You are on page 1of 1

Fast Moving Consumer Goods (FMCG)

BY ADMIN / MONDAY, 16 JANUARY 2012 / PUBLISHED IN ARTIKEL HTTP://SUPPLYCHAININDONESIA.COM/NEW/FAST-MOVINGCONSUMER-GOODS-FMCG-2/

Fast moving consumer goods (FMCG) merupakan barang-barang non-durable yang diperlukan untuk
penggunaan sehari-hari. Konsumen biasanya membeli produk kategori ini sekurangnya sekali dalam
sebulan. Di semua negara, konsumen mengeluarkan anggaran paling besar pada sektor ini.
FMCG merupakan salah satu sektor yang berkembang sangat cepat dan dari waktu ke waktu menunjukkan
peningkatan pertumbuhan. Untuk kuartal I tahun 2010, misalnya, data Nielsen menunjukkan bahwa
produk FMCG tumbuh sebesar 8% dibanding periode yang sama tahun 2009. Angka ini lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan kuartal I 2009 yang hanya 5%.
Beberapa pemain besar dunia menguasai sektor ini, seperti Unilever, Procter & Gamble (P&G),
dan Nestle.
Produk FMCG dapat dikelompokkan dalam tiga kategori produk, yaitu perawatan pribadi (personal care),
perlengkapan rumah tangga (household care), serta makanan dan minuman (food & beverages).
Produk perawatan pribadi seperti pasta gigi, shampoo, kosmetik, parfum, dll. Perlengkapan rumah tangga
seperti sabun cuci, pembasmi serangga, dll. Food & beverages misalnya minuman ringan, teh, kopi,
sayuran, dsb.
Karakteristik FMCG dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu perspektif konsumen dan perspektif pelaku
pemasaran. Dari perspektif konsumen, karakteristik FMCG ditunjukkan dengan frekuensi pembelian
produk yang tinggi, keterikatan yang rendah, dan harga yang murah. Dari perspektif produsen,
karakteristiknya adalah volume penjualan yang tinggi, penggunaan saluran distribusi yang ekstensif, dan
turnover persediaan yang tinggi.
Karakteristik FMCG di atas seringkali mengakibatkan munculnya permasalahan di sisi produsen. Volume
penjualan yang tinggi, misalnya, menuntut produsen untuk dapat menjaga kapasitas produksinya.
Kapasitas produksi ini tidak sekedar tersedianya kapasitas mesin dan tenaga kerja. Masalah ketersediaan
kapasitas ini seringkali justru muncul dari sisi pasokan bahan mentah, baik dari aspek jenis dan jumlah
pasokan, maupun kontinuitasnya. Pasokan bahan mentah yang perlu diperhatikan tidak hanya pada
bahan utama saja. Keterlambatan proses produksi bisa terjadi karena ketidaktersediaan bahan
pendukung. Bahkan, ketidaktersediaan material packaging, bisa mengakibatkan terganggunya proses
produksi atau keterlambatan penyampaian produk ke retailer. Dari perspektif logistik, hal ini merupakan
permasalahan aspek inbound logistics.
Di sisi lain, produsen juga menghadapi permasalahan pada aspek outbound logistics. Permasalahan bisa
terjadi pada proses pemenuhan permintaan atau pengiriman produk jadi kepada retailer. Hal ini dapat
terjadi karena berbagai penyebab, seperti ketidaktersediaan jenis dan jumlah produk yang diminta,
ataupun tidak tersedianya armada pengiriman.

You might also like