You are on page 1of 3

Pada penelitian ini, dikarenakan terbatasnya waktu dan dana maka kami

mengambil 7 faktor dari uraian diatas, yaitu:


1. Kedatangan ibu balita ke Posyandu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kunjungan merupakan aktivitas
seseorang dalam perihal mendatangi suatu objek tertentu. Penelitian terdahulu oleh
Gun Gun Sambas (2002) menyatakan bahwa kunjungan ibu balita ke posyandu
berhubungan dengan kesadaran responden. Kunjungan ibu ke posyandu akan lebih
sering apabila pelayanan posyandu yang diberikan baik. Kinerja atau pelayanan
posyandu yang kurang baik maka akan mengakibatkan kunjungan ibu-ibu balita akan
menurun.11
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan formal akan berpengaruh terhadap cara berfikir seseorang
terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungan. Hal ini akan berpengaruh terhadap
tingkat kesadaran kesehatan terhadap diri sendiri dan keluarganya. Dalam hal ini
adalah kerutinan ibu untuk menimbangkan balitanya di posyandu.11
3. Status Pekerjaan
Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri
maupun keluarga. Faktor bekerja tampak berpengaruh pada ketidakaktifan ibu datang
ke posyandu, karena mereka mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan yang belum
cukup, yang berdampak pada tidak adanya waktu para ibu balita untuk aktif pada
kunjungan ke Posyandu, serta tidak ada waktu ibu untuk mencari informasi karena
kesibukan mereka dalam bekerja. Kondisi kerja merupakan faktor yang
mempengaruhi ketidakaktifan ibu datang ke posyandu. Hal ini dapat menyebabkan
frekuensi ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu akan berkurang.11
4. Tingkat Pendapatan

Pendapatan keluarga oleh suami dan istri rata-rata dalam satu bulan. Tingkat
pendapatan keluarga mencerminkan tingkat ekonomi seseorang dimana secara tidak
langsung berpengaruh dalam usaha untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam
hal ini penimbangan balita di posyandu.1

5. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu perilaku
dalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan tentang
Posyandu pada kader kesehatan yang tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap
program Posyandu khususnya ketidakaktifan ibu balita untuk kunjungan ke
Posyandu. Pada gilirannya akan mendorong seseorang untuk aktif dan ikutserta dalam
pelaksanaan Posyandu. Tanpa adanya pengetahuan maka para ibu balita akan sulit
dalam menanamkan kebiasaan kunjungan ke Posyandu.

Pengetahuan tentang

Posyandu akan berdampak pada sikap terhadap manfaat yang ada dan akan terlihat
dari praktek dalam ketidakaktifan ibu balita terhadap masalah kesehatan balitanya.9,14
Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting dalam
masalah ketidakaktifan ibu balita karena kurang percaya dirinya para kader kesehatan
menerapkan ilmunya serta kurang mampu dalam menerapkan informasi penyuluhan
dalam kehidupan sehari-hari.9,14
Tingkat pengetahuan seseorang banyak mempengaruhi perilaku individu,
dimana semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang ibu tentang manfaat Posyandu,
maka akan semakin tinggi pula tingkat kesadaran untuk berperan serta dalam program
Posyandu. Pengetahuan tentang Posyandu yang rendah akan menyebabkan rendahnya
tingkat kesadaran ibu yang akan membawa balita untuk berkunjung ke Posyandu.9,14
6. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita
(primipara = 1, multipara = 2 5, grandemultipara = lebih dari 5 ). Jumlah balita
dalam suatu keluarga mempengaruhi perhatian seorang ibu kepada balitanya, dimana
semakin banyak anak dalam keluarga akan menambah kesibukan ibu dan pada
akhirnya tidak punya waktu untuk keluarga dan akan gagal membawa balitanya ke
Posyandu.14

7. Penyuluhan
Penyuluhan adalah salah satu usaha promosi kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Dengan adanya penyuluhan maka masyarakat menjadi tahu
tentang apa yang harus dilakukan terhadap suatu hal yang terjadi. Dalam hal ini
adalah pemahaman responden tentang posyandu.14

You might also like