Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
terapi
medis
secara
berkelanjutan.
Penyakit
ini
ini
dapat
mengenai
semua
organ
tubuh
dan
yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin, umur, dan faktor
genetik yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah misalnya
kebiasaan merokok tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik,
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh, lingkar
pinggang dan umur (Harding, 2003).
1.2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan dengan diabetes mellitus?
Bagaimakah anatomo dan fisiologi dari sel Beta pankeas?
Apakah etiologi dari penyakit diabetes mellitus?
Bagaimakah patifisiologi dari diabetes mellitus?
Apa saja klasifikasi dari diabetes mellitus?
Bagaimana tanda dan gejala dari diabetes mellitus?
Apa saja yang dapat diakukan dalam diagnose diabetes
mellitus?
h. Bagaimakah penatalaksanaan diabetes mellitus?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai
penyelesaian tugas mata kuliah farmakoterapi serta membantu
mahasiswa dalam memahami materi kuliah tentang diabetes
mellitus.
BAB II
DIABETES MELITUS
2.1.
"tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis"
yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang
ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang
terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan (Anonim
2007). Menurut Tim FKUI (1999) menyebutkan bahwa
yang
menyatakan
Diabetes
mellitus
adalah
keadaan
secara
hyperglikemia
kronis
bersama-sama,
tidak
dapat
mempunyai
disembuhkan
karakteristik
tetapi
dapat
mellitus
merupakan
penyakit
metabolik
dengan
2.3.
Etiologi
Secara umum diabetes melitus disebabkan oleh gangguan
menyebabkan
penurunan
sekresi
hormon.
Perubahan
adanya
degeneratif
seperti
peradangan
pada
vakuolisasi
bagian
sitoplasma
eksokrin.
akibat
Lesio
akumulasi
maka
intoleransi
terhadap
glukosa
juga
meningkat.
2.3.1.
Faktor resiko
menyebabkan
peningkatan
kadar
glukosa
darah
2.4.
etiologis
DM
menurut
American
Diabetes
klinik
pertama
dari
penyakit
ini
adalah
ketoasidosis.
b.
kemampuan
insulin
untuk
merangsang
glukosa
bersama
bahan
sekresi
insulin
lain
berhubungan
dengan
meningkatnya
2.5. Patofisiologi
2.6. Gejala Klinis
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik
Gejala akut diabetes melitus yaitu :
a. Kesemutan
b. Kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum
c. Rasa kebas di kulit
d. Kram
e. Kelelahan dan mudah mengantuk,
f. Pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas,
g. Kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi
impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau
kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir
lebih dari 4kg.
2.7. Diagnosis
Diagnosis DM tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar
adanya glukosuria, melainkan harus memenuhi criteria diagnosis :
a. Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma sewaktu >200
mg/dL (hasil pemeriksaan sesaat tanpa memperhatikan saat
makan terakhir) ATAU
b. Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma puasa >126 mg/dL
(pasien puasa/tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8
jam) ATAU
c. Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO >200 mg/dL
Bila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria Normal atau
DM maka dapat digolongkan ke dalam kelompok:
kesehatan
mendampingi
pasien
dalam
perubahan
dan berupaya
meningkatkan motivasi
pasien untuk
memiliki
perilaku sehat.1,8
Tujuan dari edukasi diabetes adalah mendukung usaha pasien
penyandang diabetes untuk mengerti perjalanan alami penyakitnya
dan pengelolaannya, mengenali masalah kesehatan/ komplikasi
yang mungkin timbul secara dini/ saat masih reversible, ketaatan
perilaku pemantauan dan pengelolaan penyakit secara mandiri, dan
perubahan perilaku/kebiasaan kesehatan yang diperlukan. Edukasi
pada penyandang diabetes meliputi pemantauan glukosa mandiri,
perawatan
kaki,
ketaatan
pengunaan
obat-obatan,
berhenti
Latihan Jasmani
Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu, masingmasing selama kurang lebih 30 menit. Latihan jasmani dianjurkan
yang bersifat aerobic seperti berjalan santai, jogging, bersepeda
dan berenang. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran
juga dapat menurunkan berat badan dan meningkatkan sensitifitas
insulin.1
2.8.4.
Intervensi Farmakologis
beta pancreas
Pilihan utama untuk pasien berat badan normal atau
kurang
Sulfonilurea kerja panjang tidak dianjurkan pada
orang tua, gangguan faal hati dan ginjal serta
malnutrisi
b. Glinid
Terdiri dari repaglinid dan nateglinid
postprandial
2. Peningkat sensitivitas insulin:
a. Biguanid9
Golongan biguanid yang paling banyak digunakan
adalah Metformin.
utama
untuk
Menurunkan
resistensi
meningkatkan
jumlah
insulin
protein
dengan
pengangkut
perifer.
Tiazolidindion
dikontraindikasikan
pada
gagal
fungsi
hati,
serum
serta
dL,
dengan
sesudah makan.
4. Penghambat glukosidase alfa :
a. Acarbose
Bekerja dengan mengurangi absorbsi glukosa di usus
halus.
Acarbose juga tidak mempunyai efek samping
b. hipoglikemia seperti golongan sulfonilurea.
Acarbose mempunyai efek samping pada saluran
(DPP-4)
stroke)
Kehamilan
dengan
DM
gestasional
yang
tidak
penglepasan glucagon
Tidak meningkatkan berat badan seperti insulin dan
sulfonylurea
Efek samping antara lain gangguan saluran cerna
seperti mual muntah
makan
secara
konsisten,
dan
melakukan
latihan