You are on page 1of 6

PORAN PENELITIAN

HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL


TAHUN ANGGARAN 2009

RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAU AKTIVITAS


SEISMIK G. KELUD DAN CUACA SEKITARNYA
SECARA ONLINE TERINTEGRASI
Sukir Maryanto, Ph.D
Arinto Yudi Ponco Wardoyo, Ph.D
Dr.Eng. Didik R. Santoso

Dibiayai Oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan


Nasional, Sesuai Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian
Strategis Nasional, Nomor: 0174.0/023-04.2/XV/2009, tanggal 31 Desember
2008 dan berdasarkan
SK Rektor Nomor: 160/SK/2009, tanggal 7 Mei 2009

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NOPEMBER 2009

RINGKASAN

Gunung Kelud terletak di perbatasan tiga kabupaten yakni kabupaten Malang,


Blitar dan Kediri dengan kepadatan penduduk dan potensi pertanian yang tinggi.
Sehingga jika terjadi bencana akibat letusan Gunung Kelud disamping menimbulkan
korban jiwa juga sangat merugikan kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar.
Mengacu pada letusan Februari 1990 dan Nopember 2007, disamping menimbulkan
kerugian sebagaimana tersebut diatas, ternyata terjadi perubahan sifat letusan yang sangat
signifikan. Jika letusan pada tahun 1990 bersifat eksplosif yang terjadi pada danau
kawahnya, namun pada tahun 2007 letusannya bersifat efusif disertai adanya
pertumbuhan kubah lava yang mendesak ke permukaan sehingga menyebabkan hilangnya
danau kawah. Perubahan sifat letusan tersebut disertai perubahan gejala seismik yang
berbeda menjelang letusan tahun 1990 dan 2007.
Adanya perubahan karakteristik G. Kelud tersebut memerlukan penyesuaian sistem
monitoring dari yang berbasis pada aktivitas gunung berapi dengan danau kawah ke
sistem pada gunung berapi dengan kubah lava baru. Pada penelitian ini dirancang bangun
suatu sistem pengukuran dan pemonitoran aktivitas seismik dan kondisi fisik atmosper
sekitar G. Kelud yang praktis dan murah serta datanya dapat diakses setiap saat secara
online. Pengukuran dan pemonitoran kondisi fisik atmosper sekitar G. Kelud yang
meliputi besaran-besaran dasar yakni suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan
arah angin dikombinasikan dengan seismisitasnya. Perancangan sistem merupakan sistem
yang terintegrasi dari beberapa sensor, sistem akuisisi data, sistem telemetri dan web
server. Analisa data hasil monitoring/pengukuran dapat digunakan untuk mengetahui
apakah kondisi G. Kelud tersebut masih tergolong normal atau tidak (berfungsi semacam
early warning system) dan bagaimana keadaan cuacanya. Jika seismisitasnya melampaui
kondisi seismik normal G. Kelud sesuai dengan sejarah sesimisitasnya, maka perlu
ditingkatkan kewaspadaan dan pengawasannya, sehingga perlu dilakukan tindakan lebih
lanjut. Selanjutnya, data monitoring seismik dan kondisi cuaca setiap saat dapat diakses
dari tempat lain lewat jaringan internet untuk keperluan penyebaran informasi dan
kemungkinan riset lebih lanjut.
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dibagi menjadi dua tahap/tahun, dimana tiaptiap tahapnya memerlukan waktu efektif selama 8 bulan. Untuk tahap pertama (April
Nopember 2009) telah dikerjakan hal-hal sebagai berikut:
(a) Pembuatan prototipe sensor seismik 3-sumbu
(b) Pembuatan prototipe sensor cuaca yang meliputi sensor suhu dan kelembaban
udara serta sensor arah dan kecepatan angin
(c) Pembuatan prototipe sistem akuisisi data untuk sensor seismik dan cuaca
(d) Pembuatan prototipe sistem telemetri
(e) Desain software akuisisi data dan sistem monitoring berbasis web.
Sensor seismik dibangun menggunakan komponen utama MEMS accelerometer
tipe MMA 7260Q. Piranti ini merupakan sensor percepatan triaxial (3 saluran: x,y,z)
yang dikemas dalam bentuk IC. Prototipe sensor seismik hasil rancangan telah diujicoba
pada skala laboratorium dan memberikan hasil yang cukup baik, namun masih perlu
dilakukan validasi lapangan, mengingat sinyal seismik gunung umumnya sangat lemah.
Sensor-sensor cuaca yang dibangun yaitu sensor suhu, sensor kelembaban udara, sensor

arah angin serta sensor kecepatan angin. Sensor suhu dan kelembaban udara dibangun
menggunakan komponen komersial SHT11, sedangkan sensor arah dan kecepatan angin
dibangun atas komponen mekanik dan elektronik standar. Hasil ujicoba laboratorium
menunjukkan hasil yang cukup baik atas keempat jenis sensor ini.
Untuk proses pengiriman data pengukuran, telah berhasil dibangun sebuah sistem
telemetri yang nantinya akan digunakan untuk mengirimkan data-data dari sistem sensor
(lapangan) ke tempat pos pemantauan/pengamatan G Kelud. Jarak antara tempat sensor
dan pos pengamatan sekitar 7 km. Dari datasheet radio tranceiver yang digunakan dalam
sistem telemetri, jangkauannya dapat mencapai jarak 10 km, sehingga tidak ada masalah
dalam sistem telemetri yang dibangun ini.
Dalam penelitian tahap pertama ini juga telah berhasil dibangun suatu basis data
berbasis internet. Walaupun masih dalam bentuk dasar dan sangat sederhana, sistem ini
telah diujicoba untuk pengukuran/monitoring online berbasis internet dan telah berhasil
dengan baik. Pengembangan sistem untuk aplikasi lapangan akan dilakukan pada tahap
penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Kusumadinata, K., Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi,


1979.

[2]

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail&id=10009 (diakses tanggal


Februari 2008)

[3]

G. Gautschi, Piezoelectric Sensorics, Springer-Verlaag, Berlin Germany, 2002.

[4]

P. Sandip, A. Rakshit, Development of network capable smart transducer interface


for traditional sensors and actuators, Sensor and Actuator A, 2004; 112: 381-387.

[5]

Sarjani, Cuaca dan Iklim. http://elcom.umy.ac.id/. Diakses tanggal 20 Mei 2009

[6]

BMG Karangploso, Pemahaman Informasi Iklim Cuaca, Malang, 2006.

[7]

Alan S Morris, Measurement & Instrumentation Principles, ButterworthHinemann, Esevier, Great Britain, 2003.

14

You might also like