Professional Documents
Culture Documents
RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
DAFTAR ISI
ii
iii
1.3.Tujuan ...........................................................................................................................
Lampiran 1 ..........................................................................................................................
Lampiran 2 ..........................................................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KETERANGAN
Dwi Wicaksana,A.Md.Kep.
Pembuat Dokumen
Authorized Person
iii
TANDA TANGAN
TANGGAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Kemajuan tehnologi saat ini, menuntut para pemberi pelayanan kesehatan agar
memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat peningkatan mutu kualitas layanan merupakan salah
satu aspek yang sangat penting bagi rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan.
Begitu juga bagi pelayanan bedah dan anestesi merupakan proses yang umum dan
komplek di rumah sakit, tindakan ini membutuhkan asessmen pasien yang lengkap
dan komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi, monitoring pasien yang
berkesinambungan dan kriteria transfer untuk pelayanan yang berkelanjutan,
rehabilitasi, akhirnya transfer dan pemulangan pasien.
Standar prabedah untuk mencegah terjadinya kesalah dalam operasi, maka
dilakukan penandaan area operasi (site marking). Penandaan area operasi dilakukan
untuk mencegah terjadinya kesalahan insisi.
1.2.
PENGERTIAN.
Menurut surgery checklist WHO : penandaan area operasi merupakan kunci
utama dalam menciptakan keselamatan pasien sebelum operasi. Penandaan area
operasi merupakan hal yang paling penting untuk mencegah terjadinya komplikasi
dan kematian saat operasi, akibat salah insisi, salah pasien, salah letak .
Time out dalam WHO merupakan hal terpenting sebelum dilakukan insisi,
dimana team operasi yang dipimpin oleh dokter operator dan dipandu oleh sirkulair
melakukan melakukan konfirmasi terhadap penandaan area operasi.
1.3.
TUJUAN.
Tujuan dari penandaan area operasi untuk mengklarifikasi dan memberikan
informasi tetang daerah yang akan diinsisi, sehingga pasien akan mengerti tentang
tentang prosedur operasi, dengan dilakukan penandaan.
Selain itu tujuan dari penandaan area operasi antara lain :
-
dengan memberikan penandaan pada kulit dan daerah operasi dokter operator,
melakukan inform consent tindakan operasi dan pendidikan kesehatan.
BAB II
TATA LAKSANA
1.
Penandaan harus dilakukan operator bedah, saat pasien dalam kondisi sadar.
Penandaan dilakukan sebelum pasien dipindahkan ke kamar operasi dari ruang
rawat inap. Penandaan area operasi yang dilakukan dapat membuat pasien lebih
nyaman dan tenang, sebelum pasien dipindahkan ke ruang premedikasi.
2.
Penandaan dilakukaan dengan memberi tanda lingkaran (O) dan dokter operator
menuliskan inisial nama.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
5.
6.
prematur di mana
penandaan akan
7.
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan
dan dipertanggungjawabkan. Sedapat mungkin penandaan harus melibatkan pasien untuk
menghindarkan kekeliruan. Meskipun jarang, pasien boleh menolak penandaan setelah
dijelaskan maksud dan tujuannya.
Penandaan harus dibuat menggunakan surgical marking pen yang tidak hilang bila
dicuci saat preparasi lapangan operasi. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh
digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat,
misalnya warna merah. Pada kasus- kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses
dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan
interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking.
Jika terdapat beberapa prosedur dalam satu operasi, maka time-out harus dilakukan
sebelum setiap prosedur. Prosedur tidak boleh dimulai sebelum tercapai kata sepakat oleh
semua anggota tim (dalam time-out) atau sebelum semua pertanyaan atau masalah terjawab.
Time-out ini harus terdokumentasikan, minimal berbentuk suatu pernyataan bahwa time-out
telah dilakukan dan tercapai kata sepakat.
BAB III
DOKUMENTASI
BAB IV
PENUTUP
Pelayanan bedah dan anestesi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari
pelayanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan peningkatan ilmu
pengetahuan dan tehnologi dibidang kesehatan.
Instalasi kamar operasi merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit
khususnya dalam bidang pembedahan, oleh karena itu penulisan laporan operasi wajib
dilakukan oleh dokter spesialis bedah dalam melakukan perawatan dan pengobatan lanjutan
untuk pasien.
Dalam perkembangan pelayanan kesehatan yang dari hari ke hari semakin maju, maka
pelayanan pembedahan harus juga mengikuti perkembangan tersebut, pendokumentasian
setiap pelayanan yang dilakukan pada pasien harus tersusun dengan baik untuk
mempermudah perawatan dan pengobatan lanjutan dari pasien tersebut.
Panduan ini dibuat bertujuan untuk memberikan acuan dalam pengelolaan dan
pelayanan di Instalasi Kamar Operasi.
Batu,.
()
Dokter Operator
()
Pasien / Keluarga Pasien
Batu,.
()
Pasien / Keluarga Pasien
()
Dokter Operator