Professional Documents
Culture Documents
NEUROMUSKULAR
dr. Hawin
Nurdiana, M.Kes
1
TOPIK MATERI
I. Sistem syaraf syaraf pusat
dan syaraf syaraf perifer
II. Sel syaraf sebagi sel eksitabel
= sel peka rangsang
Sistem Syaraf
Terdiri dari :
Syaraf Pusat : otak dan medula spinalis
Syaraf tepi ( perifer ) : Syaraf motorik dan sensorik
Syaraf otonom
Syaraf tepi
:
- Sel syaraf
-Sel otot skelet, sel otot jantung, sel otot polos
- Sel kelenjar , sel bersilia , macrophage.
Sel
exitable
yang
mampu
membangkitkan
aksi
potensial
secara terus menerus (automatik)
disebut sel / jaringan pace maker
Contoh:
- Sel sino-atrial node ( SA NODE )/ AV node
yang ada di jantung
- Sel sel otot-otot polos di saluran
pencernaan
- Sel-sel pusat pernafasan dorsal.
9
10
Di
dalam
Di luar
Potensial
kesembangan
Na+
K+
Cl+
13
13,8
3
110
2,5
90
+65 mv
-95 mv
-90 mv
14
Keterangan gambar
mV
TE: triggering event
+35mV
(rangsang diberikan)
AB: periode laten
0
mV
BC: Depolarisasi pelan
(slow depolarisasi)
CD: Deporarisasi cepat
(spike depolarisasi)
DG: Repolarisasi
-90mV
GH: Hiperpolarisasi
(positive after potential)
IYK: Osilasi
XDY: over shoot
FG: Negatif after
potential
15
16
Pada
saat Permeabilitas Na mulai turun
Permeabilitas K
yang mulai naik (sampai 50 kali) eflux Kalium.
Potensial membran akan kembali akibat dari eflux
kalium. Peristiwa ini disebut repolarisasi.
18
19
Macam Rangsangan :
1.Rangsangan mekanis
2. Thermis
3.Rangsangan listrik arus anode atau katode
4.Rangsangan kimia: basa/asam, hormonhormon seperti acetylcholine, adrenalin
20
b.
c.
Subliminal
Rangsangan < nilai ambang potensial
lokal
Liminal
Rangsangan terkecil yang sudah bisa
menimbulkan potensial aksi krn telah
mencapai nilai ambang
Supraliminal
Rangsangan dg intensitas > rangsangan
liminal,menimbulkan potensial
aksi=rangsangan liminal
( mengikuti
Rangsangan tunggal
2. Rangsangan beruntun (multiple)
22
23
Garis Threshold
mencapai threshold
Utiliztion time : waktu
rangsangan sebesar rheobase
untuk mencapai threshold
Chronaxy : waktu yang
diperlukan
rangsangan
sebesar 2 x rheobase
mencapai threshod
Garis
threshod
merupakan fungsi dan
intensitas dari waktu.
24
Kepekaan
( Eksitabilitas )
1. Kepekaan
25
Sumasi :
Akomodasi :
Rangsangan subthreshold yang dinaikkan perlahan-lahan
dapat menyebabkan sel eksitabel tidak memberikan reaksi
meskipun angka threshold dicapai karena sudah mengadakan
adaptasi. Peristiwa ini disebut akomodasi
26
SYARAF PERIFER
27
29
Potongan Akson
tidak bermielin
Potongan
Akson
bermielin
30
31
2. Syaraf Bermyelin
32
1.
2.
a.
b.
c.
33
OTOT
dr. Hawin
Nurdiana, M.Kes
34
TOPIK MATERI
o Potensial end plate
o Sel dan jaringan otot
36
37
38
Neuromuscular Junction
Mekanisme penjalaran rangsang dari ujung
syaraf motorik menuju motor end plate mirip
sinaps juga. Aksi potensial pada ujung akhir
syaraf motorik mencapai terminal button
peningkatan permeabilitas Ca ++, Ca++ dari
ekstra sel masuk ke terminal button menuju
vesikel,
dan
berakibat
vesikel-vesikel
mengeluarkan isinya asetil kolin menuju ke
celah-celah sinaps & ditangkap oleh reseptorreseptor asetil kolin pd motor end plate. Hal ini
menimbulkan efek peningkatan permeabilitas
Na+ & K+ pada membran motor end plate.
Namun peningkatan permeabilitas terhadap
Na+
jauh
lebih
besar
dibandingkan
K +.
Peningkatan
permeabilitas
thd
Na+
menyebabkan depolarisasi motor end plate/end
plate potensial (EPP).
39
EPP ini
bukan aksi potensial tetapi merupakan
depolarisasi lokal pada motor end plate.
Bila terjadi sumasi (penjumlahan) EPP yang mencapai
treshold potensial (ambang rangsang) serabut otot
rangka aksi potensial serabut otot skelet
kontraksi otot (Exitation Contraction Coupling)
Yang berpengaruh pada motor end plate
-Kurare (kurariform) : Kerja kompetitif inhibisi terhadap
reseptor asetil kolin hambat aksi potensial
kontraksi() (lumpuh).
-Toksin Botulinum : Kerja menghambat pelepasan asetil
kolin pada ujung terminal akson hambat aksi
potensial
lumpuh
-Metakolin; Karbakol; Nikotin : Kerja seperti asetil kolin
tetapi tidak dirusak kolin esterase aksi potensial
berjalan terus kontraksi berjalan terus kejang
beberapa menit jam.
40
Obat
Asetil kolin
dapat bekerja
terus
Ok Laring spasme
terus
Kejang otot
41
OTOT
OTOT
Sel otot merupakan salah satu dari sel
eksitabel
Reaksinya terhadap rangsangan ialah :
1. Potensial aksi
2. Diikuti dengan kontraksi
Macam sel otot :
a. Otot skelet (otot somatis, otot rangka)
b. Otot jantung
c. Otot polos
42
Otot Skelet
Morfologi/anatomi :
1.
43
Otot Skelet
44
Garis Lintang/Striasi :
45
Filament :
Ada 2 macam filament yaitu filament besar dan kecil.
Filament besar :
a.Terdiri atas beberapa ratus molekul myosin dengan
panjang 1,5 U.
b. Terdiri atas dua bagian :
46
Filament kecil :
47
Gambar
48
Sistem Sarkotubuler :
sarkotubuler adalah
Fungsi sistem
penjalaran
impuls ke seluruh bagian
menginduksi kontraksi.
sel
otot
mempercepat
dan
49
untuk
Sistem Sarkotubuler :
1.
Myofibril dilingkari oleh struktur yang terdiri dari tubulustubulus dan vesikel yang disebut sistem sarkotubuler.
2.
Sistem sarkotubuler terdiri dari sarrcoplasmic
reticulum dan T system.
3.
T system terdiri dari lekukan membran sel, jadi berisi
cairan interstetiil.
4. a. Sarcoplasmic reticulum merupakan sistem tubulus yang
tidak teratur. Pada daerah yang berhadapan dengan T
system membentuk tonjolan yang disebut junctional
feet.
b. Pada junctional feet yang melingkari T system terjadi
kontak yang memudahkan penjalaran implus listrik, dan
disebut TRIAD.
c. Triad ini terletak kira-kira pada perhubungan antara
sabuk A dan I.
d. Diantara dua triad, sarcoplasmic reticulum membentuk
bentukan yang tidak teratur, melingkari myofibril dan
melebar pada ujung dekat triad dan disebut SISTERNA.
50
51
Sarcolemma
T tub
Tria
Boron 2005
52
53
Kontraksi :
Pada otot potensial aksi akan diikuti dengan satu
kontraksi. (exytation contraction coupling ).
Mekanisme kontraksi :
Salah satu hipotesa mekanisme kontraksi ialah :
Ikatan
troponin-calcium
akan
menarik
tropomyosin lebih dalam pada celah-celah
plintiran aktin. Dengan demikian titik-titik aktif
pada
aktin
yang
sebelumnya
tertutup
tropomyosin menjadi terbuka.
54
56
Calcium Pulse
57
Sumber energi
A. Pada proses kontraksi energi dipergunakan antara
lain untuk :
1. power stroke
2. pompa kalsium
3. pompa natrium kalium
B.
C.
ada di dalam
untuk jangka
58
D.
Glukosa + 2 ATP
6 CO2 + 6H2O + 40 ATP
Glikogen + 1 ATP
6 CO2 + 6H2O +
40 ATP
aerobik / O2
Bila oksigen tidak mencukupi maka akan terjadi proses
glikolisis an-aerobik :
Glukosa + 2 ATP
2 asam laktat + 4
ATP
anaerob
Glikogen + 1 ATP
ATP + H2O
kalori
anaerob
59
E. Oxygen Debt
Bila proses anaerobik terjadi maka sesudah kerja
selesai
masih
diperlukan
oxygen
ekstra
yang
diperlukan untuk mengoksidasi asam laktat, untuk
membayar persediaan ATP dan creatine fosfat yang
dipakai. Oksigen ekstra ini disebut oxygen debt.
F. Efisiensi
Merupakan persentasi masukan energi yang diubah
menjadi kerja, bukan menjadi panas
1. Efisiensi dari suatu kontraksi otot maksimal mencapai
25%. Sisanya akan terbuang sebagai panas.
2. Efisiensi yang tertinggi tercapai bila otot berkontraksi
dengan kecepatan 30% dari kontraksi maksimum.
Dibawah maupun diatasnya efisiensi akan menurun.
60
61
Summasi Tetani :
62
Treppe :
63
Gambar Treppe :
64
65
66
2. Tonus
67
Mengenai
letupan
gama
merangsang
serabut
otot
intrafusal,
muscle
spindle
terangsang, aksi potensial pada
serabut
saraf
Ia,
mengadakan
sinaps eksitasi pada alfa motor
neuron otot yang bersangkutan (di
dalam medulo spinalis) dan terjadi
kontraksi
yang
terus
menerus
sebagai bentuk tonus otot.
Pada
68
3. Jenis otot.
Dapat dibedakan tiga jenis otot pada badan yaitu:
a. Otot merah / otot lambat : banyak myoglobulin,
kontraksi lambat, sedikit garis lintang, periode
latent lambat, motor unit besar.
Contohnya : otot punggung
b. Otot putih / otot cepat: motor unit kecil, untuk
gerakan-gerakan yang halus dan terampil
Misalnya : otot-otot bola mata, jari-jari tangan
c. Jenis peralihan yang sifatnya diantara otot putih
dan merah. Yang harus diperhatikan ialah bahwa
sifat-sifat suatu otot terutama sangat
dipengaruhi oleh jumlah motor unitnya
69
Sistem LEVER
70
Elektromiografi :
71
Fasciculasi :
Yaitu kontraksi otot yang tidak teratur, kasar
menyentak sebagai akibat rangsangan dari motor
neuron yang tidak normal. Hal ini dapat disbabkan
sebagai akibat trauma atau infeksi.
Rigor Mortis:
Setelah meninggal otot-otot badan mengalami
semacam kekakuan yang disebut rigor mortis. Diduga
hal ini disebabkan oleh tiadanya ATP untuk melepaskan
cross bridge dengan aktin. Keadaan ini berlangsung
sampai protein-protein otot mengalami lysis.
Familial Periodic Paralysis
Secara periodik pada beberapa orang Klium Ekstra
seluler menurun. Penurunan ini menyebabkan Potensial
Membran meningkat sehingga sangat menurunkan
kepekaannya/ akibatnya implus yang datang dari serat
syaraf motoris secara normal masih belum mampu
mencapai nilai ambang.
Penyakit ini adalah suatu penyakit herediter.
72
73