Professional Documents
Culture Documents
REKAM MEDIS
A. Anamnesis
Autoanamnesis
1. Identifikasi
Nama
: Ny. T
Med.Rek/Reg
: 809599/14009496
Umur
: 27 tahun
Suku bangsa
: Sumatera
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: IRT
Alamat
MRS
2. Riwayat Perkawinan
Menikah 1x lamanya 8 Bulan
3. Riwayat Reproduksi
Menarche 13 tahun, lama haid 5 hari, siklus haid 28 hari, HPHT 10/09/2013
4. Riwayat Persalinan
1. Hamil ini
5. Riwayat penyakit dahulu
Diabetes melitus (-), hipertensi (-), penyakit jantung (-)
6. Riwayat gizi/sosial ekonomi:
Sedang
7. Anamnesis Khusus
Keluhan utama : Hamil kurang bulan dengan perut mules
Riwayat perjalanan penyakit :
Sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit os mengeluh perut mules yang menjalar ke
pinggang (+), R/ keluar air-air dari kemaluan (-), R/ keluar darah lendir (-), os lalu
pergi ke rumah sakit, R/ demam (-), R/ keputihan (-), R/ post coital (-), R/ trauma/perut
diurut (-), R/ sakit gigi dan sakit kulit (-), R/ trauma (-). Os mengaku hamil kurang
bulan dan gerakan anak masih dapat dirasakan.
1
B. Pemeriksaan Fisik
1. Status Present
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: composmentis
Tipe badan
: asthenicus
Berat badan
: 42 kg
Tinggi badan
: 150 cm
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5 0C
b. Keadaan khusus
Kepala
Leher
Thoraks
Abdomen
: hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), tanda cairan bebas (-)
Ekstremitas
2. Pemeriksaan Obstetri
Pada pemeriksaan obstetri saat masuk rumah sakit tanggal 29 Maret 2014 pada pukul
12.00 wib didapatkan :
- Pemeriksaan luar : tinggi fundus uteri pusat - prosessus xyphoideus (23 cm), letak
janin memanjang, punggung di kanan, terbawah kepala, floating (+), his 2x/10
menit/15 detik, denyut jantung janin 151 x/menit, taksiran berat badan janin 1550
gram.
- Inspekulo : Portio livide, orificium uteri eksterna tertutup, fluor (-), fluxus (-),
Erosi/Laserasi/Polip (-),
2
- Pemeriksaan dalam : Portio lunak, posterior, eff. 50%, pembukaan 1 cm, terbawah
kepala, ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai.
- Indeks tokolitik: 3 - Kontraksi irreguler: 2
- Ketuban pecah tidak ada: 0
- Perdarahan ada: 0
- Pembukaan tidak ada: 1
C. Pemeriksaan penunjang
Darah rutin (29-03-2014)
Hemoglobin
: 10,3 g%
Hematokrit
: 28 vol %
Leukosit
: 25.400/mm3
Trombosit
: 173.000/mm3
Hitung jenis
: 0/0/0/86/10/4
Kimia Darah
Albumin
: 3,3 g/dl
Globulin
: 2,4 g/dl
BSS
: 51 mg/dl
Ureum
: 16 mg/dl
Creatinin
: 0,55 mg/dl
Natrium (Na)
: 143 mEq/L
Kalium (K)
: 3,7 mEq/L
Urinalisis
Warna
: Kuning
Kejernihan
: Jernih
Berat jenis
: 1.010
pH Urine
: 6.0
D. Diagnosa kerja
G1P0A0 hamil 29 minggu dengan partus prematurus imminen janin tunggal hidup presentasi
kepala
E. Prognosis
Ibu
: dubia
Janin : dubia
F. Terapi
- Konservatif
- Observasi tanda vital ibu, denyut jantung janin
- IVFD RL gtt xx/menit
- Nifedipine 10 mg/ 6 jam per oral
- Inj. Dexametason 6 mg/ 12 jam IV
- Inj. Ceftriaxone 1g/12 jam IV (Skin test)
- Rencana USG konfirmasi
Tanggal
29.03.2014
13.30 WIB
Follow up
S: Keluhan : Hamil kurang bulan dengan perut mules
O: Status present :
KU : Sedang TD: 120/80 mmHg RR : 20x/ menit
Sens : CM
N : 84x/menit
T : 36,5C
Status Obstetri:
PL : tinggi fundus uteri 1/2 pusat - prosessus xyphoideus (23 cm),
memanjang, punggung kanan, terbawah kepala, penurunan 5/5,
his 2x/10 menit/15 detik, denyut jantung janin 150 x/menit, taksiran
berat badan janin 1550 gram.
Insp : Portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (-), erosi (-), laserasi (-),
polip (-)
A: G1P0A0 hamil 29 minggu dengan partus prematurus imminens janin tunggal hidup
presentasi kepala
P: - Konservatif
- Obs TVI, DJJ
- IVFD RL gtt xx/mnt
- Nifedipine 10mg/ 6jam (oral)
- Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam IV (ST)
- Inj. Dexametason 6 mg/ 12 jam IV (ST)
- Rencana USG konfirmasi
29.03.2014
16.00 WIB
29.03.2014
19.00 WIB
30.03.2014
07.00 WIB
31.03.2014
07.00 WIB
01.04.2014
07.00 WIB
01.04.2014
11.00 WIB
02.04.2014
07.00 WIB
01.04.2014
11.00 WIB
03.04.2014
07.00 WIB
- MgSO4 protokol
- Methyldopa 500mg/ 8jam (oral)
- Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam IV
- Inj. Dexametason 10 mg/ 12 jam
- Kateter menetap
- Evaluasi satgas gestosis
04.04.2014
07.00 WIB
04.4.2014
10.00WIB
04.04.2014
10.00 WIB
04.04.2014
16.00 WIB
04.04.2014
22.00 WIB
05.04.2014
07.00 WIB
10
05.04.2014
11.00 WIB
06.04.2014
07.00 WIB
11
S: Keluhan : Hamil kurang bulan dengan darah tinggi + nyeri ulu hati
O: Status present :
KU : Sedang TD: 140/90 mmHg RR : 20x/ menit
Sens : CM
N : 86x/menit
T : 36,5C
Status Obstetri:
PL
: tinggi fundus uteri 1/2 pusat - prosessus xyphoideus (23 cm),
memanjang, punggung kanan, terbawah kepala, penurunan 5/5, his (-),
denyut jantung janin 136x/menit, taksiran berat badan janin 1550 gram.
Lab :Hb: 10,9g/dl; Leukosit: 35.100/mm3; trombosit: 340.000/mm3; Ht: 28%;
SGOT: 111 U/L; SGPT: 125 U/L; LDH: 1284 U/L Asam urat: 9,5 mg/dl;
Ureum: 70 U/L; Creatinin: 0,74 U/L.
A: G1P0A0 hamil 30 minggu belum inpartu dengan preeklamsia berat + partial
HELLP syndrome janin tunggal hidup presentasi kepala + BPP 8
P: - Ekspektatif
- Obs TVI, DJJ
- IVFD RL gtt xx/mnt
- Methyldopa 500mg/ 8jam (oral)
- Inj. Dexametason 10 mg/ 12 jam
- Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam IV
- Antasida 3 x 1 tab (oral)
- Ranitidin 150mg/12 jam (oral)
- Kateter menetap
- Evaluasi satgas gestosis
- Lapor Dr. H. Iskandar Zulqarnain, SpOG(K)
Saran: Lanjutkan terapi ekspektatif, Inj Ceftriaxone 1g/12 jam
08.04.2014
07.00 WIB
12
13
Laporan Operasi
Laporan operasi lengkap (riwayat perjalanan operasi yang terperinci dan lengkap)
Pukul 18.45 WIB Operasi dimulai.
Penderita dalam posisi terlentang dalam keadaan anestesi spinal. Dilakukan tindakan aseptik dan
antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril.
Dilakukan insisi pfanensteil 2 jari atas simfisis sepanjang 15 cm kemudian insisi diperdalam
secara tajam dan tumpul sampai menembus peritoneum. Didapatkan cairan ascites 1000 cc
dan didaatkan uterus sesuai kehamilan preterm. Tampak gambaran hematom dari dinding depan
uterus sesuai dengan gambaran uterus kouvelair. Diputuskan untuk melakukan SSTP dengan
cara sbb.:
Insisi SBR semiluner 6 cm secara tajam di bagian tengah sampai menembus cavum
uteri kemudian diperlebar ke lateral secara tumpul dengan jari. Ketuban (+), normal
Dilakukan pembersihan kavum abdomen dengan NaCl 0,9% sampai bersih dan
dimasukkan dexamethason 2 ampul.
Setelah diyakini bersih dan tidak ada perdarahan, dilanjutkan penutupan dinding abdomen lapis
demi lapis dengan cara sebagai berikut :
Peritoneum dijahit secara jelujur dengan Plain catgut no 2.0
Otot dijahit jelujur dengan Plain catgut no 2.0
Fascia dijahit secara jelujur dengan Vicryl no.1.
Subkutis dijahit secara satu-satu dengan Plain catgut no 2.0
Kutis dijahit secara jelujur subkutikuler dengan PGA no 3.0
Luka operasi ditutup dengan sofratulle dan opsite.
Pukul 19.45 WIB Operasi selesai.
Cairan masuk
:
Cairan Keluar
:
RL
: 1000
Cc
Urine
: 200
Cc
Darah
: Cc
Darah
300
Cc
Total
: 1000
Cc
Total
: 500
Cc
Diagnosis pra bedah : G1P0A0 hamil 30 minggu belum inpartu dengan PEB + sindrom parsial
HELLP + solusio plasenta JTH presentasi kepala
Diagnosis pasca bedah: P1A0 post SSTP ai PEB + sindrom parsial HELLP + solusio plasenta
Tindakan
: Seksio Sesaria Transperitonealis Profunda
14
Instruksi pascabedah:
1. Pantau nadi/tensi/pernafasan/suhu: tiap jam
2. Cek Hb post operasi
3. Diet biasa
4. Infus: RL gtt xx/m s.d 24 jam post
operasi
5. Kateter menetap catat I/O
6. Immobilisasi 24 jam
7. Transfusi PRC bila Hb 10g/dl
Operator
Obat-obatan :
Inj. Cefotaxime 2x1 g
Inj. Gentamisin 2x80 mg
Vit C 2x400 mg
Inj. Ranitidin 3x1 amp
Inj. Dexamethasone 2x10 mg IV
Inj. MgSO4 40% protokol
Metronidazole supp 3x500 mg
Ketoprofen supp 3x100 mg
Pembuat Laporan
15
G. Follow Up
Tanggal
08.04.2014
19.50 WIB
Follow up
S: Keluhan: Habis operasi melahirkan
O: Status present :
KU : Sedang TD: 170/100 mmHg RR : 22x/ menit
Sens : CM
N : 84x/menit
T : 36,5C
Status Obstetri:
PL
: tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
perdarahan aktif (-), lokia (+) rubra, luka operasi tertutup opsite
A: P1A0 post SSTP a.i solusio plasenta
P: - Obs TVI
- IVFD RL gtt xx/mnt
- Cek laboratorium post operasi
- Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam IV
- Inj. Metronidazol fls 3 x 1 IV
- Inj. Asam traneksamat 500mg/8jam IV
- Inj. Tramadol 50mg/ 8 jam IV
- Inj. Vitamin C 400m g/12 jam IV
- Inj. MgSO4 protokol
- Inj. Dexametason 10 mg/ 12 jam IV
- Methyldopa 500mg/ 8jam (oral)
- Kateter menetap
09.04.2014
07.00 WIB
16
10.04.2014
07.00 WIB
11.04.2014
07.00 WIB
12.04.2014
07.00 WIB
S: Keluhan: (-)
O: Status present :
KU : Sedang TD: 140/100 mmHg RR : 22x/ menit
Sens : CM
N : 82x/menit
T : 36,5C
Status Obstetri:
PL
: tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
perdarahan aktif (-), lokia (+) rubra, luka operasi tertutup opsite
A: P1A0 post SSTP a.i solusio plasenta
P: - Obs TVI
- IVFD RL gtt xx/mnt
- Cek laboratorium post operasi
- Cefadroxyl 500mg/ 12jam (oral)
- Asam mefenamat 500mg/ 6jam (oral)
- Inj. Dexametason 10 mg/ 12 jam IV
- Methyldopa 500mg/ 8jam (oral)
- Kateter menetap Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam IV
17
13.04.2014
07.00 WIB
S: Keluhan: (-)
O: Status present :
KU : Sedang TD: 140/100 mmHg RR : 20x/ menit
Sens : CM
N : 82x/menit
T : 36,5C
Status Obstetri:
PL
: tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
perdarahan aktif (-), lokia (+) rubra, luka operasi tertutup opsite
A: P1A0 post SSTP a.i solusio plasenta
P: - Obs TVI
- IVFD RL gtt xx/mnt
- Cek laboratorium post operasi
- Cefadroxyl 500mg/ 12jam (oral)
- Asam mefenamat 500mg/ 6jam (oral)
- Inj. Dexametason 10 mg/ 12 jam IV
- Methyldopa 500mg/ 8jam (oral)
- Kateter menetap Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam IV
14.04.2014
07.00 WIB
S: Keluhan: (-)
O: Status present :
KU : Sedang TD: 140/100 mmHg RR : 20x/ menit
Sens : CM
N : 82x/menit
T : 36,5C
Status Obstetri:
PL
: tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
perdarahan aktif (-), lokia (+) rubra, luka operasi tertutup opsite
A: P1A0 post SSTP a.i solusio plasenta
P: - Obs TVI
- IVFD RL gtt xx/mnt
- Cek laboratorium post operasi
- Cefadroxyl 500mg/ 12jam (oral)
- Asam mefenamat 500mg/ 6jam (oral)
- Inj. Dexametason 10 mg/ 12 jam IV
- Methyldopa 500mg/ 8jam (oral)
- Kateter menetap Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam IV
15.04.2014
07.00 WIB
S: Keluhan: (-)
O: Status present :
KU : Sedang TD: 140/90 mmHg RR : 22x/ menit
Sens : CM
N : 82x/menit
T : 36,5C
Status Obstetri:
PL
: tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
perdarahan aktif (-), lokia (+) rubra, luka operasi tertutup opsite
A: P1A0 post SSTP a.i solusio plasenta
P: - Obs TVI
- IVFD RL gtt xx/mnt
- Cek laboratorium post operasi
- Cefadroxyl 500mg/ 12jam (oral)
- Asam mefenamat 500mg/ 6jam (oral)
- Inj. Dexametason 10 mg/ 12 jam IV
- Methyldopa 500mg/ 8jam (oral)
- Kateter menetap Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam IV
18
16.04.2014
07.00 WIB
S: Keluhan: (-)
O: Status present :
KU : Sedang TD: 140/90 mmHg RR : 22x/ menit
Sens : CM
N : 82x/menit
T : 36,5C
Status Obstetri:
PL
: tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
perdarahan aktif (-), lokia (+) rubra, luka operasi tertutup opsite
A: P1A0 post SSTP a.i solusio plasenta
P: - Obs TVI
- IVFD RL gtt xx/mnt
- Cek laboratorium post operasi
- Cefadroxyl 500mg/ 12jam (oral)
- Asam mefenamat 500mg/ 6jam (oral)
- Inj. Dexametason 10 mg/ 12 jam IV
- Methyldopa 500mg/ 8jam (oral)
- Kateter menetap Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam IV
II. PERMASALAHAN
1. Apakah penyebab partus prematurus imminens pada pasien ini, apakah ada tanda-tanda
kekerasan?
2. Apakah penyebab solutio placenta yang terjadi pada pasien ini?
III. ANALISIS KASUS
1. Apakah penyebab partus prematurus imminens pada pasien ini, apakah ada tanda-tanda
kekerasan?
Persalinan prematur adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Persalinan prematur merupakan hal yang
berbahaya karena berpotensi meningkatkan kematian perinatal sebesar 70%. Pada
persalinan ini, seringkali bayi prematur mengalami gangguan tumbuh kembang organorgan vital yang menyebabkan bayi masih belum mampu untuk hidup di luar
kandungan, sehingga sering mengalami kegagalan adaptasi yang dapat menimbulkan
morbiditas bahkan mortalitas yang tinggi.1,2
Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti persalinan prematur tidak diketahui.
Berbagai sebab dan faktor demografik diduga sebagai penyebab persalinan preterm,
seperti: solusio plasenta, kehamilan ganda, kelainan uterus, polihidramnion, kelainan
kongenital janin, ketuban pecah dini dan lain-lain. Penyebab persalinan preterm bukan
tunggal tetapi multikompleks, antara lain karena infeksi. Infeksi pada kehamilan akan
19
menyebabkan suatu respon imunologik spesifik melalui aktifasi sel limfosit B dan T
dengan hasil akhir zat-zat yang menginisiasi kontraksi uterus. Terdapat makin banyak
bukti yang menunjukkan bahwa mungkin sepertiga kasus persalinan preterm berkaitan
dengan infeksi membran korioamnion.1,2
Dari penelitian Lettieri dkk, didapati 38% persalinan preterm disebabkan oleh infeksi
korioamnion. Knox dan Hoerner telah mengetahui hubungan antara infeksi jalan lahir
dengan kelahiran prematur.1
Faktor risiko PPI yaitu:
1. Janin dan plasenta: perdarahan trimester awal, perdarahan antepartum, KPD,
pertumbuhan janin terhambat, cacat bawaan janin, gemeli, polihidramnion.
2. Ibu: DM, pre eklampsia, hipertensi, ISK, infeksi dengan demam, kelainan bentuk
uterus, riwayat partus preterm atau abortus berulang, inkompetensi serviks,
pemakaian obat narkotik, trauma, perokok berat, kelainan imun/resus.2,3,4
Seorang wanita Ny.T usia 27 tahun, alamat luar kota datang dengan keluhan utama
hamil kurang bulan dengan perut mules, pada hari Sabtu 29 Maret 2015 pukul 12.00
WIB. Dari anamnesis didapatkan keterangan bahwa kurang lebih 4 jam sebelum masuk
rumah sakit os mengeluh perut mules yang menjalar ke pinggang hilang timbul, tidak
ada riwayat keluar air-air dari kemaluan, tidak ada riwayat keluar darah lendir, os lalu
pergi ke rumah sakit, R/ keputihan (-), R/ post coital (-), R/ trauma/perut diurut (-), R/
sakit gigi dan sakit kulit (-), R/ demam (-), R/ trauma (-). Os mengaku hamil kurang
bulan dan gerakan anak masih dapat dirasakan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum sedang dengan tekanan darah 110/80 mmHg. Pada pemeriksaan obstetrik
didapatkan pada pemeriksaan luar: tinggi fundus uteri pusat - prosessus xyphoideus
(23 cm), letak janin memanjang, punggung di kanan, terbawah kepala, floating (+), his
1x/10 menit/15 detik, denyut jantung janin 151 x/menit. Dari pemeriksaan inspekulo
didapatkan portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (-), Erosi/Laserasi/Polip (-) dan
pada pemeriksaan dalam: portio lunak, posterior, eff. 0%, pembukaan 0 cm, terbawah
kepala, ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai.
20
Salah satu faktor risiko dari partus prematurus imminens adalah trauma. Berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien ini tidak dijumpai adanya tanda-tanda
kekerasan atau trauma, hal ini dapat dilihat dari anamnesis, dimana pasien pada saat
masuk menyangkal telah terjadi trauma baik ringan maupun berat terutama pada
abdomen dan bila dilihat dari pemeriksaan fisik secara umum maupun pemeriksaan luar
obstetrik tidak dijumpai adanya jejas ataupun tanda-tanda trauma pada pasien. Sehingga
faktor kekerasan yang dapat menjadi penyebab partus prematurus imminens pada pasien
ini dapat disingkirkan.
Partus prematurus imminens merupakan salah satu komplikasi pada kasus trauma dan
kebanyakan terjadi saat usia kehamilan 22-24 minggu.5 Pada pasien ini kehamilan telah
memasuki usia lanjut yaitu 29 minggu. Pada penelitian Pak LL, dkk. (1998) dari 85
wanita hamil yang mengalami trauma tumpul abdomen, hanya 13 yang mengalami
partus prematurus imminens sedangkan 72 lainnya mengalami persalinan aterm. 6
Dahmus MA, Sibai BM (1993) meneliti 233 kasus trauma tumpul abdomen dan kejadian
partus prematurus imminens hanya terjadi pada 2 pasien (<1%) dalam kurun waktu 1
minggu pascatrauma.7 Williams JK, dkk. (1990) meneliti 84 kasus kehamilan dengan
trauma tumpul abdomen, dan partus prematurus imminens terjadi pada 28% kasus bila
trauma terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Dari 17 pasien yang mengalami
partus prematurus imminens, 15 pasien berhasil diterapi dengan tokolitik.8
Tabel 1. Beberapa uji klinis kejadian partus prematurus imminens pada kehamilan
dengan riwayat trauma abdomen
Peneliti
Parameter
Pak LL, Kejadian PPI
dkk.
(1998)
Dahmus
Kejadian PPI
MA, Sibai
BM
(1993)
N
85
Williams
Kejadian PPI
JK, dkk.
(1990)
84
Desain Penelitian
Hasil
Cross sectional
Tidak ada hubungan
bermakna
233 Kohort
Kohort
Partus
prematurus
imminens
hanya
terjadi pada 2 pasien
(<1%) dalam kurun
waktu 1 minggu
pascatrauma
Partus
prematurus
imminens terjadi pada
28%
kasus
bila
trauma
terjadi
sebelum
usia
kehamilan 37 minggu
21
Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya partus prematurus
imminens pada pasien ini adalah infeksi. Data-data yang didapatkan dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang menunjukkan adanya riwayat keputihan
dan peningkatan leukosit sebesar 25.400/mm3 yang mendukung adanya suatu proses
infeksi pada pasien ini.
2. Apakah penyebab solusio plasenta yang terjadi pada pasien ini?
Solusio plasenta didefinisikan sebagai pelepasan dini dari plasenta yang berimplantasi
normal.1
22
Grade
0
1
2
3
Perdarahan
Uterine
Hipotensi
Koagulopati
Fetal
secara klinis
tenderness/tetan
pada ibu
pada ibu
distress
Tidak
Ya
Ya atau tidak
Ya atau tidak
y
Tidak
Ya atau tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Jarang
Sering
Tidak
Tidak
Ya
Kematian
Secara klinis solusio plasenta dibagi ke dalam berat ringannya gambaran klinik sesuai
dengan luasnya permukaan plasneta yang terlepas, yaitu solusio plasenta ringan, sedang, dan
berat.1,3,9
a. Solusio plasenta ringan
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% atau ada yang menyebutkan kurang dari 1/6
bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml. Gejala-gejala sukar
dibedakan dari plasenta previa kecuali warna darah yang kehitamam. Komplikasi
terhadap ibu dan janin belum ada.
b. Solusio plasenta sedang
Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, namun belum mencapai separuhnya
(50%). Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belum mencapai 1000
ml. Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti nyeri pada perut yang terus-menerus,
denyut janin menjadi cepat, hipotensi, dan takikardi.
c. Solusio plasenta berat
Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi 50%, dan jumlah darah yang keluar melebihi
1000 ml. Gejala dan tanda klinik jelas, keadaan umum disertai syok, dan hampir semua
janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai pada
oligouri biasanya telah ada.
Sebab primer dari solusio plasenta tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa keadaan
patologik yang terlihat lebih sering bersama dengan atau menyertai solusio plasenta dan
dianggap sebagai faktor risiko, seperti hipertensi, riwayat trauma, kebiasaan merokok,
usia ibu, dan paritas yang tinggi. 9,10
Tabel 3. Faktor risiko solusio plasenta
23
Faktor Risiko
Meningkatnya usia dan paritas
Preeklampsia
Hipertensi kronik
Ketuban pecah dini
Kehamilan ganda
Hidroamnion
Wanita perokok
Trombofilia
Penggunaan kokain
Riwayat solusio plasenta
Mioma dibelakang plasenta
Trauma abdomen dalam kehamilan
Penyebab utama dari solusio plasenta belum diketahui secara pasti. Meskipun demikian,
beberapa hal yang termasuk dibawah ini diduga merupakan faktor-faktor yang berpengaruh
antara lain:11
Faktor trauma, trauma pada perut adalah faktor resiko mayor untuk solusio plasenta.
Trauma dapat berkaitan dengan kekerasan rumah tangga dan kecelakaan kendaraan
bermotor.
Faktor usia Ibu, makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.
Kebiasaan merokok, Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus
Solusio plasenta sampai dengan 25%. Ini dapat diterangkan pada Ibu yang perokok
plasenta menjadi
mikrosirkulasinya.
Riwayat solusio plasenta sebelumnya, hal yang sangat penting dan menentukan
prognosis Ibu dengan riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya
24
kejadian ini pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
hamil lainnya yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya.
Solusio plasenta pada pasien ini terlihat dari USG pada hari ketujuh perawatan pasien, dan
makin meluas pada hari kesepuluh perawatan. Pasien ini memiliki faktor risiko terjadinya
solusio plasenta yaitu adanya preeklamsia berat dimana hal ini dapat meningkatkan terjadinya
solusio plasenta sebesar 2,1 sampai 4 kali dibandingkan dengan kehamilan yang normal.12
Pada pasien ini dilakukan pematangan serviks dengan menggunakan misoprostol dan solusio
plasenta yang terjadi dikhawatirkan dapat berasal dari penggunaan misoprostol tersebut.
Namun dari beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain penelitian Begona Martinez
de Tejada, dkk. (2009)13 disimpulkan bahwa penggunaan misoprostol pada wanita hamil
dengan preeklamsia berat terbukti aman dan tidak menyebabkan terjadinya solusio plasenta.
Penelitian retrospektif Mamoru Morikawa, dkk. (2013)14 juga melaporkan bahwa penggunaan
uterotonik tidak berkaitan dengan peningkatan kejadian solusio plasenta. Penelitian Johnson
Chen15 dengan sampel sebanyak 4.649 ditemukan bahwa solusio plasenta hanya terjadi pada 5
pasien atau sebanyak 0,11% dan secara statistik tidak bermakna. Dengan demikian solusio
plasenta pada pasien ini diduga disebabkan oleh preeklamsia berat dan tidak berhubungan
dengan penggunaan misoprosol.15
Tabel 4. Beberapa uji klinis kejadian solusio plasenta pada pemberian misoprostol
Peneliti
Parameter
Mamoru
Kejadian solusio 61857
Morikawa plasenta
,
dkk.
(2013)
Desain
Penelitian
Acak, buta
ganda,
kelompok
kontrol
Begona,
dkk.
(2009)
Kohort
Johnson
Cheng
(2008)
Kohort
Hasil
Penggunaan
uterotonik tidak
meningkatkan
risiko terjadinya
solusio plasenta
Penggunaan
misoprostol pada
preeklamsia
terbukti aman dan
tidak meningkatkan
kejadian solusio
plasenta
Tidak ada
hubungan
bermakna
25
SIMPULAN
1. Partus prematurus imminens yang terjadi pada pasien ini bukan disebabkan oleh
adanya trauma akibat tindakan kekerasan, tetapi lebih mengarah pada infeksi.
2. Solusio plasenta pada pasien ini disebabkan oleh adanya preeklamsia berat, bukan
disebabkan oleh trauma maupun pemberian misoprostol.
RUJUKAN
1.
Cuningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CS, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Editors. Preterm labor.
In: Williams Obstetric. New york: McGraw Hill. 2014; 24: 829-61
26
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
27