You are on page 1of 23

PLENO PAKAR

A -4

PEMICU
LEMBAR 1
Seorang pria berusia 35 tahun, menikah, datang ke
IGD dengan keluhan nyeri hebat pada alat kelamin.
Pasien mengalami ereksi pada saat bangun tidur
pagi, kemudian diikuti dengan nyeri yang terusmenerus. Hal ini sudah berlangsung lebih dari 2 jam
yang lalu sampai sekarang. Hal ini baru pertama kali
dialami pasien
LEMBAR 2
Riwayat pemakaian obat-obatan : pemakaian obat
kuat pria (-)
Trauma pelvic/ perineum/ penis : (-)

Pemeriksaan fisik :
Sensorium : CM
Tek. Darah : 110/80 mmHg
Nadi
: 80 x/ menit
T/V cukup
RR
: 24 x/ menit
Temp. Tubuh : 37.00 C
Kepala
: dbn
Toraks
: dbn
Abdomen : dbn
Ekstremitas : dbn
Penis
: korpus kavernosus sangat rigid, glans penis
flaccid
Anemis : (-)
Icterus
: (-)
Oedema : (-)
Dyspnoe : (-)

LEMBAR 3
Pemeriksaan Lab :
CBC
: Hb 13 gr/dl, leukosit 113.600/mm3,
trombosit 158.000/mm3
Hitung jenis :
Neutrofil : 15.00 %
Blast : 60 %
Limfosit : 20.0 %
Metamyelosit : 5 %
Monosit : 0.0 %
Eosinofil : 0.0 %
Basofil
: 0.0 %
Kesan
: Akut Leukemia
HST
: normal
Pada pengambilan darah untuk AGDA penis, dijumpai
darah bewarna sangat gelap. Hasil AGDA penis : pH
7.05, pO2 <30 mmHg, pCO2 >60 mmHg
Pemerksaan penunjang :
USG Doppler : tidak terlihat aliran darah A.
Cavernosus

LEARNING ISSUE
1.Anatomi genitalia pria
2.Fisiologi ereksi
3.Faktor penyebab ereksi abnormal
4.Priapismus
a.defenisi, etiologi
b.patofisiologi
c.gejala klinis
d.diagnosa
e.penatalakasanaan
f. prognosis, komplikasi

ANATOMI GENITALIA PRIA

FISIOLOGI EREKSI

STIMULASI
MEKANORESEPTOR DI
GLANS PENIS

SARAF PARASIMPATIS
KE KELENJAR
BULBOURETRAL
URETRA

SARAF
PARASIMPATIS KE
ARTERIOL PENIS

SARAF SIMPATIS
KE ARTERIOL
PENIS

Relaksasi otot polos

MUKUS

ARTERIOL PENIS MELEBAR


EREKSI

PELUMASAN

VENA TERTEKAN

FAKTOR PENYEBAB EREKSI


ABNORMAL

Neurogenik
Penyakit sistem saraf pusat
Penyakit sistem saraf perifer

Endokrin
Testosteron berperan penting terhadap fungsi
seksual laki-laki pada hasrat dan seksual dan
ereksi penis
berkurangnya kadar testosteron mempunyai efek
yang bervariasi terhadap fungsi ereksi

Vaskulogenik
Penyakit vaskular merupakan penyebab
paling sering disfungsi ereksi, dan dari semua
penyebab vaskuler, yang paling banyak
adalah aterosklerosis
tidak semua aterosklerosis berhubungan
dengan disfungsi ereksi, tetapi faktor
resikonya seperti merokok, hipertensi,
hiperlipidemia dan diabetes, juga berkaitan
dengan terjadinya disfungsi ereksi

Seluler
Terdapat dua tipe sel kavernosa yang berperan
penting pada ereksi penis, yaitu sel otot polos
dan sel endotel
Penyakit yang merusak endotel sehingga
mengganggu responvaskuler penis terhadap
rangsangan neural. Beberapa penyakit yang
dapat merusak endotel (termasuk
hiperkolesterolemia)
Perubahan stuktur endotel pada diabetes melitus
disertai perubahan fungsi akan berakibat
terganggunya relaksasi otot polos

Iatrogenik
obat-obatan dapat mengganggu fungsi
seksual, dapat berupa efek pada fungsi ereksi,
fungsi ejakulasi, atau hasrat seksual.
Penggunaan obat-obat ini sangat jarang secara
langsung menyebabkan disfungsi ereksi
sendirian
Pembedahan yang paling sering menyebabkan
disfungsi ereksi adalah pembedahan pelvis
radikal terhadap kanker rektum, kanker
kandung kemih, atau kanker prosta

Penyakit Sistemik
Penyakit sistemik mempengaruhi fungsi
seksual pria melalui berbagai jalan,antara lain
pada penurunan libido dan impotensia ereksi
Efeknya dapat langsung pada tingkat
testikular atau pada hypothalamic-pituitarytesticular axis.Pada tingkat testikular dapat
terjadi pengurangan fungsi sel Leydig yang
mengakibatkan defisiensi androgen

PRIAPISMUS
DEFINISI
Priapismus adalah ereksi penis yang berkepanjangan tanpa diikuti
dengan hasrat seksual dan sering disertai dengan rasa nyeri.
ETIOLOGI
-Menurut etiologinya priapismus dibedakan dalam 2 macam yaitu
priapismus primer atau idiopatik yang belum jelas penyebabnya
sebanyak 60 % dan priapismus sekunder.
-Priapismus sekunder dapat disebabkan oleh :
1) Kelainan pembekuan darah ( anemi bulan sabit, leukemia, dan
emboli lemak )
2) Trauma para perineum atau genitalia
3) Gangguan neurogen ( pada saat menjalani anestesi regional atau
pada penderita paraplegia )

PATOFISIOLOGI
Low flow (ischemic) Priapism

imbalance of
vasoconstriction &
vasorelaxation
mechanism

penile closed compartment


syndrome :
hypoxemia
acidosis

High flow (non ischemic) Priapism

Trauma

Formation of an
arteriolar sinusoidal
fistula

PRIAPISM

GEJALA KLINIS

Low flow (ischemic) High flow (non


veno oklusif
ischemic) veno
oklusif
Onset

Pada saat tidur

Trauma

Nyeri

Mula-mula ringan
menjadi sangat nyeri

Ringan sampai
sedang

Ketegangan Penis

Sangat tegang

Tidak terlau tegang

Color Doppler

Tidak ada aliran

Ada aliran, dari


fistula

Arteriografi

Pembuluh darah utuh

Malformasi arterio vena

DIAGNOSA

Anamnesis
Pemeriksaan fisik
inspeksi dan palpasi
penis
Pemeriksaan lab

pemeriksaan radiologi
USG Doppler

menilai rigiditas

PENATALAKSANAAN

Non Farmakologi :
1. Terapi kompres (pendinginan)
Farmakologi :
a. Low Flow Priapism
- Intracavernosal phenylephrine
(Neo-Synephrine) : 0,3-0,5ml
b. High Flow Priapism
- Bisa spontan sembuh sendiri
- Kompresi ( skrotum/penis)
-Massage Prostat

PROGNOSIS

> 24 jam dapat mengakibatkan impotensi


menetap dan kerusakan jaringan
Priapismus high flow mempunyai prognosis
lebih baik daripada priapismus low flow
KOMPLIKASI

Priapismus iskemik dapat menyebabkan komplikasi


yang sangat parah. Darah yang tertumpuk dalam penis
dapat menjadi beracun terhadap jaringan. Jika ereksi
berlangsung > 4 jam, darah yang kekurangan oksigen
akan mulai merusak jaringan penis. Sebagai akibat
apabila pripismus tidak ditangani :
Disfungsi ereksi : ketidakmampuan penis menjadi
atau mempertahankan ereksi dengan rangsangan
seksual

KESIMPULAN
Pria berusia 35 tahun, didiagnosa menderita
priapismus iskemik yang disebabkan oleh
kondisi leukimia dan diberi tatalaksana awal
konservatif berupa kompres ice lalu dirujuk ke
spesialis urologi.

THANK YOU

PERTANYAAN

You might also like