Professional Documents
Culture Documents
2. Untuk menguji ada tidaknya suatu hubungan di antara dua variabel (independency test);
serta
3. Untuk menguji kesamaan di antara sub-sub kelompok (homogenity test).
Rumus umum untuk uji chi square adalah sebagai berikut:
Dimana:
x2
= Chi square
fo
fh
Dalam melakukan pengujian dengan menggunakan uji chi square, ada hal-hal yang
harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Sampel dipilih secara acak;
2. Semua pengamatan dilakukan dengan independen;
3. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1 (satu). Sel-sel dengan
frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel;
4. Besar sampel sebaiknya > 40 (Cochran, 1954).
Keterbatasan penggunaan uji chi square adalah teknik uji chi square menggunakan
data yang diskrit dengan pendekatan distribusi kontinyu. Dekatnya pendekatan yang
dihasilkan tergantung pada ukuran di berbagai sel dari tabel kontingensi. Untuk menjamin
pendekatan yang memadai digunakan aturan dasar frekuensi harapan tidak boleh terlalu
kecil atau secara umum dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 1 (satu);
2. Jumlah sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 (lima) tidak boleh lebih dari 20%.
C. Contoh Kasus Penggunaan Uji Chi Square
1. Uji Ketepatan Penerapan Suatu Fungsi (Test of Goodness of Fit)
Setiap variabel dapat mempunyai bentuk fungsi (misalnya, variabel X mempunyai
fungsi Binomial, Poisson, Normal, dan sebagainya). Dengan mengetahui fungsi suatu
variabel, ada beberapa manfaat yan diperoleh antara lain:
a. Dapat memperkirakan/meramalkan nilai fungsi dari suatu variabel yang sudah
diketahui;
b. Dapat menghitung nilai probabilitas terjadinya suatu variabel.
Di dalam praktik seringkali ditemui asumsi bahwa hasil observasi yang dilakukan
(berupa nilai variabel) mengikuti suatu fungsi tertentu atau proporsi tertentu atau
frekuensi tertentu. Untuk menguji ketepatan/kecocokan suatu fungsi, dapat digunakan
pengujian chi square. Dalam pengujian ini akan dibandingkan antara frekuensi hasil
observasi ( fo ) dengan frekuensi harapan ( fh ) yang biasanya dinyatakan sebagai
fungsi tertentu
foi
fhi
i.
Contoh kasus: Dalam menyusun rencana kebutuhan anggaran belanja modal
untuk 5 (lima) tahun ke depan terkait dengan pengadaan komputer, Kepala Bagian
Umum Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Keuangan selaku pejabat pengadaan
menggunakan asumsi bahwa masa pakai rata-rata komputer yang digunakan di Itjen
adalah 6 tahun dengan standar deviasi 1,4 tahun. Dengan mengambil sampel sebanyak
90 unit komputer dari Laporan Permintaan Kebutuhan Komputer tahun-tahun
sebelumnya, diperoleh informasi mengenai distribusi masa pakai komputer seperti yang
tampak pada tabel di bawa ini. Dengan menggunakan taraf nyata 5 %, dapatkah Kepala
Bagian Umum menarik kesimpulan bahwa masa pakai komputer di Itjen terdistribusi
normal?
Masa Pakai (Tahun)
0-4
4-5
5-6
6-7
7-8
>8
Jumlah
Frekuensi
7
14
25
22
16
6
90
Solusi:
a. Hitung luas daerah di bawah kurna normal untuk masing-masing katagori. Rumus
Z=
Frek.
Nilai Z
Daerah
0-4
4-5
5-6
6-7
7-8
>8
7
14
25
22
16
6
< -1,43
-1,43 s.d. -0,71
-0,71 s.d. 0,00
0,00 s.d. 0,71
0,71 s.d. 1,43
> 1, 43
0,0764
0,1625
0,2611
0,2611
0,1625
0,0764
Frekuensi yang
diharapkan
6,876
14,625
23,499
23,499
14,725
6,876
Total
90
90
fo
7
14
25
22
16
6
90
fh
(fofh) / fh
6,876
14,625
23,499
23,499
14,625
6,876
90
0,0022362
0,0267094
0,0958765
0,0956211
0,1292735
0,1116021
0,4613188
Kesimpulan: Karena nilai X2 hitung sebesar 0,46 lebih kecil dari 11,070, hipotesis
nol diterima yang berarti masa pakai komputer terdistribusi normal.
2. Uji Hubungan di antara Dua Variabel (Independency Test)
Uji chi square untuk independensi merupakan uji kebebasan dua faktor atau uji
hipotesis mengenai ada atau tidaknya hubungan antara dua faktor. Jika tidak ada
hubungan antara dua faktor itu maka dapat dikatakan bahwa dua faktor itu saling bebas
atau independen secara statistik. Dalam pengujian independensi, hipotesis yang
digunakan selalu menyatakan bahwa kedua faktor saling bebas/ independen (tidak
terikat, tidak berkaitan, tidak berhubungan). Oleh karena itu, bentuk Ho : Tidak ada
hubungan/ asosiasi antara X danY.
Dalam uji independensi,
df =( R1)(C1) , di mana
derajat
R=
kebebasan
dihitung
dengan
rumus
C=
kolom dalam tabel kontingensi. Nilai chi square dihitung dengan rumus umum chi square
yaitu
( fofh)
X =
fh
2
dengan
fh=
( R)( C )
n
dengan
R=
baris dalam
Contoh kasus: Inspektorat VII selaku litbang dar Itjen Kemenkeu melakukan
penelitian untuk memperoleh informasi apakah terdapat hubungan antara pengalaman
auditor dengan ketepatan waktu penyelesaian laporan hasil audit (LHA). Inspektorat VII
mengambil sampel sebanyak 100 orang auditor yang bertugas untuk menyususn LHA di
masing-masing tim auditnya dari seluruh Unit-Unit Pengawasan di Itjen Kemenkeu. Dari
sampel yang diambil dapat diketahui bahwa 100 orang auditor tersebut terbagi menjadi
dua kelompok jabatan fungsional auditor, yaitu auditor pertama dan auditor muda. Hasil
penelitian Inspektorat VII tertuang dalam tabel berikut:
Pegalaman Auditor
Auditor Muda
Auditor Pertama
Total kolom
Total baris
75 (ab)
25 (cd)
100
Solusi:
a. Tentukan nilai harapan dari setiap sel
Sel a
75 x 65
=48,75
100
Total baris
75 (ab)
25 (cd)
100
=0,05
3. Test of Homogenity
Pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua
atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang sama memiliki variansi yang
sama. Untuk uji homogenitas dengan hanya dua kelompok data, metode yang
digunakan
adalah
Uji
Fisher.
Langkah-langkah
yang
harus
dilakukan
ketika
21
H0:
2
1
22
2
2
Varians terbesar
Varians terkecil
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
XA1
100
100
100
100
96
96
96
96
96
96
96
(X-Xmean)2A1
33,64
33,64
33,64
33,64
3,24
3,24
3,24
3,24
3,24
3,24
3,24
XA2
91
91
91
91
91
87
87
87
87
87
87
(X-Xmean)2A2
21,62
21,62
21,62
21,62
21,62
0,42
0,42
0,42
0,42
0,42
0,42
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
96
91
91
91
91
91
87
87
87
1884
3,24
10,24
10,24
10,24
10,24
10,24
51,84
51,84
51,84
367,2
87
87
83
83
83
83
83
83
78
1727
0,42
0,42
11,22
11,22
11,22
11,22
11,22
11,22
69,72
248,55
A 1=S2A 1=
A 1= X mean A 1=
n A1
X A 1 X meanA 1 =19,33
n A 1 1
A 2= X mean A 2=
A 2=S2A 2=
X A 1 =94,20;
X A 2 =86,35
nA2
X A 2 X meanA 2 =13,08
n A 21
c. Menentukan Ftabel:
Dengan dbpembilang = 20 1= 19 (untuk varian terbesar) dan db penyebut = 20 1= 19
(untuk varian terkecil), serta taraf signifikansi () = 0,05 maka diperoleh Ftabel = 2,15
d. Bandingkan Fhitung dengan Ftabel:
Dapat diketahui bahwa Fhitung = 1,48 < Ftabel = 2,15. Dengan demikian H0 diterima dan
disimpulkan kedua kelompok data memiliki varian yang sama atau homogen.