You are on page 1of 3

1. Bagaimana proses pembentukan dan pengeluaran aqueous humour?

Humor aqueous dalam dibentuk dalam mata dengan rata-rata 2 sampai 3


mikroliter tiap menit. Pada dasarnya, seluruh cairan ini dibentuk oleh prosesus siliaris,
yang merupakan sebuah lipatan linier yang menonjol dari badan siliar ke ruang di
belakang iris tempat ligamen-ligamen lensa dan otot otot siliaris melekat pada bola
mata. Permukaan dari prosesus ini ditutupi oleh sel epitel yang bersifat sangat
sekretoris, dan tepat dibawahnya, terdapat daerah yang memiliki banyak pembuluh
darah.
Humor aqueous hampir seluruhnya terbentuk sebagai sekresi aktif dari
lapisan epitel prosesus siliaris. Sekresi dimulai dari transpor aktif ion natrium ke
dalam ruangan diantara sel-sel epitel. Ion natrium kemudian menarik ion chlorida dan
bikarbonat, dan bersama-sama mempertahankan sifat netralitas listrik. Kemudian
semua ion ini bersama-sama menyebabkan osmosis air dari kapiler darah yang
terletak dibawahnya kedalam ruang interseluler epitel yang sama, dan larutan yang
dihasilkan membersihkan ruangan prosesus siliaris sampai ke kamera okuli anterior
mata.
Setelah dibentuk oleh prosesus siliaris, humor aqueous mengalir melalui
pupil ke dalam kamera okuli anterior. Dari sini, cairan mengalir kedepan lensa
dan kedalam sudut antara kornea dan iris, kemudian melalui retikulum
trabekula, dan akhirnya masuk kedalam kanalis Shlemm, yang kemudian
dialirkan kedalam vena episklera untuk selanjutnya dialirkan ke vena siliaris
anterior dan vena opthalmikus superior. Selain itu, aqueous humor juga akan
dialirkan ke vena konjungtival, kemudian ke vena palpebralis dan vena
angularis yang akhirnya menuju ke vena ophtalmikus superior atau vena
fasialis. Pada akhirnya, aqueous humor akan bermuara ke sinus kavernosus.
Sistem pengaliran aqueous humor terdiri dari dua jenis sistem pengaliran
utama, yaitu trabecular outflow dan aliran uveoscleral outflow. Trabecular outflow

merupakan aliran utama dari aqueous humor, sekitar 90% dari total. Aqueous humor
mengalir dari bilik anterior ke kanalis Schlemm di trabecular meshwork dan
menuju ke vena episklera, yang selanjutnya bermuara pada sinus kavernosus.
Sistem pengaliran ini memerlukan perbedaan tekanan, terutama di jaringan trabekular.
Uveoscleral outflow, merupakan sistem pengaliran utama yang kedua, sekitar 5-10%
dari total. Aqueous humor mengalir dari bilik anterior ke muskulus siliaris dan
rongga suprakoroidal lalu ke vena-vena di korpus siliaris, koroid dan sklera.

Gambar trabecular outflow dan aliran uveoscleral outflow


2. Bagaimana hubungan aquamos humous dengan peningkatan tekanan intraokular?
Tekananintraokularditentukanoleh kecepatanpembentukanaquoshumordan
tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Tekanan intraokular diatur oleh
dinamikacairanaquoshumortermasukdiantaranya:produksicairanaquos,aliran
cairan dan tekanan vena episklera. Peningkatan tekanan intraokular dapat
terjadi bila korpus siliaris memproduksi terlalu banyak cairan bilik mata,
sedangkan pengeluaran pada jalinan trabekular normal dan apabila terjadi
hambatan pengaliran pada pupil sewaktu pengaliran cairan bilik mata belakang
ke bilik mata depan.
3. Bagiamana hubungan miopia dan peningkatan tekanan intra okular?
4. Bagaimana proses terbentuknya penglihatan warna?
Semua teori mengenai penglihatan warna berdasarkan pada observasi yang telah
dikenal secara baik, yakni bahwa mata manusia sebenarnya dapat mendeteksi hampir
semua gradasi warna bila cahaya monokromatik dari merah, hijau, dan biru
dipersatukan dalam bermacam-macam kombinasi.
Proses Pengenalan cahaya
Setelah cahaya melewati lensa mata kemudian melewati vitreous humor kemudian
masuk ke dalam retina dari dalam ke arah luar. Yang pertama melewati sel ganglion,
lalu melewati lapisan plexiform (plexiform layer), lapisan inti (nuclear layer) dan
limiting membran, sebelum akhirnya menuju sel batang dan sel kerucut. Pigmen
warna pada sel kerucut memiliki komposisi kimia yang sama dengan rhodopsin

didalam sel batang, perbedaannya hanya terletak pada protein yang diberi nama
photopsin yang berbeda dengan scotopsin pada sel batang. Tiga pigmen warna yang
berbeda berada pada sel kerucut yang berbeda, yang membuat sel kerucut sensitif
pada warna tertentu, pigmen warna ini dinamakan (blue-sensitif pigment, green
sensitif pigment, dan red-sensitif pigment) yang menunjukkan puncak absorbsi pada
panjang gelombang 445, 535, 570 nanometer.
Sensitivitas spektrum warna pada sel kerucut
Mata manusia bisa mendeteksi seluruh gradasi warna yang terbentuk dari kombinasi
yang berbeda antara cahaya monokromatik merah, hijau, biru. Sensitivitas pada ketiga
tipe sel kerucut pada manusia sama dengan kurva penyerapan cahaya dari ketiga tipe
pigmen warna pada sel kerucut.

Interpretasi warna oleh sistem saraf


Orang bisa melihat cahaya oranye monokromatik dengan panjang gelombang 580
nanometer karena menstimulasi sel kerucut 99% dari puncak stimulasi panjang
gelombang optimal, dan sinar ini juga menstimulasi sel kerucut pigmen hijau sekitar
42% tetapi tidak seluruhnya. Jadi perbandingan stimulasi dari ketiga sel kerucut pada
keadaan ini merah:hijau:biru=99:42:0, sistem saraf menginterpretasikan perbandingan
ini sebagai sensasi warna oranye. Pada keadaan lain cahaya biru monokromatik
dengan panjang gelombang 450 nanometer tidak menstimulasi pigmen merah sel
kerucut dan 97% menstimulasi pigmen biru sel kerucut, hal ini memberikan
perbandingan 0:0:97 yang diinterpretasikan sebagai warna biru oleh sistem saraf.
Persepsi cahaya putih
Stimulasi yang sama besarnya antara pigmen merah, hijau, biru pada sel kerucut
memberikan sensasi melihat warna putih. Namun, tidak ada satu panjang gelombang
cahaya yang sesuai dengan warna putih. Warna putih jjustru kombinasi dari semua
panjang gelombang spektrum cahaya.

You might also like