You are on page 1of 18

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU G1P0A0 HAMIL 31 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG


DI BIDAN PRAKTEK SWASTA RAKHMAWATI, Am.Keb GAMBUT

DOSEN PEMBIMBING: AYU MEDIKAMAWENTI, SST

DISUSUN OLEH:
NAMA

: DEVY ARENTIKA

NIM

: 722406S11330

YAYASAN KARYA HUSADA MANDIRI


AKADEMI KEBIDANAN BANJARBARU
2013

LANDASAN TEORI
LETAK SUNGSANG

A. PENGERTIAN
Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya
sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan
bokong merupakan bagian terbawah didaerah pintu atas panggul atau simfisis
(Prof. Dr. Ida Bagus Gede Manuaba, SPOG, 1998)
B. DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan luar, dibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang
keras dan bulat yakni kepala teraba difundus uteri. Denyut jantung janin pada
umumnya ditemukan lebih tinggi atau setinggi umbilikus. Apabila diagnosis
letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuatnya misalnya karena
dinding perut yang tebal. Uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban
maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada
keraguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan ultrasonik atau M.R.L setelah
ketuban pecah.
Dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum,
kedua tuber ossis iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan
dengan tangan pada kaki terdapat tumit. Sedangkan pada tangan ditemukan ibu
jari yang letakknya tidak sejajar dengan jari lainnya dan panjang jari kurang lenih
sama dengan telapak tangan (Harry Oxorm & William R Forte :1996)
C. ETIOLOGI
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang
berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra, myoma,
hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada presentasi
bokong membakal. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan presentasi
bokong menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa

sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala.


Implantasi plasenta difundus atau ditonus uteri cenderung untuk mempermudah
presentasi bokong (Harry oxorm & William R Forte: 1996).
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari :
1. Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
1) Rahim arkuatus
2) Septum pada rahim
3) Uterus dupleks
4) Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
1) Plasenta letak rendah
2) Plasenta previa
c. Keadaan janin lahir
1) Kesempitan panggul
2) Deformitas tulang panggul
3) Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran keposisi kepala.
2. Sudut Janin
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b. Hedrosefalus atau anesefalus
c. Kehamilan kembar
d. Hidroamnion atau aligohidramnion
e. Prematuritas
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga
terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan
bagian terbesar dan keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat,
kepala janin akan menuju kearah pintu atas panggul. Dengan gerakan kaki
janin, ketegangan ligamentum fatundum dan kontraksi braxson hiks, kepala
janin berangsur-angsur masuk kepintu atas panggul.
( Sarwono: 2006)

D. BENTUK-BENTUK LETAK SUNGSANG

Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan bentuk letak
sungsang sebagai berikut :
a. Letak Bokong Murni
1) Teraba bokong
2) Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
3) Kedua kaki bertindak sebagai spalk
b. Letak Bokong kaki Sempurna
1) Teraba bokong
2) Kedua kaki berada disamping bokong
c. Letak Bokong tak sempurna
1) Teraba bokong
2) Disamping bokong teraba satu kaki
d. Letak kaki
1) Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut.
2) Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah letak bila lutut terendah.
(Harry Oxorm & William R Forte: 1996)
E. MEKANISME PERSALINAN
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung sebagai berikut:
1. Persalinan bokong
2. Persalinan bahu
3. Persalinan kepala
(prof. Dr. Ida Bagus Gede Manuaba, SPOG, 1998)
Bokong masuk pintu atas panggul dapat melintang atau miring mengikuti
jalan lahir dan melakukan putaran paksi dalam sehingga trochanter depan
berada dibawah simfisis. Dengan trochanter depan sebagai hipomoklion akan
lahir trochanter belakang dan selanjutnya seluruh bokong lahir untuk
melakukan putaran paksi dalam sehingga bahu depan berada dibawah simfisis.
Dengan bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama
dengan tangan belakang diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki jalan lahir dapat
melintang atau miring, serta melakukan putaran paksi dalam sehingga
suboksiput berada dibawah simfisis. Suboksiput menjadi hipomuklion,
berturut-turut akan lahir dagu, mulut, hidung, muka dan kepala seluruhnya.
Persalinan kepala mempunyai waktu terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong
lahir. Melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan/kematian bayi.

(Prof. Dr. Ida Bagus Gede Manuaba, SPOG, 1998).


F. PROGNOSIS
Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit setelah umbilikus lahir,
akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu bila janin bernafas sebelum
hidung dan mulut lahir dapat membahayakan kehidupan janin yang terhisap
dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksia ini sering dijumpai pada
presentasi bokong. Multi paritas dengan riwayat obstetrik yang baik, tidak
selalu menjamin persalinan dalam letak sungsang akan berlangsung lancar.
Sebab janin yang besar dapat menyebabkan disproporsi meskipun ukuran
panggul normal. Bila didapatkan disproporsi cealo pelvis, meskipun dengan
persalinan dalam letak sungsang sangat berbahaya. Adanya kesempitan
panggul sudah harus diduga waktu pemeriksaan antenatal.
(Harry Oxorm & William R Forte: 1996)
G. PENANGANAN KEHAMILAN.
Bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang, terutama
pada primagravida hendaknya diusahakan melakukan posisi nungging dengan
cara seperti posisi sujud dan dada serta tangan menempel dilantai kepala
miring kekiri atau kekanan yang dilakukan setiap pagi dan sore minimal 6
menit dengan harapan agar letak terbawah janin menjadi normal yaitu kepala.
H. PENANGANAN DALAM PERSALINAN SUNGSANG
1. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput
ketuban dan penuruna bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
2. Instruksi pasien agar mengedan dengan benar selama ada his
3. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan
episiotomi saat bokong membuka vulva dan perinium sudah tipis.
4. Melahirkan bayi :
a) Cara Bracht
1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua
ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain
memegang daerah panggul)
2) Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.

3) Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sdebagian dada.


4) Lakukan hiperlordosisjanin pada saat angulus skapula inferior
tampak dibawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior
yaitu punggung janin didekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan)
disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
5) Gerakkan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan
kepala.
6) Letakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hyangat,
bersihkan jalan nafas bayi, tali pusat dipotong.
b) Cara Klasik
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan
Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
Prosedur :
1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam sehingga bokong dan
kaki lahir.
2) Tali pusat dikendorkan.
3) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik
keatas.
- Dengan tangan kiri dan menariknya kearah kanan atas ibu
-

untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada dibelakang.


Dengan tangan kanan dan menariknya kearah kiri atas ibu

untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada dibelakang.


4) Mesukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu
belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan
belakang bayi.
5) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik kearah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan
bahu dan lengan bayi dengan cara yang sama.
c) Cara Muller
Pengeluaran bahu dan tangan secara muller dilakukan jika dengan cara
bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
1) Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua
kaki dengan cara yang sama seperti klasik, kearah belakang kontra
lateral dari letak bahu depan.

2) Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yangb


sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
d) Cara Lovset
Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit dibelakang kepala/
nuchal arm.
1) Segera setelah bokong dan kaki lahir memegang bayi dengan
kedua tangan.
2) Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang terjungkit
kearah penunjuk jari tangan yang muchal.
3) Memutar kembali 180 derajat kearah yang berlawanan ke kiri atau
kekanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan
secara klasik atau muller.
e) Cara Ekstraksi Kaki
Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu
bayi. Keadaan bayi segera dilahirkan.
1) Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong, pangkal
paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada
pahajanin sehingga kaki bawah menjadi fleksi, tangan yang lain
mendorong fundus kebawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki
dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar dari vagina sampai
batas lutut.
2) Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari
dileb takkan dibagian betis sejajar sumbu panjang paha dan jarijari lain didepan betis, kaki ditarik turun kebawah sampai pangkal
paha lahir.
3) Pegangan dipindah kepangkal paha sehingga mungkin dengan
kedua ibu jari dibelakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan
jari lain didepan paha.
4) Pangkal paha ditarik curam kebawah sampai trokhanter depan lahir
kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dievaluasi
keatas hingga belakang lahir. Bila kedua trokhanter lahir berarti
bokong telah lahir.

5) Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu. Maka


yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk
melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus
curam ke bawah.
6) Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara klasik atau muller atau
lovset.
f) Cara Ekstraksi Bokong
Dikenakan bila presentasi bokong mum dan bokong sudah turun di
dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin lebih
dari ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
1) Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin,
dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha atau
krista iliaka dikait dan ditarik curam kebawah. Untuk memperkuat
tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain menekan
pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.
2) Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak dibawah
simfisis, maka jari telunjuk penolong yang lain mengait lipatan
paha tarik curam kebawah sampai bokong lahir.
3) Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara klasik, atau muller
atau lovset.
(Sarwono : 2008)
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Prof.Dr.Ida Bagus Gede, SPOG: 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit


kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC
Oxorn, Harry & Forte, william R : 1996. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi.
Jakarta, Yayasan Essentia Medica.

Prawirohardjo, Sarwono : 2008. Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono.2006 . Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal . Jakarta: EGC.

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU G1P0A0 HAMIL 31 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG
DI BIDAN PRAKTEK SWASTA RAKHMAWATI, Am.Keb GAMBUT
PENGKAJIAN DATA
Hari/Tanggal : Senin, 13 Mei 2013
Jam
: 19.30 WITA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

Istri
Suami
: Ny. S
Tn. F
: 24 tahun
28 tahun
: Banjar/Indonesia
Banjar/Indonesia
: Islam
Islam
: Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi
: IRT
Polri
: Jl. A. Yani km. 14.800, Komplek Sejahtera Mandiri, Gambut

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ingin mengetahui


perkembangan janinnya.
3. Riwayat haid
Menarche
: 13 tahun
Siklus
: 28 hari
Lamanya
: 5-7 hari
Banyaknya
: 2-3 kali ganti pembalut dalam sehari
Dismenorhoe
: Tidak ada
4. Riwayat kehamilan sekarang
G1P0A0
HPHT
: 05 10 2012
TP
: 12 07 - 2013
kehamilan yang
: 1 (pertama)
Mulai merasakan gerakan janin
: 20 minggu
ANC
Trimester I
Ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya karena ibu tidak mengetahui
akan kehamilannya dan tidak merasa adanya tanda-tanda kehamilan.
Trimester II
Frekuensi
Tempat
Masalah
Imunisasi
Obat-obatan

Penyuluhan

: 2 kali ( 08-01-13 dan 28-02-13 )


: BPS
: Mual dan Muntah
::Antasid 3x1 (untuk mengurangi rasa mual dan muntah)
B6 1x1 (untuk memproduksi zat kimia yang berperan
dalam pembuatan protein)
Kalk 1x1 (untuk kaslium dan tulang janin)
Etabion 1x1 (untuk tambah darah)
: Makan dengan porsi sedikit tapi sering, minum obatobatan yang diberikan secara teratur, istirahat yang

Umur Kehamilan

cukup, dan jangan terlalu lelah.


: 14 minggu dan 20 minggu.

Trimester III
Frekuensi

: 4 kali ( 24-03-13, 13-04-13, 05-05-13, dan 13-05-13 )

Tempat
Masalah
Imunisasi
Obat-obatan

: BPS

Penyuluhan

: Tidak ada
: TT I dan TT II
: Etabion 1x1 (untuk tambah darah)
Vit.C 1x1 (untuk daya tahan tubuh dan penyerapan
zat besi)
Kalk 1x1 (untuk kalsium dan tulang janin)
: Minum obat-obatan yang diberikan secara teratur,
minum tablet tambah darah (etabion) 1x1 aewaktu
mau tidur malam dengan air putih atau air jeruk agar

Umur Kehamilan

penyerapannya lebih cepat dan istirahat yang cukup.


: 25 minggu, 28 minggu, 30 minggu, dan 31 minggu.

5. Riwayat Kehamilan., Persalian dan Nifas yang lalu


Ini merupakan kehamilan yang pertama bagi ibu.
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
hipertensi, jantung dan asma. Ibu juga tidak pernah menderita penyakit
menular seperti TBC, hevatitis, HIV.
b. Riwayat kesehatan suami dan keluarga
Ibu mengatakan dari kedua belah pihak, tidak ada anggota keluarga yang
pernah menderita penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung, asma dan
penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan HIV.
7. Riwayat Sosial Ekonomi
1) Status perkawinan
Kawin
: Ya
Usia saat kawin
: 23 tahun
Lama perkawinan
: 1 tahun
Dengan suami sekarang
: Ya
Istri keberapa dengan suami sekarang : Pertama
2) Riwayat kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
3) Kebiasaan hidup sehat
a. Pola nutrisi

Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayur, buah-buahan


Porsi
: Sedikit tapi sering
Frekuensi
: 3-4 kali sehari
Pantangan
: Tidak ada
Alasan
: Tidak ada
b. Personal hygiene
Frekuansi mandi
: 2 kali sehari
Frekuensi gosok gigi
: 2-3 kali sehari
Frekuensi ganti pakaian
: 2-3 kali sehari sesuai kebutuhan
Kebersihan vulva
: Ibu membersihkan vulvanya setiap
selesai BAB dan BAK serta saat
mandi
c. Pola Aktifitas
Ibu mengatakan masih bisa beraktifitas seperti biasanya

d. Pola eliminasi
BAB
Frekuensi
: 1 kali sehari
Warna
: Kuning kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Masalah
: Tidak ada
BAK
Frekuensi
: 5-6 kali sehari
Warna
: Kuning jernih
Bau
: Amoniak
Masalah
: Tidak ada
e. Pola tidur dan istirahat
Tidur siang hari
: 2jam (jam 13.30-15.30 WITA)
Tidur malam hari
: 8jam (jam 21.00-05.00 WITA)
8. Data Psikologis
1) Respon ibu
Ibu merasa sangat bahagia dengan kehamilannya sekarang
2) Respon suami dan keluarga
Suami dan keluarga sangat bahagia dengan adanya kehamilan ibu dan
berharap ibu dan bayinya sehat
3) Pengambilan keputusan

Ibu mengatakan biasanya mengambil keputusan secara musyawarah dan


bersama-sama dengan suami dan keluarga.
9. Data Spiritual
Selama hamil ibu tetap melaksanakan sholat 5 waktu.
10. Data Sosial Budaya
Ibu mengadakan acara 7 bulanan usia kehamilannya.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Kesadaran
BB sebelum hamil
BB sesudah hamil
TB
LILA
b. Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu

: Baik
: Composmentris
: 38 kg
: 45 kg
: 150 cm
: 24 cm
: 90/60 mmHg
: 84 kali/menit
: 24 kali/menit
: 36,6oC

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut

: Terlihat bersih,lurus, tidak rontok dan tidak ada


ketombe.

Muka

: Tidak pucat,tidak terdapat cloasma gravidarum tidak


ada odema.

Mata

: Mata terlihat simetris, konjungtiva tidak pucat dan


sclera tidak ikterik.

Hidung

: Bentuk simetris, terlihat bersih, dan tidak ada cairan


lendir.

Mulut

: Bibir tidak terlihat pucat, tidak pecah-pecah, gigi tidak


berlubang dan lidah tidak kotor.

Telinga

: Bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen yang keluar,


serta tidak ada peradangan

Leher

: Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar


limfe serta tidak ada pembesaran vena jugularis.

Mammae

: Bentuk terlihat simetris, papilla mammae tampak


menonjol, serta tidak ada benjolan abnormal dan areola
mammae berwarna hitam kecoklatan

Abdomen

: Tidak terlihat luka bekas operasi, tidak terlihat linea


alba dan tidak terdapat striae, perut membesar sesuai
umur kehamilan.

Genetalia

: Tidak dilakukan.

Ekstremitas : Jari lengkap, kuku jari tidak sianosis, tidak odema dan
tidak ada varises.
b. Palpasi
Leher
Dada

: Tidak teraba pembengkakan kelenjar linfe, kelenjar


tiroid dan tidak tampak benjolan vena jugularis.
: Tidak teraba adanya benjolan abnormal, tidak ada
nyeri tekan, bila diperas keluar kolostrum.

Abdomen
Leopold I

: TFU 2 jari atas pusat (27 cm), teraba keras, bulat dan

Leopold II

melenting pada fundus ( kepala ).


: Bagian kanan perut ibu teraba keras, datar dan
memanjang, berarti punggung janin (pu-ka) sedangkan
bagian kiri ibu teraba bagian kecil janin.

Leopold III

: Pada bagian bawah perut ibu teraba lunak, bulat dan

Leopold IV

tidak melenting (presentasi bokong).


: Pada pemeriksaan membentuk sudut convergen,
bagian terbawah janin belum masuk PAP ( pintu atas

TBJ
c. Auskultasi
Abdomen

panggul ).
: ( 27- 12 ) x 155 = 2325 gram

: Denyut jantung janin positif (+) terdengar jelas di


atas pusat sebelah kanan, dengan frekuensi 144
kali/menit.

d. Perkusi
Refleks patella : Tidak dilakukan.
Nyeri ginjal
: Tidak dilakukan.
e. Pemeriksaan Panggul
Tidak dilakukan
f. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
C. ASSESMENT
Ibu G1P0A0 hamil 31 minggu janin tunggal hidup intra uterine dengan letak
sungsang.

D. PLANNING
1. Menjalin hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dengan bersikap ramah
dan sopan serta menjaga privasi ibu dengan menutup tirai pada saat melakukan
pemeriksaan.
Hubungan saling percaya antara ibu dan bidan sudah terjalin dengan baik.
2. Melakukan anamnesa pada ibu dan menanyakan keluhan yang dirasakan oleh ibu
dengan ramah dan sopan serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
ibu.
Anamnesa telah dilakukan dan keluhan ibu sudah diketahui.
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, yaitu ;

Tekanan dara
: 90/60 mmHg
Nadi
: 84 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
Suhu
: 36,6C
DJJ
: 144 kali/menit
TFU
: TFU 2 jari diats pusat (27cm), bagian terbawah janin teraba bokong.
Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu berjanji makan makanan yang
bergizi serta mengurangi pola aktivitas yang berat dan ibu mengetahui bahwa
janinnya dalam keadaan letak sungsang.
4. Menjelaskan pada ibu mengenai letak sungsang yang terjadi pada bayinya. Letak
sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin berada diatas sebab
terjadinya letak sungsang yaitu; panggul sempit, terdapat lilitan tali pusat atau tali
pusat pendek, kelainan bentuk rahim, kehamilan letak ganda, serta menjelaskan
pada ibu tentang perubahan yang umumnya terjadi pada ibu dengan letak
sungsang, yaitu rasa sesak pada perut bagian atas karena adanya tekanan kepala
bayi.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi menungging seperti orang sujud
(posisi knee-chest) dengan dada menyentuh lantai 3-4 kali selama 15 menit setiap
pagi setelah ibu tidur untuk mengembalikan posisi janin, yaitu kepala berada
dibagian terbawah, dan alasan dilakukan pagi hari adalah karena pada pagi hari
lambung ibu masih dalam keadaan kosong sehingga tidak membuat ibu merasa
cepat lelah.
Ibu mengerti dan akan melakukan semua anjuran yang diberikan.
6. Menjelaskan kepada ibu bahwa sesak nafas yang dirasakannya itu selain karena
posisi ibu yang sungsang sehingga kepala janin menekan bagian atas juga
dikarenakan usia kehamilan ibu yang semakin membesar sehingga menekan
saluran pernafasan ibu, dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
bergizi yang diperlukan umtuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, misalnya;
sayuran hijau yang banyak mengandung zat besi dan vitamin, serta lauk yang
banyak mengandung protein seperti ikan, telur, daging, tahu, tempe untuk
membantu penyerapan zat besi.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan melakukan anjuran yang
diberikan.
7. Memberitahukan kepada ibu agar tidak melakukan pemijatan pada perutnya
karena bisa menyebabkan terjadinya lilitan tali pusat pada bayi yang akan
mempersulit pada proses persalinan dan plasenta juga bisa lepas dari rahim.
Ibu mengerti dan berjanji tidak akan melakukan pemijatan pada perutnya.
8. Menganjurkan ibu untuk tidak memakai pakaian yang terlalu ketat, karena akan
membuat dirinya semakin sesak nafas dan tidak memakai sepatu atau sendal yang
haknya tinggi karena akan menyebabkan varises dan membuat ibu merasa tidak
nyaman.
Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan.
9. Menganjurkan ibu untuk tidak sering berdiri terlalu lama dan pada saat duduk
agar kaki ibu berada sejajar dengan tubuh untuk mencegah terjadinya bengkak
pada kaki.
Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan.
10. Menganjurkan ibu untuk bangun dari tempat tidur dengan miring terlebih dahulu
dan menghindari gerakan yang mendadak agar tidak merasa pusing dan
penekanan pada perut ibu.
Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan.
11. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup dan tidak bekerja terlalu berat
karena bisa membuat ibu cepat lelah.
Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan.
12. Memberikan obat-obatan untuk kesehatan ibu dan kandungannya:
Etabion : 1x1 tablet (untuk tambah darah)
Kalk
: 1x1 tablet (untuk kalsium dan tulang janin)
Vit.C
: 1x1 tablet (untuk daya tahan tubuh dan penyerapan zat besi)
Pemberian obat-obatan telah dilakukan dan ibu berjanji akan meminum obat
secara rutin.
13. Memberiakan dukungan kepada ibu untuk melakukan semua yang dianjurkan
agar posisi bayi bisa kemabali normal sehingga ibu dapat melahirkan secara
normal.
Ibu berjanji akan melakukan semua anjuran yang diberikan secara rutin.
14. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi (tanggal 20-05-2013) untuk
memantau posisi janin, sudah kembali keposisi normal yaitu kepala berada
dibagian bawah.

Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi (tanggal 20-052013).
15. Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP.
Pendokumentasian dengan metode SOAP sudah dilakukan.

You might also like