You are on page 1of 13

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK)

JUDUL:
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT
STRUKTUR KALIMAT BERBENTUK TEKS PROCEDUR DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL MIND MAPPING DI KELAS XII SMK
COKROAMINOTO KOTAMOBAGU

OLEH:

Faujia Paputungan, S.Pd


NIP:198504262009022001
SMK COKROAMINOTO KOTAMOBAGU
KOTA KOTAMOBAGU
2014

Judul

: Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Membuat

Struktur Kalimat Berbentuk Teks Prosedur Dengan Menggunakan Model


Mind Mapping
1. Bidang Ilmu : Bahasa Inggris
2. Tim Peneliti :
1. a. Nama
b. Nip
c. Gol / Pangkat
d. Jabatan
e. Nama Sekolah
2. a. Nama
b. Nip
c. Gol / Pangkat
d. Jabatan
3. Lokasi Penelitian
4. Waktu Penelitian
5. Biaya Penelitian

: Faujia Paputungan, S.Pd


: 198504262009022001
: III b / Penata Muda Tkt 1
: Sekertaris Jurusan TKJ
: SMK Cokroaminoto Kotamobagu
: Wita Bagu, S.Pd
: 198108062009012002
: III b / Penata Muda Tkt 1
: Guru
: SMK Cokroaminoto Kotamobagu
: 1 Juli September 2014
: Rp. 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah)

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menyongsong era globalisasi yang semakin ketat menuntut setiap bangsa di dunia
ini untuk mempersiapkan diri dalam berkompetisi dalam menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Salah satu cara untuk menguasai IPTEK adalah melalui pendidikan, baik formal
2

maupun non formal. Sehingga tidaklah mengherankan jika masalah pendidikan merupakan salah
satu prioritas utama yang harus diutamakan dalam meningkatkan pembangunan suatu bangsa
termasuk Indonesia.
Bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional mempunyai peranan yang sangat
penting. Selain sebagai alat komunikasi antar penutur, juga penghubung antar bangsa dan
sebagai sarana penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan bahasa,
manusia bisa hidup bermasyarakat dan memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga merupakan alat
penggerak dan penghubung antar warga masyarakat. Untuk memahami dan mengetahui bahasa,
khususnya Bahasa Inggris, sangat erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Pengajaran
Bahasa Inggris meliputi keempat keterampilan berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: Kosa Kata, Tata
Bahasa dan Pronounciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan.
Dari ke empat keterampilan berbahasa di atas, pembelajaran keterampilan Berbicara
(Speaking) serta menulis ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kemampuan
mengungkapkan dan menangkap makna adalah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus
dikuasai oleh siswa Kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pembelajaran berbentuk
structure dan procedure text pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara
akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks
berbentuk procedure telah penulis lakukan secara klasikal.
Dalam pembelajaran tersebut penulis menjelaskan materi pokok yang terdapat dalam
indikator sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi makna gagasan dalam teks essei berbentuk procedure
b. Melakukan latihan cara melakukan sesuatu kegiatan sehari-hari dalam bentuk procedure.
Siswa melakukan latihan individu berbentuk procedure dan di minta untuk
mengurutkannya sesuai dengan aturan cara melakukannya dengan baik. Sesuai dengan
procedure tersebut. Contohnya siswa di ajak untuk mengurutkan cara membuat teh Serta
langkah-langkah pembuatannya dalam bahasa sendiri.
Hasil pembelajaran tersebut ternyata dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM). Dari
hasil refleksi penulis diperoleh data bahwa selama proses pembelajaran siswa sangat pasif dan
mengeluh serta munculnya rasa tidak percaya diri. Mereka sangat kesulitan dalam mengerjakan

tugas-tugasnya. Jelas pembelajaran ini sangat tidak efektif atau dengan kata lain pembelajaran
tersebut tidak berhasil (gagal).
Gambaran di atas merupakan gambaran kegagalan terhadap hasil dan proses belajar.
Kegagalan tersebut merupakan masalah yang harus segera diatasi. Untuk mengatasi kegagalan
pembelajaran di atas, penulis berusaha mencari solusi. Sulusi yang di maksudkan dalam
penelitian ini adalah cara guru dalam mengatasi beberapa permasalahan yang dihadapi dikelas.
Penulis sadar bahwa di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini, guru dituntut untuk kreatif
dan inovatif. Guru harus mampu mencari satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi
dan kondisi kelas. Prinsip PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
harus dilaksanakan. Guru bukan lagi merupakan sosok yang ditakuti dan bukan pula sosok
otoriter, tetapi guru harus jadi seorang fasilitator dan motor yang mampu memfasilitasi dan
menggerakkan siswanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.
Dalam pembelajaran kompetensi dasar ini. Hanya saja penulis mencoba memadukan
pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan pendekatan Cooperative Learning.
Penulis mencoba menggunakan Metode pembelajaran Demonstrasi. Demonstrasi yang
dimaksudkan adalah dengan pendekatan metode Mind Mapping.
Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
judul, Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Membuat Struktur Kalimat
Berbentuk Teks Prosedur Dengan Menggunakan Model Mind Mapping Pada kelas XII
SMK Cokroaminoto Kotamobagu.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan penelitian yang berhubungan dengan

peningkatan hasil belajar siswa kelas XII SMK Cokroaminoto Kotamobagu diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Kemampuan belajar siswa dalam membuat struktur kalimat rendah.
2. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran tidak variatif.
3. Kondisi siswa yang menganggap pelajaran Bahasa Inggris itu sangat sulit.

1.3
Perumusan Masalah
Perumusan Masalah berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka
rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah Kemampuan Siswa
Dalam Membuat Struktur Kalimat Berbentuk Procedure Dengan Menggunakan Model
Mind Mapping Di Kelas XII SMK Cokroaminoto Kotamobagu dapat Meningkat?
1.4

Cara Pemecahan Masalah


Dari permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka cara pemecahan masalah dapat

ditempuh dengan menerapkan Metode pembelajaran Mind Mapping.


1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Kemampuan
Siswa Dalam Membuat Struktur Kalimat Berbentuk Procedure Dengan Menggunakan Model
Mind Mapping Di Kelas XII SMK Cokroaminoto Kotamobagu tahun 2014.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan
kemampuan siswa Dalam Membuat Struktur Kalimat Berbentuk Procedure Dengan
Menggunakan Model Mind Mapping Di Kelas XII SMK Cokroaminoto Kotamobagu Tahun
2013. Untuk memperoleh manfaat penulisan maka dilakukan dengan:
1. Melihat secara langsung pelaksanaan metode Mind Mapping di kelas
2. Data apa yang bisa memberikan masukan sebagai proses dalam penelitian ini.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. KAJIAN TEORI
2.1
Teks Procedure
Procedure, teks ini juga sering disebut dengan instruction text. Ini menggunakan pola
commend in building the structure. Teks prosedur menggunakan to infinitive verb which is
omitted the to dan menggunakan full commend verb. Prosedur pada umumnya digunakan
untuk menggambarkan sebuah proses bagaimana sesuatu dibuat dengan langkah-langkah tertentu
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya bagaimana cara membuat kue berdasarkan resep yang
5

ada, membuat segelas kopi dsb. Teks procedure bertujuan untuk memberikan petunjuk tentang
langkah-langkah/metoda/cara-cara melakukan sesuatu (Otong Setiawan Djuharie, 2006 :38).Teks
procedure umumnya berisi tips atau serangkaian tindakan atau langkah dalam membuat suatu
barang atau melakukan suatu aktifitas. Teks procedur dikenal pula dengan istilah directory.
Struktur yang umumnya dimiliki dalam teks prosedur : 1) goal, tujuan kegiatan,
2)materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu barang/melakukan suatuaktifitas
yang sifatnya opsional, 3) steps, serangkaian langkah.
2.2 Contextual Teaching Learning (CTL)
Setiap siswa mempunyai kemampuan berpikir yang berbeda-beda. Ketika siswa melihat
sesuatu persoalan , maka cara dan intensitas dan berpikir setiap siswa pun berbeda pula.
Perbedaan-perbedaan

tersebut

akibat

dari

perbedaan

minat,kemampuan,

kesenjangan,

pengalaman, cara belajar dan sebagainya (Depdiknas,2002:24). Perbedaan-perbedaan tersebut


akan berdampak pada proses dan hasil sebuah pembelajaran.
Berbagai pendekatan, strategi maupun Metode pembelajaran telah dikembangkan oleh
para ahli untuk mengcover kemampuan berpikir siswa yang berbeda-beda tersebut. Pendekatan
yang paling sering digunakan itu adalah Contextual Teaching and Learning (CTL) yang
dikembangkan dalam Metode Cooperative Learning. Pendekatan CTL itu sendiri memiliki7
elemen penting, yaitu: inkuiri (inquiry), pertanyaan (questioning), kontruktivistik(contruktivism),
Pemetodean (Metodeing), masyarakat belajar (learning community), penilaian otentik ( authentic
assessment) dan refleksi (reflection). Para ahli berpendapat bahwa Metode pembelajaran ini
sangat cocok untuk di terapkan di era pendidikan sekarang yang lebih mengarah pada
kontekstual, bermakna dan menyenangkan.
Blancard (2001) mengembangkan strategi pembelajaran kontekstual dengan:
1.
2.

menekankan pemecahan masalah;


menyadari kebutuhan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks

seperti rumah, masyarakat dan pekerjaan;


3. mengajari siswa memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga
menjadi siswa mandiri;
mengaitkan pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda;
mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman dan belajar bersama, dan
menerapkan penilaian autentik

4.
5.
6.

Penulis menyetujui bahwa pendekatan CTL sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran
di era Kurikulum 2013 ini,

6 pilar CTL ini dianggap bisa dilaksanakan semua dalam

pembelajaran tingkat SMK apalagi untuk kelas XII. penulis mencoba memadukan pendekatan
Contextual Teaching and Learning dengan pendekatan Cooperative Learning. Penulis mencoba
menggunakan Metode pembelajaran Demonstrasi. Demonstrasi yang dimaksudkan adalah
dengan pendekatan metode Mind Mapping.
2.3 Mind Mapping
Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota
yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan secara
menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita
bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi
dan dimana kita berada. (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=702661)
Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa
menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan di
libatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan
daripada menggunakan teknik mencatat biasa.
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an.
Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide
atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind
Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan
membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan
informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya
memudahkan

untuk

mereferensikan

satu

informasi

kepada

informasi

yang

lain.

(http://escaeva.com).
Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa
menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian
kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga
78%.
Beberapa manfaat memiliki mind map antara lain :
7

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Merencana
Berkomunikasi
Menjadi Kreatif
Menghemat Waktu
Menyelesaikan Masalah
Memusatkan Perhatian
Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran
Mengingat dengan lebih baik
Belajar Lebih Cepat dan Efisien
Melihat gambar keseluruhan
Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Cara ini cepat


Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul di kepala anda.
Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Maping
Catatan Biasa Peta Pikiran. Hanya berupa tulisan-tulisan saja. Berupa tulisan, symbol dan
gambar. Hanya dalam satu warna Berwarna-warni. Untuk mereview ulang diperlukan waktu
yang lama Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek. Waktu yang diperlukan
untuk belajar lebih lama Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif Statis
Membuat individu menjadi kreatif ( Sumber Iwan Sugiarto, 2004 : 76.)
Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang

mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi
kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak
maka kan memudahkan seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik
secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya
memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Peta pikiran yang dibuat oleh siswa
dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang
terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika
berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran.
Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi
belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping.(Sugiarto,Iwan. 2004.
Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir.)
Cara membuat mind mapping, terlebih dahulu siapkan selembar kertas kosong yang
diatur dalam posisi landscape kemudian tempatan topik yang akan dibahas di tengah-tengah
halaman kertas dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode
8

pada mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional,
numerik dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi,
kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan lebih
mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran.
Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide
pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-garis
cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk
tidak lurus agar tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu
bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari
masing-masing garis.

B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritis yang telah diuraikan maka yang menjadi hipotesis tindakan
dalam penelitian tindakan kelas XII

ini adalah Jika dalam proses pembelajaran dilakukan

melalui Model Mind Mapping, Maka kemampuan siswa dalam membuat struktur kalimat
prosedur dapat ditingkatkan.

BAB III
RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMK Cokroaminoto Kotamobagu,
khususnya kelas XII tahun 2014/ 2015 yang berjumlah 30 0rang. Sekolah yang merupakan salah
satu SMK yang terdapat di kecamatan Kotamobagu Barat ini adalah Sekolah yang terdiri dari 57
kelas dan menjadi salah satu sekolah favorit di Kotamobagu khususx dan di Bolaang
Mongondow Raya pada umumnya.
3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian dan Tindakan
3.2.1 Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan tindakan kelas adalah:
a. Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus.
b. Setelah setiap siklus selesai peneliti dan guru mitra mereview tentang hasil dari
implementasi siklus tersebut.
c. Pada siklus terakhir peneliti memberikan tes.
d. Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti menganalisis hasil jawaban siswa, dari
hasil analisis, peneliti dan guru mitra dapat melakukan tindakan apakah siklus harus
3.2.2

dilanjutkan atau tidak.


Prosedure Pelaksanaan Tindakan
Dalam penelitian ini, dilakukan empat tahapan yaitu; tahap awal atau persiapan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, dan terakhir adalah analisis dan refleksi.
Persiapan
Kegiatan pada persiapan ini adalah:
Tahap Perencanaan (Planning), mencakup:
1.
2.
3.
4.
5.

Mengadakan observasi
Mengidentifikasi masalah
Menganalisis dan merumuskan masalah.
Menganalisis pokok permasalahan yang menjadi subyek penelitian
Merancang Metode pembelajaran.

10

6. Menyiapkan administrasi pembelajaran seperti desain pembelajaran, alat evaluasi,


lembar observasi, skor penilaian.
3.3. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif melalui kerja sama dengan guru
dan mitra. Penelitian ini dilaksanakan pada 1 Juli September 2014.
SIKLUS ke 1 dan bila peneliti dan mitra menilai untuk perlu melakukan perbaikan lagi maka
SIKLUS 2 pun akan dilaksanakan.
Observasi dan Interpretasi
Kegiatan observasi merupakan upaya untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan
selama proses mengajar berlangsung. Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan
penerapan model pembelajaran mind mapping.Bersamaan dengan pelaksanaan observasi
interpretasi yakni memberikan kesan, pendapat tau pandangan terhadap proses belajar mengajar
sesuai dengan observasi. Jika hasil interprestasi masih terdapat kelemahan-kelemahan atau
kekurangan yang belum mencapai hasil yang diharapkan, maka perlu direncanakan tindak lanjut
pada siklus yang berikutnya.
Tahap Pemantauan dan Tahap Evaluasi
Tahap Analisis dan Refleksi
Data yang telah terkumpul kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan analisis dan
interpretasi, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hasil
analisis dan interpretasi tersebut sebagai dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat
diketahui akan berhasil tidaknya terhadap tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang
diharapkan.
3.4 Teknik Analisis Data
Untuk lebih menjamin keakuratan data penelitian dilakukan perekaman data dalam video
photo. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai permasalahan yang ada dalam
bentuk laporan hasil penelitian. Data tentang hasil belajar dianalisis secara kuantitaif dengan
teknik presentasi, dan data tentang proses belajar mengajar dianalisis secara kualitatif dengan
menggunakan metode kualitatif.

11

Refleksi
Refleksi dilakukan setelah setiap siklus selesai. Pada tahap ini peneliti mereview
kelemahan dari siklus 1, dengan catatan kemampuan siswa dan pelaksanaan tindakan guru dari
hasil observasi guru. Berdasarkan dari hasil refleksi, peneliti dan guru mitra dapat menentukan
apakah siklus 1 dapat dilanjutkan atau tidak. Sehingga peneliti dapat memperbaiki kelemahan
ataupun kekurangan pada siklus sebelumnya.
Jenis Kegiatan

Bulan
Juli
1

1.

Agustus
4

2 3 4

September
1

Persiapan Penelitian:
a. Pembuatan proposal
b. Studi Pendahuluan

x
x

c. Seminar Proposal

d. Penyusunan

Instrumen
2. Pelaksanaan Penelitian:
a. Pengambilan data

x x

b. Pengolahan data
c. Interpretasi data

3. Pelaporan Penelitian:
x

a. Penyusunan draft
penelitian
b. dst.

12

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen PMPTK.
Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta : Depdiknas
Johnson, Elaine. 1996. Contextual Teaching and Learning. California : Corwin
Press. Inc
Mulyana, Slamet.2007. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pengembangan ProfesiGuru. Bandung:
LPMP.
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1094
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/04/20/24794/perbaikan_mutu_pendidikan_be
lum_sebanding_fasilitas/#.UYs0cEq2LKA

13

You might also like