You are on page 1of 23

Makalah Arsitektur Klasik dan Arsitektur Modern

TUGAS I
SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I

"ARSITEKTUR KLASIK DAN ARSITEKTUR


MODERN"

O L E H:
NAMA
STAMBUK
KELAS

:
:
:

SOKRIADI
03420130029
A1

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia

DAFTAR ISI
Sampul
Daftar Isi
Latar Belakang
BAB I
: ARSITEKTUR KLASIK

DESAIN ARSITEKTUR KLASIK


TENTANG ARSITEKTUR KLASIK (EROPA)
ARSITEKTUR KLASIK YUNANI DAN ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI
Arsitektur Klasik Yunani
Arsitektur Klasik Romawi

BAB II
: ARSITEKTUR MODERN
Arsitektur Modern Awal
Masa Kedatangan Arsitektur Modern
Masa Jaya Arsitektur Modern
Karakteristik Arsitektur Modern Pada Umumnya
Pendapat Tentang Arsitektur Modern
Arstitektur Modern Di Indonesia
Periode Sejarah Arsitektur Modern
Teori-teori Era Arsitektur Modern
Periode Sejarah Arsitektur Postmodern
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran

: PENUTUP

LATAR BELAKANG
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain
perabot dan desain produk. Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan
(kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan
bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi).

Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini.


Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui
tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan.
Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga
estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya
produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal,
menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah
memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan
pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher
Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan
kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain
industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak
masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan,
dan teknologi.
Arsitektur Klasik mengacu pada masa awal di mana aliran kajian sejarah dan
budaya dimulai dari masa Yunani dan Romawi, yang kemudian membawa pengaruh
ke zaman-zaman berikutnya. Dalam arsitektur klasik, karyanya terpusat pada karya
seni pahat dalam bentuk kolosal, dengan fungsi sebagai visualisasi dari agama,
kitab suci, dan kepercayaan lainnya, bahkan merupakan sarana ritual keagamaan.
Namun, secara umum pada masa ini, fungsi, biaya, dan waktu pembangunan
bukanlah faktor yang penting. Dalam prosesnya, bahan bangunan utama diambil
langsung dari alam (atau melalui proses sederhana), dan dikerjakan hanya oleh
sedikit pekerja.
Perkembangan arsitektur klasik dimulai pada regional arsitektur Yunani (+
3000 30 SM). Arsitektur Yunani Kuno merupakan pondasi dari berbagai gaya
berikutnya yang berkembang di berbagai belahan dunia dan juga menyumbangkan
pemikiran yang paling pintar dan penampilan yang sempurna di dalam tradisi Eropa
Barat. Arsitektur pra-Yunani kuno sangat terkait dengan kondisi bangsa Yunani yang
kaya dengan mitologi dan seni. Hal ini nampak dari fungsi dan bentuk bangunan
utama sebagai bagian dari ritual pemujaan. Ideologi kebudayaan masyarakat praYunani kuno tersebut menjadi dasar terbentuknya konsep nilai ke-estetika-an pada
saat itu terfokus pada terciptanya bangunan-bangunan megah dan besar sebagai
upaya mendekatkan manusia terhadap mitos dewa-dewi alam semesta.
Pada perkembangannya, Arsitektur Yunani Kuno mulai meninggalkan
tahapan mitologi dan menuju tahap filsafat ilmu (Surajiyo, 1997). Pada masa ini ilmu
ukur menjadi penting dalam menentukan bentuk dan proporsi bangunan. Rumus
matematis berperan penting dalam menentukan nilai estetika sebuah bangunan.
Keindahan pada era ini tersirat dalam penggunaan proporsi golden section dan
pemanfaatan efek distorsi mata untuk menciptakan kemegahan dan keindahan
bangunan-bangunan utamanya. Bagi orang Yunani, dunia adalah kosmos, yang
berarti teratur (Bertens, 2004), dan hal ini sangat terlihat dalam karya-karya
arsitekturalnya. Setiap bangunan pada arsitektur Yunani Kuno adalah bagian integral
dari seluruh struktur keseluruhan, karenanya peninggalannya (walau tidak
sempurna) dapat direkonstruksi menjadi suatu bangunan yang sebenarnya
(Hemingway, 2003).
Secara umum, dua jenis bangunan arsitektural Yunani Kuno menurut
fungsinya adalah sebagai (a) kuil, istana, bangunan religius, dan bangunan umum,
serta (b) amphitheatre atau panggung terbuka. Ciri khas dari arsitektur Yunani
adalah penggunaan kolom dan balok (entablature) sebagai elemen utama, dan

memiliki tiga tipe order (susunan kolom dan balok). Orde tertua adalah Dorik yang
melambangkan kesederhanaan tanpa banyak hiasan, kemudian Ionik yang
merupakan refleksi dari laut atau karang, terlihat dari dua bagian yang melengkung
di ujung. Orde terakhir dan paling rumit adalah Korintian, dengan lebih banyak
hiasan pada ujung kolom dan baloknya (Dietsch, 2009).

BAB I
ARSITEKTUR KLASIK
DESAIN ARSITEKTUR KLASIK
Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik medesain yang mengacu
pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode
Helenistik dan kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur
Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang
berasal dari Yunani.
Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban
tulisan secaraformal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai maupun
berakhir. Namun, jenis langgam ini banyak dijumpai di benua Eropa. Dalama
beberapa alasan, jenis arsitektur rumah ini dibangun dengan tiga tujuan: sebagai
tempat berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan
(fungsi rumah peribadatan) dan tempat berkumpul (balai kota, pemerintahan,dsb).
Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan
seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit. Seiring
waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci.
Arsitektur Klasik Saat Ini Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga
saat ini dan diadopsi dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk
lengkung di atas pintu, atap kubah, dsb adalah sebagian ciri Arsitektur Klasik.
Ornamen-ornamen ukiran yang rumit dan detail juga kerap menghiasi gedunggedung yang dibangun di masa sekarang.
Salah satu alasan mengapa gaya arsitektur klasik masih digemari sampai
sekarang adalah sifatnya abadi atau tidak lekang dimakan waktu. Dalam desain
exterior bangunan, gaya ini menghadirkan kemewahan dalam hunian Anda. Dari
sekian banyak elemen exterior yang dipakai, tidak dapat dipungkiri bahwa profil /

ornamen-ornamen hiasan yang rumit khas romawi/yunani memegang peranan


penting dalam menciptakan kemewahan tersebut.
Banyaknya permainan ornamen arsitektur romawi maupun yunani seperti
profil maupun patung-patung bergaya klasik yang menempel pada bangunan klasik,
bentuk pilar yang besar, bentuk lengkung di atas pintu maupun kubah akan
memperindah bangunan, menciptakan kesan gagah dan mewah. Meskipun hal
tersebut justru membuat pengerjaan bangunan klasik lebih lama dari pada bangunan
bergaya minimalis, selain itu biaya yang dikeluarkan juga jadi lebih banyak. Bagi
sebagian orang yang senang dengan kemewahan dengan nuansa klasik tentunya
bukan menjadi masalah yang berarti.
Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir
sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal
tersebut benar, namun arsitektur rumah klasik juga banyak memiliki nafas modern
dan desain gedung yang rumit. Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau
marmer dibuat dengan detail sempurna. Kemegahan batu alam mulai di hadirkan
dalam desain arsitektur klasik yang menambah kesan mewah bangunan.
Dalam membangun bergaya klasik anda harus memahami dulu bentuk klasik
yang dimau atau paling tidak anda punya beberapa reverensi banguanan klasik
yang cocok dengan keinginan anda. Jika anda kurang memiliki pengetahuan
arsitektur klasik lebih baik anda meminta bantuan konsultan arsitektur / konsultan
exterior yang tentunya memiliki pengetahuan lebih baik dari anda, jangan
memaksakan untuk mendesain sendiri bangunan anda, yang tentunya akan
membuat hasilnya tidak maksimal.
Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban
tulisan secara formal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai
maupun berakhir. Namun, jenis langgam ini banyak dijumpai di benua Eropa.
Dalama beberapa alasan, jenis arsitektur rumah ini dibangun dengan tiga tujuan:
sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan
Tuhan (fungsi rumah peribadatan) dan tempat berkumpul (balai kota, dsb).
Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin
dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit.
Seiring waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci. Beberapa
peradaban yang tumbuh dari batu dan lumpur turut memperkaya ragam bentuk
Arsitektur Klasik, misalnya candi dan kuburan orang-orang Mesir.
Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini dan diadopsi
dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas pintu,
atap kubah, dsb adalah sebagian ciri Arsitektur Klasik.
TENTANG ARSITEKTUR KLASIK (EROPA)
Arsitektur klasik Eropa adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang
mengacu pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada
periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur
Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang
berasal dari Yunani.
Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir
sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal
tersebut benar, namun arsitektur klasik juga banyak memiliki napas modern dan
desain gedung yang rumit. Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer
dibuat dengan detail sempurna.

Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban


tulisan secara formal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai
maupun berakhir. Namun, jenis langgam ini banyak dijumpai di benua Eropa. Dalam
beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan tiga fungsi:
Sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal)
Sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan)
Tempat berkumpul (fungsi balai kota, dsb)
Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin
dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit.
Seiring waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci. Beberapa
peradaban yang tumbuh dari batu dan lumpur turut memperkaya ragam bentuk
Arsitektur Klasik, misalnya candi dan kuburan orang-orang Mesir.
Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini dan diadopsi
dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas pintu,
atap kubah, dsb adalah sebagian ciri Arsitektur Klasik. Ornamen-ornamen ukiran
yang rumit dan detail juga kerap menghiasi gedung-gedung yang dibangun di masa
sekarang.
ARSITEKTUR KLASIK YUNANI DAN ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI
Pada dasarnya arsitektur klasik dibagi menjadi 2 langgam yakni Arsitektur
Klasik Yunani & Arsitektur Klasik Romawi. Berikut beberapa ulasan tetang jenis
arsitektur klasik.
Arsitektur Klasik Yunani
Sebagai akar dari arsitektur Barat, arsitektur klasik Yunani ditandai dengan
hadirnya Kuil Parthenon yang menjadi icon dari jaman ini. Bentuk bangunan yang
terjadi banyak dipengaruhi oleh kepercayaan politheisme yang dianut oleh
masyarakatnya, terlihat dari kuil-kuil yang berbeda untuk menyembah dewa-dewa
yang berbeda pula.
Beberapa tipologi utama dari periode ini adalah:
Menggunakan struktur dinding masif dengan material batu alam yang dipotong
persegi dan ditumpuk. Karena bukaan yang mampu dibuat sangat minimal, maka
bagian ruang dalam menjadi gelap. Cahaya hanya datang dari pintu di depan saja.
Penggunaan struktur tumpuk juga pada kolom di luar bangunan. Di atas kolom,
terdapat balok horizontal penyangga atap yang disebut entablature. Sebagai
konsekuensi dari penggunaan struktur tumpuk batu masif pada bagian ini, maka
bentang lebar tidak dimungkinkan, sehingga jarak antar kolom relatif sempit.
Pada hubungan antara kolom dan entablature biasa diberi ornamen berupa ukiran
yang kemudian dikenal dengan gayaDoric. Pada masa Romawi gaya kolom ini
dikembangkan lagi menjadi Ionic dan Corinthian. Struktur utama penyangga atap
juga tersusun dari batu dan disebut pediment, ditopang oleh entablature.
Adanya deretan kolom di luar dinding bangunan. Selain mencitrakan kesan megah
secara visual (bentuk kolom langsing tinggi yang sangat besar dibandingkan dengan
skala manusia), hal ini berhubungan dengan kepercayaan masyarakat Yunani yang
sangat sensitif terhadap alam. Mereka menganggap tanda-tanda yang terjadi di
alam adalah perlambang kehadiran para dewa. Oleh karena itu mereka selalu
berusaha dekat dengan alam, dan kuil pun dibuat seolah-olah terbuka dan tidak
masif (deretan kolom mengurangi kesan masif dari bangunan).
Yunani memiliki tioplogi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku,
kemudia suku-suku tersebut mulai terorganisir dan membentuk suatu polis (negara

kota) dan menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi. Beberapa polis


terkenal seperti Aegea, Athena, Doria, Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Selain itu
tipologi berbukit itu juga menjadikan Yunani kaya akan batu, sehingga banyak
material bangunan yang menggunakan batu.
Gambar reruntuhan agora di Athena

Yunani dalam perkembangan peradabannya pun cukup pesat, sudah lama


mengenal tulisan dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani
sudah lumrah dalam membicarakan filsafat yang mengedepankan politik, sains, &
seni dalam obrolannya sehari-hari. Selain itu masyarakat Yunanipun memilki
kepercayaan pagan politheisme dengan dewa tertinggi Zeus (dewa langit), Poseidon
(dewa laut), dan Hades (dewa bawah tanah).
Arsitektur vernakular Yunani adalah berupa megaron (rumah tinggal) yang
terbuat dari kayu dan menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya.
Megaron inilah yang kemudian menjadi preseden dalam membuat arsitektur
tradisional Yunani (baik itu berupa tempat pemerintahan, tempat peribadatan, dll.)
Partheon (kuil paganism Yunani) adalah salah satu contoh arsitektur tradisional
Yunani yang nantinya akan menjadi langgam arsitektur klasik Yunani dan masih
digunakan hingga kini.
Gambar Athens Parthenon, Yunani

Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah agora (public space, selasar
tempat masyarakat bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai
dewan) gymnasium (sekolah), pastanium (kantor walikota), stadion, & teather.
Bangunan-bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel yang merupakan
penemuan struktural pertama yakni dua kolom yang dapat mendukung unsur
horizontal.
Stoa(kolom) merupakan elemen arsitektural estetis yang ditonjolkan
sehingga kedepannya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri
seperti, doric (dari Doria), ionic (dari Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolomkolom tersebut dibangun menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang
kemudian dibakukan dalam sebuah aturan desain yakni golden section dan greek
order.
Gambar Athens Treassure, Yunani, memperlihatkan struktur post linthel
Gambar reruntuhan dan perkiraan Tyre Agora, Yunani

Filsafat berawal ketika manusia berusaha memahami dunia dengan


menggunakan perangkat yang melekat pada manusia (hati dan perasaan), bukan
lagi semata keyakinan. Yakni kebenaran adalah hal yang relatif, tergantung pada
persepsi dan interpertasi manusia, dan kebenaran hanya dapat diperoleh dengan
cara mempertanyakan, menghaluskan pengertian, dan menguji. Beberapa filusuf
yang terkenal diantaranya Aristoteles, Democritus, Plato, Socrates, dll.

Filsafat dalam pemahamannya melahirkan paradigma baru mengenai


kesempurnaan, suatu persepsi yang banyak diimplementasikaan dalam kehidupan
masyarakat Yunani, sedangkan untuk desain persepsi tersebut berupa:

Kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, patung, dan
arsitektur.

Tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan
kesempurnaan manusia.

Keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal.

Dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen vertikal


(kolom) dan elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geometri yang
sempurna.
Gambar Nashville Parthenon, Amerika Serikat, replika Athens Parthenon, Yunani

Dalam sejarah tidak diketahui siapa pembuat partheon dan arsitektur


tradisional Yunani lainnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum ada dan
pembangunan dilakukan secara bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang
pemuka masyarakat.

Arsitektur Klasik Romawi

Pada periode ini tingkat peradaban dan teknologinya sudah lebih tinggi dari
Yunani. Namun demikian bentuk dasar arsitekturnya tetap mengambil beberapa
bentuk dari arsitektur klasik Yunani. Apabila periode Yunani memiliki kuil Partheon,
maka periode Romawi memiliki kuil Pantheon sebagai simbol yang terkenal.
Beberapa tipologi utama dari periode ini adalah:
Penggunaan teknologi pembuatan busur dengan struktur batu yang ditumpuk, baik
pada bukaan (pintu, jendela) maupun pada bagian kepala bangunan. Busur yang
diaplikasikan untuk membuat penutup bagian atas bangunan biasa disebut struktur
kubah monolit. Pembuatannya adalah dengan menggeser batu sedikit demi sedikit
sehingga menghasilkan kemiringan. Kuil Pantheon memiliki lubang pada puncak
kubah sebagai sarana memasukkan cahaya dari atas. Dapat dikatakan bahwa
teknologi penerangan Romawi sudah lebih maju dibanding Yunani. Hal ini
dipengaruhi juga oleh faktor kepercayaan. Seiring dengan peredaran matahari,
suasana dalam interior diibaratkan sebagai rotunda yang berputar siang dan
malam, bagaikan nirwana.
Struktur busur batu juga digunakan dalam pembuatan gerbang. Orang
Romawi sering membuat gerbang besar di perbatasan yang menuju wilayah yang
telah ditaklukkannya, sebagai perlambang kemenangan dan kejayaan.
Adanya variasi kolom yang lebih estetis dari periode Yunani. Sudah dijelaskan
sebelumnya.
Kolom mulai menempel pada dinding, tidak terpisah seperti pada bangunan Yunani.
Dua langgam klasik diatas adalah cikal bakal (pakem) aliran klasik yang terus
berkembang sampai kapanpun. Hingga saat ini aliran klasik masih banyak digemari
oleh beberapa kalangan tertentu.
Beberapa perkembangan arsitektur klasik terjadi seiring berjalannya waktu,
beberapa pengembangan gaya arsitektur klasik diatas adalah antara lain Neo-

Classicism dan Modern-Classicsm. Sampai kapanpun aliran klasik pada dunia


arsitektur akan tetap diminati, karena pada dasarnya aliran klasik adalah sebuah
gaya yang bercerita tentang kemapanan, kehormatan dan kemewahan.
Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelak Yunani
akan jatuh dan menjadi bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani
dipindahtangankan oleh Romawi dan Kuda Trojan adalah saksi sejarah leburnya
Yunani. Kelak Romawi dengan semangat helenismenya dalam menyebarkan
kekuasaan akan membentuknya menjadi imperium (negara multimasional), etruska
(negara multietnis), dan membina masyarakatnya berjiwa nasionalis dan patriotik.
Romawi kedepannya banyak membawa nilai-nilai Yunani dari segi
pemerintahannya, kepercayaannya, bahkan arsitekturnya. Romawi menjadi negara
imperium dengan bentang yang lebar persatuan dari banyak polis di bawahnya.
Memilki kepercayaan resmi pagan politheisme hasil adopsi dari kepercayaan Yunani
(dewa langit, laut, dan bawah tanah) dengan nama yang berbeda, Zeus menjadi
Jupiter, Poseidon menjadi Neptunus, dan Hades menjadi Pluto, meski kedepannya
berubah menjadi Kristen iman Paulus.
Helenisme, semangat patriotik masyarakat Romawi disebarluaskan dengan
meluasnya daerah imperium dan dari pristiwa itulah nilai-nilai klasik Yunani yang
kemudian diadaptasi menjadi nilai klasik Romawi tersebar di semenangjung Eropa
Barat, dataran Afrika Utara, hingga padang Arab dan Persia, membentuk sebuah
budaya metropolis, adikuasa, serta mutahir dalam segi teknologi.
Helenisme Romawi sedikit mengurasi nilai rasionalisme Yunani. Budaya
disebarluaskan begitu saja tanpa adanya pendalaman logika sehingga
penerapannya dalam arsitektur fungsi-fungsinya lebih profan, urban, dan dengan
estetika yang lebih ekletik dan merdeka.
Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in Rom, menggambarkan suasana
peradaban Romawi dahulu

Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan


beberapa arsitektur lain tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia,
sehingga lahir tipologi denah dan teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik
Romawi berupa basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan
tipologi denah lingkaran), benteng, aquaduct, kuburan, stadion, theater,
sekolah, hypocaust (bagian
servis
pemandian),apodyterium (pemandian
air
hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat).
Gambar Rome Pantheon, Italia
Gambar Maison Carre, Prancis

Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam


budayanya bath (pemandian)
adalah
tempat
berinteraksinya
masyarakat,
seperti agora bagi masyarakat Yunani sebelumnya.
Dalam pengembangannya, arsitektur klasik Romawi mengembangkan roman
order (dari greek order), tipologi baru berupa parthenon (partheon dengan tipologi
denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai dasarnya ditinggikan), teknik
konstruksi baru seperti arch, vault, dome yang semua kebanyakan diterapkan dari
arsitektur mesopotamia, serta penemuan material baru batu bata, karena arsitektur
klasik Romawi masih mengadopsi arsitektur Yunani namun bukan lagi menggunakan
batu sebagai materialnya (karena kekayaan SDA yang berbeda).

Gambar Priene Bouleuterion, Italia


Gambar interior Rome Pantheon, memperlihatkan struktur baru berupa arch (lengkungan), vault (kolong ruang),
dan dome (kubah)

Masih sama seperti kebanyakan arsitektur Yunani, arsitektur Romawi hampir


seluruhnya anonim, karena dikerjakan bersama atas perintah penguasa dan belum
adanya profesi arsitek. Budaya akan profesi arsitekpun mulai diubah dengan adanya
Marcus Vitruvius Pollio, seorang insinyur militer dan penulis buku Ten Books of
Architecture yang banyak membahas teori arsitektur secara lengkap termasuk dalam
segi keprofesian. Kalimat terkenal dari bapak arsitek ini kedepannya menjadi definisi
arsitektur secara umum yakni venustas (keindahan), utilitas (kegunaan), dan firmitas
(kekokohan). Dengan adanya karya Vitruvius lahirlah keilmuan dan keprofesian
arsitektur seperti saat ini.

BAB II
ARSITEKTUR MODERN
ARSITEKTUR MODERN AWAL

Dalam kurun waktu 1880-1890 terjadi semacam revolusi industri kedua dalam
bentuk rasionalisasi dan penggunaan mesin secara besar-besaran. Timbulnya
sistem fabrikasi dimana sebagian besar unsur bangunan di buat di pabrik,
penggunaan mesin-mesin, teknologi baja tuang dan sebagainya, memungkinkan
pembangunan hanya dalam waktu relatif singkat.
Terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian: arsitek dalam hal
bentuk, ruang dan fungsi di satu pihak dan keahlian konstruksi dan struktur dalam
hal perhitungan dan pelaksanaan bangunan di lain pihak.
Dalam masa modernisasi awal teori-teori keindahan khususnya dalam
arsitektur oleh Pugin, Ruskin, Moris, dan lain-lain berkembang secara lebih radikal
menentang Classicissm, sebaliknya menekankan pada fungsionalisme dan purisme
atau
kemurnian.
Pertentanganpertentangan dalam dunia arsitektur tersebut dapat dikatakan sebagai
berikut :
Arsitektur sebagai art vs arsitektur sebagai science
Arsitektur sebagai form vs arsitektur sebagai space
Arsitektur sebagai craft vs arsitektur sebagai assembly
Arsitektur sebagai karya manual vs arsitektur sebagai karya machinal
Ciri Umum dari gaya arsitektur yang melanda dunia pada akhir abad XIX dan
awal abad XX ini adalah asimetris, kubis, atau semua sisi (depan samping dan
belakang) dalam komposisi dan kesatuan bentuk, elemen bangunan jendela,
dinding, atap, dan lain-lain menyatu dalam komposisi bangunan.
Selain itu hanya terdapat sedikit atau tanpa ornamen pada bangunan. Hal ini
memper-lihatkan dengan jelas sebagai perlawanan arah dari arsitektur klasik dan
juga sangat berbeda dengan Modern-Eklektik, di mana ornamen, elemen-elemen
bangunan (pondasi, kolom, atap, jendela, dinding, dan lain-lain) yang terlihat jelas
sebagai unsur tersendiri satu dengan lain lepas, tidak dalam kesatuan.
Pada masa ini muncul berbagai macam pergerakan yaitu antara lain: Art and
Craft, Art Nouveau, Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam
School,dan yang lainnya.

MASA KEDATANGAN ARSITEKTUR MODERN


Dalam makalah ini membahas tentang arsitektur modern, Arsitektur moderen
pertamakali muncul dan dikenal dibarat bersamaan dengan revolusi industri (17601870), selain berdampak terhadap perkembangan tehnologi juga berdampak pada
perkembangan budaya dan sosial-politik. Dalam penerapannya era perkembangan
arsitektur ini disesuaikan dengan warna dan corek arsitektur yang sesuai dengan
zaman tersebut.
Masa era arsitektur moderen juga bisa disebut masa peralihan, yaitu masa
peralihan dari primitive, tradisional, neo klasik (abad ke-20) menuju masa corak
design arsitektur yang lebih maju (abad ke-21). Masa peralihan ini pun nantinya
akan terus belanjut dari satu era corak arsitektur yang satu ke masa arsitektur yang
lainnya (yang lebih pas atau cocok dengan zamannya). Era arsitektur moderen ini
ditandai dengan penyederhanaan ide-ide design dari ide-ide design yang berbentuk
yang rumit dan bertele-tele. Karena design ini lebih simple dan mencantumkan
setruktur yang kokoh maka pada era perang dunia ke dua, ide design ini banyak
sekali diminati dan menjadi trend sampai sekarang ini.
Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function).
Gerakan modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai
peranan perencanan bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat
kurangnya pengertian tentang bagaimana tersebut bekerja). Contohnya diJepang
sejarah desain parametrik banyak dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang
dipelopori oleh Kenzo Tange.
Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic
period) dari hasil akhir Le Corbusier. Dan dari segi lain; mirip dengan
gerakan super sensualis (yang menggambarkan keabsolutan teknologi yang kontras
dengan nilai tradisional).
Dimana aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab
Jepang banyak mengambil ide dan image, dan kemudian secara sistematis
menyempurnakannya (sehingga pada umumnya hasilnya lebih baik dari sumber/asal
dari ide tersebut).
Masa Jaya Arsitektur Modern
Masa jaya ini terjadi pada kurun waktu tahun (1880 1890) seiring dengan
dimulainya revolusi industry ke-dua, masa jaya ini ditandai dengan menggubah
proses produksi yang tadinya dilakukan diindustri rumahan digantikan dengan
pabrik-pabrik besar, sehinnga melibatakan mesin-mesin produksi secara besarbesaran guna mencapai hasil yang sesuai diinginkan dan mempersingkat proses
penyelesaian pembanggunan.
Masa ini juga mempengaruhi fungsi atau peran seorang Arsitek dalam
keterlibatannya pada prosese pembangunan. Dimana fungsi Arsitek yang pertama
adalah memeperhitungkan bangunan dari segi bentuk, fungsi, dan ruang. Dan peran
yang ke-dua adalah sebagai pihak yang menghitunggkan bangunan dari segi
struktur dan kontruksi.
Arsitektur modern itu timbul karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi
yang membuat manusia cenderung untuk sesuatu yang ekonomis, mudah dan
bagus. Hal itu dapat dilihat dari adanya penemuan penemuan seperti dinamit yang
memudahkan manusia untuk menggali lubang atau penggunaan mesin yang dapat
mempercepat produksi dan menghemat tenaga manusia. Tapi itu semua tidak
membuat manusia senang karena penggunaanya yang disalahgunakan, karena

dinamit yang mestinya membantu manusia malah mencelakakan manusia, yang


memudahkan manusia malah menyulitkan manusia itu sendiri. Berarti apa yang
dibuat didalam jaman modern itu belum tentu bagus/masih ada kekurangannya.
Dikatakan masih ada kekurangannya karena yang diciptakan manusia itu pada
dasarnya tidak ada yang sempurna selain itu penggunaan yang disalah gunakan
bisa membuat karya manusia itu berbalik menjatuhkan manusia itu sendiri.
Arsitektur Modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya pengaruh
Art Nouveau yang banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan
dengan pengaruh Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia
terhadap kemajuan teknologi. Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam
media arsitektur dan seni, serta gaya hidup. Arsitektur modern adalah suatu istilah
yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang
mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen.
Pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat
dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk
beberapa dekade dalam abad ke 20 ini.
Asal dan karakteritis arsitektur modern sampai sekarang ini masih di
perdebatkan dalam kalangan arsitek. Beberapa sejarawan melihat perkembangan
arsitektur modern sebagai perihal sosial yang kelat kaitannya terhadap
pembaharuan dan keringanan, suatu hasil dari perkembangan sosial dan politis.
Arsitektur lainnya yang melihat gaya modern sebagai sesuatu yang di kendalikan
oleh teknologi dan pengembangan produk dan dengan munculnya bahan-bahan
yang dipakai dalam membangun gaya bangunan modern seperti material besi, baja,
kaca dan beton menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern adalah sebuah
penemuan baru dalam bidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796, Shrewsbury
dengan gaya desainnya ohwis yang tahan api, yang mana gaya ini bersandar pada
besi cor dan batu bata. Konstruksi seperti itu sangat memperkuat struktur bangunan,
yang memungkinkan mereka untuk mengakomodasi banyak mesin yang lebih
besar.
Sejarawan lain menghormati pandangan modern sebagai suatu reaksi
melawan terhadap gaya ekletik dan mencurahkan perhatian mereka kepada gaya
Jaman Victorian dan gaya Seni Nouveau. Pada tahun 1900 sejumlah arsitek di
seluruh muka bumi mulai mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari
arsitektur yang klasik ( Gotik sebagai contoh) dengan berbagai kemungkinan
teknologi baru.
Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di
Brussels, Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie
Mackintosh di Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha
membangun gaya modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama.
Sejak tahun 1920 yang paling terpenting dalam gaya bangunan adalah gaya
arsitektur modern yang telah menetapkan reputasi mereka. Tiga arsitektur modern
terbesar adalah Le Corbusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di
Negara Jerman. Mies van der Rohe dan Gropius keduanya adalah arsitektur yang
menangani gaya Bauhaus.
Arsitek Frank Llyod Wright sangat berpengaruh dalam perkembangan
arsitektur modern di Eropa. Wright adalah salah satu dari sekian banyaknya
arsitektur yang sangat berpengaruh dalam dunia perarsitekturan. Pada tahun 1932
didakan pameran MOMA, Pameran Internasional Arsitektur Modern, yang
dilakasanakan oleh Philip Johnson dan kolaborator Henry-Russell Hitchcock.

Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function).


Gerakan modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai
peranan perencanan bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat
kurangnya pengertian tentang bagaimana tersebut bekerja). Contohnya di Jepang
sejarah desain parametrik banyak dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang
dipelopori oleh Kenzo Tange.
Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic
period) dari hasil akhir Le Corbusier. Dan dari segi lain, yaitu mirip dengan gerakan
super sensualis (yang menggambarkan keabsolutan teknologi yang kontras dengan
nilai tradisional). Dimana aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini,
sebab Jepang banyak mengambil ide dan image, dan kemudian secara sistematis
menyempurnakannya (sehingga pada umumnya hasilnya lebih baik dari sumber/asal
dari ide tersebut).
Berikut ini adalah beberapa latar belakang yang mendasari munculnya
arsitektur modern, yaitu sebagai berikut :
Dalam dunia arsitektur seringkali terjadi perubahan yang selaras dengan
perkembangan teknologi, politik, sosial, ekonomi.
Terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian, yaitu arsitek dalam hal fungsi;
ruang dan bentuk disatu pihak dan akhli struktur dan konstruksi dalam hal
perhitungan dan pelaksanaan.
KARAKTERISTIK ARSITEKTUR MODERN PADA UMUMNYA ADALAH :

Suatu penolakan terhadap gaya lama.


Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan
hasil dalam suatu bangunan.
Suatu yang menyangkut tentang mesin.
Menolak adanya bordiran atau ukiran dalam bangunan.
Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu.
Terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian, yaitu arsitek dalam hal fungsi;
ruang dan bentuk disatu pihak dan akhli struktur dan konstruksi dalam hal
perhitungan dan pelaksanaan.
Perubahan dalam kebudayaan ditandai dengan style neo clasic yang semakin
pudar, menuju ke arah Form follow function.
Ornamen diyakini sebagai suatu kejahatan karena dianggap tempelan dari ukiran
dan merupakan kebenaran palsu, yang hal ini diungkapkan oleh Adolf Loos.
Kondisi arsitektur modern dipenuhi dengan ambisi, ketegangan, hilangnya referensi
lama, dan juga ketergeseran akan nilai kemanusiaan karena adanya industrialistis
yang mendominasi kehidupan pada saat itu.
Mengenai bentuk ruang lebih menekankan pada fungsi dan kegunaan ruang.
Bentuk bangunan cenderung kubisme, geometris, asimetri dan bukan merupakan
masa.
Sederhana, teratur, seragam, bersih dan anti ornamen.
Konstruksi terekspose baik itu material struktur yang terfabrikasio maupun
konvensional.
Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal, asimetri dan teratur.
Tidak berhubungan dengan sejarah masa lalu, berdiri sendiri sesuai dengan
perkembangan iptek.

Bersifat universal karena adanya industrialisasi, ilmu pengetahuan, teknologi serta


manusianya yang universal.
BEBERAPA PENDAPAT TENTANG ARSITEKTUR MODERN :

Bentuk mengikuti fungsi ( Form follows function ) yang dicetuskan oleh pemahat
Horatio Greenough atau yang lebih dikenal sebagai Louis Sullivan.
Sedikit adalah lebih (Less is more) di umumkan oleh Arsitek Mies van der Rohe.
Sedikit adalah lebih dan lebih adalah terlalu banyak (Less is more only when more
is too much ) yang dikatakan oleh Frank Llyod Wright.
Sedikit itu membosankan (Less is a bore) yang dicetuskan oleh Robert Venturi,
pelopor arsitektur Postmodern sebagai jawaban atas Gaya Internasional yang tidak
menarik yang dipopulerkan oleh Mies van der Rohe.
ARSTITEKTUR MODERN DI INDONESIA
Arsitektur modern tidak mengalami perkembangannya di Indonesia, karena
sebagaimana gaya arsitektur lain yang diimpor dari negara-negara barat, gaya ini
masuk ke Indonesia sebagai pengaruh globalisasi. Gaya arsitektur modern muncul
sebagai gaya internasional yang cukup memiliki kemiripan di semua tempat, semua
negara. Setidaknya, gaya modern tetap mengusung fungsi ruang sebagai titik awal
desain. Di Indonesia, gaya modern dipandang sebagai gaya dimana fungsi ruang
juga merupakan titik awal desain.
Gaya modern adalah gaya yang simple, bersih, fungsional, stylish, trendy, upto-date yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang sedang berkembang pesat.
Gaya hidup modern ditopang oleh kemajuan teknologi, dimana banyak hal yang
sebelumnya tidak bisa dibuat dan didapatkan menjadi tersedia bagi banyak orang.
Dalam gaya hidup modern, masyarakat didalamnya cenderung menyukai halhal yang mudah dan cepat, karena berbagai alat dibuat secara industrial untuk
kemudahan manusia. Sifat dasar gaya hidup modern adalah tuntutan untuk bergerak
dan melakukan segala sesuatu dengan lebih cepat, yang didukung oleh teknologi
dan industrialisasi. Teknologi dikembangkan untuk membuat pekerjaan dan
kehidupan sehari-hari lebih cepat dan mudah, misalnya perkembangan teknologi
informasi yang memudahkan manusia berkomunikasi menggunakan alat semacam
telepon dan komputer.
Kualitas dan kecepatan menjadi hal yang penting dalam gaya hidup modern,
sehingga terdapat kecenderungan untuk melihat nilai benda-benda berdasarkan
besar fungsi atau banyaknya fungsi benda tersebut, serta berdasarkan
kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, mudah dan
fungsional.
Dalam arsitektur, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk
memiliki bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari
semangat modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian
masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan menuntut
gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.
Di Indonesia, gaya modern yang diterapkan terkadang masih memiliki unsurunsur estetika yang diusung dari gaya klasik ataupun etnik, sedangkan sebagian lagi
telah memenuhi kaidah desain modern murni. Masih sering didengar istilah
arsitektur klasik modern, arsitektur modern etnik, arsitektur tradisional modern,

arsitektur bali modern, dan sebagainya. Di Indonesia, terdapat kecenderungan untuk


memasukkan unsur tradisi ornamen yang menjadikannya sebuah kategori arsitektur
yang ambigu, apakah modern, ataukah postmodern?
Untuk menyebut gaya modern yang berornamen tersebut sebagai gaya
modern murni bukanlah hal yang tepat, lagipula proses berkembang gaya ini tidak
terjadi di Indonesia. Untuk menyebutnya sebagai gaya postmodern, apalagi, di
Indonesia bahkan istilah ini cenderung dihindari untuk menghindari ketidak-fahaman
masyarakat. Sehingga gaya arsitektur modern di Indonesia akan muncul sebagai
gaya khas "Modern Indonesia" dengan karakter sebagai berikut:
Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang digunakan untuk
mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkan.
Memiliki analogi mesin dalam penataan dan pengembangan ruang-ruang.
Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan ornamen (bila
postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern etnik, arsitektur
modern Bali, dan sebagainya).
Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang 'tidak
diperlukan' sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan).
Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan dari pola
aktivitas penghuni.
PERIODE SEJARAH ARSITEKTUR MODERN

Pengertian Arsitektur modern adalah :


Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih manusiawi yang
diterapkan pada bangunan.
Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam
pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal
baru, progresip, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan
segala bentuk pranatanya.
Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik
& estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.

Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba
tiba membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu
satunya rupa arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan
ornamen ornamen dan dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern
diketahui telah berkembang lebih kurang setengah abad, berawal kira kira tahun
1920 hingga 1960 .
Pendorong Pertumbuhan Arsitektur Modern yaitu antara lain:

Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran modern

Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak (istana/puri keagamaan


,pabrik, kantor, stasiun, dsb).

Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena segala sesuatunya


dibuat, direncanakan di dalam Pabrik.

Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern melalui pameran-pameran,


publikasi dan perdebatan.

Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, tidak dari
bentuk luar. Sehigga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara mutlak.
Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan
dalam teknologi ,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi
Industri (1760 1863). Pada umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang
arsitektur selalu didahului dengan perubahan dalam masyarakat karena itulah
Revolusi Industri juga berakibat pada perubahan dalam masyarakat yang
mempengaruhi timbulnya arsitektur modern yaitu:
Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang
konstruksi/struktur bangunan (1775 1939).
Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800 1909).
Perubahan dalam kebudayaan yang menyangkut gaya neoklasik (1750 1900)

Adapun tenggang waktu berkembangnya arsitektur modern yaitu sebagai berikut:


1. PERIODE I (1900 1929)

Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan


dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen
yang
dilakukan
oleh
perorangan
maupun
kelompok,
Eksperimen
tersebut, diungkapkan sebagai sebuah pertentangan yang mana dibutuhkan 40
tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang apa yang dikenal sebagai
Arsitektur Modern. Hal yang menjadi Pertentangan tersebut antara lain : Arsitektur
sebagai art vs Arsitektur sebagaiscience, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur
sebagai space, Arsitektur
sebagai craft vs
Arsitektur
sebagai assembly
dan Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal.
Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan
hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya
dititik beratkan hanya pada kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor
terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai
berkembang konsep free plan, atau universal plan, yaitu ruang yang ada dapat
dipergunakan unt berbagai macam aktifitas, ruang dapat diatur fleksibel dan dapat
digunakan fungsi apa saja. Typical Concept mulai berkembang yaitu ruang- ruang
dibuat standar dan berlaku universal.
Penggunaan konsep ekonomis mulai ditrapkan. Efisiensi dalam penggunaan
bahan mulai Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus,
terutama pada bangunan bertingkat tinggi antara (arsitektur kotak korek dengan
menggunakan struktur beton dan baja). Konsep Open Space Nampak dengan
menggunakan jendela kaca yang lebar dan menerus.
Pemakaian bahan terutama baja, beton dan kaca dengan bentuk polos.
Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya
hubungan dengan sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang juga bersifat universal) dan juga manusianya.
(gaya universal sebagai international style).
Pada bulan September 1930 telah diadakan suatu konggres
oleh CIAM (Congres Internationaux dArchitecture Moderne) yang hasilnya
adalah : Arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari suatu masa, dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yg ditimbulkan
zaman mesin. Yaitu dg dengan menjari keharmonisan dari elemen-elemen

modern serta mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi,


sosiologi, dan kemasyarakatan) yg secara keseluruhan siap melayani
umat manusia. Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur modern antara
lain adalah FORM FOLLOWS FUNCTION yang dikembangkan oleh Louis Sullivan
(Chicago), dengan beberapa ciri sebagai berikut:
Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
Struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa
lampau (tanpa ornamen).

Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.

Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud.

Tokoh pada periode I ini antara lain adalah:


Louis Sullivan.
Frank Lloyd Wright
Le Corbusier
Walter Gropius
Ludwig Mies van de Rohe
2. PERIODE II (1930-1939).
Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di
seluruh Eropa, Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai
perbedaan iklim, keadaan tanah, corak tradisi, yang bisa mempengaruhi
apresiasi bentuknya. Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan
dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan tempat dimana bangunan itu didirikan, mempunyai
hubungan erat dengan spesivikasi kedaerahan dan keregionalan.Karakteristik
bentuk dan tampilan dengan gaya International Style atau Universal Style dari
arsitektur modern pada peride ini diwarnai oleh tipe-tipe tampilan baru, yaitu
tampilan dengan memperhatikan penggunaan bahan-bahan local / setempat.
Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian,
perkembangan teknologi, industri serta seni dengan faham kedaerahan (manusia
dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut
kemanusian, akal dan seni dari arsitektur modern.
Hal ini adalah merupakan keberanian untuk menyalahi zamannya. Hanya
dengan perencanaan yang obyektif dan ketelitian dalam penampilan bahanbahan asli, maka bahaya gagalnya perancangan dapat dihindari, namun
demikian karya seperti ini masih banyak dikritik dan disalah artikan.
Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah:
Alvar Aalto
Arne Jacobsen
Oscar Niemeyer.
Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh
oleh pemikiran Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya.
3. PERIODE III (1945 1958)
Perang Dunia II (1941 1945) menimbulkan kerusakan pada gedunggedung dan rumah tinggal, menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan
rumah tinggal dan gedung-gedung menjadi latar belakang pada periode ini.
karena kerusakan akibat perang tersebut perlu dibangun kembali , maka usaha

untuk mempercepat pembangunan antara lain dengan fabrikasi komponen


bangunan yang lebih ekonomis dan rasional sesuai dengan tujuan Revolusi
Industri . Konsekuensi dari pandangan tersebut antara lain ornamen dianggap
sebagai suatu kejahatan dan klassisme baru yang pernah diapakai oleh kaum
fasis dan nazi menjadi simbol negatif dan perlu ditolak.

Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan


Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:
Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an
dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-an di
sebut mass production (produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam hal ini
mereka menerapkan kecepatan dalam membangun (pabrikasi komponen
bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional. Penekanannya pada rasionalitas.
Bangunan yang demikian ini dianggap mencerminkan fungsinya dan gejala
ini melintasi
batas
Negara
dan
budaya,
sehingga
dapat
dianggap
bersifat Internasional.
Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik,
tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen dengan
alasan antara lain:
Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahuntahun itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan
arsiteknya.
Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa
dihilangkan adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama
saja bohong/ omong kosong.
Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan
bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.
Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel,
bidang-bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apaapanya kecuali geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi
arsitek. Tidak ada bedanya arsitek atau bukan. Kalau sudah begini, apa gunanya
sekolah arsitek?)
Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang disharmoni,
tidak menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang
geometrik dianggap merusak dan memperburuk wajah lingkungan yang masih
kental dengan wajah-wajah neoklasik/pramodern.
Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh:
diterapkannya open plan, yang berarti anti privacy.
Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang
berpedoman mengambil yang paling baik diantara yang sudah ada, untuk
digunakan sebagai bagian dari sesuatu yang baru. Prinsip-prinsip
perancangannya didasari pada kebutuhan, fungsi yang dipadu dengan hasil
penemuan teknik serta keindahan mesin, menginginkan satu kesatuan antara
manusia dengan lingkungannya.
Ekspresi bentuk massa bangunan serta materi yang dominan pada
periode ini dapat dibagi atas:
Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan dan
struktur utama pada umumnya beton serta struktur atap baja.
Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagai struktur
utama dengan dinding kaca sebagai penutup.

Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan menggunakan bahan, fungsi,


sistem pencahayaan, bentuk masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, topograf
dan sifat kenasionalan.

Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh:


Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat
diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan
kotak dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi
Arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi
aturan-aturan geometri, misalnya : lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2
matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi ).
Karya-karya
Arsitektur
mampu
dan
sangat
sempurna
untuk
mengekspresikanspace/ruang (ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat )
yang diwakili oleh kaca lebar dan bidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang
yang sangat tepat untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak
terlihat. Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang).
4. PERIODE III fase I (1949 1958).
Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi,
perancangan tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga
hubungannya dengan keadaan lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri
(misalnya : iklim).
Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini
terlihat dari penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton
pracetak. Yang penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang
berbeda yaitu:
Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
Dilihat dari metode produksi (efisiensi).
Ciri-ciri lain pada bangunan masa ini adalah:
Penggunaan bidang kaca yang lebar.
Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industrial.
Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke brutalisme).
Sistem cantilever dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas.

Ada 5 aliran yang berkembang pada masa ini (1950an):


Aliran penyederhanaan bentuk (minimalism), di dalam kesederhanaan berusaha
mencapai efek yang kaya. Bentuknya lurus-lurus hampir sama untuk berbagai jenis
bangunan. ( tokohnya : Mies-van de Rohe).
Aliran bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan, bila ada bagian yang perlu
ditonjolkan akan dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Aliran
ini bentuknya lebih plastis dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar Aalto).
Aliran pernyataan bentuk melalui struktur (experimental structure), bentuk terlahir
dari permainan gaya-gaya struktural, sehingga tercipta bangunan yang istimewa
bentuknya dan berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).
Aliran organik (organic architecture), berusaha menghubungkan alam dan
lingkungan ke dalam pemecahan masalah arsitektural (tokohnya: Frank Lloyd
Wright).
Aliran perubahan sikap terhadap zaman yang lampau, menggunakan kembali
langgam- langgam dari masa lalu yang sudah dipermodern dan disederhanakan.
(tokohnya : Minoru Yamasaki).
5. PERIODE III fase II (1958 1966).

Setelah mengalami beberapa variasi sebagai akibat dari kemajuan


teknologi dan pandangan-pandangan pada fase I dan periode sebelumnya. Pada
fase ini timbul dua aliran yang menonjol di Eropa dan Amerika yaitu:
Aliran Brutalisme, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh
Le Corbusier pada bangunan Unite dHabitation di Marseilles. Bangunan yang
dibuat dengan gaya seperti ini, yaitu menggunakan bahan bangunan yang kasar,
seperti beton expose, batu bata kasar dan bahan lain yang sejenis termasuk di
dalam aliran ini.
Brutalisme mengalami dua fase, yaitu:
Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris), lebih
mementingkan etika dari pada estetika.
Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada estetika.
Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil
dan terpisah serta dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan
dengan indah dikembangkan ketika bergabung bersama. Bentuk keseluruhan
dari bangunan merupakan faktor yang menentukan, tetapi bagian-bagian
individual dinyatakan dengan tegas dan teliti. (tokohnya: Le Corbusier, Paul
Rudolph, Michael Kallmenn, Eero Sarine, Kenzo Tange, Stubbin).
Aliran Formalisme ,perancangan bangunan berdasarkan segi estetika, lebih
menonjolkan bentuk bangunan. Penampilan dipengaruhi oleh faktor emosi dan
perasaan dari arsitek, fungsi dinomer duakan, bentuk luar tidak sesuai dengan
fungsinya. Slogan Form follows function dirubah menjadi Form evokes
function (bentuk menciptakan fungsi), bentuk adalah merupakan titik tolak
perancangan. Formalisme dipengaruhi aliran lainnya:
Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran yang sama yaitu technical
excellence, kekuatan teknik sebagai suatu cara untuk mencapai keindahan ideal.
(Paul Rudolph).
Formalisme vs Neo-Historisme; ditrapkan bentuk-bentuk masa lampau yang
tujuannya untuk mencapai estetika, perletakan masa simetris, ada plaza di
tengah dan penyusunan ruangnya sama dengan masa abad XIX.
Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang
banyak, namun perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih
banyak disebabkan oleh penekanan permasalahan yang berbeda, sedangkan inti
permasalahannya sama, yaitu ingin menciptakan arsitektur yang efsien.
Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat
disimpulkan mempunyai ciri sebagai berikut:
Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan
semaksimal mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.
Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan
abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi
empat.
Konstruksi diperlihatkan.
Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen
atau ditempel tempel
Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.
Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan
sekunder, dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di dalam
bangunan.

Karakter arsitektur modern, menurut Bruno Taut:


Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama dari
bangunan.
Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di
atas.
Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaannya,
ketepatan penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.
Esteika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dengan
belakang, facde dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam; tidak ada
detail yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang diperlukan bagi
keseluruhan.
Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, tetapi
merupakan alat yang penting dalam ekspresi artistik.

Teori-teori Era Arsitektur Modern


Teori-teori Arsitektur ini lebih tertuju menentang pada gagasan pemikiran teori
Arsitektur Classik (Classicissm), diantaranya tokoh-tokoh penentangnya
adalah Pugin, Moris dan masih banyak lagi. Sebaliknya Teori ini lebih menekan pada
teori-teori yang berhubungan dengan fungsi banggunan (Fungsionalisme) dan
kesederhanaan bentuk dan ruang suatu bangunan (Purisme).
PERIODE SEJARAH ARSITEKTUR POSTMODERN

Pengertian Arsitektur postmodern :


Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi keduaduanya masih eksis.
Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama.
Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari
Arsitektur Modern tetap dipakai.
Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology,
Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam
arsitektur.
Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.
Arsitektur Post Modern lahir karena beberapa hal antara lain Arsitektur
Modern dipermalukan karena tidak begitu menghargai sejarah ,kemudian
terjadinya Gerakan Internasional Mahasiswa di berbagai negara dengan tujuan
secara umum yang sama yaitu menuntut kebebasan karena sebelum masa
pemberontakan tersebut pada umumnya pusat-pusat intelektual /sekolahsekolah secara politik dikuasai pemerintah sehingga melalui gerakan mahasiswa
ini kemandirian mahasiswa dihargai.
Kemudian tumbuhnya peristiwa kebudayaan dalam gaya hidup dan
munculnya demonstrasi orang tua yang menurut mereka orang-orang modern
bisanya cuma merusak bukan memelihara . Aliran Late Modern itu sendiri
merupakan aliran Modern karena pada dasarnya hanya mengolah segi bahan ,
tampak dan struktur bangunan,sedangkan Post Modern sautu mutasi karena
mencoba memasukkan kembali nilai-nilai sejarah dan tradisional dalam
arsitektur ,suatu hal yang sebelumnya sangat ditentang Modernisme.
Post Modern timbul pada saat aliran Modern sudah mencapai klimaks
pertumbuhannya dan sebagai suatu aliran baru yang merupakan perubahan

dramatis arsitektur Modern dan Internasional Style . Reaksi lain yang timbul
adalah slogan Less is More diubah menjadi Less is Bore oleh Venturi . Istilah
Post Modern pertama kali oleh Arnold Toynbee, tetapi bukan dalam konteks
Arsitektur . Kemudian dipindahkan dalam konteks Arsitektur oleh Arsitek Joseph
Hudnut pada tahun 1949 dan kemudian Geoffrey Barraclouyh ( sesudah
Toynbee ) yaitu untuk menggambarkan suatu jaman yang penuh dengan
keanekaragaman dalam peradaban yang saling berdampingan satu dengan yang
lainnya.
Arsitektur PostModern bermula dari kejenuhan masyarakat terhadap
arsitektur modern, maka timbullah gerakan pembenahan dari para arsitek
Arsitektur post modern ini muncul dalam tiga versi atau sub langgam yaitu:
purna modern, pasca modern, dan dekonstruksi. Arsitektur purna modern dan
neo modern merupakan hasil pemikiran arsitektur untuk mengkoreksi degradasi
yang terjadi.

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

a)

Ciri -ciri umum Arsitektur postmodern: Untuk lebih memperjelas pengertian


arsitekturpost modern, Charles Jencks memberikan daftar ciriciri sebagai berikut:
1. Ideological adalah Suatu konsep bersistem yang menjadi asas pendapat untuk
memberikan arah dan tujuan. Jadi dalam pembahasan Arsitektur post modern,
ideological adalah konsep yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur
postmodern bisa lebih terarah dan sistematis.
Double coding of Style
Bangunan post modern adalah suatu paduan dari dua gaya atau style, yaitu :
Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya.
Popular and pluralist
Ide atau gagasan yang umum serta tidak terikat terhadap kaidah tertentu, tetapi
memiliki fleksibilitas yang beragam. Hal ini lebih baik dari pada gagasan tunggal.
Semiotic form
Penampilan bangunan mudah dipahami, Karena bentukbentuk yang tercipta
menyiratkan makna atau tujuan atau maksud.
Tradition and choice
Merupakan halhal tradisi dan penerapannya secara terpilih atau disesuaikan
dengan maksud atau tujuan perancang.
Artist or client
Mengandung dua hal pokok yaitu: Bersifat seni (intern) dan Bersifat umum(extern)
Yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dipahami secara umum.
Elitist and participative
Lebih menonjolkan suatu kebersamaan serta mengurangi sikap borjuis seperti
dalam arsitektur modern.
Piecemal
Penerapan unsurunsur dasar, secara subsub saja atau tidak menyeluruh. Unsur
unsur dasar seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi, dan lainlain.
Architect, as representative and activist
Arsitek berlaku sebagai wakil penerjemah, perancangan dan secara aktif berperan
serta dalam perancangan.
2. Stylitic (ragam) adalah Gaya adalah suatu ragam (cara, rupa, bentuk, dan
sebagainya) yang khusus. Pengertian gaya gaya dalam arsitektur post modern
adalah suatu pemahaman bentuk, cara, rupa dan sebagainya yang khusus
mengenai arsitektur post modern:
Hybrid Expression adalah Penampilan hasil gabungan unsurunsur modern
dengan: Vernacular, Local, Metaphorical, Revivalist, Commercial, dancontextual.

b) Complexity adalah Hasil pengembangan ideologyideology dan ciriciri post


modern yang mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampilkan
perancangan yang bersifat kompleks. Pengamat diajak menikmati, mengamati, dan
mendalami secara lebih seksama.
c) Variable Space with surprise adalah Perubahan ruangruang yang tercipta akibat
kejutan, misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior dan lainlain.
d) Conventional and Abstract Form adalah menampilkan bentuk konvensional dan
bentuk-bentuk yang rumit (popular), sehingga mudah ditangkap artiinya.
e) Eclectic adalah Campuran langgamlanggam yang saling berintegrasi secara
kontinu untuk menciptakan unity.
f) Semiotic adalah Arti yang hendak di tampilkan secara fungsi.
g) Varible Mixed Aesthetic Depending On Context Expression on content and semaic
appropriateness toward function. Gabungan unsur estetis dan fungsi yang tidak
mengacaukan fungsi.
h) Pro Or Organic Applied Ornament adalah Mencerminkan kedinamisan sesuatu
yang hidup dan kaya ornamen.
i) Pro Or Representation adalah Menampilkan ciriciri yang gamblang sehingga dapat
memperjelas arti dan fungsi.
j) Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentukbentuk tertentu yang diterapkan pada
desain bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan fungsi bangunan.
k) Pro-Historical reference adalah Menampilkan nilai-nilai histori pada setiap
rancangan yang menegaskan ciri-ciri bangunan.
l) Pro-Humor ialah Mengandung nilai humoris, sehingga pengamat diajak untuk
lebih menikmatinya.
m) Pro-simbolic adalah Menyiratkan simbol-simbol yang mempermudah arti dan yang
dikehendaki perancang.
3. Design Ideas adalah suatu gagasan perancangan. Pengertian ide-ide desain
dalam Arsitektur Post Modern yaitu suatu gagasan perancangan yang mendasari
Arsitektur Post Modern.
a) Contextual Urbanism and Rehabilitation ialah Kebutuhan akan suatu fasilitas yang
berkaitan dengan suatu lingkungan urban.
b) Functional Mixing ialah Gabungan beberapa fungsi yang menjadi tuntutan dalam
perancangan.
c) Mannerist and Baroque ialah Kecenderungan untuk menonjolkan diri.
d) All Phetorical Means ialah Bentuk rancangan yang berarti.
e) Skew Space and Extensions adalah Pengembangan rancangan yang asimetrisdinamis.
f) Street Building.
g) Ambiquity adalah Menampilkan ciri-ciri yang mendua atau berbeda tetapi masih
unity dalam fungsi.
h) Trends to Asymetrical Symetry adalah Menampilkan bentuk-bentuk yang berkesan
keasimetrisan yang seimbang.
i) Collage/Collision adalah Gabungan atau paduan elemen-elemen yang berlainan.

BAB III
PENUTUP

You might also like