Professional Documents
Culture Documents
SKENARIO
II.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Lymphodema
: Pembesaran atau pembengkakan kelenjar
limfe
2. Menstruasi
5. Obgyn
III.
IDENTIFIKASI MASALAH
A. Tari wanita 15 tahun mengalami pertumbuhan normal,dan tidak
mengalami menstruasi secara teratur.
B. Tari memiliki ciri fisik:
tinggi 130 cm
lipatan kulit dileher seperti bersayap
pembesaran kelenjar limfe atau lymphoedema ditangan dan
IV.
ANALISIS MASALAH
A. 1. Bagaimana ciri-ciri pertumbuhan normal remaja yang berusia 15
tahun?
tahun.
Perubahan suara
Aktifnya glandula sebaceae (kelenjar keringat)
Yaitu, luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini
disebabkan berkurangnya kadar hormon seks. Hali ini secara bertahap
terjadi pada hari ke-1 sampai 7.
Fase praovulasi
Yaitu, masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang
dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara
bertahap pada hari ke-7 samapai 13.
Fase ovulasi
Yaitu, keluarnya ovum matang dari ovarium atau yang biasa disebut masa
subur. Bila siklusnya tepat waktu, maka akan terjadi pada hari ke-14 dari
peristiwa menstruasi tersebut.
Fase pascaovulasi
Yaitu, masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini,
terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi
lebih tebal dan siap menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi
fertilisasi, maka hormon seks dalam tubuh akan berulang dan terjadi fase
menstruasi kembali.
3. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,
tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
4. Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
5. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi
anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan
genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti
kerdil.
6. Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan
pertumbuhan seperti pada sindroma Downs dan sindroma
Turners.
Faktor luar (eksternal)
1. Faktor Prenatal
a.
d.
3. Faktor Pascasalin
1. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat.
2. Penyakit kronis/ kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
3. Lingkungan fisis dan kimia.
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak
tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan
dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang
baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat
kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak
yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak
yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang
selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
5. Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
6. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
7. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
8. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi
khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat
mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak.
9. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat
perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
kromosom X.
Ada sejumlah gen pada kromosom X yang mempengaruhi
intelejensi. Pada mutasi yang terjadi pada kromosom X yaitu pada
gen MRX berkaitan dengan retardasi mental terpaut kromosom
Bertubuh pendek
Infertilitas
Metakarpal pendek
Payudara kecil
10
adalah 45,X atau 45,X0. Selain itu, sindrom Turner bisa terjadi secara
mosaikisme yaitu 46XX/45X saat mitosis selama postzigotik.
11
12
saat
masa
selesai.
Terapi pengganti esterogen saat kisaran umur 12 tahun. Esterogen
untuk meransang menstruasi dan mencegah osteoporosis yang
diberikan saat usia pubertas sampai menopause.
13
adalah
ada
relevansi
antara
proses
oogenesis
dan
spermatogenesis? Jelaskan!
Spermatogenesis
14
Oogenesis
V.
HIPOTESIS
Tari, wanita
nondisjunction
15
tahun,
pada
menderita
kromosom
seks
sindrom
saat
Turner
karena
meiosis
selama
LEARNING ISSUES
Pokok Bahasan
Siklus
What I Know
Definisi
Menstruasi
What I dont
Know
mempengaruhi
Syndrome
Definisi
have
to
Prove
How I Will
Learn
Siklus normal
Faktor
yang
menstruasi
Turner
What
Patofisiologi
Etiologi
Kariotipe
Journal
Text
Book
Pakar
Internet
15
Tatalaksana
Oogenesis
Definisi
Skema
oogenesis
Spermatogenesi
Definisi
Gangguan
pertumbuhan
dan
Perkembangan
(Karena
kelainan
Skema
spermatogenesis
Definisi
Faktor
yang
mempengaruhi
Pertumbuhan
remaja normal
Penyebab
kelainan
pertumbuhan
Kromosom)
16
Kerangka Konsep
Kehilangan
aksi gen
SHOX
Tubuh
pendek
Lymphoede
ma
Leher
berselaput
Kaki tangan
bengkak
Kelopak
mata jatuh
Garis batas
rambut dan
POF pada
gen yang
mengatur
ovarium
Gen FMRI
terganggu
Ovarium
tidak
berkemban
g
Perkemban
gan dan
plastisitas
sinaps sel
saraf
Estrogen
tidak
diproduksi
Kesulitan
belajar
Amenorhhea
primer
VII.
SINTESIS
Perkemban
gan
payudara
terhambat
17
SINDROM TURNER
Sindrom Turner-Turner atau syndrome Ullrich (juga dikenal sebagai
"disgenesis gonad") meliputi beberapa kondisi, yang monosomi X (tidak adanya
kromosom seks seluruh) adalah yang paling umum. Ini adalah kelainan kromosom
di mana semua atau bagian dari salah satu kromosom seks tidak ada (manusia
tidak terpengaruh memiliki 46 kromosom, dimana 2 diantaranya merupakan
kromosom seks). Khas perempuan memiliki 2 kromosom X, tetapi dalam sindrom
Turner, salah satu kromosom seks yang hilang atau memiliki kelainan lainnya.
Dalam beberapa kasus, kromosom hilang hadir dalam beberapa sel tetapi tidak
yang lain, suatu kondisi yang disebut sebagai mosaicism atau 'Turner mosaicism'.
Terjadi pada 1 dari setiap 2500 anak perempuan, sindrom memanifestasikan
dirinya dalam beberapa cara. Ada kelainan fisik karakteristik, seperti perawakan
pendek, pembengkakan, dada lebar, garis rambut rendah, telinga rendah-set, dan
leher berselaput. Girls dengan sindrom Turner biasanya mengalami disfungsi
gonad (ovarium tidak bekerja), yang mengakibatkan amenore (tidak adanya siklus
menstruasi) dan kemandulan. masalah kesehatan Concurrent juga sering hadir,
termasuk penyakit jantung bawaan, hipotiroidisme (sekresi hormon tiroid
berkurang), diabetes, masalah penglihatan, pendengaran keprihatinan, dan banyak
penyakit autoimun lainnya. Akhirnya, pola tertentu defisit kognitif sering diamati,
dengan kesulitan terutama di wilayah visuospatial, matematika, dan memori.
Gejala Sindrom Turner
Gejala umum dari sindrom Turner meliputi:
Bertubuh pendek
18
Rendah rambut
Low-set telinga
Reproduksi kemandulan
Kuku kecil
19
Gejala lain mungkin termasuk rahang bawah kecil (micrognathia), valgus cubitus
(berubah-out siku), paku terbalik lembut, lipatan telapak tangan dan kelopak mata
melorot. Kurang umum adalah tahi lalat berpigmen, gangguan pendengaran, dan
langit-langit tinggi-arch (rahang sempit). sindrom Turner memanifestasikan
dirinya berbeda di setiap wanita dipengaruhi oleh kondisi, dan tidak ada dua
individu akan berbagi gejala yang sama.
Faktor Risiko Sindrom Turner
Faktor risiko untuk sindrom Turner tidak dikenal. meningkatkan Nondisjunctions
dengan usia ibu, seperti untuk Down syndrome, tetapi efek yang tidak jelas untuk
sindrom Turner. Hal ini juga diketahui jika ada hadiah predisposisi genetik yang
menyebabkan kelainan, meskipun sebagian besar peneliti dan dokter yang
mengobati wanita Turner setuju bahwa ini sangat tidak mungkin.
20
Saat ini tidak ada dikenal untuk menyebabkan sindrom Turner, meskipun ada
beberapa teori sekitar subjek. Satu-satunya fakta yang solid yang dikenal hari ini,
adalah bahwa selama bagian konsepsi atau seluruh kromosom seks kedua tidak
ditransfer ke janin.
Insiden Sindrom Turner
Sekitar 98 persen dari seluruh janin dengan hasil sindrom Turner di keguguran.
Sindrom Turner menyumbang sekitar 10 persen dari jumlah aborsi spontan di
Amerika Serikat. Kejadian sindrom Turner dalam hidup wanita kelahiran diyakini
1 di 2500.
21
22
23
24
Hal ini telah dikonfirmasikan oleh studi Dawson et al-Falk., 1992 yang
mengevaluasi 40 pasien dengan sindrom Turner. Mereka disajikan pada
dasarnya temuan yang sama: yang lebih besar berarti diameter akar aorta,
yang tetap masih dalam kisaran normal untuk wilayah permukaan tubuh.
Sybert, 1998 menunjukkan bahwa hal itu tetap tidak terbukti bahwa akar diameter
aorta yang relatif besar untuk daerah permukaan tubuh tapi masih dalam batas
normal menyiratkan risiko untuk dilatasi progresif.
Prevalensi kelainan aorta
Prevalensi berkisar dilatasi aorta akar dari 8,8% diseksi aorta mempengaruhi 1%
sampai 2% pasien dengan sindrom Turner. Akibatnya setiap dilatasi aorta root
harus serius diperhitungkan karena bisa menjadi diseksi aorta fatal. Surveilans
rutin sangat dianjurkan.
Reproduksi
Perempuan dengan sindrom Turner hampir secara universal subur. Sementara
beberapa wanita dengan sindrom Turner telah berhasil menjadi hamil dan
membawa kehamilan mereka untuk istilah, ini sangat langka dan biasanya terbatas
pada orang-orang perempuan yang tidak kariotipe 45, X. Bahkan ketika
kehamilan seperti itu terjadi, ada risiko yang lebih tinggi dari rata-rata cacat
keguguran atau kelahiran, termasuk Turner Syndrome atau Down Syndrome.
Beberapa wanita dengan sindrom Turner yang tidak mampu untuk hamil tanpa
intervensi medis mungkin dapat menggunakan IVF atau perawatan kesuburan
lainnya.
Biasanya terapi pengganti estrogen digunakan untuk memacu pertumbuhan
karakteristik seksual sekunder pada waktu awal saat pubertas seharusnya.
Sementara perempuan sangat sedikit dengan Sindrom Turner menstruasi spontan,
terapi estrogen memerlukan reguler penumpahan lapisan rahim ("pendarahan
penarikan") untuk mencegah pertumbuhan berlebih nya. Penarikan perdarahan
25
dapat diinduksi bulanan, seperti menstruasi, atau lebih jarang, biasanya setiap tiga
bulan, jika keinginan pasien. Terapi Estrogen tidak membuat wanita dengan
ovarium nonfunctional subur, tapi memainkan peran penting dalam membantu
reproduksi, kesehatan rahim harus dipertahankan dengan estrogen jika seorang
wanita yang memenuhi syarat dengan Sindrom Turner ingin menggunakan IVF.
Pengobatan Sindrom Turner
Sebagai kondisi kromosom, tidak ada obat untuk sindrom Turner. Namun, banyak
yang dapat dilakukan untuk meminimalkan gejala. Sebagai contoh:
KROMOSOM
Latar Belakang Masalah
Setiap manusia normal memiliki jumlah kromosom yang sama yaitu 46,XX pada
wanita atau 46,XY pada pria. Konstitusi kromosom yang normal akan
bermanifestasi dengan kemunculan fenotip yang normal, meskipun dapat terjadi
variasi antarindividu akibat adanya pengaruh genetik dan lingkungan. Dalam
peranan kemunculan fenotip secara normal, kromsom seks yaitu kromosom X dan
Y memainkan peran yang penting, terutama dalam penentuan jenis kelamin,
selama pembelahan sel baik mitosis maupun meiosis, dapat terjadi kesalahan yang
26
27
bervariasi. Melakukan pemeriksaan fisik merupakan salah satu bagian dari upaya
melakukan diagnosis secara menyeluruh. Dengan melakukan pemeriksaan fisik
dapat membantu menemukan kondisi dismorfik akibat penyimpangan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan secara normal. Melakukan diagnosis pada
sindrom kelainan kongenital bisa jadi merupakan hal yang sulit namun penting
untuk memberikan keterangan yang tepat berkaitan dengan manajemen, prognosis
dan resiko perulangan.
Kromosom Seks
Kromosom X dan Y telah diketahui sebagai kromosom seks karena perannya yang
sangat penting dalam penentuan jenis kelamin. Penentuan jenis kelamin, yang
tergantung pada komplemen kromosom seks pada embrio, didahului dengan
tahapan molekuler yang mengarahkan pertumbuhan sel benih, migrasinya ke rigi
urogenital, dan pembentukan testis, dengan keberadaan kromosom Y (46,XY)
atau ovarium dengan ketiadaan kromosom Y dan keberadaan kromosom X
(46,XX).
28
29
kromosom Y regio MSY. Gen ini memegang peranan kunci dalam perkembangan
testis.14 Gen lain pada lengan panjang kromosom Y diketahui penting dalam
mengatur spermatogenesis yaitu gen-gen AZF (Azoospermia Factor) antara lain
DAZ, RBMY, USP9Y dan HSFY1. Keberadaan kromosom Y yang utuh
menjadikan jenis kelamin laki-laki, berapapun jumlah kromosom X yang ada.
Ketiadaan kromosom Y menghasilkan perkembangan wanita. Pada beberapa
kelainan mutasi pada gen SRY ditemukan pada disgenesis gonad murni di mana
memunculkan fenotip wanita namun dengan kariotip 46,XY. Pada orang yang
mengalami kelainan tersebut terdapat streak gonad bilateral dengan struktur
duktus Mulleri yang masih dipertahankan, tuba fallopi serta uterus.5 Pada
kelainan dengan translokasi gen SRY pada kromosom X selama meiosis paternal
menjelaskan perkembangan testis pada 90% laki-laki dengan kariotip XX.
Kelainan pada gen-gen azoospermia factor (AZF) dapat mengakibatkan
infertilitas pada pria. Keberadaan kromosom Y pada pasien dengan sindrom
Turner merupakan faktor risiko perkembangan gonadoblastoma. Hal ini diduga
karena adanya lokus yang rentan terhadap gonadoblastoma (GBY).
30
Gambar 2. Struktur gen pada kromosom X, terlihat beberapa gen yang menjadi
landmark, XIST (Xinactive-specific transcript), FMR1 dan regio PAR1 yang
mengandung gen SHOX.
Kromosom X
Kromosom X terdiri dari 155 juta pasang basa dan merupakan 5% dari total DNA
dalam genom manusia. Pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y
sedangkan wanita memiliki dua kromosom X. pada awal perkembangkan embrio
pada wanita, salah satu dari kromosom secara acak dan menetap diinaktivasi
dalam sel somatik. Fenomena ini disebut inaktivasi kromosom X atau lionisasi.
Proses inaktivasi kromosom X terjadi secara acak pada sel tubuh dan diatur oleh
gen XIST (X-inactive-specific transcript) yang berada di pusat inaktivasi X (XIC)
pada pita Xq13. Suatu kelainan dapat terjadi pada proses inaktivasi tersebut, yaitu
skewed X-inactivation, di mana proses yang seharusnya terjadi acak, menjadi
tidak acak namun nyaris seragam hanya pada salah satu kromosom X untuk
hampir semua sel tubuh.
Gen SHOX berlokasi pada lengan p kromosom X pada posisi 22.33 dan pada
lengan p kromosom Y pada posisi 11.3.
31
32
34
dengan sentromer tunggal dapat stabil melalui putaran mitosis, bahkan bila
strukturnya abnormal. Kelainan struktur terjadi ketika kerusakan tidak dapat
diperbaiki secara benar atau rekombinasi antara kromosom yang nonhomolog.
Rekombinasi meiosis antara kromosom yang salah berpasangan merupakan
penyebab utama translokasi, terutama dalam spermatogenesis. Delesi, duplikasi,
dan translokasi dapat terjadi pada tahap crossing over.
Kelainan Jumlah Kromosom Seks
1. Sindrom Turner
Sindrom Turner pertama kali dijelaskan sebagai suatu kondisi yang diakibatkan
hilangnya salah satu kromosom X fungsional manghasilkan kariotip 45,X.Hal
tersebut terjadi pada 50% kejadian pada kelainan sindrom Turner, varian yang lain
dari sindrom Turner yaitu mosaikisme dengan kariotip 45,X/46,XX pada 20%
kejadian, isokromosom 46,X,i(Xq) dari 15 % kejadian, romosom cincin 46, X,
r(X) pada 5% kejadian serta delesi 46,X,del(Xp) pada 5% kejadian. Varian lain
yaitu mosaiksme 45,X dengan tambahan cell line yang memiliki kromosom Y
yang mengalami kelainan struktur, di mana yang paling banyak ditemukan adalah
isodisentrik kromosom Y yang muncul sebagai bagian dari kariotip mosaik
dengan cell line 45,X. Insidensi sindrom Turner berkisar antara 1 dari 2500 hingga
1 dari 3000. Kelainan fenotip cukup bervariasi tetapi biasanya ringan. Pada bayi,
kondisi yang dapat dideteksi adalah limfedema pada tangan dan kaki. Gambaran
yang seringkali ditemukan adalah perawakan pendek dan infertilitas, telinga yang
prominen dan letak rendah, palatum sempit, mandibula yang kecil, neck webbing,
dada lebar, cubitus valgus,koarktasio aorta, kelainan ginjal dan masalah
penglihatan juga dapat terjadi. Intelejensi biasanya dalam batasan normal, tapi
sedikit wanita memiliki masalah dalam belajar dan tingkah laku. Hubungan
dengan tiroiditis autoimun, hipertensi, obesitas dan NIDDM juga telah dilaporkan.
35
2. Sindrom Klinefelter
Kariotipe XXY pada sindrom Klinefelter terjadi dengan insidensi 1 dari 600
kelahiran hidup bayi laki-laki.4,8 Kariotipe XXY pada sindrom Klinefelter
diakibatkan oleh nondisjunction dan tambahan kromosom X didapatkan dari ayah
atau ibu. Tidak ada peningkatan risiko keguguran yang berhubungan dengan
kariotip ini. Banyak kasus pada sindrom ini yang tidak terdiagnosis. Pada saat
lahir, bayi dengan XXY lebih kecil dalam hal berat dan panjang badan serta
lingkar kepala. Namun selama kanak-kanak terjadi peningkatan kecepatan
pertumbuhan tinggi badan. Gambaran utama dari sindrom ini adalah
hipogonadisme. Pubertas biasanya terjadi namun ukuran testis menurun sejak
pertengahan pubertas dan terjadi hipogonadisme. Laki-laki yang memiliki kariotip
tersebut biasanya infertil. Pertumbuhan rambut pada muka tidak terjadi dengan
baik. Perawakan tinggi dan ginekomastia biasanya terjadi. Risiko terjadinya
kanker payudara meningkat dibandingkan dengan laki-laki dengan kariotip XY.
Intelejensi umumnya dalam batas normal, tetapi 10 15 poin lebih rendah
daripada saudara kandungnya. Kesulitan belajar dan gangguan tingkah laku
umumnya berhubungan dengan tekanan lingkungan. Rasa malu, imaturitas dan
frustasi cenderung membaik dengan terapi pengganti hormon testosteron.
3. Sindrom Tripel X Kariotipe XXX pada sindrom Tripel X terjadi dengan
insidensi 1 dari
36
37
Sumber:
KARAKTERISTIK
DISMORFOLOGI
PADA
PASIEN
DENGAN
SYAEFUL
NAWAWI,
FK
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG 2009)
38
perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
3).
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbedabeda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
perkembangan pada masing-masing anak.
4).
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
39
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak
mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling
berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan
sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar
merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan
sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
2. Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.
Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan
spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
3. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau.
1).
40
2).
dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3).
minggu.
o
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme,
terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ
dalam tubuh.
o
kehamilan.
Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
41
Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester
Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini
42
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal
dibagi menjadi 2 periode:
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi
anak sehat adalah:
Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh
rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan
bayi yang dilahirkannya.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem
saraf.
Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit
pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua
yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak.
Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat
ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan
pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal,
mendapat pola asuh yang sesuai.
43
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin,
sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.
3. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat
kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus)
serta fungsi ekskresi.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita.
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan
serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan
syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubunganhubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja
otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga
bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat
cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk
pada masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun
apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan
mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.
4. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan).
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan
dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan
proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan
keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
44
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah
mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai
berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu
anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain,
taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas permainan
untuk anak.
Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang
bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin banyak taman kota
atau taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang
kebutuhan anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim
reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga
anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada
masa ini adalah dengan cara bermain.
Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan
perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami
kelainan atau gangguan.
5. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan.
1. Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.
Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau
kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif,
motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya
stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan
gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,
yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel
45
46
47
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikelfolikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya
hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih
dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat
estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan
hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di
bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.
Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme
umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH
dan
48
Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesterone dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus Ovarium:
1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel
telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus
dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur).
Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan
variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan
2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan
jangka waktu ratarata 14 hari
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam
siklus menstruasi normal:
1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH,
LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari
fase luteal siklus sebelumnya
2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah
akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase
folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan
endometrium
3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada
pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat
dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level
hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)
4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima)
hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari
hormon LH, keluarlah hormon progesteron
5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang
menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian.
49
Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari
folikular ke luteal
6. Kadar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi
sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi
dari korpus luteum
7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda
bahwa sudah terjadi ovulasi
8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup
korpus luteum dan kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus
berikutnya
Fisiologi pubertas pada wanita
Pubertas pada wanita
Pubertas adalah tahapan maturasi fisik di mana individu menjadi mampu secara
fisiologis untuk reproduksi. Perubahan yang terjadi selama pubertas dipengaruhi
oleh faktor neurohormonal yang memodulasi pertumbuhan somatis dan
pembentukan organ seksual. Semua mekanisme yang terjadi selama pubertas
merupakan hasil dari aktivasi sumbu (jalur) hipotalamus-hipofisis-gonad. Aktivasi
sumbu
ini
bertanggung
jawab
terhadap
perubahan-perubahan
biologis,
50
51
Perkiraan
(T)
usia
Telarche
Pubarche
Kecepatan
Lain-lain
pertumbuhan
tinggi
badan/tahun
puting Tidak ada rambut, 5-6 cm
klitoris,
membesar
pigmentasi
berpigmentasi
di
bukit areola
5
Pembesaran
melebihi
4
Adrenarche
susu
lebih 8 cm
labia
Acne vulgaris,
rambut aksila
keriting
susu Tipe
Menarche
dewasa, <7cm
atas namun
penyebarannya
sebatas pubis
puting Tipe dewasa dan Mencapai tinggi Organ
penyebarannya
hingga
ke
sebelah dalam
Pengaruh hormonal
Perubahan yang terjadi selama pubertas, baik pemunculan karakter seks primer
maupun sekunder, semuanya diregulasi neurohormon. Ada banyak hormon yang
52
genital
mengatur hal tersebut, dan cara kerjanya saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya.
Secara garis besar terdapat tiga hirarki hormonal yang berperan saat pubertas pada
wanita yaitu (1) Gonadotopin-releasing hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh
hipotalamus, (2) Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone
(LH) yang dihasilkan oleh hipofisis anterior sebagai respons atas GnRH, dan (3)
Estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium sebagai respons atas FSH
dan LH.
1. Gonadotopin-releasing hormone (GnRH)
GnRH adalah hormon peptida yang dihasilkan oleh hipotalamus, yang
menstimulasi sel-sel gonadotrop pada hipofisis anterior. Di hipotalamus sendiri
pengeluaran GnRH diatur oleh nukleus arkuata. Neuron pada nukleus arkuata
memiliki kemampuan untuk memproduksi dan melepas gelombang GnRH ke
hipofisis.
2. Gonadotopin
Gonadotropin pada wanita meliputi Follicle-stimulating hormone (FSH) dan
Luteinizing hormone (LH). Baik FSH dan LH disekresikan oleh kelenjar hipofisis
anterior pada usia antara 9-12 tahun. Efek dari sekresi hormon tersebut adalah
siklus menstruasi yang terjadi pada usia sekitar 11-15 tahun. Periode ini dikatakan
pubertas sedangkan siklus menstruasi pertama disebut menarche.
FSH dan LH bekerja menstimulasi ovarium dengan berikatan pada reseptor FSH
dan reseptor LH. Reseptor yang teraktivasi akan meningkatkan laju sekresi sel,
pertumbuhan, dan proliferasi sel. Aktivitas ini diperantarai oleh cAMP.
53
54
Pada wanita yang sedang tidak hamil, estrogen diproduksi di ovarium dan korteks
adrenal, sedangkan pada wanita hamil estrogen juga diproduksi di plasenta. Ada
tiga macam estrogen yang terdapat dalam jumlah signifikan: -estradiol, estrone,
dan estriol. -estradiol banyak diproduksi di ovarium sedangkan estrone lebih
banyak diproduksi di korteks adrenal dan sel-sel teka. Adapun estriol adalah
turunan -estradiol dan estrone yang sudah dikonversi di hati. Karena -estradiol
memiliki potensi estrogenik 12 kali lebih kuat dibanding estrone dan 80 kali lebih
kuat dari estriol, maka -estradiol dikatakan sebagai estrogen mayor.
Efek dari estrogen adalah menstimulasi proliferasi seluler dan pertumbuhan organ
seks dan jaringan lainnya terkait reproduksi. Berikut adalah efek estrogen secara
spesifik:
Pada masa pubertas, estrogen diproduksi sekitar 20 kali lipat lebih banyak
dibanding masa prepubertas. Peningkatan kadar hormon ini, bersamaan dengan
penimbunan
lemak,
menyebabkan
perubahan-perubahan
spesifik
yaitu
Tuba fallopi
Payudara
55
Sistem rangka
Deposisi protein
Estrogen menyebabkan peningkatan protein total tubuh, hal ini dibuktikan oleh
keseimbangan nitrogen yang lebih positif setelah pemberian estrogen. Namun jika
dibandingkan dengan testosteron, efek deposisi protein yang ditimbulkan oleh
testosteron lebih kuat dibandingkan estrogen.
Distribusi rambut
56
Kulit
Estrogen menyebabkan kulit wanita memiliki tekstur yang lembut dan halus
namun lebih tebal jika dibandingkan dengan kulit anak-anak. Selain itu estrogen
juga menyebabkan kulit menjadi lebih vaskular. Hal ini sering diasosiasikan
dengan peningkatan suhu pada kulit dan perdarahan yang lebih banyak jika terjadi
sayatan pada kulit wanita dibandingkan dengan kulit pria.
Kesetimbangan elektrolit
Uterus
Tuba fallopi
Progesteron meningkatkan sekresi lapisan mukosa yang ada pada tuba fallopi.
Sekresi ini diperlukan untuk nutrisi ovum yang telah difertilisasi sebelum
mengalami implantasi.
Kelenjar payudara
57
Prolaktin
perkembangan
duktus
sedangkan
progesteron
merangsang
Steroid adrenal
Steroid adrenal dihasilkan di korteks adrenal. Ada tiga hormon steroid adrenal,
yaitu (1) mineralkortikoid, terutama aldoseteron, untuk kesetimbangan mineral,
(2) glukokortikoid, terutama kortisol, untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan
58
protein, serta (3) hormon seks yang identik dengan yang dihasilkan oleh gonad
(ovarium pada wanita).
Pada wanita, hormon seks yang dihasilkan oleh korteks adrenal ialah estrogen.
Namun jumlahnya jauh lebih sedikit daripada estrogen yang dihasilkan di ovarium
sehingga tidak terlalu bermakna. Selain itu, di korteks adrenal juga dihasilkan
androgen dehidroepiandrosteron (DHEA). Pada pria, DHEA ini tidak bermakna
karena dikalahkan oleh testosteron. Namun pada wanita (yang kurang memiliki
androgen), DHEA ini memiliki makna fisiologis yaitu pertumbuhan rambut pubis
dan aksila, pacu tumbuh pubertas serta perkembangan dan pemeliharaan dorongan
seks wanita.
GH, selain berfungsi sebagai hormon pertumbuhan, juga memiliki efek pada
pubertas. GH menstimulasi diferensiasi sel granulosa yang diinduksi oleh FSH,
meningkatkan level IGF-1 di ovarium dan meningkatkan respons ovarium
terhadap gonadotropin
IGF-1 meningkatkan efek gonadotropin pada sel granulosa dan bekerja secara
sinergis dengan GH untuk maturasi ovarium postmenarche.
Insulin
Pada waktu pubertas terjadi lonjakan kadar insulin plasma. Diketahui insulin
memiliki korelasi positif kuat dengan IGF-1.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed.
Pennsylvania: Elsevier Inc; 2006. p. 1011-22.
59
Fakultas
Kedokteran
UNDIP.
KARAKTERISTIK
60