Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Limbik
2.1.1. Anatomi Sistem Limbik
Kata limbik berasal dari bahasa Latin yang berarti batas atau pinggir.
Istilah sistem limbik ini digunakan secara bebas untuk sekelompok struktur
otak yang terletak di area perbatasan antara korteks serebri dan hipotalamus.
Sistem limbik ini bukan suatu sistem yang terpisah tetapi koleksi struktur
dari telencephalon, diencephalon, dan mesencephalon. Secara anatomi,
struktur-stuktur sistem limbik ini meliputi hippocampus, amigdala, corpus
mammillaria,
nukleus
thalamicus
anterior,
gyrus
singulata,
gyrus
penting baik otak manusia maupun otak vertebrata. Otak manusia terdiri
dari dua buah hippokampus yang masing-masing terletak di setiap belahan
otak. Hippokampus ini merupakan bagian dari sistem limbik yang terletak di
bagian bawah dari korteks serebri yang berlokasi di bagian medial dari
lobus temporalis, membentuk dinding medial dari ventrikel lateralis.7,9
Hippokampus terdiri dari tiga lapis yaitu lapis pertama adalah lapisan
molekular superfisial yang terdiri dari serabut-serabut saraf dan neuronneuron kecil yang tersebar, lapisan kedua ialah lapisan piramidal yang
terdiri dari banyak neuron berbentuk piramid
dan
gyrus
parahippokampus.
Sedangkan
serabut
efferen
Hippokampus
juga
bertanggung
jawab
dalam
tersebut dapat
Gambar 2. Hippocampus
Pengaturan memori juga berkaitan erat dengan fungsi dari amigdala.
Amigdala berasal dari bahasa Latin yaitu amygdale yang berarti buah
almond. Dinamakan demikian, karena amigdala ini berbentuk seperti buah
almond. Amigdala merupakan struktur penting yang berlokasi di lobus
temporal bagian anterior yang terletak di dalam uncus. Amigdala membuat
hubungan dengan struktur-struktur otak lain seperti thalamus, hipotalamus,
nuclei septal, korteks orbitofrontal, gyrus singulata, hippokampus, gyrus
parahippokampus dan batang otak. Amigdala memiliki peranan penting
dalam pengaturan perilaku, respon otonom, respon endokrin terhadap
stimulus lingkungan terutama reaksi emosi. Namun, selain pengaturan
emosi yang merupakan fungsi utama dari amigdala, proses pengambilan
keputusan dan pengaturan memori juga terlibat dalam area ini.2,9
Amigdala terlibat dalam proses konsolidasi memori. Memori jangka
panjang tidak disimpan secara instan namun harus disimpan beulang-ulang
dalam jangka waktu lama untuk menjadi memori jangka panjang. Proses ini
merupakan kerjasama antara peranan hippokampus dan amigdala. Selain itu,
amigdala berproyeksi pada jalur sistem limbik seseorang yang dalam
hubungannya terkait dengan alam ingatan dan alam pikiran. Sehingga
amigdala berperan dalam memproses emosi dan membantu membentuk
memori yang melibatkan emosi. Selain itu, amigdala bersama dengan
hippokampus juga mengirim serat proyeksi ke thalamus dan hipotalamus
yaitu sutau kumpulan nuclei diencephalon. Diencephalon dan sistem limbik
ini membentuk suatu sirkuit memori. Suatu penelitian dengan pasien yang
bahwa
terjadi
gangguan
dalam
memori.
Hal
ini
Gambar 3. Amigdala
2.2. Trauma Kapitis
2.2.1. Definisi Trauma Kapitis
Trauma kapitis adalah trauma mekanik terhadap kepala
baik
secara
langsung
maupun
tidak
langsung
yang
bagian-bagian
cedera
yang
dari
otak,
tertentu
morbiditas
dan
mortalitas
oleh
dari
tekanan
kecelakaan
inersial
sepeda
yang
motor.
sering
Pada
kepala
tengkotak,
primer
epidural
ini
diantaranya
hematoma.,
fraktur
subdural
pegurangan
aliran
darah
otak
(CBF),
tekanan
shearing
yang
singkat
dan
berulang,
kerusakan
akson
juga
menjadi
lebih
melambat.
Dalam
praktek,
gambaran
disertai
adanya
kerusakan
(lesi)
otak.
Pada
bisa
terjadi
contusio
occipitalis
yang
disertai
memperlihatkan
oleh
hilangnya
memori
eksplisit
(deklaratif),
Sebaliknya,
merupakan
memori
kumpulan
implisit
ingatan
(non
tentang
Trauma kapitis
Stroke
Peradangan pada otak (ensefalitis)
Kurangnya oksigen yang cukup pada otak, misalnya pada keadaan
serangan
jantung,
gangguan
pernafasan
atau
keracunan
karbonmonoksida.
Penyalahgunaan alkohol jangka panjang yang menyebabkan defisiensi
memori
baru
setelah
trauma
kapitis
terjadi
yang
Gejala yang paling menonjol dari kondisi ini ialah hilangnya daya ingat atau
memori. Gejala-gejala lain yang paling umum dari amnesia terkait trauma
meliputi berikut ini:
setahun
Distraktibilitas, perhatian melompat dari satu hal ke hal lainnya
Ketidakmampuan untuk mengingat apa yang terjadi di menit, jam, atau
hari sebelumnya
Kehilangan melatih pikiran saat menanggapi pertanyaan
Menanggapi suatu hal secara tidak konsisten
Kebingungan, disorientasi, kecemasan, agitasi dan penderitaan
Gangguan perilaku seperti berteriak, bersumpah, agresif
Ketidakmampuan untuk mengenali orang dan berkonsentrasi
Ketakutan, teragitasi dan emosi yang labil
Dalam beberapa kasus, pasien dapat menjadi tenang, ramah dan
penurut
Selain itu, pada amnesia pasca trauma, pasien seringkali tidak menyadari
dari mereka dapat juga menunjukkan sikap tenang, ramah dan penuh kasih
sayang. Meskipun gangguan perilaku ini mungkin tampak kurang
mengancam karena kurangnya agresifitas, namun hal tersebut sama-sama
mengkhawatirkan. Pasien dengan amnesia pasca trauma seringkali tidak
menyadari lingkungan mereka dan akan mengajukan pertanyaan berulang
kali.
Dafpus :
1. The Brain Injury Association. 2011. Post Traumatic Amnesia, Fact Sheet.
Headway
The
Brain
Injury
Association.
(http://www.headwayoxford.org.uk/media/5152/post%20traumatic
%20amnesia.pdf)
2. The Brain Injury
Association.
2011.
Post
Traumatic
sebagai
indikator
tunggal
dalam
menentukan
prognosis.
Glasgow Coma
Durasi Amnesia
Durasi Hilangnya
Keparahan
Ringan
Sedang
Berat
Scale (GCS)
13-15
9-12
3-8
Pasca Trauma
< 1 jam
1 24 jam
> 1 hari
Kesadaran
< 30 menit
1 24 jam
> 24 jam
Tingkat keparahan dari cedera otak yang terjadi pasca trauma juga
dapat ditentukan hanya dengan menggunakan durasi amnesia yang terjadi.
Derajat amnesia dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Derajat Keparahan Trauma Kepala Berdasarkan Durasi
Amnesia
Derajat Keparahan
Sangat Ringan
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Keterangan :
< 1 jam : Cedera yang terjadi bersifat ringan dan pemulihan sempurna
dapat terjadi. Pasien mungkin mengalami sedikit gejala minor pasca
terjadi.
1 2 minggu : Cedera yang terjadi bersifat sangat berat dan pemulihan
dapat terjadi dalam hitungan bulan sampai tahun. Pasien dapat
mengalami gangguan fugsi kognitif jangka panjang seperti penurunan
dalam intelegensi baik verbal maupun nonverbal, penurunan performa
Dafpus : Headway UK. 2008. Post Traumatic Amnesia - Fact Sheet [Fact Sheet].
http://www.headway.org.uk/sitePages.asp?step=4&contentID=1334&navID=115.
2.3.8. Cara Mendiagnosis Amnesia
Selain dengan anamnesis dan riwayat trauma kepala yang dialami,
amnesia pasca trauma dapat dinilai dengan beberapa metode baku. Metode
baku tersebut merupakan suatu skala penilaian trauma yang telah
terstandarisasi. Skala penilaian amnesia pasca trauma yang dapat digunakan
ialah:
a. Skala GOAT (Galveston Orientation and Amnesia Test). Skala GOAT ini
merupakan skala penilaian amnesia yang paling terkenal dan paling
banyak digunakan. Skala ini dapat menentukan bagaimana orientasi dari
pasien dan seberapa banyak hal yang mampu pasien ingat kembali
(recall). Skala ini telah terstandarisasi untuk penilaian amnesia terutama
di USA dan Kanada. Skala GOAT terdiri dari 10 item yang menilai
orientasi dan mengumpulkan kembali ingatan mengenai kejadiankejadian yang terjadi sebelum ataupun sesudah trauma kepala. GOAT
mengklasifikasikan orientasi dalam tiga kategori utama yaitu orientasi
personal, orientasi tempat dan orientasi waktu. Skor >78 (skor maksimal
100) menujukkan bahwa amnesia pasca trauma telah berakhir. Skala ini
juga dapat digunakan untuk menilai durasi dari amnesia yang terjadi dan
secara konsisten dari hari ke hari. WPATS digunakan sekali per hari, dan
tiap-tiap hari dikumpulkan nilainya sampai skor pasien mencapai skor
maksimal yaitu 12/12. WPATS sangat cocok untuk digunakan pada
pasien dengan cedera otak derajat sedang ataupun berat.
WPATS ini dapat digunakan pada pasien yang sadar penuh atau
mampu diajak berkomunikasi baik secara bverbal maupun nonverbal.
Pada penilaian pertama, pasien diminta untuk menjawab tujuh buah
pertanyaan yang terkait dengan orientasi. Sehingga, pasien yang dapat
menjawab semua pertanyaan, pada hari pertama akan mendapatkan skor
7/7. Kemudian, pasien akan diberikan kesempatan untuk mempelajari
informasi baru yang mana akan menjadi bagian dari lima bauh
pertanyaan tambahan pada penilaian amnesia. Lima buah pertanyaan ini
termasuk pasien akan diminta untuk mengingat tiga buah gambar dan
akan dites ulang keesokan harinya.
Pada penilaian hari kedua, pasien diminta untuk menjawab kedua
belas pertanyaan sehingga skor maksimal pada hari kedua ialah 12/12.
Ketika pasien telah mencapai skor maksimal 12, pasien kemudian dites
kembali dengan lima buah pertanyaan saja termasuk tiga buah gambar
yang harus ia ingat. Apabila pasien berhasil dalam lima buah
pertanyaan tersebut, maka ia akan mendapat skor 12/12. Durasi amnesia
dihitung sebagai waktu awal terjadinya kecelakaan atau trauma sampai
hari pertama dari perhitunga skala WPATS ketika pasien mendapat skor
12/12. Berikut adalah skala WPATS:
Dafpus :
1. Wikipedia. 2014. Galveston Orientation and Amnesia Test. Wikipedia, The
Free Encyclopedia.
(https://en.wikipedia.org/wiki/Galveston_Orientation_and_Amnesia_Test)
2. Wikipedia. 2015. Westmead Post Traumatic Amnesia Scale. Wikipedia,
The Free Encyclopedia. (https://en.wikipedia.org/wiki/Westmead_PostTraumatic_Amnesia_Scale)
2.3.9. Tatalaksana Amnesia
simbol-simbol
(kecuali
yang
diperlukan
untuk
Pada
yang
tahap
hanya
awal,
gunakan
memerlukan
pertanyaan-
jawaban
singkat
kepada
pasien
ketika
kita
akan
atau
foto
orang
karena
proses
penyembuhan
neurologi
290-295
(https://www.mja.com.au/journal/2003/178/6/4-
rehabilitation-after-traumatic-brain-injury)
2. Gumm, K., Taylor, T., Orbons, K. Carey, L. 2014. Post
Traumatic Amnesia Screening and Management. The Royal
Melbourne Hospital Guidelines, page 2-9.
(http://clinicalguidelines.mh.org.au/brochures/TRM01.01.pdf)
3. Prowe, Garry. 2010. An Introduction to Rehabilitation: The
Healing Brain. From Successfully Survivin a Brain Injury: A
Family
Guidebook.
Brain
Injury
Success
Books.
(http://www.brainline.org/content/2011/02/an-introduction-to-rehabilitation-thehealing-brain_pageall.html)
3. Umur. Pasien yang berusia > 60 tahun atau < 2 tahun memiliki
prognosis yang terburuk bahkan jika mereka mengalami cedera yang
sama dengan orang yang tidak berada pada kelompok usia tersebut.
Dafpus : Kosch, Y., Briwne, S., King, C., Fitzgerald, G., Cameron, I.
2010. Post Traumatic Amnesia and Functional Outcome After Brain
Injury. Brain Injury Vol 24(3), 479-485.
2.3.11. Komplikasi Amnesia
Amnesia
keparahannya.
sangat
Pada
bervariasi
dasarnya,
berdasarkan
amensia
tidak
tingkat
begitu
mengalami
gangguan
atau
disabilitas
dalam