You are on page 1of 28

Laporan kasus

Infeksi Saluran Kemih

Sandhy Hapsari A.
H2A010046

Identitas pasien
Nama

: NY. Y
Umur
: 19 tahun
Agama
: Islam
Alamat
: Gaton 2/1 Duren
Bandungan Kab. Semarang
Suku bangsa
: Jawa
Tanggal masuk : 12-12-2014
No RM
: 056499

Anamnesis
Keluhan

utama

Demam
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD rumah sakit dengan
keluhan demam sejak 1 hari SMRS.
Demam dirasakan mendadak dan terus
menerus, pusing (+) disertai mual (+)
muntah (-).

2 hari sebelumnya pasien mengeluh nyeri


perut bagian kanan dan kiri bawah. Nyeri
terasa terus menerus dan mangkel. Pasien
juga mengeluh nyeri saat kencing (+), terasa
perih dan panas, anyang anyangan (+),
kencing darah (+) 1x, kencing batu (-),
kencing pasir (-), keputihan (+). Pasien
pernah mengalami sakit yang sama 2 bulan
yang lalu, namun sembuh setelah periksa ke
dokter. BAB tidak ada keluhan.

Riwayat

penyakit dahulu :
Riwayat penyakit seperti ini : diakui sejak
bulan agustus
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal
Riwayat penyakit jantung
: disangkal
Riwayat operasi sekitar perut : disangkal
Riwayat alergi
: disangkal

Riwayat

penyakit keluarga :
Keluarga tidak ada yang mengalami
keluhan serupa.
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat diabetes
: disangkal
Riwayat alergi
:disangkal

Riwayat

pribadi :
Kebiasaan minum air putih : sedikit
Kebiasaan ganti celana : 3-4x/hari
Kebiasaan menahan kencing : diakui

Riwayat

sosial ekonomi :
Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh
BPJS. Kesan ekonomi cukup

Keadaan umum

Sakit ringan, composmentis

Tanda vital
1.
2.
3.
4.

130/80
83x/mnt, reguler, isi dan tegangan cukup
20x/mnt
370C (axiler)

Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu

Kulit

Warna coklat, sama seperti sekitar

Kepala

Bentuk mesosephal, rambut warna hitam

Mata

CA -/- , SI -/-

Telinga

Sekret (-), darah (-), NT Mastoid (-)

Hidung

Sekret (-), epistaksis (-)

Mulut

Sianosis (-), lidah kotor (-)

Leher

Pembesaran KGB (-), JVP meningkat (-)

Thorax

Normochest, simetris
SDV +/+ , BJI-II Reguler

Abdomen

BU (+) n, NT (+) epigastrium & perut bag.


Bawah

Ekstremitas

Luka (-), kesemutan (-), bengkak (-)

Resume
Pasien

perempuan berusia 19 tahun,


datang ke rumah sakit dengan keluhan
demam sejak 1 hari SMRS. Demam
dirasakan mendadak dan terus menerus,
pusing (+) disertai mual (+). 2 hari
sebelumnya pasien mengeluh nyeri perut
bagian kanan dan kiri bawah. Nyeri terasa
terus menerus dan mangkel. Pasien juga
mengeluh disuria (+), terasa panas, anyang
anyangan (+), hematuria (+) 1x

kencing

batu (-), kencing pasir (-),


leukorhea (+). Pasien pernah juga
mengalami sakit yang sama 2 bulan yang
lalu, namun sembuh setelah periksa ke
dokter. BAB tidak ada keluhan.
Pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah
: 130/80 mmHg, Nadi : 83x/menit, isi dan
tegangan cukup, Frekuensi Respirasi : 20
x/menit, Suhu : 37 0C

pada

pemeriksaan abdomen didapatkan


nyeri tekan pada epigastrium dan perut
bag. Bawah (+)

ASSESSMENT

Observasi febris dd/ ISK


Dispepsia

PLANNING

Darah rutin
Urin rutin
USG abdomen
TERAPI
Non farmakologi
Istirahat
Minum

banyak
Menjaga higienitas sekitar alat kelamin

Farmakologi
Inf RL 20 Tpm
Inj. Ceftriaxon 2 x 1
Paracetamol 3 x 1 tab (j/p)
Inj. Ranitidin 2 x 1amp
Inj ondansetron 2 x 1amp

Follow up
Tanggal

12 /12/2014 Demam sejak 1


hari SMRS,
TD : 130/80 mendadak, terus
N : 83X
menerus, nyeri
O
S : 37 C
perut bag bawah
RR: 20X
(+) mual (+),
muntah (-),
anyang
anyangan (+),
terasa perih,
kencing darah
(+), keputihan (+)

KU : skt
Observasi
sedang, CM
febris dd/
Kepala : CA-/- ISK
SI -/Thorax :
SDV +/+
BJI-II Reg
Abdomen :
Datar, BU (+)
normal , NT
epigastrium
(+)
suprapubik (+)
Ekstremitas :
dbn

P
Inf RL 20 Tpm
Inj. Ceftriaxon 2
x1
Paracetamol 3 x
1 tab (j/p)
Inj. Ranitidin 2 x
1
Inj.
Ondansetron 2
x1

Pemeriksaan penunjang
(13-12-2014)
Hematologi
Hb

: 11,4
MCHC
: 29,9
Limfosit % : 44,2
Urinalisa
Kekeruhan

: agak keruh
Lekosit : bergerombol > 30
Bakteri (+)

13/12/2014 Demam
turun,
pusing (+), mual (+),
TD :120/80 muntah (-), BAK
N : 80X
nyeri dan terasa
O
S : 37 C
perih (+) keputihan
RR: 21X
(+)

KU
:
skt ISK
sedang, CM
Dispepsia
Kepala : CA-/SI -/Thorax :
SDV +/+
BJI-II Reg
Abdomen :
Datar, BU (+)
normal , NT
epigastrium (+)
suprapubik (+)
Ekstremitas
dbn

Inf RL 20 Tpm
Inj. Ceftriaxon 2 x 1
Paracetamol 3 x 1 tab
(j/p)
Inj. Ranitidin 2 x 1
Inj. Ondansetron 2 x1

14/12/2014 Pusing (+) cekot


cekot, mual (+),
TD :108/70 muntah (-), nyeri ulu
N : 79X
hati (+), BAK dan
S : 37OC
BAB
tidak
ada
RR: 20X
keluhan

KU
:
skt ISK
sedang, CM
Dispepsia
Kepala : dbn
Thorax : dbn
Abdomen :
Datar, BU (+)
normal , NT
epigastrium (+)
suprapubik (+)
Ekstremitas
:
dbn

Inf RL 20 Tpm
Inj. Ceftriaxon 2 x 1
Paracetamol 3 x 1 tab
Inj. Ranitidin 2 x 1
Inj. Ondansetron 2 x1

15/12/2014 Nyeri ulu hati (+),


pusing menurun,
TD :110/81 demam (-), BAB &
N : 82X
BAK lancar
S : 37OC
RR: 20X

KU : Baik, CM
Abd : BU(+)n
NT (+)
Epigastrium

ISK
Inf RL 20 Tpm
Dispepsia Inj. Ceftriaxon 2 x 1
Paracetamol 3 x 1 tab
Inj. Ranitidin 2 x 1
Inj. Ondansetron 2 x1

16/12/2014 Demam (+), pusing


(+), BAK & BAB
TD :104/67 lancar
N : 67X
S :36,5OC
RR: 24X

KU : Baik, CM
Abd : BU (+)n,
NT (+)
epigastrium.

ISK
Inf RL 20 Tpm
Dispepsia Inj. Ceftriaxon 2 x 1
Paracetamol 3 x 1 tab
Inj. Ranitidin 2 x 1
Inj. Ondansetron 2 x1

Tinjauan Pustaka
Sistem

urinarius terdiri dari


2 ginjal (ren), 2 ureter,
vesika urinaria dan uretra
Saluran kemih bagian atas
adalah ginjal, sedangkan
ureter, kandung kemih
(vesika urinaria) dan uretra
merupakan saluran kemih
bagian bawah.

Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Infeksi

saluran kemih (ISK) merupakan istilah


yang digunakan untuk menunjukkan bakteriuria
patogen > 10, dan lekositouria >10 per lapangan
pandang besar, disertai manifestasi klinik
Kejadian ISK dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan
faktor
predisposisi
yang
mengakibatkan
perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal
ISK
cenderung terjadi pada perempuan
dibandingkan laki-laki.

Penyebab

ISK :

Bakteri

E. coli berkoloni di kolon manusia.


Beberapa bakteri E. coli dapat berkoloni di daerah
periuretra dan masuk ke vesika urinaria.
Bakteri E. coli yang masuk ke saluran kemih dan
tidak memberikan gejala klinis memiliki strain
yang sama dengan strain E. coli pada usus (fecal
E.coli)
Bakteri E. coli yang masuk ke saluran kemih dan
menimbulkan gejala klinis adalah beberapa strain
bakteri E. coli yang bersifat uropatogenik

Faktor predisposisi (pencetus) ISK

Litiasis

Obstruksi saluran kemih

Penyakit ginjal polikistik

Nekrosis papilar

DM pasca transplantasi ginjal

Nefropati analgesik

Penyakit Sickle-cell

Senggama

Kehamilan dan peserta KB dengan


tablet progesteron

Kateterisasi

KLASIFIKASI
ISK Atas

ISK Bawah

Pielonefritis ( infeksi
pada pielum )
Akut
ditandai primer oleh
radang
jaringan
interstitial sekunder
mengenai
tubulus
dan akhirnya dapat
mengenai
kapiler
glomerulus, disertai
manifestasi
klinik
dan
bakteriuria
tanpa
ditemukan
kelainan radiologik
Kronik
(selalu
disertai
kelainan radiologi)

Sistitis
(radang
selaput
mukosa
(vesika
urinaria)
yang
timbulnya
mendadak, biasanya
ringan dan sembuh
spontan
Prostatitis
Epidimitis
Uretritis
Sindrom uretra
(klinis sistitis tanpa
ditemukan
mikroorganisme)

Lokal

Sistemik

Disuria

Polakisuria

Stranguria

Tenesmus

Nokturia

Perubahan urinalisis

Enuresis nocturnal

Hematuria

Prostatismus

Piuria

Inkontinesia

Chylusuria

Nyeri uretra

Pneumaturia

Nyeri kandung kemih

Nyeri kolik

Nyeri ginjal

Panas

badan

menggigil

Septicemia dan syok

sampai

Pemeriksaan penunjang
diagnostik
Analisis

urin rutin

Uji Biokimia
Uji biokimia didasari oleh pemakaian glukosa dan reduksi
nitrat menjadi nitrit dari bakteriuria terutama golongan
Enterobacteriaceae. Uji biokimia ini hanya sebagai uji
saring (skrinning) karena tidak sensitif, tidak spesifik dan
tidak dapat menentukan tipe bakteriuria.
Mikrobiologi
Colony Forming Unit (CFU) ml urin. Indikasi CFU per ml
antara lain pasien-pasien dengan gejala ISK, tindak lanjut
selama pemberian antimikroba untuk ISK, pasca
kateterisasi, uji saring bakteriuria asimtomatik selama
kehamilan, dan instrumentasi

Terapi
ISKA
Rawat

inap untuk memelihara status hidrasi


Terapi antibiotik parenteral minimal 48 jam. sebelum
adanya hasil kepekaan biakan yakni fluorokuinolon,
amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin dan
sefalosporin spektrum luas dengan atau tanpa
aminoglikosida
ISKB
dengan
meningkatkan intake cairan, pemberian
antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu terapi
simtomatik untuk alkanisasi urin dengan natrium
bikarbonat 16-20 gram per hari

ISK

sederhana (uncomplicated)

ISK akut tipe sederhana yaitu non-obstruksi dan bukan


pada perempuan hamil pada umumnya merupakan
penyakit ringan (self limited disease) dan tidak
menyebablan akibat lanjut jangka lama.
ISK

tipe berkomplikasi (complicated)

ISK tipe berkomplikasi biasanya terjadi pada perempuan


hamil dan pasien dengan diabetes mellitus. Selain itu
basiluria asimtomatik (BAS) merupakan risiko untuk
pielonefritis diikuti penurun laju filtrasi glomerulus (LFG).

Prognosis
ISKA
Prognosis pasien dengan pielonefritis akut, pada
umumnya baik dengan penyembuhan 100% secara klinik
maupun bakteriologi bila terapi antibiotika yang diberikan
sesuai.
ISKB
Prognosis sistitis akut pada umumnya baik dan dapat
sembuh sempurna, kecuali bila terdapat faktor
predisposisi. Prognosis sistitis kronik baik bila diberikan
antibiotik yang intensif dan tepat serta faktor predisposisi
mudah dikenal dan diberantas.

TERIMAKASIH

You might also like