You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti (Soegijanto, 2004).
Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2010 ada
150.000 kasus dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang, kondisi tersebut
menjadikan Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus DBD di ASEAN.
Cara pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai
dengan melakukan gerakan 3M, menggunakan fogging, dan dapat juga dilakukan
pencegahan dengan menggunakan penolak serangga atau yang biasa disebut dengan
repellent. Repellent merupakan sarana perlindungan diri terhadap gigitan nyamuk.
Repellent dibagi menjadi dua kategori yaitu kimiawi dan alami (WHO, 2005).
Repellent yang alami dapat diperoleh dari tanaman yang memiliki khasiat menolak
nyamuk yang bisa didapatkan di lingkungan sekitar serta relatif aman bagi manusia.
Beberapa diantaranya adalah bunga melati dan daun selasih.
Beberapa jenis tanaman yang ada di Indonesia berpotensi sebagai
anti/pengusir nyamuk, seperti serai wangi, geranium, kayu putih, kayu manis,
rosemary, selasih, bawang putih dan lainnya (MEDLINE dan DRUG REFERENCE,
2002). Satu di antara ribuan jenis tanaman yang berpotensi sebagai pengusir nyamuk
adalah selasih (Ocimum spp.) (GBOLADE et al., 2000).
Selasih merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat yaitu sebagai obat,
pestisida nabati, penghasil minyak atsiri, sayuran dan minuman penyegar
(KARDINAN, 2003; HADIPOENTYANTI dan SUPRIADI, 2000).

Soegijanto S. 2004. Demam berdarah dengue Surabaya. Airlangga University Press


HADIPOENTIANTY dan SUPRIADI. 2000. Potensi Ocimum sebagai sumber bahan
baku obat. BulletinKehutanandanPerkebunan.I(1):11819.
KARDINAN, A. 2003. Selasih : Tanaman Keramat Multi

Manfaat.Agromedia.Jakarta.42p.
World Health Organization,. Pengendalian dan Pencegahan Dengue dan Demam
Berdarah : Panduan lengkap/WHO; alih bahasa. Palupi Widyastuti: Editor edisi
Bahasa Indonesia, Salmiyatun. Jakarta : EGC, 2005.
MEDLINE and DRUG REFERENCE,

2003. Health risk and


benefits of insect repellents. Cliggot publishing,
Division of Communications. Insect Med 19(6):256264. http://www.Medscape.com/viewarticle/438257_2.
GBOLADE, A.A., and R.O. SOREMEKUN,

1998. A survey of
aromatic plants of economic importance in Nigeria.
Nigerian J. of Pharmacy; Vol. 29 : 50-62.

You might also like