You are on page 1of 13

NASKAH PUBLIKASI

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI


PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL
40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU
UAP 350oC

Makalah Seminar Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti
Ujian Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh :
FERRY FAJAR NUGROHO
D. 200 060 040

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
APRIL 2012

HALAMAN PERSETUJUAN
Naskah Publikasi berjudul Perencanaan Ketel Uap Pipa Air Sebagai
Penggerak Turbin Dengan Kapasitas Uap Hasil 40 Ton/Jam, Tekanan
Kerja 17 Atm, dan Suhu Uap 350oC, telah disetujui oleh pembimbing dan
diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat
sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Dipersiapkan oleh :
Nama

FERRY FAJAR NUGROHO

Nim

D200 060 040

Disetujui pada
Hari

Tanggal

ABSTRAKSI

Ketel uap adalah suatu pesawat energi yang digunakan untuk


mengubah air menjadi uap air pada kapasitas dan tekanan tertentu, salah
satu jenis ketel uap yang dipakai untuk kebutuhan industri adalah ketel
uap pipa air.
Ketel uap pipa air merupakan pengembangan ketel uap yang
dimana didalam pipa air mengalir fluida yang berupa air, sedangkan gas
pemanasnya dari hasil pembakaran dari ruang bakar mengitari diluar pipa
pipa air tersebut. Pada ketel uap pipa air ada sebuah alat bantu yang
sangat berperan yaitu ekonomiser dan superheater. Dimana ekonomiser
digunakan untuk memanasi air isian ketel sebelum masuk ketel, adapun
fungsinya memanaskan air isian ketel sampai mendekati titik didih ketel,
sehingga kerugian kalor dalam ketel berkurang, maka efisiensi ketel akan
meningkat

dan

menghemat

pemakaian

bahan

bakar.

Sedangkan

superheater merupakan alat untuk memanaskan uap kenyang menjadi


uap yang dipanaskan lanjut. Untuk meningkatkan kapasitas uap
diperlukan adanya perlakuan pada air isian ketel terhadap air isian ketel
agar dapat menjaga kualitas air bebas dari kotoran dan endapan yang
dapat mengakibatkan kerak pada pipa pipa dan tangki. Bahan bakar
yang digunakan adalah ampas tebu yang terdapat disekitar pabrik gula.
Dalam perencanaan ini didapatkan kesimpulan menurut analisis
perhitungan

yaitu,

kualitas

air

isian

yang

kotor

mengakibatkan

perpindahan panas pada ketel uap menjadi terhambat, karena diakibatkan


bertambah tebalnya dinding pipa dari endapan lumpur. Nilai kalor
pembakaran yang dihasilkan oleh ampas tebu adalah sebesar 5.152
BTU/lb bb. efisiensi ketel uap yang direncanakan yaitu 82,2 %

Kata Kunci : Ketel uap , ampas tebu, air isian

PENDAHULUAN
Ketel uap merupakan suatu pesawat tenaga yang banyak
digunakan dan dianggap layak dalam dunia industri di negara
indonesia. Dimana ketel biasanya digunakan untuk penggerak mula
juga dapat digunakan untuk pemanas.
Pada umumnya ketel uap memerlukan bahan bakar untuk
menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa
bahan bakar padat, bahan bakar cair dan bahan bakar gas.
Terjadinya krisis energi pada saat ini, maka banyak negara
negara yang berlomba lomba untuk mencari bahan bakar selain
bahan bakar hasil penambangan. Di Indonesia, ketel uap masih
banyak menggunakan bahan bakar dari hasil penambangan, yang
berupa minyak bumi, batu bara dan gas alam. untuk mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar hasil penambangan, banyak
industri industri di Indonesia yang menggunakan bahan bakar
alternatif yang ada disekitar perusahan tersebut. Seperti ampas
tebu yang digunakan untuk bahan bakar ketel uap, yang terdapat
pada industri industri gula yang ada negara Indonesia.
Dalam perencanaan ini berisi tentang perencanaan ketel uap
pada sebuah industri yaitu pabrik gula yang memegang peranan
penting pada proses produksi yaitu untuk menggerakan turbin. Uap
yang dihasilkan akan digunakan untuk proses produksi gula.
Setelah

mengetahui

pentingnya

peranan

ketel

uap

dalam

perusahaan, maka dalam perencanaan ini diambil topik ketel uap


pipa air.
TUJUAN PERENCANAAN
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui ketel uap tipe pipa air dengan kapasitas 40
ton/jam, tekanan 17 atm dan suhu 350 oC.
b. Untuk mengetahui efisiensi ketel uap pipa air.

LANDASAN TEORI
Ketel uap adalah pesawat energi yang digunakan untuk
mengubah air menjadi uap air pada kapasitas dan tekanan tertentu.
Proses produksi uap yang terjadi pada dapur yaitu energi kalor dari
pembakaran bahan bakar diberikan kepada air isian ketel melalui
pendidihan sehingga terbentuk uap.
Komponen-komponen utama dalam ketel uap:
dapur, berfungsi sebagai alat untuk mengubah energi kimia
bahan bakar menjadi energi kalor,
alat penguap (evaporator), berfungsi untuk mengubah air
menjadi uap dengan bantu energi pembakaran bahan bakar.

Komponen pendukung ketel uap:


Sistem pemipaan, sistem yang digunakan adalah pipa-pipa air
yang diatur, agar panas yang diserap maksimal,

Cerobong asap, adalah alat yang digunakan untuk mengalirkan


gas asap sisa pembakaran dari ketel uap keluar menuju udara
bebas, sehingga dapur dapat berfungsi secara efektif.
Pemanas uap lanjut ( Superheater ) adalah sebuah alat untuk
memanaskan uap kenyang / uap jenuh menjadi uap yang
dipanaskan lanjut.
Ekonomiser merupakan alat bantu yang dapat mempermudah
ketel uap untuk menghasilkan uap tanpa melakukan proses
pemanasan awal dan menghemat pemakaian bahan bakar.
Dimana gas asap yang masih panas dapat dimanfaatkan untuk
memanasi air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam
drum ketel, sehingga air telah dalam keadaan panas, sekitar
30oC sampai 50oC dibawah temperatur mendidihnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanan ketel uap:
temperatur dan tekanan kerja ketel,
kapasitas ketel,
jenis bahan bakar,
air isian ketel,
biaya pembuatan, operasi dan pemeliharaan

Analisa perpindahan panas


a. Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan panas yang
dilakukan oleh molekul molekul suatu fluida yang gerakannya melayang

layang membawa sejumlah panas, pada saat molekul fluida tersebut


menyentuh dinding ketel maka panasnya dibagikan sebagian, dan sisanya
meninggalkan dinding.
Jumlah panas yang disalurkan secara konveksi (Q) adalah:
Q = h . A ( Tw - T )(1)

dimana :
Q = jumlah kalor yang disalurkan secara konveksi ( KJ/jam ).
h = koefisien kalor konveksi ( KJ/m2 jam oC)
A = luas bidang yang dipanasi ( m2)
T = selisih temperatur (oC)

Untuk mencari besarnya nilai koefisien kalor konveksi ( h ) diperlukan data


yaitu : besarnya kecepatan fluida, viskositas dan besaran lainnya.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari angka Reynolds, yang
digunakan untuk mancari angka Nusselt.

Gambar 1. Tabung pipa segaris

Gambar 2. Tabung pipa selang-seling


Besaran Umax adalah :
Umax = U

..(2)

dimana :
U = kecepatan fluida (m/s)
Sn = jarak baris (m)
d = diameter pipa (m)

Besaran angka Reynolds plat adalah :


(3)

Re =
dimana :

Umax = kecepatan maksimum fluida (m/s)


d

= diameter pipa (m)

= viskositas dinamik fluida


= massa jenis fluida ( kg/m3)

( kg/m.s)

Maka besarnya angka Nusselt :


NU = C Pr1/3 x Ren(4)
dimana :
Pr = angka prandtl, diperoleh dari tabel berdasarkan temperatur.
Re = angka Reynolds
Mencari C dan n :

, sehingga C dan n dapat dicari pada tabel.

dimana :
Sn = jarak baris
Sp = jarak kolom
d = diameter pipa
Setelah angka Nusselt didapatkan, maka dapat dihitung koefisien kalor
konveksi (h) berdasarkan persamaan Nusselt yaitu :
Nu =

h =

(5)

(6)

dimana :
k = koefisien konduktifitas (KJ/jam m oC)
D = Diameter pipa (m)

b. Konduksi
Perpindahan panas pada benda yang bertemperatur tinggi ke benda
yang bertemperatur rendah dan tanpa terjadinya perpindahan molekul
molekul dari benda itu sendiri.

(7)

Qp =

dimana :
Qp

= jumlah kalor yang disalurkan secara konduksi ( KJ/jam )

= koefisien konduktansi bahan

( KJ/m jam oC)

x/T = gradien temperatur dalam arah aliran panas (-k/m)


A

= luas penampang yang terletak pada aliran panas.


= .D.L.(a.b)(8)

dimana :
D = diameter pipa (m)
L = panjang silinder (m)
a = jumlah baris
b = jumlah kolom

Nilai Kalor Pembakaran Bahan Bakar


adalah jumlah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran unsur-unsur
yang terkandung dalam bahan bakar tiap satu satuan massa bahan bakar.
Nilai pembakaran bahan bakar dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Nilai kalor pembakaran tinggi (High Heating Value), yaitu
perhitungan pembakaran bahan bakar, dimana uap air yang

terbentuk dari hasil pembakaran dicairkan dahulu, sehingga


panas pengembunan ikut dihitung dan dinilai sebagai panas
pembakaran yang terbentuk. High Heating Value (HHV) dengan
persamaan sebagai berikut : ( Muh, Syamsir : 160)
HHV

= 33950 ( C ) + 144200 ( H2 )

b. Nilai kalor pembakaran rendah (Low Heating Value), yaitu


perhitungan pembakaran bahan bakar yang dimana uap air yang
terbentuk dari pembakaran tidak perlu dicaikan dahulu, sehingga
panas

pengembunan

tidak

perhitungkan

sebagai

panas

pembakaran bahan bakar. Low Heating Value (LHV) dengan


persamaan sebagai berikut : ( Muh, Syamsir : 161 )
LHV

= HHV 2411 ( M + 9 H2 )

KESIMPULAN
a. Air isian ketel uap harus bersih dengan cara water treatment,
karena air isian yang kotor dapat menyebabkan timbulnya kerak
pada dinding pipa pipa didih, sehingga proses perpindahan panas
semakin menurun dengan bertambahnya tebal dari dinding pipa
pipa didih tersebut.
b. Bahan

bakar

bampas tebu

yang

mempunyai

nilai

kalor

pembakaran terendah (LHV) sebesar 4.743,206 Btu/lb dapat


menghasilkan temperatur pembakaran 3808oF, sehingga akan

dihasilkan uap sebesar 88.184 lb/jam pada tekanan 249,83 Psi,


sehingga dapat digunakan untuk menggerakan turbin.
c. Ekonomiser dapat meningkatkan temperatur air pasokan, sehingga
dibutuhkan sedikit energi pemanas yang mengakibatkan hemat
bahan bakar.

SARAN
Pada perencanaan ketel uap pipa air dengan kapasitas 40 ton/jam,
tekanan 17 atm, dan temperatur 350 oC, penulis mengambil dasar
kajian teroritis dari buku dan mengambil dari kajian praktis yang di
dapat dari lapangan. Mungkin karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan penulis , ada banyak hal yang tidak dapat penulis
sebutkan, maka itu masih banyak diperlukan penyempurnaan dalam
perencanaan ini.
Perencanaan ini digunakan sebagai referensi perencanaan lebih
lanjut, maka diperlukan keakurasian dalam melakukan analisis
perhitungan.

Sehingga

dapat

dijadikan

referensi

perencanaan

lanjutan. Dalam perencanaan perlu diperhatikan adalah konstruksi


ketel, karena konstruksi sangat penting, kontruksi dibuat se-ekonomis
mungkin namun kekuatan materialnya besar.

DAFTAR PUSTAKA

ASME. 1983. Boiler And Pressure Vessel Code. Section 1


Babcock and Wilcox. 1978, Steam Its Generations And Use. Edisi 39.
New York: The Babcock And Wilcox Company.
Borras, Thomas Garcia. 1983. Boiler and Furnace Perfomance. Houston
Texas: Gulf Publising Company
Hardjono. 1987. Teknik Minyak Bumi I . Teknik Kimia Fakultas Teknik
UGM.
Maleev, V. L. 1987. Internal Combustion Engines. Edisi kedua.
Singapore: Mc. Graw-Hill Book Company.
Muin, Syamsir A. 1986. Pesawat-Pesawat Konversi Energi I ( Ketel
Uap ). Edisi pertama. Jakarta: Rajawali Pers.
Prijono,Arko. 1997. Prinsip-prinsip Perpindahan Panas. Jakarta:
Erlangga
Raswari. 1986. Teknologi Dan Perencanaan Perpipaan. Cetakan ketiga.
Jakarta:
UI press.
Roberson, JM dan Kent, PL. Boiler Operation, Thirt edition. New York: Mc.
Graw Hill co.
Setyardjo, Djoko.1993. Ketel Uap. Cetakan ketiga. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.
Surbakty, B. M. 1985. Pesawat Tenaga Uap I Ketel Uap. Surakarta:
Mutiara Solo.

You might also like