You are on page 1of 19

Hakikat IPTEK dalam

Pandangan Islam
Agung Wendy P (13 322 072)
Rohmatul Maulidiyah (13 322 051)
Dellsy New W (13 322 074)

Konsep IPTEKS dan peradaban Muslim

Peradaban Islam memang peradaban emas


yang mencerahkan dunia.
Empat belas abad yang silam, Allah Taala telah
mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai
panutan dan ikutan bagi umat manusia. Beliau
adalah merupakan Rasul terakhir yang
membawa agama terakhir yakni Islam.
Masa Kejayaan Islam Pertama telah menjadi
bukti sejarah bahwa dengan mengamalkan
ajaran Al-Quran ummat Islam sendiri akan
menikmati kemajuan peradaban dan
kebudayaan diatas bumi ini.

Nabi Muhammad SAW telah mengubah pandangan


hidup dan memberi semangat yang menyala-nyala
kepada umat Islam, sehingga dari bangsa yang
terkebelakang dalam waktu yang amat singkat,
mereka telah menjadi guru sejagat. Ummat Islam
menghidupkan ilmu, mengadakan penyelidikanpenyelidikan. Fakta sejarah menjelaskan antara lain
, bahwa Islam pada waktu pertama kalinya memiliki
kejayaan, bahwa ada masanya ummat Islam
memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang
filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun di bidang
Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah
datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai
cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur,
aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih
banyak cabang ilmu yang lain lagi.

Sejarawan Barat beraliran konservatif, W


Montgomery Watt menganalisa tentang
rahasia kemajuan peradaban Islam, ia
mengatakan bahwa Islam tidak mengenal
pemisahan yang kaku antara ilmu
pengetahuan, etika, dan ajaran agama.
Satu dengan yang lain, dijalankan dalam
satu tarikan nafas. Pengamalan syariat
Islam, sama pentingnya dan memiliki
prioritas yang sama dengan riset-riset
ilmiah.

Konsep IPTEKS dan


peradaban Muslim
Definisi Ipteks
Pengetahuan dan ilmu pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui


manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi,
firasat atau yang lainnya.
Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan yang
sudah diklasifikasi, disistemisasi, diorganisasi, dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan pengatahuan
yang obyektif, general, dan verivikatif. Atau sains
adalah pengetahuan yang rasional, empiris,
obyektif, terukur, verivikatif, serta komunal/general.
Teknologi adalah metode ilimiah untuk mencapai tujuan
praktis. Keseluruhan sarana untuk menyediakan barangbarang yangg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
hidup manusia.

Ipteks Dalam Pandangan Islam


Ilmu dalam Islam diartikan sebagai:Segala pengetahuan
yang bersifat dapat menjelaskan/memberi kejelasan
terhadap segala sesuatu yang dihadapi atau dibutuhkan
oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba
ataupun khalifah Allah.
Sumber ilmu dalam pandangan Islam adalah berasal
dari wahyu, pemikiran(akal), serta pengalaman manusia
Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat perennial/abadi,
mutlak, dan berfungsi sebagai pedoman hidup manusia.
Sedangkan ilmu yang berasal dari akal ataupun
pengalaman manusia itu bersifat aquired/perolehan,
relatif, dan berfungsi sebagai sarana dalam kehidupan
manusia.

IPTEK DALAM ISLAM

IPTEK adalah analisis dari uraian rahasia-rahasia


dibalik fenomena alam yang didokumentasikan
dan disebarkan dalam bentuk tulisan yang
disimbolkan dengan pena yang kemudian dapat
diwujudkan dalam kehidupan
Kompilasi pengetahuan manusia kemudian
didokumentasikan dan disebarkan dalam bentuk
tulisan. Pembacaan ayat - ayat kauniyah ini
melahirkan sains dalam upaya menafsirkan. Ada
astronomi, Matematika , Fisika, Kimia , biologi,
dan sebagainya.

Dari segi esensinya, semua sains sudah


islami, sepenuhnya tunduk pada Hukum
Allah. Hukum-hukum yang digali dan
dirumuskan adalah hukum-hukum alam yang
tunduk pada Sunatullah.
Pembuktian
teori
yang
dikembangkan
dilandasi
pencarian
kebenaran,
bukan
pembenaran nafsu manusiawi.
Sedangkan tujuan manusia meningkatkan
ilmu
pengetahuan
adalah
untuk
meningkatkan
harkat
kemanusiaannya,
meredam
rasa
kesombongan
dan
memperbanyak berbuat kebajikan melalu
karunia akal.

Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak


bebas nilai), yaitu harus disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran
islam
Ipteks merupakan hasil olah pikir dan rasa manusia,
karenanya
harus
dikembangkan
sesuai
dengan
perkembangan akal budi manusia.
Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan
kewajiban manusia sebagai makhluk Allah yang berakal
Ipteks merupakan pedoman dan sarana bagi manusia dalam
melaksanakan tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah,
agar kualitas ibadah dan kesejahteraannya meningkat
Islam sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti
dengan banyaknya ayat Al-Quran atau Hadits Nabi yang
memerintahkan untuk memperhatikan penciptaan atau
keberadaan alam semesta, bahkan ayat yang pertama
adalah perintah untuk membaca (dalam arti luas) bukan
perintah tentang ibadah ritual tertentu.

3 Alasan pokok mengapa harus


menguasai IPTEK
1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam
sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini
fakta, tdk bisa dipungkiri.
2. Negara-negara barat berupaya mencegah
terjadinya pengembangan IPTEK di negaranegara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat
Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya,
misalnya umat Islam disodori persoalanpersoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri,
ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.

Hubungan IPTEK, Agama, dan Budaya


(1) Agama dapat dilihat sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang dimiliki oleh
manusia untuk menangani masalah-masalah penting dan aspek-aspekalam
semesta yang tidak dapat dikendalikannya dengan teknologi maupun sistem
organisasi sosial yang dikenalnya.
(2) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendorong manusia
mendayagunakan sumber daya alam lebih efektif dan efisien, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja membantu manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
(3) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menaikkan kualitas
manusia dalam keterampilandan kecerdasannya untuk meningkatkan
kemakmuran serta inteligensi manusia
(4) Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola
pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan
pola pikir masyarakat tertentu.
(5) Di dalam pengembangan kepribadian diperlukan kebudayaan dan seterusnya
kebudayaan akan dapat berkembang melalui kepribadiankepribadian tersebut.
(6) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi berdampak
positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Tapi di sisi lain, tidak
jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan
kehidupan dan martabat manusia. Agama sukar dipisahkan dari budaya karena
agama tidak akan dianut oleh umatnya tanpa budaya. Agama tidak tersebar
tanpa budaya, begitupun sebaliknya, budaya akan tersesat tanpa agama.

Hubungan IPTEK, Agama, dan


Budaya

Hubungan Agama dengan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi
Perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak
positif, Tapi di sisi lain tidak jarang iptek berdampak
negatif karena merugikan dan membahayakan
kehidupan dan martabat manusia. Di sinilah, peran
agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat
penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agama
memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak
iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi
dampak
negatifnya
semiminal
mungkin.

Hubungan IPTEK, Agama, dan


Budaya

Hubungan Agama dengan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi
Pola hubungan pertama adalah pola
hubungan yang negatif, saling tolak. Apa
yang dianggap benar oleh agama dianggap
tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Demikian pula sebaliknya.

Hubungan IPTEK, Agama, dan


Budaya

Hubungan Agama dengan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi
Pola hubungan ke dua adalah perkembangan
dari pola hubungan pertama. Ketika kebenaran
iptek yang bertentangan dengan kebenaran
agama makin tidak dapat disangkal sementara
keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di
hati, jalan satu-satunya adalah menerima
kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa
masing-masing mempunyai wilayah kebenaran
yang
berbeda.

Hubungan IPTEK, Agama, dan


Budaya

Hubungan Agama dengan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi
Pola ke tiga adalah pola hubungan netral.
Dalam pola hubungan ini, kebenaran ajaran
agama
tidak
bertentangan
dengan
kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga
tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran
agama tidak bertentangan dengan iptek,
ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek
sama sekali.

Hubungan IPTEK, Agama, dan


Budaya

Hubungan Agama dengan Kebudayaan


Agama sukar dipisahkan dari budaya karena
agama tidak akan dianut oleh umatnya
tanpa budaya. Agama tidak tersebar tanpa
budaya, begitupun sebaliknya, budaya akan
tersesat tanpa agama.

Hukum sunnatullah
Dalam Islam IPTEKS adalah hasil pengembangan
potensi manusia yang diberikan Allah berupa akal
budi.
Dalam sebuah hadist,
Tholabul Ilmi Fariidhotun Ala Kulli Muslim mencari
ilmu itu wajib bagi setiap muslim (HR. Ibnu Majah )
Man Amila Amalan Laisa Alaihi Amrunaa Fahuwa
Rodd(un) Barang siapa yang mengamalkan pada
suatu amalan yang tidak ada (dasar) pekerjaan
(ajaran) kami atasnya, maka amalan itu ditolak
(HR Bukhori)

Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus,


diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut:
Katakanlah:

Adakah sama orang-orang yang berilmu


dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya
orang-orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran. (QS. Az-Zumar [39] : 9).
Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat
dan kearifan) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan
barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia
telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orangorang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir)
dari firman-firman Allah. (QS. Al-Baqoroh [2] : 269).
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapaderajat.DanAllah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS Mujaadilah [58] :11)

Al-Qur'an berisi informasi tentang fakta-fakta ilmiah


yang amat sesuai dengan penemuan manusia,
yang diantaranya adalah sebagai berikut :
v Bahwa seluruh kehidupan berasal dari air
(30 : )

v Bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan


gas (di dalam al-Qur'an disebut dengan adDukhan)

(11 : )

You might also like