Professional Documents
Culture Documents
PENGAJUAN PROPOSAL
2015
KATA PENGANTAR
Riset Intervensi Kesehatan (RIK) Berbasis Budaya Lokal tahun 2016 merupakan riset
dalam rangka pengembangan atau inovasi dengan melibatkan modal sosial bagi upaya
peningkatan kesehatan yang berbasis budaya atau kearifan lokal. Riset ini bertujuan untuk
mengembangkan intervensi pada budaya kesehatan yang bersifat positif, hasil
pengetahuan budaya/kearifan lokal untuk menunjang program-program Kementerian
Kesehatan dengan mengikuti kaidah dan metode penelitian yang benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara etik-ilmiah.
Panduan Riset Intervensi Kesehatan Berbasis Budaya lokal tahun 2016 merupakan
acuan untuk menyusun riset intervensi sehingga proposal dapat disusun sesuai kriteria
yang telah disyaratkan. Riset Intervensi Kesehatan pada tahun 2016 ini difokuskan
pada upaya peningkatan kesehatan terkait KIA, gizi, penyakit menular dan penyakit tidak
menular dalam rangka memberdayakan kearifan lokal dan kekayaan intelektual lokal
(pengetahuan tradisional) berbagai budaya di Indonesia. Penelitian akan dilaksanakan
tahun 2016 dengan penanggungjawab adalah Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan R.I.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
menyusun pedoman Riset Intervensi Kesehatan Berbasis Budaya Lokal Tahun 2016.
Melalui riset ini diharapkan dapat memacu peneliti untuk berpartisipasi membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan melalui pemanfaatan kekayaan budaya
berupa pengetahuan lokal tradisional yang ada di lingkungan masyarakat itu sendiri.
Surabaya, 2 Nopember 2015
Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan
Dan Pemberdayaan Masyarakat
DAFTAR ISI
Halaman
1.
2.
3.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Tujuan Umum
1.3.
Tujuan Khusus
1.4.
Manfaat
1.5.
Arah
1.6.
Sasaran
1.7.
Luaran
2.1.
Ruang Lingkup
2.2.
3.1.
3.2.
Tim Teknis
3.3.
Tim Pakar
3.4.
Tim Peneliti
3.5.
Peneliti Pendamping
10
3.6.
Tenaga Administrasi
10
4.
PEMBIAYAAN
11
5.
JADUAL KEGIATAN
12
6.
13
7.
13
7.1.
Format Proposal
13
7.2.
Etik Penelitian
14
7.3.
14
7.4.
Kriteria Penilaian
15
8.
PENUTUP
16
9.
Daftar Pustaka
17
Lampiran
1.
PENDAHULUAN
bahwa 95,4 persen dari kelahiran mendapat pemeriksaan kehamilan atau Ante Natal
Care (ANC).
Indikator K1 ideal dan K4 yang merujuk pada frekuensi dan periode trimester
saat dilakukan ANC menunjukkan adanya keberlangsungan pemeriksaan kesehatan
semasa hamil. Setiap ibu hamil yang menerima ANC pada trimester 1 (K1 ideal)
seharusnya mendapat pelayanan ibu hamil secara berkelanjutan dari trimester 1
hingga trimester 3. Hal ini dapat dilihat dari indikator ANC K4. Cakupan K1 ideal dan
K4 secara nasional adalah 81,6 persen dan 70,4 persen. Berdasarkan penjelasan di
atas, selisih dari cakupan K1 ideal dan K4 secara nasional memperlihatkan bahwa
terdapat 12 persen ibu yang menerima K1 ideal tidak melanjutkan ANC sesuai
standar minimal (K4)3.
Data gizi menurut Riskesdas menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang
nasional pada balita (BB/U<-2SD) memberikan gambaran yang fluktuatif dari 18,4
persen (2007) menurun menjadi 17,9 persen (2010) kemudian meningkat lagi
menjadi 19,6 persen (tahun 2013). Masalah stunting/pendek pada balita masih cukup
tinggi, yaitu 37,2 persen pada tahun 2013. Prevalensi status gizi tidak berubah,
terlihat dari kecenderungan proporsi balita yang tidak pernah ditimbang enam bulan
terakhir semakin meningkat dari 25,5 persen (2007) menjadi 34,3 persen (2013).
Menurut indikator IMT >25, prevalensi obesitas pada laki-laki sebesar 19,7 persen
1
mandiri,
berperan aktif
dalam setiap
Lebak,
Kabupaten
Mamuju
Utara,
Kabupaten
Sorolangun.12,13,14,15
Anggapan masyarakat etnik Papua bahwa darah persalinan perempuan adalah kotor
dan membawa bala, menyebabkan ibu melahirkan diasingkan pada saat melahirkan di
Kabupaten Boven Digul16. Etnik Laut di Indragiri Hilir Provinsi Riau, beranggapan bahwa
penyakit yang diderita bayi merupakan penyakit akibat roh halus sehingga pencarian
pengobatan dan penanganannya dilakukan secara tradisional17.
Penyakit kusta pada suku Asmat dianggap sebagai penyakit kulit biasa sehingga
tidak dilakukan pengobatan8.
tersebut melalui suatu intervensi yang dapat diterima oleh masyarakat pelaku. Oleh
sebab itu, dukungan riset berupa intervensi kesehatan berbasis budaya yang
bernilai positif bagi kesehatan masih sangat diperlukan. Riset Intervensi Kesehatan
(RIK) berbasis budaya lokal tahun 2016 berfokus pada masalah kesehatan ibu dan
anak, gizi,
kesempatan
kepada
peneliti
kesehatan
melaksanakan
Riset
Intervensi Kesehatan (RIK) berbasis budaya lokal dengan fokus pada upaya
peningkatan kesehatan terkait KIA, gizi, Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular
dalam rangka memberdayakan kearifan lokal dan kekayaan intelektual lokal
(pengetahuan tradisional) berbagai budaya di Indonesia.
1.4. Manfaat
Diperoleh berbagai bentuk intervensi berbasis budaya lokal yang bermanfaat
bagi peningkatan kualitas kesehatan terkait masalah KIA, gizi, Penyakit Menular,
Penyakit Tidak Menular di Indonesia.
1.4. Arah
Arah RIK berbasis budaya lokal tahun 2016 disesuaikan dengan MDGs 2015 dan
Renstra Kementerian Kesehatan 2014 - 2019, serta kelayakan yang dapat dilakukan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka fokus intervensi RIK sebagai berikut:
5
1. Kesehatan ibu dan Anak termasuk kesehatan reproduksi berbasis budaya lokal.
2. Gizi masyarakat berbasis bahan makanan lokal.
3. Pemberantasan Penyakit Menular berbasis budaya lokal.
4. Penanggulangan Penyakit Tidak Menular berbasis budaya lokal.
1.5. Sasaran
Pedoman RIK berbasis budaya lokal tahun 2016 ditujukan kepada:
1. Peneliti dari institusi penelitian dan pengembangan dari dalam dan luar Badan
Litbang Kesehatan, dan LSM.
2. Dosen/tenaga pengajar di Perguruan Tinggi, Poltekkes Kemenkes atau institusi
pendidikan kesehatan lainnya.
3. Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan jajaran di
bawahnya.
1.6. Luaran
Hasil atau luaran wajib RIK berbasis budaya lokal tahun 2016 adalah:
1. Laporan akhir dalam bentuk hardcopy dan
2. Rekomendasi dalam bentuk Policy Paper, dalam bentuk hardcopy dan softcopy
(format pdf).
3. Naskah publikasi ilmiah hasil riset dalam bentuk
pdf).
4. Film tentang riset secara keseluruhan dalam bentuk VCD beserta narasi film
(hardcopy dan sofcopy).
5. Produk intervensi, dapat berupa: buku panduan, buku petunjuk, leaflet, pamflet, VCD,
CD, brosur, buku saku, poster, dsb.
6. Data kuantitatif yang sudah dibersihkan dan atau
2.
belakang budaya atau etnis yang serupa. Intervensi dapat juga dilakukan di lokasi
lanjutan RIK 2014 dan RIK 2015 atau di lokasi yang baru.
2.2
3.
Pembina
Penanggung Jawab
Ketua Pelaksana
RIK Ibu, Anak dan Gizi
GIKIA
PM dan PTM
Sekretariat
protokol,
pelaksanaan
kegiatan
riset,
pelaksanaan
supervisi,
pelaksanaan pembimbingan oleh Tim Pakar, pembuatan laporan akhir dan luaran
riset.
3.3. Tim Pakar
Tim Pakar merupakan tim yang dibentuk dengan susunan ketua dan anggota terdiri
dari para Profesor dan peneliti senior dari Badan Litbangkes, Profesor dari
Perguruan Tinggi, Ketua/anggota Komisi Ilmiah Badan Litbangkes, Ketua/angggota
PPI Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
(PHKKPM), dan para pakar dari Pusat lain di Badan Litbangkes dan Universitas
yang akan ditentukan oleh Kepala PHKKPM. Tim ini bertugas antara lain:
1. Melakukan seleksi proposal.
2. Memberikan bimbingan, pembinaan dan konsultasi pembuatan protokol.
3. Melakukan
monitoring
dan
evaluasi serta
supervisi ke
lapangan
saat
Anggota peneliti membantu dan bertanggung jawab sesuai tugas yang diberikan
oleh Ketua Pelaksana.
4. Ketua Pelaksana wajib mengikuti kegiatan pendampingan penyusunan protokol riset
sebanyak 1 (satu) kali, serta penyusunan laporan sebanyak 2 (dua) kali.
5. Tim peneliti wajib melampirkan ijin tertulis dari atasan.
3.5. Peneliti Pendamping
Setiap tim peneliti yang telah diterima untuk dibiayai, akan diberikan 1 (satu) orang
Peneliti Pendamping untuk membantu pelaksanaan riset. Peneliti Pendamping
adalah peneliti dari Badan Litbangkes yang ditentukan oleh PHKKPM. Peneliti
Pendamping berperan sebagai anggota peneliti dari Badan Litbangkes yang akan
membantu dan terlibat dalam keseluruhan proses pelaksanaan riset.
3.6. Tenaga Administrasi
Setiap tim peneliti yang telah diterima untuk dibiayai, akan diberikan 1 (satu) orang
Tenaga
administrasi riset dan keuangan. Tenaga administrasi berasal dan akan ditunjuk oleh
PHKKPM.
10
4.
PEMBIAYAAN
11
5.
JADUAL KEGIATAN
Kegiatan
Penyebaran informasi
Batas akhir penerimaan proposal di Sekretariat RIK
Seleksi proposal
Tahap 1 (administrasi)
Tahap 2 (substansi)
Perbaikan proposal/pendampingan
Finalisasi protokol riset dan konsinyasi etik
Pengajuan persetujuan etik penelitian
Pelaksanaan riset
Supervisi pelaksanaan riset
Konsinyasi
penyusunan Laporan Akhir, Naskah
Publikasi Ilmiah dan Policy Paper
Penyerahan laporan dan seluruh luaran
Diseminasi hasil akhir RIK
Waktu
Mulai Nopember 2015
15 Januari 2016 (cap pos)
Desember 2015
Januari 2016
Februari 2016
Februari 2016
Februari 2016
Maret Desember 2016
Maret Desember 2016
Nopember 2016
15 Desember 2016
Desember 2016
12
6.
Monitoring dan evaluasi akan dilakukan oleh Tim Pakar dan Tim Teknis. Supervisi
di tempat pelaksanaan riset akan diatur tersendiri oleh Tim Teknis. Pada waktu monitoring
dan seminar hasil riset akan dilakukan evaluasi laporan kemajuan riset (teknis dan
administrasi), dan pengisian log book.
Peneliti yang menunjukkan kinerja yang baik dan berprestasi akan diundang
dalam simposium Badan Litbangkes tahun 2016. Peneliti yang tidak memenuhi kewajiban
yang telah disepakati akan dihentikan pembiayaan riset dan diwajibkan mengganti biaya
yang telah dikeluarkan. Ketua Pelaksana tidak diperkenankan untuk mengajukan proposal
RIK berikutnya.
sebagaimana
terlampir
atau
diunduh
dari
situs
RIK
2016
www.pusat4.litbang.depkes.go.id.
Proposal diketik dengan tipe huruf Arial 11 pt, spasi 1,5 dan ukuran kertas A4.
Proposal dijilid sebanyak 3 (tiga) rangkap dan dikirim ke alamat:
Sekretariat Riset Intervensi Kesehatan Berbasis Budaya Lokal 2016
Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Badan Litbangkes Kemenkes RI
Jalan Indrapura 17 Surabaya 60176
Telp. 031 3528748; Fax. 031 3528749
13
: Kode 1
2.
GIZI
: Kode 2
3.
PM
: Kode 3
4.
PTM
: Kode 4
15
8. PENUTUP
proposal dan
pelaksanaan RIK berbasis budaya lokal tahun 2016 bagi semua pihak khususnya yang
berminat dalam penelitian bidang humaniora kesehatan. Calon peserta diharapkan
mendapat informasi yang jelas dari buku panduan sehingga dapat berpartisipasi dalam
RIK dan mengajukan proposal sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.
Seluruh hasil luaran RIK harus diserahkan kepada sekretariat RIK berbasis budaya
lokal tahun 2016 dan seluruhnya menjadi hak milik Pusat Humaniora Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Publikasi lain bersumber dari data penelitian, Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk paten yang mungkin dihasilkan dari riset, akan diatur
tersendiri.
16
9. DAFTAR PUSTAKA
1.
Sindonews.com, 26 September 2013. Data SDKI 2012, angka kematian ibu melonjak.
http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/25/15/787480/data-sdki-2012-angkakematian-ibu-melonjak. Diakses 19 Oktober 2013.
2.
BPS dan Tim, 2012. Laporan Pendahuluan Badan Pusat Statistik. Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia 2012.
3.
Badan Litbangkes RI, 2014. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Litbangkes
Kemkes RI.
4.
Badan Litbangkes RI, 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
5.
Badan Litbangkes RI, 2010. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Litbangkes
Kemkes RI.
6.
Kemkes RI, 2012. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
7.
Badan Litbangkes RI, 2012. Laporan Penelitian Riset Etnografi Budaya Kesehatan
Ibu dan Anak. Badan Litbangkes Kemkes RI.
8.
9.
Ningsi, et al, 2014. Rekam Jejak Terengi. Etnik Gorontalo, Kabupaten Boalemo. Buku
Seri Riset Etnografi Kesehatan 2014. Pusat Humaniora, Badan Litbangkes
10. Santi D, et al, 2014. Belenggu Apung. Etnik Sumba, Kabupaten Sumba Timur. Buku
Seri Riset Etnografi Kesehatan 2014. Pusat Humaniora, Badan Litbangkes
11. Setia P, et al, 2014. Dibalik Rahasia Bungkus Daun Tiga Jari. Etnik Irarutu,
Kabupaten Kaimana. Buku Seri Riset Etnografi Kesehatan 2014. Pusat Humaniora,
Badan Litbangkes
12. Mufida A, et al, 2014. Kesembuhan Mulia. Mamoh. Etnik Aceh, Kabupaten Aceh
Barat. Buku Seri Riset Etnografi Kesehatan 2014. Pusat Humaniora, Badan
Litbangkes
13. Mara I, et al, 2014. Menguak Halimun Baduy. Etnik Baduy Dalam, Kabupaten Lebak.
Buku Seri Riset Etnografi Kesehatan 2014. Pusat Humaniora, Badan Litbangkes
14. Sri H, et al, 2014. Hembusan Topo Tawui di Seberang Koala. Etnik Kalii Daa,
Kabupaten Mamuju Utara. Buku Seri Riset Etnografi Kesehatan 2014. Pusat
Humaniora, Badan Litbangkes
15. Manggala I, et al, 2014. Cukit Budak. Nun Jauh di Mudik. Etnik Melayu Jambi,
Kabupaten Sarolangun. Buku Seri Riset Etnografi Kesehatan 2014. Pusat
Humaniora, Badan Litbangkes
16. Agung D.L, et al, 2014. Perempuan Muyu dalam Pengasingan.Etnik Muyu, Kabupaten
Boven Digul. Buku Seri Riset Etnografi Kesehatan 2014. Pusat Humaniora, Badan
Litbangkes
17. Syarifah N, et al, 2014. Tangis Budak dari Negeri Seribu Jembatan. Etnik Laut,
Kabupaten Indragiri Hilir. Buku Seri Riset Etnografi Kesehatan 2014. Pusat
Humaniora, Badan Litbangkes
18. Lestari, Ade Febriana., et al, 2012. Budaya Pijat Bayi Aman (Safe Baby Massage)
Berbasis Keluarga Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Bayi Di Sleman
17
Yogjakarta. Laporan Hasil ROI KIA Berbasis Budaya Lokal. Pusat Humaniora,
Badan Litbangkes dan Rumah Sakit Akademik UGM.
19. Sasmito, et al, 2012. Tari Memengan Sebagai Media Penyampai Pesan Posyandu
Pada Ibu dan Anak di Banyuwangi Jawa Timur. Laporan Hasil ROI KIA Berbasis
Budaya Lokal. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan Politeknik Kesehatan Malang.
20. Syarifah, et al, 2012. Syair dalam Tarian Maena Sebagai Wahana Penyampaian
Pesan untuk Meningkatkan Pengetahuan kesehatan Reproduksi Remaja pada
Masyarakat Nias Barat. Laporan Hasil ROI KIA Berbasis Budaya Lokal. Pusat
Humaniora Badan Litbangkes dan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan.
21. Annis Catur, et al. 2012. Penguatan Modal Sosial Buppa Babbu Guru ban Rato
dalam Peningkatan Kualitas Diet Ibu Hamil Etnis Madura di Bangkalan Jawa Timur.
Laporan Hasil ROI KIA Berbasis Budaya Lokal. Pusat Humaniora Badan Litbangkes
dan FKM Unair Surabaya.
22. Nurrachmawati, et al, 2012. Laporan Hasil ROI KIA Berbasis Budaya Lokal. Pusat
Humaniora Badan Litbangkes.
23. Murlan, et al, 2014. Optimasasi Pemanfaatan Sisa Produk Virgin Coconut Oil
(Blondo) pada makanan lokal untuk Perbaikan Gizi Balita di Kabupaten Buton
Provinsi Sulawesi Tenggara. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan STIK Avicenna
Kendari.
24. Susilo, et al, 2014. Keberkelanjutan Pemberian Makanan Tradisional Opa-opak
dengan Pengayaan Ikan Ekor Kuning dan Serbuk Daun Kelor sebagai Alternatif
Selingan Untuk Ibu hamil KEK di Kabupaten Lombok Utara, NTB. (Tahap1). Pusat
Humaniora Badan Litbangkes dan Poltekkes Kemenkes NTB.
25. Intan, et al, 2014. Optimalisasi Penerimaan Ulat Sagu (Rhinchophorus Ferruginenus)
Dalam Meningkatkan
Kualitas Makanan Anak Balita Suku Tolaki Dengan
Pendekatan Potensi Budaya Makan Setempat. Pusat Humaniora Badan Litbangkes
dan Poltekkes Kemenkes Kendari.
26. Yohannes, et al, 2014. Optimalisasi Budaya Makan Tempe Generasi Dua Untuk
Meningkatkan Asupan Gizi Ibu Hamil dan Anak Balita di Kota Malang. Pusat
Humaniora Badan Litbangkes dan Poltekkes Kemenkes Malang.
27. Wiralis, et al, 2014. Budaya Makan Tetehe Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas
Menu Keluarga pada Suku Bajo Relokasi Pulau Bokori. , Di Konawe. Pusat
Humaniora Badan Litbangkes dan Poltekkes Kemenkes Kendari.
28. Lia, et al, 2014. Efektifitas Seni Budaya Tarling Cirebon Sebagai Media Peningkatan
Pengetahuan Ibu
Hamil di Kabupaten Cirebom Jawa Barat. Pusat Humaniora
Badan
Litbangkes dan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
29. Rini, et al, 2014. Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil terhadap
Kesehatan Maternal Melalui Media Kesenian "Dulmuluk" di Kabupaten Ogan Ikir
Sumatera Selatan. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan FKM Universitas Sriwijaya
Palembang.
30. Ida Ayu, et al, 2014. Pemberdayaan Sekaa Teruni Dalam Meningkatkan
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Menyusui di wilayah Puskesmas Klungkung
Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
31. Nurhandini, et al, 2014. Budaya Begibung Sebagai Upaya Penurunan Kurang energy
Kronis (KEK) pada Kehamilan di Kabupaten Lombok. Pusat Humaniora Badan
Litbangkes dan Dinas Kesehatan Lombok Tengah NTB.
18
32. Annis Catur, et al. 2014. Pengembangan Intervensi Penguatan "Modal Sosial Buppa
Bappu ban Ratto" Dalam Peningkatan Kualitas Diet Ibu Hamil Etnis Madura di
Daratan Pulau Madura. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan FKM Unair
33. Epti, et al, 2014. Pemanfaatan Budaya Merunggu Pada Ibu Bersalin Suku Serawai
Dalam Promosi Pertolongan Persalinan, IMD dan ASI Ekslusif di Desa Puguk
Kabupaten Seluma. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan dan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu.
34. Nancy, et al, 2014. Pemberdayaan Budaya Bakera "Sebagai Upaya Peningkatan
Cakupan Pemberian ASI
Ekslusif di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara.
Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan dan Poltekkes Kemenkes Manado.
35. Rocco L, Suhrcke M., 2012. Is social capital good for health? A European perspective.
Copenhagen, WHO Regional Office for Europe.
19