You are on page 1of 2

ABSTRAK

Dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa gedung terlebih dahulu ditetapkan


secara tegas dan cermat apa saja isi perjanjian/apa saja hak dan kewajiban para pihak.
Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan para
pihak perumusan hubungan kontraktual tersebut diawali dengan proses negoisasi diantara
pihak. Melalui negoisasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan
untuk saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan. Namun dalam kenyataannya
kepentingan penyewa tetap saja terabaikan. Mengenai Permasalahan perjanjianperjanjian yang dibuat dibawah tangan namun tidak diperjanjikan secara tegas. Dalam
keadaan demikian pihak pemilik gedung menggunakan kedudukan untuk membebankan
kewajiban yang berat kepada Penyewa, sedangkan ia sedapat mungkin membatasi
mengesampingkan tanggung jawabnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka timbul
permasalahan bagaimana pengaturan dan pelaksanaan perjanjian sewa menyewa antara
Yayasan Pendidikan Panca Mitra Karya dengan pemilik gedung sekolah, bagaimana
kedudukan para pihak dilihat dari hak dan kewajiban yang diatur didalam perjanjian sewa
menyewa antara Yayasan Pendidikan Panca Mitra Karya dengan pemilik gedung sekolah,
bagaimana penyelesaian hukum terhadap masalah perbedaan persepsi antara pihak
penyewa dengan yang menyewakan terhadap klausula perjanjian sewa menyewa.
Untuk menjawab permasalahan dilakukan penelitian yang bersifat dekriptif
dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif. Sumber data yang diperoleh dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan
wawancara sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, yang
selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa didalam perjanjian sewa menyewa
merupakan suatu bentuk perjanjian yang bersifat perseorangan dari bukan perjanjian
yang bersifat hak kebendaan yaitu dengan perjanjian sewa menyewa ini, kepemilikan
terhadap rumah sewa tersebut tidaklah beralih kepada penyewa tetapi tetap menjadi hak
milik dari orang yang menyewakan. Didalam perjanjian sewa menyewa antara Yayasan
Panca Mitra Karya selaku penyewa dengan pemilik gedung sekolah selaku pihak yang
menyewakan menggunakan akta perjanjian dibwah tangan yang dilegalisasi oleh Notaris.
Jadi pelaksanaannya, setelah para pihak sepakat tentang isi dan persyaratan yang
tercantum didalam perjanjian tersebut, kemudian aktanya ditandatangani dihadapan
Notaris selaku Pejabat umum.
Disarankan dalam membuat akta perjanjian sewa menyewa gedung sebaiknya
menggunakan akta otentik (notariil) untuk menjamin kepastian hukum bila bersengketa
sampai di Pengadilan, pertimbangan lain karena pihak penyewa adalah badan Hukum
Yayasan. Sebaiknya juga menambahkan klausula tentang adanya asuransi gedung dan
mengenai kewenangan menyewakan kembali fasilitas yang ada, dituangkan dengan jelas
untuk menghindari permasalahan dikemudian hari.

Kata Kunci : Perjanjian Dibawah Tangan, Sewa-Meneyewa

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Before a building rent contract is implemented, it is necessary to confirm
carefully the content of the contract and the right and obligation of the parties
concerned. Basically, a contract begins with the differences of interest among the
parties; the formula of the contractual relationship begins with the process of
negotiation among the parties concerned. They attempt to create the form of a
contract to meet what they want through negotiation. But, in reality, the tenants right
is usually ignored. The problem is that the contract is made underhandedly; in
consequence, the owner of the building uses his position to place a burden on the
tenant, while he sets his responsibility aside. The problems in the study were as
follows: how to regulate and to implement the rental contract between Yayasan
Pendidikan Panca Mitra Karya and the owner of the school building, how the
position of the parties concerned was, viewed from the right and obligation stipulated
in the rental contract between Yayasan Pendidikan Panca Mitra Karya and the
owner of the school building, and how the legal solution on the difference in
perception between the tenant and the owner of the building on the clauses of the
rental contract was.
In order to answer the problems above, it is necessary to perform a research
descriptively with judicial normative approach. The data comprised the primary and
secondary data. The primary data were gathered by performing interviews, and the
secondary data were obtained from the library research. All of them were analyzed
qualitatively.
The result of the research showed that the rental contract between Yayasan
Pendidikan Panca Mitra Karya as the tenant and the owner of the school building as
the person who rented the building was made underhandedly and legalized by a
Notary. The implementation was as follows : after the parties concerned agreed
about the content and the requirements in the contract, the deed was signed before a
Notary as the public official. In this case, the positions of the tenant and the owner of
the building were balanced, viewed from their right and obligation. The dispute
between the Tenant (Yayasan Pendidikan Panca Mitra Karya) and the Owner of the
building were solved by performing reconciliation peacefully without going to the
Court.

Keywords: Underhanded Contract, Rent

ii

Universitas Sumatera Utara

You might also like