You are on page 1of 19

Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti

memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari
makhluk hidup. Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang ada di bumi.
Sehingga anatomi tumbuhan adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur
dan organisasi dari tumbuhan itu sendiri yaitu struktur yang pembangun tumbuhan tersebut.
Kingdom plantae atau dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan tidak dan
tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan tidak berpembuluh adalah kelompok lumut, sedangkan
tumbuhan berpembuluh meliputi tumbuhan paku-pakuan dan tumbuhan berbiji.Tumbuhan
Berbiji (spermatophyte) merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu
adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan
didalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Spermatophyta diklasifikasikan
lagi menjadi 2 subdivisi , yakni tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji
tertutup (Angiospermae). Berdasarkan jumlah keping bijinya, Tumbuhan biji tertutup
dibedakan menjadi 2 , yaitu tumbuhan biji berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan biji
berkeping dua (dikotil).
Kita ketahui setiap makhluk memiliki struktur yang menyusunnya, seperti halnya
pada tumbuhan dikotil dan monokotil disusun atas berbagai organ seperti akar, batang, daun,
bunga dan biji. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan
meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis, dan jaringan pengangkut. Meskipun
sama-sama diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbiji (spermatophyte), pada kenyataannya
tumbuhan dikotil dan monokotil mempunyai perbedaan yang cukup jelas baik secara anatomi
maupun secara morfologinya.
Jika secara morfologi kita bisa melihat secara langsung bentuk daun, batang, dan
akarnya tetapi struktur penyusun dari bagian-bagian tersebut kita tidak dapat melihatnya
dengan kasat mata karena sel-sel yang berukuran sangat kecil. Untuk itu dilakukan praktikum
untuk mengamati dengan lebih jelas mengetahui dan mengidentifikasi serta membuktikan
apakah benar seperti yang dipaparkan di buku bentuk susunan dan letak sel-sel penyusun
bagian-bagian tumbuhan monokotil dan dikotil serta dapat membedakan antara struktur
monokotil dan dikotil secara anatominya.
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan
menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992).
Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan
(Brotowidjoyo, 1989).
MacamMacam Jaringan Tumbuhan
Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau
meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan terdiri dari jaringan
muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan floem
(Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di ujung
batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan meristem interkalar
yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992). Jaringan meristem adalah jaringan
muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis,
dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya. Jaringan muda

yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah
mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil
(Prawiro, 1997).
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ
reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan
meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut Epidermis
merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan daun, bunga, buah, biji,
batang dan akar . Berdasarkan ontogeninya, epidermis berasal dari jaringan meristematik
yaitu protoderm . Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan.
Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi seperti
stomata dan trikomata (Rompas, 2011).
Berdasrkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi 3 yaitu : Meristem lateral
(meristem samping) yang terdapat pada batang tepatnya di cambium atau cambium gabus,
Meristem interkalar (meristem antara) yang terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya
pangkal ruas batang, Meristem apical (meristem ujung) yang terdapat diujung batang atau
ujung akar.
Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem terbagi atas 3 yaitu : Pro meristem
adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam tingkat embrio,
Meristem primer adalah jaringan meristem yang ada pada tumbuhan muda biasanya ada pada
ujung-ujung tumbuhan seperti akar atau pucuk. Jaringan ini masih aktif membelah sehingga
menyebabkan organ tumbuhan bertambah panjang atau bertambah tinggi, Meristem sekunder
adalah jaringan meristem yang terdapat pada jaringan dewasa yang telah terhenti
pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali. Meristem sekunder terdapat pada
cambium. Kambium inilah yang selalu tumbuh dan membelah selama hidup tumbuhan yang
menyebabkan pelebaran atau pembesaran batang.
Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami deferensiasi.
Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun relatif permanen serta
rongga selnya besar. Jaringan permanen dibagi menjadi 5 yaitu jaringan epidermis dan
jaringan parenkim, jaringan penyokong atau penguat, jaringan pengangkut dan jaringan
gabus.
Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-sel kolenkim
dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel
penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel. Kolenkim terdiri atas sel-sel berdinding tebal
sebagai jaringan penyokong, sangat berhubungan erat dengan parenkim. Kolenkim seperti
halnya parenkim masih mempunyai protoplas, mampu mengadakan aktivitas meristematis.
Dinding selnya merupakan dinding primer, tidak berlignin. Kolenkim berbeda dengan
jaringan penyokong lainnya yaitu dengan sklerenkim dalam hal struktur dinding dan kondisi
protoplas. Kolenkim mempunyai dinding yang lunak, plastis, dinding primer yang tidak
berlignin, mempunyai protoplas yang aktif, mampu menghilangkan penebalan dinding jika
sel diinduksi untuk aktivitas meristematis, seperti pembentukan kambium gabus atau kalau
ada rangsangan luka. Sklerenkim mempunyai dinding yang keras, kaku, dinding sekunder
yang biasanya berlignin. Dinding sekunder terdapat pada sel-sel untuk mengalirkan air dari
xilem, dan sering terdapat pula pada sel-sel parenkim xilem. Selain itu sel-sel parenkim
dalam daerah jaringan lainnya dapat pula bersifat sklereid (sclereid) yang berfungsi untuk
mengalirkan air batasannya tidak begitu jelas (Suradinata, 1998).

Filogenetik studi angiosperma berdasarkan teknik RAPD untuk menemukan


pemecahan dikotil monokotil-dan tingkat perbedaan genetik di antara garis keturunan yang
berbeda dari tanaman angiospermic jelas menunjukkan bahwa sementara monokotil
membentuk clade semua dikotil tidak membentuk kelompok yang berbeda yang terpisah dari
monokotil. Sebaliknya, monokotil yang tertanam dalam clade garis keturunan percabangan
awal tanaman berbunga, biasanya disebut sebagai magnoliids, yang semuanya memiliki
karakteristik dikotil tradisional (Ray, 1703). Cabang-cabang awal angiosperma, termasuk
monokotil, ditandai dengan jenis serbuk sari yang berasal dari ini bentuk tunggal-bukaan
(Cronquist, A. 1981). Gulnel (Tinospora cordifolia V-3) adalah eudicot (APG sistem II, 2003)
dan membentuk clade yang berbeda terpisah dari monokotil dan dikotil. Eudicots ditandai
dengan serbuk sari yang biasanya memiliki tiga lubang tidak ada struktur morfologi atau
anatomi lain yang menandai kelompok ini telah diidentifikasi, meskipun pengelompokan
eudicots sangat didukung oleh analisis berdasarkan data urutan DNA (Soltis dan Soltis.
1999). Hasil kami mengkonfirmasi semua kesimpulan sebelumnya diusulkan oleh Ray (1703)
yang pertama kali diidentifikasi sebagai kelompok monokotil, sebagian besar didasarkan
pada kepemilikan mereka kotiledon tunggal. Temuan ini menunjukkan bahwa tidak ada
perpecahan dikotil monokotil-dikotil bukan tidak membentuk kelompok monofiletik (mereka
tidak mengandung semua keturunan nenek moyang mereka) dan ditolak sebagai kelompok
formal, beberapa dikotil lebih mirip dengan monokotil dari mereka dikotil ke lain
paraphyletic, monokotil dapat didefinisikan oleh beberapa synapomorphies sedangkan
eudicots membentuk kelompok monofiletik. Mutasi menumpuk pada tingkat konstan
sepanjang sistem kehidupan (hipotesis jam molekuler), dalam penelitian kami dapat diamati
bahwa hal yang sama berlaku untuk berkembang pesat markes (penghapusan dan duplikasi
dalam genom) terdeteksi dengan teknik RAPD. Ahli botani lama berteori bahwa monokotil
berasal dari kelompok kuno dikotil selama diversifikasi awal angiosperma (Donoghue dan
Doyle, 1989). Pohon filogenetik hubungan yang berasal dari data molekuler didasarkan pada
teknik RAPD mengkonfirmasi hipotesis ini berlangsung lama dan menentukan dikotil kerabat
dekat mungkin dari monokotil ( Mir Abid, 2007 ).
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan
selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah
menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan
pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada
tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder
tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup,
sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya
pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama
satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun ( Zhao, 2005 ).
Tumbuhan dikotil dan monokotil
Pada batang dikotil, jaringan dewasa primer berasal dari sistem apikal (protoderm,
ground meristem, dan procambium) dan terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis,
dan ikatan pembuluh (floem, xylem, dan kambium). Pada tumbuhan dikotil terdapat
kambium. Adanya kambium dikotil dapat mengadakan pertumbuhan sekunder dan periderm.
Pada batang monokotil, jaringan permanen primer selain dari meristem apikal juga berasal
dari meristem interkalar. Jaringan monokotil primer terdiri dari jaringan dasar fundamental
dimana letak ikatan pembuluh terbesar. Pada batang monokotil tidak terdapat kambium,
kecuali pada beberapa spesies. Karena itu tidak mempunyai jaringan sekunder, walaupun

tidak dapat mengadakan pertumbuhan sekunder, batang monokotil dapat mempunyai batang
yang besar karena adanya pertumbuhan meristem menebal. Pada anatomi batang dikotil dan
monokotil tersebut, memiliki perbedaan pada tipe ikatan pembuluh pada batang. Pada
dikotil, tipe ikatan pembuluhnya yaitu tipe kolateral terbuka dan bikolateral. Sedangkan pada
monokotil, tipe ikatan pembuluhnya yaitu bertipe kolateral tertutup yang umumnya di
bungkus oleh sarung sklerenkim. Susunan anatomi akar lebih sederhana daripada susunan
anatomi batang walaupun susunan anatomi akar bervariasi. Pada penampang melintang akar
primer dijumpai tiga sistem jaringan pokok yaitu epidermis, korteks, dan sistem jaringan
pengangkut. Di ujung akar terdapat bagian akar primer yang lain, yaitu akar yang berfungsi
melindungi promeristem akar. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari percobaan ini yaitu
mempelajari sistem jaringan pada batang dikotil dan monokotil serta pada akar tumbuhan,
mempelajari tipe berkas pengangkut pada batang dikotil dan monokotil serta pada akar
tumbuhan, dan mempelajari tipe stele pada batang dikotil dan monokotil serta pada akar
tumbuhan. Pada pengamatan preparat segar, tujuannya yaitu mengamati slide awetan akar
dan batang tumbuhan monokotil dan dikotil dan membuat preparat segar dengan
menggunakan tumbuhan dikotil dan monokotil yang ada disekitar kampus atau disekitar
laboratorium pendidikan biologi (David, 2013 ).
Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.
Campbell. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
David. 2013. Anatomy Morphology http://generalhorticulture.tamu.edu/HORT604 /.../
Anatomy Morphology.pdf (diakses tanggal 19 Maret 2014).
Kimball, J.W. 1992. Biologi. Jakarta : Erlangga
Mir Abid. 2007. African Journal of Plant Science. Volume 2. Halaman 1. Available online at
http://www.academicjournals.org/AJPS. ISSN 1996-0824 2008 Academic Journals.
Permatasari, Nur. 2012. Laporan Biologi. (online) http://permatasarinur.blogspot.
com/2012/11/laporan-biologi_18.html (diakses tanggal 19 Maret 2014).
Prawiro. 1997. Biologi Sains. Jakarta : Bumi Aksara.
Rompas, Yulanda. Dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa
Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Biologos, Volume 1 nomor 1, halaman 1.online from
http://ejournal.unsrat.ac.id. (diakses tanggal 19 Maret 2014).
Soerodikoesoemo, Wibisono.1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Universitas
Terbuka, Depdikbud.
Suradinata. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung: Angkasa.

Zhao. 2005. The Xylem and Phloem Transcriptomes from Secondary Tissues of the
Arabidopsis Root-Hypocotyl1 . http://jxb.oxfordjournals.org /content/51 /351/1721 . full
. (diakses tanggal 19 Maret 2014).

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.


Campbell. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
David. 2013. Anatomy Morphology http://generalhorticulture.tamu.edu/HORT604 /.../
Anatomy Morphology.pdf (diakses tanggal 19 Maret 2014).
Kimball, J.W. 1992. Biologi. Jakarta : Erlangga
Mir Abid. 2007. African Journal of Plant Science. Volume 2. Halaman 1. Available online at
http://www.academicjournals.org/AJPS. ISSN 1996-0824 2008 Academic Journals.
Prawiro. 1997. Biologi Sains. Jakarta : Bumi Aksara.
Rompas, Yulanda. Dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa
Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Biologos, Volume 1 nomor 1, halaman 1.online from
http://ejournal.unsrat.ac.id. (diakses tanggal 19 Maret 2014).
Soerodikoesoemo, Wibisono.1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Universitas
Terbuka, Depdikbud.
Suradinata. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung: Angkasa.
Zhao. 2005. The Xylem and Phloem Transcriptomes from Secondary Tissues of the
Arabidopsis Root-Hypocotyl1 . http://jxb.oxfordjournals.org /content/51 /351/1721 . full
. (diakses tanggal 19 Maret 2014).

Gambar anatomi akar tumbuhan monokotil

Gambar anatomi akar tumbuhan dikotil

Gambar anatomi daun monokotil

.
a.

Pembahasan
Bawang Merah
Sel bawang merah memang tampak sangat sederhana, namun sebenarnya sel bawang merah
sangatlah kompleks. Dinding sel bawang merah dan sel-sel tumbuhan yang lain, sangatlah
rapat. Tersusun dari lapisan lipid (lemak) dan lipoprotein yang sangat teratur. Hanya zat
tertentu saja yang bisa keluar masuk sel dengan mudah, seperti air dan ion-ion mineral (K, Cl
dan Ca) sedangkan zat-zat lain harus melewati screening dinding sel yang sangat ketat.
Dinding Sel
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung sel. Batang tumbuhan pada umumnya lebih keras
dibandingkan dengan tubuh manusia maupun hewan. Khal ini disebabkan karena bagian luar
sel tumbuhan tersusun dari dinding sel yang amat keras. Bahan utama penyusun dinding sel
berupa zat kayu yaitu selulosa yang tersusun dari glukosa. Selain selulosa, dinding sel juga
mengandung zat lain, misalnya pektin, hemiselulosa, dan glikoprotein.
Nukleus ( Inti Sel )
Nucleus merupakan bagian sel yang paling mencolok di antara organel- organel di dalam sel.
Fungsi Inti sel adalah sebagai berikut :

- Mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel:


- Menyimpan informasi genetik ( gen ) dalam bentuk DNA;
- Mengatur kapan dan di mana ekspresi gen- gen harus dimulai, dijalankan dan diakhiri.
- Tempat terjadinya replika ( perbanyakan DNA ) dan trankripsi ( pengutipan DNA ).
b. Rhoe discolor

Rhoeo mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama dapat juga
melakukan fungsi khusus yang dapat juga bersama jaringan lain membentuk fungsi yang
lebih kompleks.

Pertumbuhan darai tanaman ini sangat penting pada aktivitas jaringan meristem.

Dan jaringanya terbagi dua yang berdasarkan kemampuan untuk tumbuh dan memperbanyak
diri yaitu jaringan meristem dan jaringan yang permanen

Fungsi dari masing- masing organel yang ada pada sel Daun Rhodiscolor adalah :
Dinding Sel,
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk
membesar. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas,
layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel
dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel
sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.Dinding sel terbuat
dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dindingdinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa,
dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein)
menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu,
dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).racun.
Stomata
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi
kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berlainan dengan epidermis.
Fungsi stomata:

Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis


Sebagai jalan penguapan (transpirasi)
Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama
tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan
permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di
bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan
kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga
sebagian berlapis lignin

Sel Penjaga

Sel penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutupnya stomata. Pada epidermis
terdapat suatu lubang yang sangat kecil, bernama stoma (stomata). bagian ini adalah celah
yang dibatasi oleh dua sel khusus yang disebut sel penjaga. Jadi, stomata terdiri atas sel
penjaga yang berkloroplas, sel tetangga yang tidak berkloroplas dan celah stomata.
Pertanyaan
Bagian-bagian sel apa saja yang dapat anda amati dari sel bawang merah dan Rhoeo discolor?
Jawab : - pada pengamatan yang telah dilakukan, bagian-bagian sel pada bawang merah yaitu dinding
sel, nucleus dan sitoplasma.
- pada pengamatan yang telah dilakukan, bagian-bagian sel pada rhoeo discolor adalah
Dinding sel , Pigmen antosianin , Sel penutup (guard cells), Sel tetangga, Kloroplas dan
Stomata.
b. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa sel bawang merah terdiri dari
sitoplasma, nucleus dan dinding sel. Sel bawang merah memang tampak sangat sederhana,
namun sebenarnya sel bawang merah sangatlah kompleks. Dinding sel bawang merah dan
sel-sel tumbuhan yang lain, sangatlah rapat. Tersusun dari lapisan lipid (lemak) dan
lipoprotein yang sangat teratur.
Sedangkan Rhoeo discolor terdiri dari struktur yang lebih kompleks, terdiri dari
dinding sel, pigmen antisianin, sel penjaga, sel tetangga, kloroplas dan celah stomata. Pigmen
antisianin pada daun Rhoeo discolor ini yang menyebabkan daun menjadi berwarna ungu
serta dilengkapi dengan stomata.

Laporan Praktikum Bentuk dan Struktur Sel

1.
2.

3.

Judul : Bentuk dan Struktur Sel


Tujuan:
Menjelaskan struksel sel hewan dan sel tumbuhan
Menggambarkan bermacam-macam bentuk sel
Dasar Teori :
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Tedapat beberapa teori yang
mengemukakan mengenai sel. Menurut Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti
sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil pengamatannya ditemukan ronggarongga yang disebut sel (cellula). Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak
hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong
yang berisi). Seorang ilmuan dari Perancis Felix Durjadin meneliti beberapa jenis
sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya
disebut Sarcode namun mengalami perubahan yaitu, Johanes Purkinje (17871869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma. Matthias
Schleiden seorang ahli botani dan Theodore Schwann seorang ahli zoologi pada
tahun 1838 menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan
tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri
atas sel . Konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan
satuan structural makhluk hidup. Berbeda halnya dengan Robert Brown
(Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang pada
protoplasma yaitu inti (nucleus). Seorang ahli anatomi Max Shultze (1825-1874)
menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Pada tahun
1858, Rudolf Virchow menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya
(omnis celulla ex celulla) ( Putu, 2009)
Berdasarkan organisasi internalnya sel dibedakan menjadi dua yaitu, sel
prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik memiliki struktur yang lebih
sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik, namun sel prokariotik memiliki
banyak ribosom. Pada sel eukariotik mempunyai inti sel yang dibatasi oleh
membran inti yang dinamakan nukleus. Organel-organel pada sel eukariotik
dibatasi oleh membran, yang mana membran sel nya tersusun atas fosfolipid.
Kromosomnya tersusun secara linear. Berbeda dengan sel prokariotik yang tidak
memiliki inti yang jelas karena tidak memiliki membran inti. Organel-organelnya
juga tidak dibatasi oleh membran. Membran plasmanya tersusun atas senyawa
peptidoglikan. Krosomosomya tersusun secara sirkuler. ( Soediarto, 1991, 17)
Sel mengandung protoplasma, yaitu bahan hidup setengah kental. Protoplasma
terdiri atas, sitoplasma atau disebut dengan plasma sel dan nukleoplasma atau
plasma inti. Berdasarkan jumlahnya sel dapat dibedakan menjadi dua yaitu,

uniseluler (bersel tunggal) dan multiseluler (bersel banyak). Pada uniseluler


(bersel tunggal) segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel itu sendiri.
Sedangkan pada makhluk hidup yang bersel banyak, berbagai fungsi kehidupan
oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda yang membentuk suatu jaringan,
organ atau membentuk suatu sistem. (Yatim, 1987, 26)
Sel hewan dan sel tumbuhan memiliki berbagai perbedaan, namun masih tetap
mempunyai persamaan-persamaan dasar tertentu, mengenai sifat, bentuk dan
fungsi dari bagian-bagian selnya. (Tim Dosen Pembina, 2012)
Pada sel hewan tidak memiliki dinding sel, butir plastida dan bentuknya tidak
tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaanya tidak kaku. Pada sel
hewan jumlah mitokondrianya relatif banyak, vakuolanya relatif kecil namun
banyak dan sentriol pada sel hean tampak jelas. Berbeda halnya dengan sel
tumbuhan, sel tumbuhan memiliki dinding sel, butir plastida serta bentuknya
tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Pada sel hewan
jumlah mitokondreanya dan vakuolanya sedikit, namumn pada sel tumbuhan
vakuolanya berukuran besar. Sentrosom dan sentriolnya tidak jelas pada sel
tumbuhan. (Putu, 2009)
Secara umum sel terdiri dari tiga komponen utama, diantaranya; membran,
sitoplasma dan inti atau nukleus, yang mana memiliki fungsi sebagai berikut;
a.
Membran plasma, tersusun atas lemak- lemak protein atau lipoprotein.
Mengatur keluar masuknya zat, menyampaikan tanda dan menerima rangsangan
serta pertahanan. ( Yatim, 2009, 28)
b.
Sitoplasma, cairan setengah kental
organis

dan

merupakan

anorganis
tempat

serta

terjadinya

terdapat
atau

yang mengandung bahan kimia


organel

didalamnya.

berlangsungnya

Sitoplasma

metabolisme

sel.

(Soemarwoto, 1980, 155)


Dalam sitoplasma terdapat organel-organel yaitu retikulum endosplasma,
ribosom, aparathus golgi, lisosom, mitokondrea, plastid dan sentriol.
c.
Inti sel merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 1020 nm. Nukleus memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua sel memiliki
nukleus, karena nukleus ini berperan penting dalam aktivitas sel, terutama
dalam melakukan sintesis protein. Namun ada beberapa sel yang tidak memiliki
nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit. Komposisi nukleus terdiri atas
membran nukleus, matriks, dan anak inti. (Alfiansyah, 2010)

Dalam sel terdapat organel-organel yaitu;

4.
4.1
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
4.2
a.
b.

Lisosom, Organel yang berperan dalam pencernaan sel. Organel ini


mengandung enzim lisozim yang akan melisis bagain sel yang telah mati,
rusak atau sudah tua.

Mitokondria, Organel yang berperan dalam respirasi sel. Respirasi sel


bertujuan untuk mengahasilkan energi yang akan digunakan dalam
aktivitas sel.

Aparatus Golgi, Oraganel yang berperan dalam sekresi produk, baik


protein, polisakarida maupun lemak.

Retikulum Endoplasma (RE), organel yang berperan dalam sintesis


produk. Ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE yang di bagian
permukaannya terdapat butiran ribosom) dan RE halus (RE yang tidak
memiliki ribosom). RE kasar berfungsi untuk mensintesis protein,
sedangkan RE halus berfungsi dalam sintesis lemak dan sterol.

Plastida, organel yang mengandung pigmen (warna).

Vakuola, organel yang berfungsi dalam penyimpanan


makanan, minyak atsiri dan sisa metabolisme sel.

Mikrotubulus, organel yang memiliki struktur tabung. contohnya flagela


(untuk pergerakan sel), silia (alat pelekatan sel) dan spindel (untuk
pembelahan sel).

Mikrofilamen, oragnel yang memiliki struktur filamen


berfungsi dalam pergerakan sitoplasma dan kontraksi otot.

Badan Mikro, ada dua macam badan mikro, yaitu Peroksisom


(mengandung enzim katalase) dan Glioksisom (mengandung enzim
katalase dan oksidase)

Dinding Sel, struktur selulolitik dan kitin yang berfungsi memberi


bentuk sel dan sebagai pelindung sel.

Sentriol, organel yang berperan dalam pembelahan sel. Sentriol


berfungsi menarik kromosom ke arah kutub yang berlawanan. (Farid,
2009)

Alat dan Bahan :


Alat :
Mikroskop
Gelas obyek dan Gelas penutup
Pipet tetes
Beaker glass
Silet baru
Lap dari kain kaos
Skalpel
Tisu
Bahan :
Sel epitel rongga mulut
Umbi lapis bawang merah ( Allium cepa )

cadangan

(benang).

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
5.

Serabut buah kapuk randu ( Ceiba petandra )


Helaian daun bayam ( Amaranthus sp. )
Helaian daun rumput teki ( Cyperus rotundus )
Penampang melintang batang ( Zea mays )
Air
Alkohol 70 %
Larutan Methilen Blue
Kerstas hisap
Cara kerja :

6.

Hasil pengamatan :
Hasil pengamatan epitel rongga mulut :

1.
2.
3.

Hasil pengamatan sel umbi lapis bawang merah :

1.
2.
3.

Keterangan :
Membran sel
Sitoplasma
Inti sel atau Nukleus

Keterangan :
Membran sel
Sitoplasma
Inti sel atau Nukleus

Hasil pengamatan sel serabut kapuk randu :

1.
2.
3.

Keterangan :
Dinding sel
Gelembung udara
Ruang sel

Hasil pengamatan sel epidermis daun bayam

1.
2.
3.

Hasil pengamatan sel epidermis daun rumput

1.
2.
3.
4.

Keterangan :
Dinding sel
Ruang sel
Sel berbentuk kubus
Sel berbentuk panjang

Hasil pengamatan penampang melintang batang awetan :

1.
2.
3.
a.
b.
4.
5.

7.

Keterangan :
Ruang sel
Sitoplasma
Inti sel atau Nukleus

Keterangan :
Dinding sel
Jaringan epidermis
Jaringan berkas pengangkut
Xylem
Floem
Jaringan korteks
Ruang sel

Pembahasan :
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup
yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan
kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri.

Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri
kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi
dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup
lainnya.
Dalam praktikum acara kedua ini kami mengamati bentuk dan struktur sel.
Berbagai macam bentuk sel kami jumpai. Kami mengamati beberapa bahan
antara lain, sel epitel rongga mulut, umbi lapis bawang merah ( Allium cepa),
helaian daun bayam (Amaranthus sp), helaian daun rumput teki (Cyperus
rotundus), serabut buah kapuk randu Ceiba petandra), dan penampang

melintang batang awetan ( Zea mays )


Umbi lapis bawang merah
Pada saat kami mengamati umbi lapis pada bawang merah ( Allium cepa )
dengan perbesaran 4 x 10 atau 40 kali, kami mengamati bahwa terdapat
beberapa sel didalamnya yang tampak dengan jelas, yaitu dinding sel,
sitoplasma dan inti sel. Bentuk selnya heksagonal yang mana bentuk ini
beraturan, hal ini di karenakan bawang merah mempunyai dinding sel yang
tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan polisakaridapektat, yang mana ketiga
komponen tersebut merupakan polisakarida. Dinding akan tumbuh serta menjadi

tebal dan kaku setelah menjadi tumbuhan dewasa.


Sel epitel rongga mulut
Saat mengamati sel epitel rongga mulut dengan perbesaran dari lemah ke
kuat tepatnya 4 x 100 atau 400 kali perbesaran, terlihat bahwa terdapat
membran sel yang melindungi sel epitel rongga mulut, sitoplasma dan inti sel
atau nukleus. Pada sel epitel rongga mulut bentuknya tidak beraturan. Hal ini
dikarenakan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel, karena dalam dinding sel
terdapat kandungan lignin atau zat kayu yang menyebabkan kaku, apabila
dinding sel terdapat pada sel hewan akan menyebabkan hewan tersebut tidak
bisa bergerak secara aktif. Pernyataan ini adalah salah satu yang membedakan

antara sel hewan dan sel tumbuhan.


Serabut buah kapuk randu (Ceiba petandra)
Pada pengamatan selanjutnya kami mengamati serabut kapuk randu
dengan perbesaran 4 x 6 atau 24 kali perbesaran yang mana sel nya berbentuk
panjang. Sel kapuk randu seperti halnya sel kapas berbentuk memanjang,
perbedaannya; pada sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya
berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan
luar. Oleh karena itu sel kapuk mampu menyimpan udara sehingga baik
digunakan sebagai bahan isolasi. Dalam sel kapuk randu terdapat dinding sel,
ruang antar sel yang berfungsi untuk pertukaran gas, serta terdapat gelembung

udara untuk menyimpan udara. Sel kapuk randu adalah sel mati yang
membutuhkan udara lebih banyak maka dari itu memiliki ruang antar sel dan

gelembung udara didalam selnya.


Helaian daun bayam (Amaranthus sp)
Pada helaian daun bayam kami mengamati dengan perbesaran 4 x 10 atau
40 kali perbesaran. Dalam daun bayam terdapat inti sel yang berada ditengah,
sitoplasma, ruang antar sel, dan dinding sel. Bentuk sel pada daun bayam yaitu
tidak beraturan. Pada sel ini terlihat bahwa terdapat ruang antar sel yang

berungsi sebagai tempat pertukaran gas.


Helaian daun rumput teki (Cyperus rotundus)
Pada pengamatan berikutnya, kami mengamati helaian rumput teki dengan
perbesaran 4 x 100 atau 400 kali perbesaran, yang mana dalam sel nya terdapat
dinding sel, ruang sel dan stomata. Dalam rumput teki juga terdapat sel yang

berbentuk kubus dan berbentuk panjang. Bentuk ini terkait dengan fungsinya
Penampang melintang batang ( awetan)
Pada pengamatan ini, kami mengamati dengan perbesaran 10 x 10 atau
100 kali perbesaran. Kami melihat bahwa terdapat dinding sel, ruang sel,
jaringan epidermis berupa jaringan pelindung atau jaringan penutup yang mana
berfungsi untuk melindungi permukaan sehingga tidak dapat ditembus air dari
luar, jaringan berkas pengangkut berupa xylem dan floem yang mana berfungsi
untuk mengangkut air dan mineral dari tanah ke arah tubuh tumbuhan maupun
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan, jaringan korteks,
jaringan penguat berupa kolenkima dan sklerenkima yang berfungsi sebagai

8.
a.

penguat atau penyokong.


Kesimpulan dan Saran :
Kesimpulan
i.
Sel merupakan unit terkecil dari bagian tubuh makhluk hidup yang
mampu melaksanakan suatu fungsi.
ii.
Bentuk, ukuran serta struktur sel berbeda antara sel yang dsatu den
gan sel yang lainnya. Ada yang berbentuk kubus dan panjang pada daun rumput
teki, heksagonal pada bawang merah, berbentuk pipih pada daun bayam, dan
pada kapuk randu berbentuk panjang.
iii.
Pada pengamatan dapat disimpulkan bahwa masing-masing sel
mempunyai organel yang berbeda namun ada juga persamaannya. Pada sel
epitel rongga mulut terdapat inti sel, sitoplasma dan membran sel. Pada umbi
lapis bawang merah, terdapat inti sel, dinding sel dan sitoplasma. Pada kapuk
randu, terdapat ruang antar sel, dinding sel, dan gelembung udara. Pada rumput
teki terdapat dinding sel, ruang antar sel, dan beberapa bentuk sel yaitu bentuk
kubus dan panjang, sedangkan pada penampang melintang batang terdapat
jaringan penguat, jaringan korteks, jaringan berkas pengangkut, jaringan

epidermis, dinding sel, serta ruang sel. Jadi dapat disimpulkan bahwa antar sel
yang satu dengan sel yang lainnya memiliki penyusun organel yang berbeda.
Pad sel epitel rongga mulut tidak memiliki dinding sel karena apabila memiliki ia
tidak akan bisa bergerak secara aktif karena tersusun atas polisakarida.
iv.
Pada sel hewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding
sel sehingga membrane sel dapat bergerak dengan bebas.
v.
Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki sel
sehingga gerakan membrane sel terbatas.
vi.
Struktur sel hidup adalah ruang sel yang berisi nukleus, sitoplasma,
dan antar selnya dibatasi oleh dinding sel.
vii.
Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya kosong karena
organ-organ selnya telah mati dan mempunyai dinding sel untuk membatasi sel
satu dengan sel yang lainnya
viii.
Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel dan paada sel hewan tidak
mempunyai dinding sel tetapi sel hewan meiliki membran sel.
ix.
Yang termasuk sel tumbuhan adalah umbi lapis bawang merah,
serabut buah kapuk randu, helaian daun bayam, helaian daun rumput teki,
penampang melintang batang awetan dan yang termasuk sel hewan adalah sel
b.

epitel rongga mulut.


Saran
i. Pada saat mengamati dimulai dari perbesaran lemah terlebih dahulu
lalu perbesaran kuat.
ii. Ketelitian dan kesabaran perlu ada pada saat mengamati sel
beserta bagian-bagian yang berada didalamnya
.

DAFTAR PUSTAKA
Alfiansyah,
2010,
BENTUK
DAN
STRUKTUR
SEL.
edukasi.com/2010/04/struktur-dan-peranan-bagian-bagiansel.html#.UISRNWeMiA (di akses 19 oktober)

www.sentra-

Ftkhomi, 2009, STRUKTUR DAN FUNGSI SEL.


http://wordbiology.wordpress.com/20
fungsi-sel-2/ (di akses 19 oktober)

09/08/27/struktur-dan-

Putu, 2009, STRUKTUR DAN FUNGSI SEL.


http://kamuspengetahuan.blogspot.com
dan-fungsi-sel.html (diakses 19oktober)

/2009/04/biologi-sel-struktur-

Soediarto, Ahmad., dkk, 1991. ANATOMI TUMBUHAN. Yongyakarta: Gadjah Mada


University Press
Soemarwoto, Idjah, dkk 1980. BIOLOGI UMUM II. Jakarta: PT Gramedia.

TIM DOSEN PEMBINA, 2012. PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Fakultas


Biologi UNEJ, Jember.
Yatim, Wildan, 1987. PANDUAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM I. Bandung: Tarsito
Bandung.

You might also like