Professional Documents
Culture Documents
KASUS INFERTILITAS
Disusun Untuk memenuhi Tugas Kepanitraan Klinik
Stase Ilmu Radiologi di Rumah Sakit Roemani Semarang
Pembimbing :
dr. Abu bakar, Sp Rad
Di susun oleh :
Amalia Isnaini
H2A010003
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasangan infertilitas adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama minimal satu tahun, melakukan hubungan senggama
teratur, tanpa menggunakan kontrasepsi, tetapi belum pernah mengalami
kehamilan merupakan masalah klinis yang penting. Ini merupakan
manifestasi klinis dari penyakit penyerta yang serius. Infertilitas di sebut
primer adalah jika sebelumnya pasangan suami istri belum pernah
mengalami kehamilan.1
Di Amerika Serikat, insiden fertilitas telah menurun dari 11%
menjadi 7,9%. Dan satu dari enam pasangan adalah infertil.
Kemungkinan infertilitas meningkat bersamaan dengan usia. Akan tetapi
untuk mendeteksi nya lebih lanjut apakah ada kelainan pada pasangan
infertilitias, pemeriksaan penunjang yang di lakukan adalah dengan
melakukan pemeriksaan HSG.2
HSG (histerosalphyngography) adalah suatu prosedur radiologi
untuk melihat bayangan rongga rahim dan bentuk tuba fallopi.
Pemeriksaan HSG biasanya dilakukan untuk mencari penyebab
infertilitas.3
Pada referat ini akan dibahas tentang anatomi sistem reproduksi
wanita, infertilitas dan pemeriksaan HSG (histerosalphyngography).
BAB II
TINJAUAN KASUS
c. Cervik uteri, yaitu ujung servik uteri yang menuju puncak vagina disebut
porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium
uteri internum.1
2. Tuba Fallopi 1
adalah tempat bertemunya sperma dengan telur matang. Dan merupakan
saluran telur yang berasal dari duktus Mulleri. Rata-rata panjang tuba 1114 cm. Tuba fallopi terdiri dari 4 bagian :
a. Pars intertisial yaitu bagian tuba yang menempel pada dinding uterus.
b. Pars ismika yaitu bagian medial tuba yang menyempit seluruhya
(diameter 2-3 mm).
c. Pars ampularis yaitu bagian yang berbentuk saluran agak lebar
(diameter 4-10 cm)
d. Infundibulum yaitu bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen
dan mempunyai fimbria yang merupakan tangan-tangannya.
3. Ovarium 1
adalah kelenjar yang berbentuk seperti buah kenari yang terletak di kiri
dan di kanan uterus dibawah tuba uterine dan terletak pada lapisan
belakang ligamentum latum. Ukuran ovarium panjang 2,5-5 cm, lebar 1,53 cm dan tebal 0,6-1,5 cm. Sebagian kecil ovarium berada di dalam
ligamentum latum, disebut hilus ovarii. Pada bagian hilus ini masuk
pembuluh dqarah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan
lapisan
belakang
ovarium dinamakan
B. Definisi Infertilitas
Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan suami
istri yang telah menikah selama satu tahun, melakukan hubungan senggama
teratur, tanpa menggunakan kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh
kehamilan. Pada prinsipnya masalah yang terkait dengan infertilitas
berdasarkan masalah yang dijumpai baik pada peremp[uan dan laki-laki.1
4
C. Etiologi
Terdapat beberapa faktor-faktor yang terkait dengan infertilitas dibagi
menjadi dua yaitu:
a. Faktor Organik :1
Vagina :
1. Dispareunia, di tandai dengan ras tidak nyaman atau rasa nyeri saat
melakukan senggama. Dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
Penyebabnya kjarena faktor infeksi seperti infeksi kandida vagina,
infeksi trikomonas vagina, faktor organik seperti vsginismus,
endometriosis pelvik, atau keganasan wanita
2. Vaginitis, beberapa infeksi kuman seperti klamidia trakomatis. Niseria
Gonore. Infeksi klamidia trakomatis memiliki kaitan yang erat dengan
infertilitas melalui kerusakan tuba yang dapat ditimbulkan.
Uterus :
1. Faktor serviks : pada servitis kronis dapat menyebabkan kesulitan bagi
sperma untuk melakukan penetrasi ke kavum uteri karena adanya
infeksi klamidia trakomatis diserviks sehingga meningkatkan terjadi
kerusakan tuba.
2. Faktor miometrium : mioma uteri merupakan tumor jinak uterus yang
berasal dari peningkatan aktivitas proloferasi sel-sel mimetrium. Mioma
uteri mempengaruhi fertilitas kemungkinan terkait dengan sumbatan
pada tuba, sumbatan pada kanalis servikalis atau mempengaruhi
implantasi.
Masalah Tuba
Kelainan tuba yang seringkali dijumpai pada penderita infertilitas
adalah sumbatan tuba, baik pada pangkal, bagian tengah tuba, ujung
distal dari tuba dan ujung distal tuba.jika tuba tersumbat dapat tampil
dengan
bentuk
ukuran
normal.
Dapat
terlihat
dalam
bentuk
b. Faktor Non-Organik 1
Usia
94% perempuan subur di usia 35 tahun atau 77% perempuan subur
di usia 38 tahun akan mengalami kehamilan dalam kurn waktu tiga
tahun lama pernikahan. Ketika usia istri 40 tahun maka
kesempatan untuk hamil hanya sebesar 5% per bulan dengan
kejadian kegagalan sebesar 34-52%.
Frekuensi senggama
Angka kejadian kehamilan menjadi puncaknya ketika pasangan
suami istri melakukan hubungan dengan frekuensi 2-3 kali
seminggu untuk dapat mengoptimalkan fertilitas
Pola hidup
1. Alkohol , pada perempuan tidak terdapat bukti bukti secara
ilmiah adanya hubungan konsumsi alkohol dengan kejadian
infertilitas tetapi pada lelaki adanya hubungan konsumsi
alkohol dalam jumlah banyak dengan penurunan sperma.
2. Berat badan,
oleh
salpingitis
pekerjaan
yang
berhubungan
dengan
bahan
Studi
a. Definisi
b. Indikasi HSG 7
a. Sterilisasi primer dan sekunder.
b. Infertilitas primer dan sekunder.
c. Menentukan lokasi IUD,apakah intrauterine atau tidak ( translokasi
IUD)
d. Pendarahan pervagina minimal, akibat mioma, polip adenomatous
uteri.
e. Abortus habitualis trisemester II yang dicurigai akibat inkompetensi
cerviks.
f. Kelainan bawaan uterus, misalnya unicornis, bicornis, uterus septus,
dll.
g. Tumor cavum uteri.
10
d. Prosedur HSG 7
1. Waktu optimum adalah hari ke 9-10 setelah haid karena diperkirakan
pada waktu tersebut uterus sudah tenang.
2. Sejak awal menstruasi sampai pemeriksaan sampai pasien dilarang
coitus
3. Dilakukan pembuatan foto polos posisi litotomi dengan atau tanpa
fluoroskopi untuk mengetahui adanya tumor. Jika menguunakan
fluoroskopi biasanya menjadi lebih mudah dan informasi yang didapat
lebih banyak namun paparan radiasinya juga besar
4. Di pasang spekulum, portio dijepit, kemudian di masukan kontras
melalui kanula.
5. Karena kontras dimasukkan ke rongga (intra caviter) dan bukannya
vasa darah, kontras yang digunakan dapat berupa kontras ionik yang
jarang menimbulkan alergi. Kontras yang dimasukkan pertama 5 cc,
kemudian diperhatikan, apakah kontras masuk ke peritoneum atau tidak
(peritoneal spill), atau terjadi obstruksi seperti misalnya fibrosis post
infeksi sehingga kontras tampak menggembung (hidrosalphynx)
11
f. Komplikasi HSG 8
komplikasi yang paling umum dari HSG adalah nyeri dan infeksi. Ini dan
lainnya komplikasi dan sisi efek sebagai berikut:
1. Kontraksi uterus dan ketidaknyamanan karena pengenalan media
kontras ke dalam rongga rahim: Jenis yang paling umum dari rasa sakit
dirujuk adalah kolik subabdominal disebabkan oleh pelebaran rongga
rahim. Rasa sakit lebih menyebar, yang disebabkan oleh iritasi
peritoneum akibat kontras media, juga telah dilaporkan. Nyeri dapat
diminimalkan dengan perlahan-lahan menyuntikkan media kontras dan
menggunakan agen kontras isosmolar.
2. Infeksi postprocedural: Penyebaran dan generalisasi peradangan
intrapyelic mungkin terjadi dalam kasus peradangan kronis dan
hydrosalpinges, atau setelah cedera parah yang disebabkan oleh uterus
manuver pemeriksaan.
g. HSG Normal
HSG normal yaitu ditemukan 8
Ukuran canalis cercivis 2,5 cm, Isthmus sempit, Cavum uteri tampak
berbentuk segitiga dengan titik puncak ke bawah mengikuti arah kanula,
panjang sisi 3,7 cm, Jarak kornu kanan dan kiri 3,5 cm , Tuba tipis seperti
12
13
BAB III
KESIMPULAN
1.
2.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan Edisi ketiga. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.2011
2. Barbara R, Stright. Keperawatan ibu-bayi baru lahir. Edisi 3. Jakarta :
EGC.2004
3. Williams, M. Hysterosalpingogram. Clinical Lead Nurse, Radiology.2013
4. Pearce,E. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis.Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.2009
5. HIFERI. Konsensus penanganan infertilitas.2013
6. American
15