Professional Documents
Culture Documents
akson mencapai batas ambang dan terjadi potensial aksi di susunan saraf pusat
b. Thermoreseptor
Temperatur reseptor/ thermoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada
dermis, otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga/ empat kali lebih banyak
daripada reseptor panas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin dan
panas.
Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Mereka
dikirim
ke
formation
retikularis,
thalamus
dan
korteks
primer
sensoris.
HASIL
(nanti digambar lagi tabelnya aja)
PEMBAHASAN
Kulit memiliki fungsi sebagai mekanireseptor, thermoreseptor, reseptor nyeri dan
khemoreseptor. Mekanoreseptor berkaitan dengan indra peraba, tekanan, getaran dan
kinestesi. Thermoreseptor berkaitan dengan pengindraan yang mendeteksi panas dan dingin.
Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme protektif bagi kulit. Khemoreseptor mendeteksi
rasa asam, basa dan garam. Pada epidermis terdapat Merkels disc, yaitu sentuhan oleh orang
yang tidak dikenal dan Meisners corpucle, yaitu sentuhan orang yang dikenal. Sedangkan
pada dermis, terdapat tiga reseptor, yaitu : Reseptor ruffini yaitu reseptor panas, reseptor
Krause, yaitu reseptor yang mendeteksi dingin dan reseptor paccinis corpucle, untuk
mendeteksi tekanan, bisa berupa pijat1,2.
Dalam praktikum titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri, rangsangan yang diberikan
berubah-ubah secara cepat.
Apabila titik dingin dirangsang oleh panas akan terasa dingin pula begitu pun
sebaliknya apabila titik panas dirangsang titik dingin akan terasa panas. Hal tersebut
disebabkan oleh titik-titik rangsang nyeri, panas, dingin dan tekan itu terdapat pada titik-titik
tertentu. Pada saat percobaan ketika telapak tangan diberi rangsang panas dan dingin di titik
yang sama makan akan terasa kedua-duanya ataupun adanya sensasi dingin itu bisa
dikarenakan kita sulit membedakan mana yang panas dan yang dingin sehingga timbullah
sensasi bingung. Selain itu, ketepatan benda yang diujikan juga berpengaruh pada hasil yang
didapatkan karena pada praktikum yang dilakukan menggunakan paku yang berukuran
sedang sebagai penghantar panas, hantaran yang dialirkan tidak berlangsung lama dan hanya
terbilang sebentar sehingga dapat mengurangi ketepatan dalam penentuan titik panas dan
dingin3.
Reseptor nyeri, panas, tekan dan dingin apabila dirangsang oleh rangsangan apapun
akan terasa sama seperti tempat reseptor itu berada. Pada intinya apabila reseptor diberikan
rangsangan, maka reseptornyalah yang akan bekerja atau memberikan respon3.
Menurut teori, hasil percobaan Orang Percobaan (OP) mempunyai titik-titik panas,
dingin, tekan dan nyeri dikulit di tempat yang berbeda-beda. Menurut teori kulit dapat
merasakan tekanan, sentuhan, dingin, panas dan nyeri. Setiap saraf kulit, selain memiliki
serabut aferen bermielin
bermielin
merupakan
dan
memiliki
banyak
akson
tidak bermielin.Namun,demikian
banyak
dari
aferen
besar, juga
lebih
serabut
kecil
yang
yang
tersisa
yang berakhir di ujung saraf bebas. Banyak serabut saraf jenis ini
merupakan termoreseptor4.
Termoreseptor memperantarai sensasi dingin dan hangat yang spesifik dimana hanya sensasi
dingin saja atau hangat saja yang timbul. Setiap serabut aferen hanya mempersarafi satu atau
sedikit titik dingin atau hangat. Nyeri berbeda dari modalitas sensorik lainnya dalam hal jenis
informasi yang diberikan. Nyeri menginformasikan ancaman pada tubuh jika teraktifasi oleh
stimulus
noksius.
Membedakan
dengan
jelas
antara
proses
neuronal objektif
dengan sensasi nyeri yang subjektif yang didefinisikan sebagai pengalaman sensorik
dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan potensial atau
kerusakan aktual, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut4.
Sumber
1. Sherwood
2. Junqueira, L.C. 2003. Histologi Dasar. Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
3. Shidarta, Priguna dan Mahar Mardjono. 2010. Neurologi Klinik Dasar. Jakarta:
Penerbit Dian Rakyat
4. Ocallaghan, Chris. (2009). At A Glance Fisiologi Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit
Erlangga