativitas mahasiswa kali ini kami ingin menuangkan
gagasan kami yang berjudul Penambahan Pembelajaran Outdoor Learning Berbasis
Inkuiri pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, kami memilih gagasan ini
dikarenakan saat ini banyak sekali siswa remaja yang kurang peduli dengan
lingkungan sekitarnya, disini di buktikan dengan keadaan lingkungan sekolah yang
tidak bersih dan hal tersebut dapat mengganggu siswa menjalankan proses belajar
mengajar.
Gagasan ini bertujuan untuk membangun moral remaja (murid Sekolah
Menengah Pertama) untuk memahami mengenai konservasi, penerapan konservasi,
dan pentingnya keseimbangan alam demi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk lainnya. Pada gagasan ini, kami ingin menambahkan jam pelajaran pada
siswa SMP 1 kali pertemuan per 1 minggu, dalam waktu pelajaran ini kami ingin
membawa siswa SMP keluar dari kelas dan mengamati lingkungan alam yang
berada di sekitar lingkungan sekolah, siswa di beri kesempatan untuk mengamati
setelah siswa telah selesai mengamati maka siswa akan di arahkan untuk metode
diskusi dimana saat diskusi siswa dapat menanyakan ataupun menyampaikan hal
apa saja yang dilihatnya, setelah itu guru memberikan konfirmasi tentang hal yang
diamati siswa. Setelah jam pelajaran habis maka siswa akan kembali ke dalam kelas
dan melanjutkan pelajarannya lagi.
Dengan adanya tambahan jam pelajaran ini diharapkan siswa akan sadar dengan
kondisi lingkungannya, dapat melakukan konservasi sederhana di lingkungan
sekitarnya, siswa yang dapat lebih mencintai lingkungan, dan akan lebih merawat
lingkungannya.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Melihat semakin rusaknya lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia,
menimbulkan keprihatinan di beberapa kalangan manusia, termasuk mahasiswa
Biologi yang memiliki tugas lain sebagai agen konservasi. Bahkan saat ini,
kerusakan lingkungan tidak hanya disebabkan oleh orang yang sudah berumur
dewasa tetapi juga oleh remaja dan anak-anak. Meskipun kerusakan lingkungan
yang dilakukan remaja dan anak-anak nampak tidak terlalu besar tapi tetap saja hal
tersebut akan berefek bola salju ke depannya. Dengan moral yang masih belum
memahami benar tentang dampak kerusakan lingkungan, tentunya remaja dan
anak-anak tidak dapat disalahkan begitu saja atas perbuatan yang mereka lakukan,
ada andil manusia dewasa yang turut mempengaruhi perilaku remaja dan anakanak.
Seperti kita ketahui bahwa remaja dan anak-anak memilki andil dalam
pengerusakan lingkungan, tapi juga memiliki andil besar dalam melestarikan
lingkungan. Oleh karena itu, moral dan pengertian remaja serta anak-anak yang
masih dapat dikembangkan dengan baik, dapat menjadi celah untuk membangun
moral konservasi pada remaja dan anak-anak. Dan dengan dasar moral dan
konservasi yang baik tersebut, maka remaja dan anak-anak dapat berandil lebih
dalam konservasi lingkungan.
Moral konservasi ini dapat dikembangkan pada anak ketika dia belajar di
sekolah. Sekolah merupakan tempat dimana anak dapat menimba ilmu dan
menanamkan ilmu tersebut pada dirinya masing-masing dan juga lingkungan
sekitarnya. Selain itu, sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membentuk
sikap dan kepribadian siswa terutama sikap mereka terhadap konservasi. Pemberian
materi tentang konservasi biasanya sudah diberikan oleh sekolah melalui pelajaran
biologi dan PLKH (Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kependudukan). Namun,
pembelajaran mata pelajaran ini dirasa belum cukup untuk menumbuhkan sikap
peduli dan jiwa konservasi siswa terhadap lingkungannya. Karena, pembelajaran
yang sering diberikan oleh sekolah-sekolah hanya berupa teori saja, bukan praktek
langsung pada lingkungan sekitarnya. Sekolah juga biasanya hanya melakukan
pembelajaran di dalam ruangan atau Indoor Learning daripada di luar ruangan atau
Outdoor Learning. Hal-hal ini yang membuat siswa tidak belajar secara langsung
mengenai fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri sehingga proses
pembelajaran tidak bermakna dan siswa banyak yang tidak menerapkan konservasi
alam terhadap lingkungan.
Strategi pembelajaran yang tepat untuk menanamkan jiwa konservasi pada
siswa, yaitu Outdoor Learning. Outdoor Learning merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang memanfaatkan alam sebagai sumber belajar. Pendekatan ini
berpengaruh terhadap minat, sikap dan hasil belajar siswa (Ali, 2008; Syawiji,
2009), namun kegiatan Outdoor Learning sering belum mendekati konteks
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan
inkuiri. Dalam kegiatan Outdoor Learning yang dilakukan siswa hanya sekedar
melakukan pengamatan saja, dan mengutamakan kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan, sedangkan ketrampilan proses dan sikap ilmiah siswa kurang
terasah. Oleh karena itu, strategi pembelajaran ini dapat digabungkan dengan
Outdoor Learning berbasis inkuiri yang berpotensi mempengaruhi hasil dan sikap
belajar siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif, psikomotornya, terutama aksi
konservasi mereka terhadap lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggal
mereka.
Oleh sebab itu, kami ingin mengusulkan program kerja mahasiswa gagasan
tertulis yang berjudul Penambahan Pembelajaran Outcome Learning Berbasis
Inkuiri pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Kami memilih siswa sekolah
menengah pertama, dikarenakan siswa SMP daya berpikirnya sudah mulai
terbentuk dan juga karena siswa SMP merupakan masa transisi dimana siswa-siswa
tersebut akan banyak ingin tahu dengan lingkungan sekitarnya, sehingga dengan
begini diharapkan siswa-siswa SMP tersebut dapat menerapkan jiwa konservasi
pada dirinya maupun orang lain dan melakukan konservasi pada lingkungan baik
dari sekarang hingga masa depan nantinya.
2. Tujuan
Membangun moral remaja (murid Sekolah Menengah Pertama) untuk
memahami mengenai konservasi, penerapan konservasi, dan pentingnya
keseimbangan alam demi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya.
3.
Manfaat
Membangun moral manusia yang memahami konservasi.
Siswa dapat melakukan konservasi sederhana di lingkungan sekitarnya.
Membangun jiwa siswa yang mencintai lingkungan.
GAGASAN
1. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Dewasa ini banyak siswa-siswa khususnya siswa Sekolah Menengah
Pertama kurang mencintai lingkungan sekitarnya, bahkan terkadang banyak siswa
yang merusak lingkungan sekitarnya, contohnya saja membuang sampah
sembarangan. Jika, siswa terus-menerus membuang sampah sembarangan, maka
akan menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap lingkungannya, seperti
banjir. Menurut data statistik yang dikemukakan oleh Walhi saja, sebagian besar
kota-kota di Indonesia setiap tahunnya selalu dilanda banjir besar dan penyebab
utamanya adalah sampah. Berikut grafik yang dikemukakan oleh Walhi mengenai
kejadian banjir dan penyebab banjir di Indonesia.
nyata yang dialami siswa akan membangun pengetahuan dalam diri siswa, hal ini
sesuai dengan pendapat Saptono (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran
yang mampu memberikan pengalaman nyata dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan sikap peduli siswa terhadap lingkungan dan alam sekitarnya. Sementara
itu, jika pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas kontrol siswa lebih banyak
mendapatkan pengetahuan secara langsung dari ceramah guru. Sholihin (2009)
mengatakan apabila penekanan pembelajaran terletak pada penyampaian informasi
secara langsung, siswa tidak akan banyak belajar untuk mendapatkan pemahaman
konsep yang mendalam.
Dengan demikian jika konsep atau materi ajar konservasi diajarkan dengan
cara tersebut di atas, yaitu dengan melibatkan siswa secara aktif (bukan hanya
mengisi LKS tetapi aktif secara mental) maka diharapkan terbentuk siswa yang
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang peduli terhadap masalah
lingkungan dan mampu berperan aktif dalam memecahkan masalah lingkungan,
memiliki kemampuan menerapkan prinsip keberlanjutan dan etika lingkungan
dalam kehidupan sehariharinya.
Pengetahuan dan pengalaman siswa, juga dapat ditularkan kepada orang
lain seperti kepada orangtuanya, saudara-saudaranya, teman bermain di lingkungan
tempat tinggalnya. Dengan demikian akan terbangun masyarakat yang peduli dan
mampu menerapkan prinsip keberlanjutan dan etika lingkungan. Jika masyarakat
mampu menerapkan prinsip keberlanjutan dan etika lingkungan maka masalah
lingkungan dapat diatasi.
4.
10
Sedangkan, sekolah dalam hal ini berperan sebagai pengontrol kegiatan proses
belajar mengajar ini dan memberikan sosialisasi pada guru biologi atau lingkungan
hidup agar dapat menerapkan pembelajaran tersebut kepada setiap siswa-siswanya.
5. Langkah-langkah Penerapan Gagasan
a) Pemerintah pendidikan memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada
guru sekolah dan guru.
b) Sekolah mendapat surat perizinan dari pemerintah, agar dapat
membawa siswa ke luar kelas pada saat jam pelajaran
c) Setelah diberikan izin, guru yang bersangkutan khususnya guru
pendidikan lingkungan hidup dapat membawa siswa-siswi untuk
observasi langsung ke kebun sekolah atau lingkunga sekitar sekolah,
maupun lingkungan di luar sekolah mengenai kondisi lingkungan di
sana.
d) Setelah siswa melakukan pengamatan dan guru telah menjelaskan,
siswa akan melakuakan praktek sesuai dengan materi yang sedang
diberikan guru saat itu, lalu dibukalah sesi diskusi dimana siswa dapat
mengunkapkan pendapatnya tentang apa yang mereka amati dan
praktekan pada tempat pengamatannya atau lingkungan tersebut.
e) Setelah siswa puas dengan pengamatan, penjelasan dan praktek yang
dilakuakn secara langsung, maka siswa dapat dikembalikan ke dalam
kelasnya kembali.
f) Outdoor learning dapat dilakukan 1 x per 1 minggu.
11
KESIMPULAN
1. Konsep Gagasan
Outdoor Learning adalah strategi pembelajaran yang memanfaatkan alam sebagai
sumber belajar. Berbasis Inkuiri menuntut siswa lebih aktif dalam mengeksplorasi
materi pelajaran dan menerapkannya. Sedangkan konservasi adalah upaya
melestarikan lingkungan tanpa menghilangkan manfaat yang diperoleh.
2. Langkah Strategis Implementasi Gagasan
a) Pemerintah pendidikan memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada
guru sekolah dan guru.
b) Sekolah mendapat surat perizinan dari pemerintah, agar dapat
membawa siswa ke luar kelas pada saat jam pelajaran
c) Setelah diberikan izin, guru yang bersangkutan khususnya guru
pendidikan lingkungan hidup dapat membawa siswa-siswi untuk
observasi langsung ke kebun sekolah atau lingkunga sekitar sekolah,
maupun lingkungan di luar sekolah mengenai kondisi lingkungan di
sana.
d) Setelah siswa melakukan pengamatan dan guru telah menjelaskan,
siswa akan melakuakan praktek sesuai dengan materi yang sedang
diberikan guru saat itu, lalu dibukalah sesi diskusi dimana siswa dapat
mengunkapkan pendapatnya tentang apa yang mereka amati dan
praktekan pada tempat pengamatannya atau lingkungan tersebut.
e) Setelah siswa puas dengan pengamatan, penjelasan dan praktek yang
dilakuakn secara langsung, maka siswa dapat dikembalikan ke dalam
kelasnya kembali.
f) Outdoor learning dapat dilakukan 1 x per 1 minggu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ali. 2008. Efektivitas Pembelajaran Biologi melalui Metode Out Door Study dalam
Upaya Meningkatkan Mina Belajar Siswa. Jurnal Bionature 8 (1): 18-23.
Gulo W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Rustaman N. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri. On
Line at : http://file.upi.edu/Direltori/SPS/PRODI. PENDIDIKAN%20IPA
/195012311979032%20-0NURYANI%20RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf.
Sapariah. 2014. Survei Walhi: Status Lingkungan Indonesia dalam Bahaya.
Diakses melalui http://www.mongabay.co.id/2014/06/24/survei-walhi-statuslingkungan-indonesia-dalam-bahaya/. Pada tanggal 20 Febuari 2015, pukul 21.00
WIB.
Saptono, 2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Jurusan Biologi
FMIPA UNNES.
Sholihin A. 2009. Strategi Pembelajaran Aktif Berbasis Multiple Intelligences.
Jurnal Pendidikan 8 (14) : 1-7.
Syawiji. 2009. Metode Outdoor Learning dan Peningkatan Minat Belajar
Aritmetika Sosial. Jurnal Pendidikan 9 (1) : 30-46.
Wibowo Y. 2010. Bentuk-bentuk Pembelajaran Outdoor. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UNY.
13
14
15
16
17
No
Nama / Nim
Indeka Dharma
Putra /
3415122159
Karina
Pravitasari /
3415131024
Rahma Amalia
/ 3415136418
Tiara Arisenda
K. /
3415133073
Program
Studi
Pendidikan
Biologi
Reguler
2012
Pendidikan
Biologi
Reguler
2013
Pendidikan
Biologi
Reguler
2013
Pendidikan
Biologi
Reguler
2013
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian
Tugas
Sains
10/minggu
Pencetus
Gagasan
Sains
10/minggu
Penyusun
Proposal
Sains
10/minggu
Pencetus
Gagasan
Sains
10/minggu
Penyusun
Proposal
18
19
Gambar 1
Gambar 2
20
Gambar 3
Gambar 4
21