Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk memproduksi oleoresin dari rimpang jahe.
Divisio
: Spermatophyta
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Spesies
: Zingiber officinalle.
Oleoresin merupakan campuran fixed oil dan minyak atsiri yang diperoleh dengan
menggunakan pelarut organik. Oleoresin merupakan suatu produk olahan dari
rempah yang biasanya berbentuk pasta pada suhu ruangan dan pada suhu yang
lebih tinggi berbentuk minyak kental. Oleoresin diperoleh dengan cara
mengekstrak rempah kering yang bermutu baik dengan pelarut organik yang
mudah menguap. Bahan pelarut kemudian dipisahkan dari oleoresin yang
dihasilkan[7]. Oleoresin jahe merupakan cairan berwarna coklat gelap, dan
mempunyai kandungan minyak atsiri berkisar 15-35%, dan senyawa pembentuk
rasa yaitu gingerol, shogaol, zingeron, bersifat agak kental dengan aroma dan rasa
jahe. Oleoresin jahe yang digunakan dalam pengolahan pangan didapat dari
ekstraksi (Considine, 1982).
Sifat fisik oleoresin yaitu memiliki bentuk seperti minyak kental sampai bentuk
pasta. Sifat ini membuat oleoresin sulit bercampur dengan makanan, sehingga
untuk membantu pencampuran sering ditambahkan pelarut yang diijinkan seperti
propylene glycol atau minyak sayur. Keseimbangan minyak yang mudah menguap
maupun bahan-bahan lain mirip dengan bahan asli (Reinhold, 1981).
Minyak atsiri dapat diekstrak bersamasama dengan fixed oil atau senyawa
lainnya dengan menggunakan pelarut organik. Hasil ekstraksi jahe disebut
oleoresin. Oleoresin terdiri dari campuran fixed oil dan minyak atsiri. Jahe kering
mengandung fixed oil berkisar 3-4%. Senyawa ini menyebabkan rasa pedas. Fixed
oil terdiri dari gingerol, shogaol, resin, gingediol, gingediacetate, gingerdione, dan
gingerenone (Oktora, 2007).
Minyak atsiri dalam jahe kering berkisar 13%. Minyak ini dapat dipisahkan
dengan cara distilasi uap. Minyak atsiri dalam jahe terdiri dari zingiberol,
zingiberan, - phellandren, methyl heptenon, cineol, citral, borneol, linalool,
asetat, dan haprilat, selain itu juga mengandung phenol mungkin chavicol,
Ekstraksi adalah suatu metode atau cara untuk memindahkan atau mengeluarkan
sebuah senyawa atau zat dari suatu medium (fase) ke medium (fase) yang lain
atau suatu proses untuk mendapatkan suatu zat dengan menggunakan solvent dari
zat tersebut (Underwood, 1996).
III.
3.1 Alat
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas ukur 100 ml,
labu alas bulat 500 ml, gelas kimia 250 ml,erlenmeyer 250 ml, sendok zat,
pipet tetes, kaca arloji, neraca analitik, seperangkat alat refluks, blender,
corong kaca, pemanas listrik, batang pengaduk.
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah rimpang jahe,
kertas saring, dan ethanol 95%.
IV.
Prosedur Kerja
Langkah pertama yaitu menyiapkan jahe, kemudian mengiris kecil-kecil dan
memblender hingga hancur, selanjutnya menimbang sebanyak 50 gram.
Perlakuan
Hasil
.
1.
2.
3.
4.
5.
kertas saring
Berat residu= 60,8 gram
rendamen=
60,8 gr
x 100
50 gr
rendamen= 121,6 %
V.3 Pembahasan
Oleoresin merupakan campuran fixed oil dan minyak atsiri yang diperoleh
dengan menggunakan pelarut organik. Oleoresin merupakan suatu produk
olahan dari rempah yang biasanya berbentuk pasta pada suhu ruangan dan
pada suhu yang lebih tinggi berbentuk minyak kental. Oleoresin diperoleh
dengan cara mengekstrak rempah kering yang bermutu baik dengan pelarut
Selanjutnya sempel direfluks selama 2 jam pada suhu 60 0C. Tujuannya agar
didapatkan oleoresin dari jahe. Menurut
Susanti (2010),
menyebutkan
bahwa jenis pelarut terbaik yang dapat digunakan pada ekstraksi oleoresin
jahe adalah pelarut etanol, pada temperatur 60 0C, dengan ukuran bahan 10
mesh. Namun waktu ekstraksi yang terbaik diperoleh selama 3 jam. Ekstraksi
adalah suatu metode atau cara untuk memindahkan atau mengeluarkan sebuah
senyawa atau zat dari suatu medium (fase) ke medium (fase) yang lain atau
suatu proses untuk mendapatkan suatu zat dengan menggunakan solvent dari
zat tersebut, pada percobaan ini menggunakan ektraksi padat-cair, adapun
prinsip kerja dari metode alat ini yaitu penarikan komponen kimia yang
dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang
telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam
labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola
menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong
menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai
permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui
pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Kemudian setelah direfluks, hasil refluks
dipindahkan ke dalam gelsa kimia, lalu didiamkan tujuannya agar ampasnya
dapat terpisah dari cairan. Setelah terpisah, dilakukan penyaringan kemudian
ditampung filtratnya. Tujuan dari penyaringan untuk menghilangkan endapan
dan kotoran agar diperoleh filtrat hasil akhir yang jernih dan bersih.
Selanjutnya di evaporator untuk memisahkan pelrutnya dari oleoresin.
Adapun prinsip kerja dari Alat ini yaitu menggunakan prinsip vakum
destilasi, sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan menguap dibawah
titik didhnya. Selanjutnya timbang residu yang dihasilkan. Residu yang
dihsilkan yaitu seberat 60,8 gr. Adapun hasil rendemen yang diperoleh pada
percobaan ini yaitu 121,6 %. Menurut Burkill (1935), antara 0.4% sampai
3.1% tergantung umur panen dan tempat tumbuhnya. Semakin tua umur umbi
rimpang jahe, semakin besar kandungan oleoresinnya. Hasil yang diperoleh
pada percobaan ini tidak sesuai dengan literatur, hal ini disebabkan jahe yang
diguanakn sudah terlaluh tua atau dalam oleoresin masih terdapat banyak
pelarut yang belum terpisah.
VI.
Penutup
VI.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada percobaan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Oleoresin merupakan campuran fixed oil dan minyak atsiri yang
diperoleh dengan menggunakan pelarut organik.
2. Pada percobaan ini digunakan pelarut ethanol 95% karena ethanol
bersifat polar sedangkan kandungan senyawa yang terdapat pada jahe
bersifat polar sehingga pelarut yang baik untuk pembuatan oleoresin
yaitu ethanol.
3. Jenis ekstraksi yang digunakan pada percobaan ini yaitu ekstraksi
padat-cair. Adapun prinsip kerja metode alat ini yaitu penarikan
komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat
sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi
DAFTRA PUSTAKA
Aziz, M. and Morad, N.2006. High Sensitivity Differential Scanning Calorimeter
(HSDSC) Technique for Assaying Ginger Oleoresin. Universiti Teknologi
Malaysia, Kuala Lumpur.
Burkill, I. H. 1935. A Dictionary of The Economic Production of The Malaysia
Peninsula. The Crown Agents For The Colonies. London.
Considine, D.M., and G. D. Considine.1982. Foods and Food Encyclopedia. Van
Nastrand Reinhold Company. New York.
Djubaedah, E.1986. Ekstraksi Oleoresin dari Jahe, Media Teknologi Pangan,
Vol. 2, No. 2, hlm.10-19.
Day, Jr., R. A. dan Underwood, A. L. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta.
Oktora, Dwi.,aylianawati,dkk. 2007. Ekstraksi Oleoresin dari Jahe. Jurnal Widya
Tekhnik.Vol. 06. No.,2: 131-141.
Susanti (2010). Pengaruh Jenis Pelarut dan Temperatur pada Proses Ekstraksi
Oleoresin Jahe dengan Bantuan Gelombang Ultrasonik. Skripsi. Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh, Aceh