You are on page 1of 5

Pemberian antibiotic dapat dilakukan :

Melalui oral (mulut)


Melalui infuse : jika diberikan melalui infus, maka diberikan selama 2 minggu,
kemudian diganti menjadi melalui mulut. Jika dalam 24 jam pertama gejala tidak
membaik, maka perlu dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan operasi untuk
mengurangi tekanan yang terjadi dan untuk mengeluarkan nanah yang ada. Etelah itu
dilakukan irigasi secara kontinyu dan dipasang drainase. Teruskan pemberian
antiniotik selama 3-4 minggu hingga nilai laju endap darah (LED) normal.
Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk
menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus intravena adalah
sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena. Pada umumnya
cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan memberikan nutrisi
tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat inap yang
membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah operasi.
Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat lain.

Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau
gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang
besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk menghindari
toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena
biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin.

Askep/ Asuhan Keperawatan Osteomielitis


Diposkan oleh Anton wijaya d 9:07 AM Pengertian Osteomielitis menurut Depkes RI (1995)
adalah infeksi bone marrow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan
kadang-kadang Haemophylusinfluensae. Sedangkan pendapat Carpenito (1990), Osteomielitis adalah
infeksi tulang.
Penyebab Osteomielitis
Osteomielitis dapat dicetuskan oleh penyebaran infeksi jaringan lunak. Misal,
Ulkus Diabetikum
yang terinfeksi, ulkus vaskuler atau tulang terinfeksi langsung karena patah terbuka,cedera traumatik

seperti luka tembak.Klien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah klien yang nutrisinya
tidak bagus,lanjut usia, kegemukan dan penderita diabetes. Selain itu, pasien yang menderita
artritisreumatoid, telah di rawat lama dirumah sakit, mendapat terapi kortikosteroid jangka
panjang,menjalani pembedahan sendi sebelum operasi sekarang atau sedang mengalami sepsis
rentan,begitu pula yang menjalani pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi luka
mengeluarkannanah.
PATOFIS DAN PATOLOGI
A:infeksi menyebar ke 3 arah,edema periosteal,edema soft tissue
B.Fokus infeksi melebar,exudate knee joint,abses subperiost,cellulitis
C.Osteomyelitis,elevasi & penetrasi periost tjd abses,sinus,sequester,infeksi medulla cavity.
Penyebaran infeksi Osteomielitis
1.Osteomielitis Primer, yaitu kuman mencapai tulang secara langsung melalui luka atau
trauma.2.Osteomielitis Sekunder, yaitu kuman mencapai tulang melalui aliran darah yang
disebabkaninfeksi lain.
Patofisiologi Osteomielitis
Staphylococcus aurens merupakan penyebab 70-80 persen infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya
sering dujumpai pada osteomielitis meliputi Proteus, Pseudomonas dan E.coli. Terdapatpeningkatan
insiden infeksi resisten penisilin, nosokomial, gram negatif dan anaerobik.Awitan osteomielitis setelah
pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akutfulminan stadium I) dan sering
berhubungan dengan penumpukan hematoma atau infeksisuperfisial. Infeksi awitan lambat (stadium 2)
terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelahpembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya
akibat penyebaran hematogen danterjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.

Respons inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan Vaskularisas danedema.
Setelah 2 atau 3 hari, trombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut,mengakibatkan
iskemia dengan nekrosis tulang sehubungan dengan peningkatan dan dapatmenyebar ke jaringan lunak
atau sendi di sekitarnya, kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol,kemudian akan terbentuk abses
tulang.Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti
padarongga abses pada umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair danmengalir
keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak.

Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum.Meskipun


tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis tetap rentanmengeluarkan abses
kambuhan.
Manifestasi Klinis Osteomielitis
Jika infeksi dibawa oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi dengan manifestasiklinis
septikemia. Misal, menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise umum. Gejalasistemik pada
awalnya dapat menutupi gejala lokal secara lengkap. Setelah infeksi menyebar darirongga sumsum ke
korteks tulang, akan mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan bagianyang terinfeksi menjadi
nyeri, bengkak dan nyeri tekan. klien menggambarkan nyeri konstanberdenyut yang semakin memberat
dengan gerakan dan berhubungan dengan tekanan nanah/pusyang terkumpul.Bila osteomielitis terjadi
akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung,tidak akan ada gejala septikemia.
Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.Klien dengan osteomielitis kronik ditandai
dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinusatau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi,
pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksiderajat rendah dapat menjadi pada jaringan parut akibat
kurangnya asupan darah.
Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
Osteomielitis akut, pemeriksaan sinar X awal hanya menunjukkan pembengkakan jaringanlunak. Pada
sekitar 2 minggu terdapat daerah dekalsifikasi ireguler, nekrosis tulang baru.Pemindaian tulang dan MRI
dapat membantu diagnosis definitif awal. Pemeriksaan darah memperlihatkan peningkatan leukosit dan
peningkatan laju endap darah. Kultur darah dan kulturabses diperlukan untuk menentukan jenis
antibiotika yang sesuai.Pada osteomielitis kronik, besar, kavitas iregular, peningkatan periosteum,
sequestra ataupembentukan tulang padat terlihat pada gambar rontgent. pemindaian tulang dapat
dilakukanuntuk mengidentifikasi area infeksi. Laju sedimentasi dan jumlah sel darah putih
biasanyanormal. Anemia, dikaitkan dengan infeksi kronik. Abses ini dibiakkan untuk
menentukanorganisme infektif dan terapi antibiotik yang tepat.
Penatalaksanaan Osteomielitis
Daerah yang terkana harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mencegahterjadinya
fraktur. Dapat dilakukan rendaman hangat selama 20 menit beberapa kali per hariuntuk meningkatkan
aliran darah.Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses infeksi, Kultur darah dan
swabdan kultur abses dilakukan untuk mengidentifikasi organisme dan memilih antibiotika
yangterbaik.Begitu spesimen kultur telah diperoleh, dimulai pemberian terapi antibiotika intravena,

denganasumsi bahwa dengan infeksi staphylococcus yang peka terhadap penisilin semi sintetik
atausefalosporin. Tujuannya adalah mengentrol infeksi sebelum aliran darah ke daerah tersebutmenurun
akibat terjadinya trombosis.Pemberian dosis antibiotika terus menerus sesuai waktu sangat penting untuk
mencapai kadarantibiotika dalam darah yang terus menerus tinggi. Antibiotika yang paling sensitif
terhadaporganisme penyebab yang diberikan bila telah diketahui biakan dan sensitivitasnya.Bila infeksi
tampak telah terkontrol, antibiotika dapat diberikan per oral dan dilanjutkan sampai3 bulan. Untuk
meningkatkan absorpsi antibiotika oral, jangan diminum bersama makanan.Bila klien tidak
menunjukkan respons terhadap terapi antibiotika, tulang yang terkena harusdilakukan pembedahan,
jaringan purulen dan nekrotik diangkat dan daerah itu diiringi secaralangsung dengan larutan salin
fisiologis steril.Pada osteomielitis kronik, dilakukan debridemen bedah. Seprti, sequestrektomi
(pengangkataninvolukrum / sequestrum secukupnya oleh ahli bedah ). Kadang harus dilakukan
pengangkatantulang untuk memajankan rongga yang dalam menjadi cekungan yang dangkal
(saucerization).Semua tulang dan kartilago yang terinfeksi dan mati diangkat supaya dapat terjadi
penyembuhanyang permanen.Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau
dipasang tampon agardapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting dikemudian hari. Dapat
dipasangdrainase berpengisap untuk mengontrol hematoma dan membuang debris. Dapat diberikan
irigasilarutan salin normal selama 7 sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi samping dengan pemberianirigasi
ini.
IMOBILISASI
Daerah yang terkana harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidak nyamanan dan mencegah
terjadinya fraktur. Dapat dilakukan rendaman salin hangat selama 20 menit beberapa kali per hari
untuk meningkatkan aliran darah.

EPIDEMIOLOGI
OSTEOMYELITIS HEMATOGENIK AKUT
Anak-anak.
Laki-laki 3 kali dari wanita.
Mengenai metaphisis tulang-tulang panjang.
(kharakteristik karena aliran darah yg lambat saat
anak2 & vaskularisasi unique /abundant sinusoid
-kuman berkembangtmbs kortek tipis)

PROGNOSIS
Waktu antara mulainya infeksi dengan mulainya pengobatan.
Antibiotika yang effektif.
Dosis dari antibiotika.
Lamanya pemberian antibiotika.
Komplikasi segera:
1. Meninggal ok. Septikemia.
2. Pembentukan abscess.
3. Septik arthritis ----> Hip joint.
Komplikasi lanjut:
1. Osteomyelitis khronik
2. Fr. Pathologis.
3. Kekakuan sendi.
4. Gangguan pertumbuhan.

You might also like