Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Dian Novitasari
NIM A1H010006
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Difusi cairan, jika padatan basah berada pada suhu di bawah titik didih
cairan tersebut.
B. Tujuan
1. Mengetahui bagian-bagian alat pengering yang digunakan dan fungsinya.
2. Mengetahui prinsip kerja alat pengering.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Difusi cairan, jika padatan basah berada pada suhu di bawah titik didih
cairan tersebut.
A.
Tujuan
2.
peristiwa, yaitu:
1. Proses pemindahan panas, yaitu proses menguapkan air dari dalam bahan
atau proses perubahan bentuk cair ke bentuk gas.
2. Proses perpindahan massa, yaitu proses perpindahan massa uap air dari
permukaan bahan ke udara.
Proses pemindahan panas terjadi karena suhu bahan lebih rendah dari pada
suhu udara yang dialirkan sekelilingnya. Panas yang diberikan ini akan
menaikkan suhu bahan dan menyebabkan tekanan uap air di dalam bahan lebih
tinggi dari pada tekanan uap air di udara, sehingga terjadi perpindahan uap air dari
bahan ke udara yang merupakan perpindahan panas.
Sebelum proses pengeringan berlangsung, tekanan uap air di dalam bahan
berada dalam keseimbangan dengan tekanan uap air di sekelilingnya. Pada saat
pengeringan dimulai, uap panas yang dialirkan meliputi permukaan bahan akan
menaikkan tekanan uap air, terutama pada daerah permukaan, sejalan dengan
kenaikkan suhunya.
Pada saat proses ini terjadi, perpindahan massa dari bahan ke udara dalam
bentuk uap air terjadi pengeringan pada permukaan bahan. Setelah itu tekanan uap
air pada permukaan bahan akan menurun. Setelah terjadi kenaikkan suhu pada
seluruh bagian bahan, maka terjadi pergerakan air secara difusi dari bahan ke
permukaannya. Setelah air bahan berkurang, tekanan uap air bahan akan menurun
sampai terjadi keseimbangan dengan udara di sekitarnya.
Berdasarkan cara penggunaan udara dan panas, maka proses pengeringan
terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Pengeringan udara
Panas dipindahkan menembus bahan, baik dari udara maupun dari
permukaan bahan yang dikeringkan/ dipanaskan.
2. Pengeringan hampa udara
3. Pengeringan beku
Uap air disublimasikan ke luar bahan. Struktur bahan tetap dipertahankan
dengan baik pada kondisi ini. Tekanan untuk sublimasi adalah 1220 Btu/lb
atau 678 Kal/kg (Earle, 1969).
Pengeringan bahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Penjemuran
2. Rumah pengering, digunakan untuk hasil olahan tanaman perkebunan seperti
karet.
3. Pengering buatan dengan energy surya.
4. Alat pengering tipe sel
5. Alat pengering tipe bak
6. Alat pengering tipe rak (tray drayer)
7. Alat pengering hampa udara
8. Alat pengering trowongan
9. Pengering beku
10. Menara pengering
Dari sepuluh cara pengeringan bahan tersebut, salah satunya adalah
pengeringan dengan menggunakan alat pengering tipe rak (tray drayer). Alat
pengering ini mempunyai bentuk persegi dan di dalamnya berisi rak-rak, yang
digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan. Pada umumnya rak tidak
dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering jenis ini rak-raknya mempunyai roda
sehingga dapat dikeluarkan dari alat pengeringnya. Bahan diletakkan di atas rak
(tray) yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan dari
lubang-lubang ini untuk mengalirkan udara panas dan uap air.
Ukuran rak yang digunakan ada bermacam-macam, ada yang luasnya 200
cm dan ada juga yang 400 cm. Luas rak dan besar lubang-lubang rak tergantung
pada bahan yang akan dikeringkan. Apabila bahan yang akan dikeringkan berupa
III.
-
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
B. Prosedur Kerja
1. Mengamati dan menggambar alat pengering yang digunakan.
2. Menyebutkan bagian-bagian utama dan fungsinya masing-masing.
3. Menguraikan prindip kerja alat pengering yang digunakan.