Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Menurut Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang dimaksud
dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sebuah
ungkapan mengatakan Health is created in everyday live, bahwa kesehatan itu dibentuk
atau dihasilkan dari kehidupan manusia sehari-hari.
Kehidupan manusia adalah berada dalam lingkungan dimana manusia hidup seharihari, mulai dari lahir sampai meninggal dunia. Pada usia bayi sampai balita hampir dikatakan
manusia hidup dilingkungan keluarga atau rumah tangga saja. Tetapi pada usia sekolah
sampai mahasiswa, sebagian besar waktu manusia dihabiskan di lingkungan keluarga dan
sekolah atau kampus. Sedangkan pada usia dewasa, lepas dari pendidikan manusia cenderung
menghabiskan waktunya di dalam keluarga dan di tempat kerja. Oleh sebab itu lingkungan
kerja mempunyai peranan yang penting juga dalam membentuk atau mempengaruhi
kesehatan seseorang.
Lingkungan mempunyai risiko yang besar terhadap terjadinya penyakit dan
kecelakaan akibat kerja seperti di pertambangan, pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah
yang berisiko mengganggu kesehatan manusia, dan seterusnya. Mengingat pentingnya faktor
lingkungan kerja sebagai faktor risiko bagi kesehatan masyarakat, utamanya bagi pekerja,
maka dari itulah perlu dipelajari dan dipahami tentang upaya kesehatan kerja.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah mengetahui tentang keperawatan komunitas
khususnya di lingkungan pekerjaan
3. Tujuan
Dengan tersusunnya makalah ini di harapkan mahasiswa mampu mengetahui tentang
keperawatan komunitas khusunya di lingkungan pekerjaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Defenisi keperawatan komunitas
Keperawatan komunitas merupakan salah satu cabang keperawatan spesialis dalam
ilmu keperawatan yang berkembang dari gabungan antara ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat, dan ilmu sosial.Sasaran utama dalam cabang ilmu ini adalah suatu komunitas
dalam masyarakat.(Effendy, 1998).
2. Tujuan keperawatan komunitas
a. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan keperawatan komunitas yaitu untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk dapat hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan
yang optimal sehingga dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas
yang mereka miliki (Effendy, 1998), yang dilakukan melalui upaya (Mubarak
danChayatin, 2009):
Pelayanan keperawatan
secara langsung
terhadap
individu,keluarga, dan
dengan
mempertimbangkan
permasalahan
atau
isu
kesehatan
Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun
kerja
Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit
Pemeriksaan Kesehatan
Pada lingkungan kerja, pekerja dapat melakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan
kesehatan ini dapat dilakukan sebelum kerja yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan. Pemeriksaan
kesehatan sebelum kerja ini terdiri dari pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen
paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap
perlu. Setelah pekerja terpilih, mereka berhak memperoleh pemeriksaan kesehatan secara
berkala maupun secara khusus.
Pemeriksaan secara berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada watu-waktu tertentu
terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh seorang dokter, pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerjasesudah berada dalam pekerjaannya,
serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang
perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan. jika pada pemeriksaan kesehatan secara
berkala ini ditemukan kelainan-kelainan atau gangguan-gangguan kesehatan pada tenaga kerja
maka pengurus wajib mengadakan tindak lanjut untuk memperbaiki kelainan-kelainan
tersebut dan sebab-sebabnya untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan kesehatan
kerja.
Untuk menunjang agar pemeriksaan kesehatan berkala ini mencapai sasaran yang luas,
maka pengurus dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan diluar perusahaan. Sedangkan yang
dimaksud dengan pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu. Pemeriksaan kesehatan ini
dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap
tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu. Akan tetapi, pemeriksaan
kesehatan khusus ini dapat dilakukan pula terhadap:
Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.
Tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-gangguan
kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan.
Pemeriksaan kesehatan khusus dapat juga diadakan bila terdapat keluhan-keluhan
diantara tenaga kerja, atau atas pengamat pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja,
atau atas penilaian Pusat Bina Hyperkes dan keselamatan dan balai-balainya atau atas
pendapat umum di masyarakat. Dokter yang melakukan pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan
ini adalah dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan telah memenuhi syarat sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per 10/Men/1976 dan
syarat-syarat lain yang dibenarkan oleh Direktur Jenderal pembinaan Hubungan Perburuhan
dan Perlindungan Tenaga Kerja (Per 02/Men/1980).
4. Penyakit Akibat Kerja
Menurut Per 01/Men/1981 yang dimaksud Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat ditemukan
atau didiagnosis sewaktu dilaksanakan pemeriksaan kesehatan kerja. Diagnosis penyakit
akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan kondisi
pekerja serta lingkungannya untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat antara
penyakit dan pekerjaannya.setelah ditegakkan diagnosis penyakit akibat kerja oleh dokter
pemeriksa maka dokter wajib membuat laporan medik yang bersifat rahasia (Kep
333/Men/1989).
Agar penyakit akibat kerja tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya, maka pengurus wajib dengan segara melakukan tindakantindakan preventif. Dalam hal ini pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan penggunaanya oleh tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya (Per 01/Men/1981)
5. Urgensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itu, dibuatlah berbagai ketentuan yang mengatur tentang
kesehatan dan keselamatan kerja. Berawal dari adanya Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1969 tentang Pokok-Pokok Ketenagakerjaan yang dinyatakan dalam Pasal 9 bahwa setiap
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan dan
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat, manusia,
moral dan agama. Undang-Undang tersebut kemudian diperbaharui dengan UndangUndang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini ada beberapa hal yang diatur antara
lain:
Ruang lingkup keselamatan kerja, adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada dalam wilayah
hukum kekuasaan RI. (Pasal 2).
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas yang diberikan oleh
dosen pengajar maka mahasiswa memilih Sekolah dasar tersebut untuk menerapkan konsepkonsep keperawatan komunitas yang ada.
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa diawali
dengan permohonan izin untuk melakukan kegiatan pengkajian kepada penanggung jawab
setiap perusahaan tersebut. Setelah itu barulah mahasiswa melakukan pengkajian masalah
kesehatan di lingkungan kerja tersebut dengan mendatangi beberapa tempat kerja
Adapun kegiatan-kegiatan kelompok kerja kesehatan yang dilaksanakan meliputi tahap
persiapan dan pelaksanaan. Persiapan meliputi kemasyarakatan dan persiapan tehnik,
sedangkan
Pengumpulan Data
MASALAH KESEHATAN
Resiko kecelakaan Kerja
tidak sesuai
Tidak memiliki tanda
system peringatan
Keruntuhan bangunan
yang memiliki
kerapian / tata letak alat
dan bahan kerja yang
tidak sesuai
Dari 3 tempat kerja 2
tempat kerja yang tidak
memiliki system tanda
Kebakaran
Kerapian dan tata letak
alat dan bahan kerja
bersiko kebakaran
DX TEMPAT KERJA
Resiko kecelakaan kerja b/d:
peringatan
Dari 3 tempat
kerja
yang
beresiko
terjadi
keruntuhhan bangunan
Hasil Observasi
Berdasarkan observasi pada 3
tempat kerja yaitu : PT.
Panca Perdana Inti
Konstruksi, CV. Isfak,
PT. Tirta Sukses Perkasa.
PT. Panca Perdana Inti
Konstruksi, CV. Isfak tidak
memiliki system tanda
peringatan dan kerapian alat
kurang teliti.
Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara
dengan para pekerja PT.
Panca Perdana Inti Kontruksi
Dan CV. Isfak, di peroleh
informasi bahwa : tempat
kerjanya tidak memiliki
system tanda peringatan dan
kerapian alat pekerjaa kurang
teliti.
Hasil Angket
dari 3 tempat kerja 2
terdapat 1bersiko
gangguan pendengaran
Hasil Observasi
Berdasarkan hasilobservasi
dari 3 tempat kerja yakni :
PT. Panca Perdana Inti
Konstruksi, CV. Isfak,
PT. Tirta Sukses Perkasa
Jarang meluakukan
pemeriksaan pada dokter atau
tenaga kesehatan .
Hasil wawancara
Berdasarkan pada hasil
wawancara dengan pekerja
PT. Panca Perdana Inti
Konstruksi, CV. Isfak,
PT. Tirta Sukses Perkasa.
Pihak perusaahan kurang
memantua status kesehatan
pekerjanya
Urutan
No
Skor
Masalah kesehatan
4
Kriteria
6 7 8
3 5
3 5
2 3
5
5
Prioritas
Masalah
10
11
12
4 3
43
46
Resiko Terkena
1.
Penyakit
Resiko Kecelakaan
2.
Kerja
Ket :
1. Resiko atau tingkat terjadinya masalah
2. Resiko keparahan masalah
3. Potensial untuk dilaksanakan pendidikan kesehatan
4. Minat pekerja (kesadaran pekerja untuk mengatasi masalah
5. Kemungkinan masalah dapat diatasi
6. Sesuai dengan program pemerintah
7. Tempata yang terjangkau dan mudah disupervisi
8. Waktu yang tidak terlalu banyak dan terorganisasi dengan baik
9. Dana sesuai dengan kemammpuan kerja
10. Fasilitas kesehatan yang terdapat dan memunkinkan untuk rujukan medis
11. Sumber daya manusia yang professional
12. Sesuai dengan peran perawat
Skala untuk kebutuhan kerja :
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Rendah
Setelah mendapatkan hasil scoring, selanjutnya menarik diagnose keperawatan
kebakaran
Kerapian dan tata letak alat dan bahan kerja tidak sesuai
Tidak memiliki tanda system peringatan
Keruntuhan bangunan
Kriteria Hasil
a
Criteria Hasil
Verbal dan psikomotori
b Criteria Standard
Lingkungan kerja dapat memenuhi standar kesehatan
Para pekerja dapat terhindar dari akibat tempat kerja yang berdebu, kebisingan
Tindakan
a
b
c
d
kesehatan
Memberi motivasi untuk senantiasa menjaga kesehatan tubuhnya
Lakukan penyuluhan tentang lingkungan tempat kerja yang memnuhi standar
Menjelaskan cara menjaga lingkungan pekerjaan yang sehat
BAB IV
PENUTUP
1
Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan
keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap
pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak
melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang - undangan
yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banya
ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai
bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
2
Saran
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja perlu ditingkatkan yang dalam
hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga
pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu
kehidupan dan produktivitas nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Philippines
Sumamur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung
Agung.
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan, &
Kesehatan Kerja. Sukabumi: Yudhistira.
http://solehpunya.wordpress.com/2009/02/03/implementasi-k3-di-indonesia
Read more: http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dankesehatan-kerja.html#ixzz34CnCT9Ph