Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Growth kinematics of cell can be determined empirically by specifying various growth parameters,
such as rate of specific growth and doubling time. Kinetic cell measurement generally is initiated
through culturing process which is supported by an appropriate medium selection for supplying
continuous nutrients in order to arrive at some point in a growth phase. The influence of medium
appropriateness can promote growth and enhance cell biomass under a relatively short time because
of the abundance of specific macroelements and microelements confined in medium given a proper
controlled-diffusion process. Hence, secondary factors like agitation and medium homogenitation
upon the irradiance of light can affect cell growth kinematics. Upon the allocation of N-8 medium
with volume of 720 mL and solar irradiance with intensity of 1620 Lux to Chlorella vulgaris culture
in photobioreactor, the observed rate of specific cell growth and doubling time are 0,1535/day and
12,01 days, respectively. These results can be thoroughly identified within a certain time interval, so
the true growth parameters outcome is valid. Therefore, rate of specific cell growth and doubling time
should be further correlated with cell dry weight measurement.
Abstrak
Kinematika pertumbuhan suatu sel dapat diukur melalui paramater pertumbuhan tertentu, seperti
perhitungan laju pertumbuhan spesifik dan doubling time. Pengukuran nilai kinetika suatu sel
umumnya diinisiasi melalui proses pengulturan sel ke dalam suatu jenis medium tertentu yang
memberikan kebutuhan nutrisi yang sesuai untuk sel dalam melajutkan setiap titik pada fasa
pertumbuhannya. Pengaruh ketepatan medium dapat mendukung proses pertumbuhan dan
perbanyakan biomassa sel dalam jumlah waktu yang singkat karena kondisi pemenuhan makroelemen
dan mikroelemen dalam suatu medium melalui proses penyerapan (difusi) terkontrol dengan baik.
Selain itu, faktor pendorong seperti agitasi dan homogenisasi larutan medium serta pencahayaan dapat
mempengaruhi kinematika pertumbuhan sel. Melalui pemberian medium N-8 bervolume 720 mL dan
pencahayaan berintensitas 1620 Lux pada kultur Chlorella vulgaris di dalam fotobioreaktor dapat
dihasilkan nilai laju pertumbuhan spesifik sel bernilai 0,1535/hari dan doubling time yang bernilai
12,01 hari. Hal ini dapat diteliti lebih lanjut melalui pembuatan kurva laju pertumbuhan yang dibuat
berdasarkan absorbansi pada interval waktu tertentu sehingga hasil nilai berat kering sel dapat
teridentifikasi. Dengan demikian, nilai laju pertumbuhan spesifik dan doubling time merupakan
parameter kinetika tumbuh yang berkaitan dengan nilai berat kering sel.
Kata Kunci: Nutrisi; Makroelemen; Agitasi; Homogenisasi; Spesifik
1. PENDAHULUAN
Wf Wi
Wi
ln x lnx 0
t
b=
( y )( x 2 ) ( x )( xy)
n ( x 2 ) ( x ) 2
n ( xy ) ( x )( y)
n ( x 2 ) ( x ) 2
ln 2
3. HASIL
3.1 Analisis Pertumbuhan Berat Kering Sel C.
vulgaris
Proses pengulturan sel alga C.
vulgaris dengan medium N-8 bervolume 720
mL dilakukan selama 17 hari dengan interval
waktu pengukuran absorbansi sampel sel
sejumlah 1-2 hari. Eksperimen pengukuran
nilai absorbansi sel dilakukan melalui tiga kali
Tabel 1 Absorbansi dan Berat Kering Sel C. vulgaris pada Medium N-8
Hari Ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
0
0
0
0
0
Berat Kering Sel (g) 0
0
0
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617
Waktu (hari)
4. DISKUSI
4.1 Ketepatan Pemilihan Medium dalam
Pertambahan Biomassa Sel Alga
Medium yang umumnya digunakan
dalam pengulturan alga yaitu medium Chu-10,
WC, LC oligo, N-8, dan SH4. Masing-masing
medium memberikan keuntungan dan
kekurangan
tersendiri
yang
dapat
mempengaruhi laju pertumbuhan spesifik alga
dan pertambahan biomassa sel (Mandalam dan
Palsson, 1998). Hal ini disebabkan oleh
kandungan makroelemen dan mikroelemen
yang berbeda jenisnya pada tiap-tiap medium
diikuti dengan jumlah konsentrasi yang
berbeda. Menurut hasil percobaan yang
diperoleh, nilai berat kering rata-rata sel C.
vulgaris bernilai 0,00015 gram/720 mL larutan
medium dengan laju spesifik pertumbuhan
bernilai 0,1535/hari dan doubling time yang
bernilai 12,01 hari. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur (Hamedi, et al., 2012) yang
menyatakan bahwa melalui penggunaan
medium N-8 pada kultur C. vulgaris di dalam
fotobioreaktor, diperoleh berat kering sel C.
vulgaris sebesar 0,05 g/500 mL larutan
medium serta laju pertumbuhan spesifik
bernilai 0,0037/hari dan doubling time yang
bernilai 6 hari.
Perbedaan nilai parameter yang
dihasilkan ini kemungkinan disebabkan oleh
perbedaan volume medium dan inokulan sel
C. vulgaris yang dikulturkan ke dalam
fotobioreaktor. Volume medium N-8 yang
digunakan dalam percobaan bernilai 720 mL
dengan inokulan sel C. vulgaris berjumlah 80
mL, sedangkan pada literatur (Hamedi, et al.,
2012), volume medium yang digunakan
bernilai 450 mL dengan sel C. vulgaris
sejumlah 50 mL. Dengan volume medium
percobaan yang bernilai 1,6 kali lebih besar
dibandingkan dengan volume medium pada
literatur,
seharusnya
diperoleh
laju
pertumbuhan spesifik pada percobaan yang
Makronutrien
KNO3
KH2PO4
Na2HPO4.2H2O
CaCl2.2H2O
FeEDTA
MgSO4.7H2O
Mikronutrien
Al2(SO4)3.18H2O
MnCl2.4H2O
CuSO4.5H2O
Konsentrasi (mg/L)
1000
740
260
13
10
30
Konsentrasi (mg/L)
3,58
12,98
1,83
menyebabkan
kerusakan
pada
sel
(Bronnenmeier dan Markl, 1982). Bahan yang
dipilih untuk membuat fotobioreaktor haruslah
bersifat non-toksik terhadap mikroorganisme,
memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan
ketahanan yang tinggi terhadap cuaca, tembus
cahaya, stabilitas kimia, serta mudah
dibersihkan (Tredici, 2004).
4.3 Ketepatan Pemberian Intensitas Radiasi
Cahaya dalam Pengulturan C. vulgaris
Umumnya, mikroalga menggunakan
cahaya bertipe PAR (photosynthetically active
-6
10
11
12
13
-6.5
-7
ln biomassa (g)
-7.5
-8
-8.5
t (hari)
10
11
12
13
-6.8
-7
-7.2
t (hari)
6. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis berterimakasih kepada Kepala
Laboratorium Instruksi Institut Teknologi
Bandung Jatinangor terhadap kontribusi
perlengkapan eksperimen dan pengetahuan
yang berkaitan dengan pengulturan mikroalga.
7. REFERENSI
E.W.
1994.
Microalgae:
Biotechnology and Microbiology.
Cambridge: Cambridge University
Press
Comparative
Energy
Life-Cycle
Analyses of Microalgal Biomass
Production in Open
Ponds and
Photobioreactors.
Bioresource
Technology. 101: 1406 - 1413
Kaplan, D., Richmond, A. E., Dubinsky, Z.,
dan Aaronson, S. 1986. Algal
Nutrition. Boca Raton: CRC Press
Lewiston. 2012. How to Make Simple
Dilutions and Solutions. (Online).
Tersedia:
http://abacus.bates.edu/~ganderso/biolog
y/resources/dilutions.html
[Diakses
tanggal 17 November 2015]
Lohman, E. J., Gardner, R. D., Pedersen, T.,
Peyton, B. M., Cooksey, K. E., dan
Gerlach, R. 2015. Optimized Inorganic
Carbon Regime for Enhanced Growth
and Lipid Accumulation in Chlorella
vulgaris. Biotechnology for Biofuels.
8(1): 82
Loyola-Vargas, V.M., Vzquez-Flota F. 2006.
Plant Cell Culture Protocols. Tokyo:
Humana, Totowa, halaman 318
Mandalam, R.K., dan Palsson, B. 1998.
Elemental Balancing of Biomass and
Medium Composition Enhances
Growth Capacity in High-Density
Chlorella vulgaris Cultures.
Biotechnology
and
Bioengineering. 59(5): 1-6
Molina Grima, E., Acien Fernandez, F.G.,
Garcia Camacho, F., Camacho Rubio,
F. &Chisti,
Myers, J. A., Curtis, B. S., dan Curtis, W. R.
2013. Improving Accuracy of Cell and
Chromophore
Concentration
Measurements Using Optical Density.
BMC Biophysics. 6 (4): 118-128