You are on page 1of 21

Anatomi Vertebrae

Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Di bagian ventral terdiri
atas korpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan ditahan
satu sama lain oleh ligamen longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak
begitu kokoh dan terdiri atas masing-masing arkus vertebra dengan lamina dan
pedikel yang diikat satu sama lain oleh berbagai ligament di antaranya ligament
interspinal, ligament intertansversa dan ligament flavum. Pada prosesus spinosus dan
transverses melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi kolum vertebra.
Tulang belakang manusia adalah pilar atau tiang yang berfungsi sebagai
penyangga tubuh dan melindungi medulla spinalis. Pilar itu terdiri atas 33 ruas tulang
belakang yang tersusun secara segmental yang terdiri atas 7 ruas tulang servikal
(vertebra servikalis), 12 ruas tulang torakal (vertebra torakalis), 5 ruas tulang lumbal
(vertebra lumbalis), 5 ruas tulang sakral yang menyatu (vertebra sakral), dan 4 ruas
tulang ekor (vertebra koksigea).
Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis.2

Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh karena
adanya dua sendi di posterolateral dan diskus intervertebralis di anterior. Pada
pandangan dari samping pilar tulang belakang membentuk lengkungan atau lordosis
di daerah servikal, torakal dan lumbal. Keseluruhan vertebra maupun masing-masing

tulang vertebra berikut diskus intervertebralisnya bukanlah merupakan satu struktur


yang mampu melenting, melainkan satu kesatuan yang kokoh dengan diskus yang
memungkinkan gerakan antar korpus ruas tulang belakang.
Vertebra servikalis yang tipikal mempunyai ciri sebagai berikut.
1. Processus transversus mempunyai foramen trnsversum untuk tempat lewatnya
artri vertebralis dan vena vertebralis.
2. Spina kecil dan bifida.
3. Corpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi.
4. Foramen vertebrale besar dan berbentuk segitiga.
5. Processus articularis superior mempunyai facies yang menghadap ke belakang dan
atas; procesus articularis inferior mempunyai fascies yang menghadap ke bawah
dan depan.
Vertebra servikalis yang atipikal mempunyai ciri sebagai berikut.
1. Tidak mempunyai corpus.
2. Tidak mempunyai processus spinosus.
3. Mempunyai arcus anterior dan posterior.
4. Meempunyai massa lateralis pada masing-masing sisi dengan fasis articularis pada
permukaan atas dan bawah.
Lingkup gerak sendi pada vertebra servikal adalah yang terbesar. Vertebra
torakal berlingkup gerak sedikit karena adanya tulang rusuk yang membentuk toraks,
sedangkan vertebra lumbal mempunyai ruang lingkup gerak yang lebih besar dari
torakal tetapi makin ke bawah lingkup geraknya makin kecil.
Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar terbagi
atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis
(sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan
posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis
vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot
penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebrae antara satu
dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (fascet joint).
Gambar 2. Vertebra Servikalis C1 dan C2.2

Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae yang
dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum
longitudinalis posterior. Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna
vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana
banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock
absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.
Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh karena
adanya dua sendi di posterolateral dan diskus intervertebralis di anterior. Pada
pandangan dari samping, pilar tulang belakang membentuk lengkungan atau lordosis
di daerah servikal dan lumbal. Keseluruhan vertebra maupun masing-masing tulang
vertebra berikut diskus intervertebralisnya merupakan satu kesatuan yang kokoh
dengan diskus yang memungkinkan gerakan antar korpus ruas tulang belakang.
Lingkup gerak sendi pada vertebra servikal adalah yang terbesar. Vertebra torakal
berlingkup gerak sedikit karena adanya tulang rusuk yang membentuk toraks,

sedangkan vertebra lumbal mempunyai ruang lingkup gerak yang lebih besar dari
torakal tetapi makin ke bawah lingkup geraknya semakin kecil.
Vertebra thorakalis yang tipikal mempunyai ciri sebagai berikut.
1. Corpus berukuran besar dan berbentuk jantung.
2. Foramen vertebrale kecil dan bulat.
3. Processus spinosus panjang dan miring ke bawah.
4. Fovea costalis terdapat pada ssii-sisi corpus untuk bersendi dengan capitulum
costae.
5. Fovea costalis terdapat pada processus transversalis untuk bersendi dengan
tuberculum costae.
6. Processus articularis superior mempunyai fascies yang menghadap ke belakang
dan lateral, sedangkan fascies pada procesus articularis inferior menghadap ke
depan dan medial.
Gambar 3. Vertebra yang Tipikal.2

Vertebra lumbalis yang tipikal mempunyai ciri sebagai berikut.1


1. Corpus besar dan berbentuk ginjal.
2. Pediculus kuat dan mengarah ke belakang.
3. Lamina tebal.
4. Foramina vertebrale berbentuk segitiga.
5. Processus transversum panjang dan langsing.
6. Processus spinosus pendek, rata, berbentuk segiempat, dan mengarah ke belakang.

7. Fascies articularis processus articularis superior menghadap ke medial dan yang


inferior menghadap ke lateral.
Gambar 4. Vertebra Lumbalis

Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari segmen
anterior dan posterior.3
a. Segmen anterior, sebagian besar fungsi segmen ini adalah sebagai penyangga
badan. Segmen ini meliputi korpus vertebrata dan diskus intervebralis yang
diperkuat oleh ligamentum longitudinale anterior di bagian depan dan limentum
longitudinale posterior di bagian belakang. Sejak dari oksiput, ligament ini
menutup seluruh bagian belakang diskus. Mulai L1 gamen ini menyempit, hingga
pada daerah L5-S1 lebar ligament hanya tinggal separuh asalnya.
b. Segmen posterior, dibentuk oleh arkus, prosesus transverses dan prosesus spinosus.
Satu dengan lainnya dihubungkan oleh sepasang artikulasi dan diperkuat oleh
ligament serta otot.
Setiap ruas tulang belakang terdiri atas korpus di depan dan arkus neuralis di
belakang yang di situ terdapat sepasang pedikel kanan dan kiri, sepasang lamina, dua
pedikel, satu prosesus spinosus, serta dua prosesus transversus. Beberapa ruas tulang
belakang mempunyai bentuk khusus, misalnya tulang servikal pertama yang disebut
atlas dan ruas servikal kedua yang disebut odontoid. Kanalis spinalis terbentuk antara
korpus di bagian depan dan arkus neuralis di bagian belakang.
Kanalis spinalis ini di daerah servikal berbentuk segitiga dan lebar, sedangkan
di daerah torakal berbentuk bulat dan kecil. Bagian lain yang menyokong

kekompakan ruas tulang belakang adalah komponen jaringan lunak yaitu ligamentum
longitudinal anterior, ligamentum longitudinal posterior, ligamentum flavum,
ligamentum interspinosus, dan ligamentum supraspinosus.3
Gambar 5. Perbedaan Anatomis Vertebra.3

Stabilitas tulang belakang disusun oleh dua komponen, yaitu komponen tulang
dan komponen jaringan lunak yang membentuk satu struktur dengan tiga pilar.
Pertama yaitu satu tiang atau kolom di depan yang terdiri atas korpus serta diskus
intervertebralis. Kedua dan ketiga yaitu kolom di belakang kanan dan kiri yang terdiri
atas rangkaian sendi intervertebralis lateralis. Secara keseluruhan tulang belakang
dapat diumpamakan sebagai satu gedung bertingkat dengan tiga tiang utama, satu
kolom di depan dan dua kolom di samping belakang, dengan lantai yang terdiri atas
lamina kanan dan kiri, pedikel, prosesus transversus dan prosesus spinosus.
Semakin tinggi kerusakan saraf tulang belakang, maka semakin luas trauma
yang diakibatkan. Misal, jika kerusakan saraf tulang belakang di daerah leher, hal ini
dapat berpengaruh pada fungsi di bawahnya dan menyebabkan seseorang lumpuh

pada kedua sisi mulai dari leher ke bawah dan tidak terdapat sensasi di bawah leher.
Kerusakan yang lebih rendah pada tulang sakral mengakibatkan sedikit kehilangan
fungsi.3
Gambar 6. Os Sacrum dan Os Coccyx.2

Hubungan antara corpus vertebra servikal (dan juga corpus vertebra lainnya)
dimungkinkan oleh adanya sendi,umumnya disebut sendi faset, biasa juga disebut
sendi apofiseal atau zygapofiseal, memungkinkan adanya pergerakan (fleksi,ekstensi
ataupun rotasi), menyerupai engsel, terletak langsung di belakang kanalis spinalis.
Sendi faset merupakan sendi sinovial,dikelilingi oleh jaringan ikat dan menghasilkan
cairan untuk memelihara dan melicinkan sendi. Pada permukaan superior dan inferior
prosessus uncinate terdapat pula sendi faset,lebih dikenal dengan nama sendi
uncovertebral dari Luschka (joint of Luschka) yang juga penting dalam biomekanikal
dan stabilitas tulang vertebra.
Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage
Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nukleus
pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat mengjungkit
kedepan dan kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna
vertebralis. Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya
adalah bangunan yang tidak peka nyeri.

Nukleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai
sifat sangat higroskopis. Nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan dan berperan
menahan tekanan/beban. Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus
menurun dan diganti oleh fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis
dan kurang lentur, dan sukar dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior
di bagian L5-S1 sangat lemah, sehingga HNP sering terjadi di bagian postero lateral.
Mulai daerah lumbal 1 ligamentum longitudinal posterior makin mengecil sehingga
pada ruang intervertebre L5-S1 tinggal separuh dari lebar semula sehingga
mengakibatkan mudah terjadinya kelainan didaerah ini.
Kemampuan menahan air dari nucleus pulposus berkurang secara progresif
dengan bertambahnya usia. Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang
ditandai dengan penurunan vaskularisasi kedalam diskus disertai berkurangnya kadar
air dalam nucleus sehingga diskus mengkerut dan menjadi kurang elastik.
Fisiologi
Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk
punggung yangmudah digerakkan. Terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di
antaranya bergabungmembentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor
(coccyx).Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang
cervical (leher), 12tulang thorax (thoraks atau dada) dan, 5 tulang lumbal.

Struktur umum
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari
badantulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus
vertebrae.Arcus vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina,
serta didukung oleh penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus

transversus, dan procesus spinosus.Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut


foramen vertebrale. Ketika tulang punggungdisusun, foramen ini akan membentuk
saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang ataumedulla spinalis. Di antara dua
tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale.

Tulang punggung cervical


Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus spinosus
(bagian seperti sayap pada tulang belakang) yang pendek, kecuali tulang kedua dan
ketujuh yang procesus spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya
dari C1-C7, namun beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau
aksis. Setiap mamalia memiliki 7 tulang punggung leher, seberapapun panjang
lehernya.
Tulang punggung thorax
Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa gerakan
dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai tulang punggung dorsal dalam konteks
manusia. Bagian ini diberi nomor T1 hingga T12.
Tulang punggung lumbal
Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan menanggung
beban terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan
ekstensi tubuh, dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.
Tulang punggung sacral
Terdapat 5 tulang di bagian ini (S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak memiliki
celah atau diskus intervertebralis satu sama lainnya.
Tulang punggung coccygeal
Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah.
Beberapa hewan memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak, maka dari itu
disebut tulang punggung kaudal.

Ligamen dan Otot


Untuk memperkuat dan menunjang tugas tulang belakang dalam menyangga
berat badan, maka tulang belakang diperkuat oleh otot dan ligamen, antara lain :
Ligamen:
1. Ligamen intersegmental ( menghubungkan seluruh panjang tulang belakang dari
ujung ke ujung)
a. Ligamen longitudinalis anterior
b. Ligamen longitudinalis posterior
c. Ligamen praspinosum
2. Ligamen intrasegmental (menghubungkan satu ruas tulang belakag ke ruas yang
berdekatan)
a. Ligamentum intertransversum
b. Ligamentum flavum
c. Ligamentum interspinosum
3. Ligamentum-ligamentum yang memperkuat hubungan di antara tulang-tulang
occipitalis dengan vertebra C1 dengan C2, dan lgamentum sacroiliaca di antara tulang
sacrum dengan tulang pinggul.

Otot-otot:
1. Otot-otot perut
2. Otot-otot extensor tulang punggung

3. Otot gluteus maximus


4. Otot flexor paha (iliopsoas)
5. Otot hamstrings

Tulang vertebrae terdri dari 33 tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang
torakal,
5 buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral. Tulang servikal, torakal dan lumbal masih
tetapdibedakan sampai usia berapapun, tetapi tulang sacral dan koksigeus satu sama
lain menyatumembentuk dua tulang yaitu tulang sakrum dan koksigeus. Diskus
intervertebral merupakan penghubung antara dua korpus vertebrae.
Sistem otot ligamentum membentuk jajaran barisan(aligment) tulang belakang
dan memungkinkan mobilitas vertebrae. Fungsi kolumna vertebralis adalah menopang
tubuh manusia dalam posisi tegak, yang secara mekanik sebenarnya melawan
pengaruh gaya gravitasi agar tubuh secara seimbang dan tetap tegak. Vertebra
servikal,

torakal,

lumbal

bila

diperhatikan

ada perbedaan dalam ukuran dan bentuk,

tetapi

satu

dengan

bila

ditinjau

yang
lebih

lainnya
lanjut

tulang tersebut mempunyai bentuk yang sama. Korpus vertebrae merupakan struktur y
ang terbesar karena mengingat fungsinya sebagai penyangga berat badan. Prosesus
transverses terletak pada ke dua sisi korpusvertebra, merupakan tempat melekatnya
otot-otot punggung.
Sedikit ke arah atas dan bawah dari prosesus transversus terdapat fasies
artikularis vertebrae dengan vertebrae yang lainnya. Arah permukaan facet koint
membatasi gerakan yang berlawanan arah dengan permukaan facet joint. Pada daerah
lumbal facet letak pada bidang vertical sagital memungkinkan gerakan felksi dan
ekstensi ke arah anterior dan posterior. Pada sikap lordosis lumbalis (hiperekstensi
lubal) kedua facet saling mendekat sehingga gerakan kalateral,obique dan berputar
terhambat, tetapi pada posisi sedikit fleksi ke depan (lordosis dikurangi) kedua facet
menjauh sehingga memungkinkan gerakan ke lateral berputar. Bagian lain dari
vertebrae adalah lamina dan predikel yang membentuk arkus tulang vertebra,
yang berfungsi melindungi formaen spinalis. Prosesus spinosus merupakan bagian
posterior dan vertebra yang bila diraba terasa sebagai tonjolan, berfungsi sebagai
tempat melekatnya otot-otot punggung.

Di antara dua buah tulang vertebrae terdapat diskus intervertebralis yang


berfungsi sebagai bantalan atau shock absorbers bila vertebrae bergerak. Diskus
intervertebralis terdiri dari annulus fibrosus yaitu masa fibroelastik yang membungkus
nucleus
pulposus, suatu cairan gel kolloid yang mengandung mukopolisakarida. Fungsi meka
nik diskus intervertebralis mirip dengan balon yang diisi air yang diletakkan diantara
kedua telapak tangan. Bila suatu tekanan kompresi yang merata bekerja pada
vertebrae maka tekanan itu akandisalurkan secara merata ke seluruh diskus
intervertebralis. Bila suatu gaya bekerja pada satu sisi yang lain, nucleus polposus
akan melawan gaya tersebut secara lebih dominan pada sudut sisilain yang
berlawanan. Keadaan ini terjadi pada berbagai macam gerakan vertebra seperti fleksi,
ekstensi, dan laterofleksi.
Ligamentum spinalis berjalan longitudinal sepanjang tulang vertebrae.
Ligamentum ini berfungsi membatasi gerak tertentu dan mencegah robekan, Diskus
intervertebralis dikelilingi oleh ligamentum anterior dan ligamentum posterior,
Ligamentum longitudinal anterior berjalan di bagian anterior corpus vertebrae, besar,
dan kuat, berfungsi sebagai alat pelengkap penguat antara vertebrae yang satu
denganyang lainnya. Ligamentum longitudinal posterior berjalan di bagian posterior
corpus vertebrae, yang juga turut membentuk permukaan anterior kanalis spinalis.
Ligamentum tersebut melekat sepanjang kolumna vertebralis sampai di daerah lumbal
yaitu setinggi L1, secara progresif mengecil, maka ketika mencapai L5-sacrum,
ligamentum tersebut tinggal sebagian lebarnya yang secara fungsional potensiil
mengalami kerusakan. Ligamentum yang mengecil ini secara fisiologis merupakan
titik lemak dimana gaya statistik bekerja dan dimana gerakan spinal terbesar terjadi.
Hal ini membuat mudah terjadinya cidera kinetik.
Inervasi
Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan
otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu
dengan medulla ke tingkat pertama atau kedua vertebra lumbalis. Ini adalah
penghubung penting antara otak dan tubuh, dan dari tubuh ke otak. Sumsum tulang
belakang adalah 40 sampai 50 cm panjang dan 1 cm sampai 1,5 cm. Dua baris
berturut-turut akar saraf muncul pada setiap sisinya. Ini akar saraf bergabung distal
untuk membentuk 31 pasang saraf spinalis. Sumsum tulang belakang adalah struktur

silinder jaringan saraf terdiri dari materi putih dan abu-abu, seragam terorganisir dan
dibagi menjadi empat wilayah: serviks (C), dada (T), lumbal (L) dan sakral (S), yang
masing-masing terdiri dari beberapa segmen. Saraf tulang belakang berisi saraf
sensorik dan motorik dari dan ke seluruh bagian tubuh.

31 Pasang saraf spinalis


Meskipun sumsum tulang belakang merupakan hanya sekitar 2% dari sistem

saraf pusat (SSP), fungsinya sangat penting. Pengetahuan tentang anatomi tulang
belakang secara fungsional memungkinkan untuk mendiagnosa sifat dan lokasi
kerusakan sumsum dan penyakit sumsum.
Adapun ke 31 saraf spinalis, yaitu:
1. Nervus hipoglossus : Nervus yang mempersarafi lidah dan sekitarnya.
2. Nervus occipitalis minor : Nervus yang mempersarafi bagian otak belakang
dalam trungkusnya.
3. Nervus thoracicus : Nervus yang mempersarafi otot serratus anterior.
4. Nervus radialis: Nervus yang mempersyarafi otot lengan bawah bagian
posterior,mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus, otot brachioradialis
dan otot ekstensor lengan bawah dan mempersarafi kulit bagian posterior
lengan atas dan lengan bawah. Merupakan saraf terbesar dari plexus.
5. Nervus thoracicus longus: Nervus yang mempersarafi otot subclavius, Nervus
thoracicus longus. berasal dari ramus C5, C6, dan C7, mempersarafi otot
serratus anterior.
6. Nervus thoracodorsalis: Nervus yang mempersarafi otot deltoideus dan otot
trapezius, otot latissimus dorsi.
7. Nervus axillaris: Nervus ini bersandar pada collum chirurgicum humeri.
8. Nervus subciavius: Nervus subclavius berasal dari ramus C5 dan C6,
mempersarafi otot subclavius..
9. Nervus supcapulari: Nervus ini bersal dari ramus C5, mempersarafi otot
rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae,
10. Nervus supracaplaris: Berasal dari trunkus superior, mempersarafi otot
supraspinatus dan infraspinatus.
11. Nervusphrenicus: Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma.
12. Nervus intercostalis

13. Nervus intercostobrachialis: Mempersyarafi kelenjar getah bening.


14. Nervus cutaneus brachii medialis: Nervus ini mempersarafi kulit sisi medial
lengan atas.
15. Nervus cutaneus antebrachii medialis: Mempersarafi kulit sisi medial lengan
bawah.
16. Nervus ulnaris: Mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan bawah dan
otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial.
17. Nervus medianus: Memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus medianus.
18. Nervus musculocutaneus: Berasal dari C5 dan C6, mempersarafi otot
coracobrachialis, otot brachialis, dan otot biceps brachii. Selanjutnya cabang
ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas.
19. Nervusdorsalis scapulae: Nervus dorsalis scapulae bersal dari ramus C5,
mempersarafi otot rhomboideus.
20. Nervus transverses colli
21. Nervus nuricularis: Nervus auricularis posterior berjalan berdekatan menuju
foramen, Letakanatomisnya: sebelah atas dengan lamina terminalis,
22. NervusSubcostalis: Mempersarafi sistem kerja ginjal dan letaknya.
23. Nervus Iliochypogastricus: Nervus iliohypogastricusberpusat pada medulla
spinalis.
24. Nervus Iliongnalis: Nervus yang mempersyarafi system genetal, atau kelamin
manusia.
25. NervusGenitofemularis: Nervus genitofemoralis berpusat pada medulla
spinalis L1-2, berjalan ke caudal, menembus m. Psoas major setinggi vertebra
lumbalis .
26. Nervus Cutaneus Femoris Lateralis: Mempersyarafi tungkai atas, bagian
lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki.
27. NervusFemoralis: Nervus yang mempersyarafi daerah paha dan otot paha.
28. NervusGluteus Superior: Nervus gluteus superior (L4, 5, dan paha, walaupun
sering dijumpai percabangan dengan letak yang lebih tinggi.
29. Nervus Ischiadicus: Nervus yang mempersyarafi pangkal paha
30. NervusCutaneus Femoris Inferior: Nervus yang mempersyarafi bagian (s2 dan
s3) pada bagian lengan bawah.

31. Nervus Pudendus: Letak nervus pudendus berdekatan dengan ujung spina
ischiadica. Nervus pudendus, Nervus pudendus menyarafi otot levator ani, dan
otot perineum(ke kiri / kanan ), sedangkan letak kepalanya dibuat sedikit lebih
rendah.
Osteoporosis

Osteoporosis merupakan penyakit yang menyerang tulang biasa juga disebut


dengan

tulang

keropos.

Penyakit

ini

mempunyai

sifat-sifat

khas

berupa

massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Osteoporosis hampir tidak memiliki gejala dan menyerang secara diam-diam
atau biasa disebut silent desease sehingga penyakit ini dikatakan sebagai penyakit
licik.
Jenis Osteoporosis
Osteoporosis terbagi atas beberapa jenis yaitu :
1. Osteoporosis primer
Osteoporosis jenis ini lebih sering menyerang wanita paska menopause dan
juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. Jenis osteoporosis
ini

adalah

Osteoporosis

postmenopausal dan

Osteoporosis

senilis.

2. Osteoporosis sekunder
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan
dengan :

Cushing's disease

Hyperthyroidism

Hyperparathyroidism

Hypogonadism

Kelainan hepar

Kegagalan ginjal kronis

Kurang gerak

Kebiasaan minum alkohol

Pemakai obat-obatan/corticosteroid

Kelebihan kafein

Merokok

3. Osteoporosis anak
Osteoporosis yang menyerang anak disebut juvenile idiopathic osteoporosis.
Penyebab
1. Penyebab Osteoporosis Postmenopausal
Osteoporosis
hormon

utama

postmenopausal terjadi
pada

wanita

yang

karena
berfungsi

kekurangan estrogen yaitu


membantu

mengatur

pengangkutan kalsium ke dalam tulang. Gejala penyakit ini biasanya timbul pada
wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi gejalanya bisa muncul lebih cepat
ataupun lebih lambat. Wanita kulit putih dan berada di daerah timur lebih mudah
menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
2. Penyebab Osteoporosis Senilis

Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan


dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan
pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada
usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih
sering menyerang wanita. osteoporosis senilis juga lebih sering menyerang wanita.
3. Penyebab Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis Sekunder disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obatobatan.

Penyebabnya

antara

lain

adalah

gagal

kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal)

ginjal
dan

kronis

dan

obat-obatan

(misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan).


Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder
4. Penyebab Osteoporosis Juvenil
Osteoporosis juvenil idiopatik terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang
memiliki kadar dan fungsi hormone yang normal, kadar vitamin yang normal dan
tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. Jenis osteoporosis ini belum
diketahui penyebab pastinya.
Gejala
Beberapa penderita penyakit ini tidak memiliki gejala-gejala khusus. Penyakit
ini diketahui setelah melakukan pemeriksaan. Namun terdapat gejala-gejala umum
osteoporosis yaitu :
1. Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita
osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan
gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps
atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
2. Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang
belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau
karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di
daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita
berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi

biasanya

rasa

sakit

ini

akan

menghilang

secara

bertahap

setelah

beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur,
maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang
(punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
3.

Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang
ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah
patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan
(radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang
disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang
cenderung menyembuh secara perlahan.

Pengobatan
Dalam
meningkatkan
osteoporosis,

pengobatan
kepadatan
harus

osteoporosis
tulang.

Semua

ditujukan
wanita,

dalam
terutama

mengonsumsi kalsium dan vitamin

pengobatan
yang

D dalam

untuk

menderita

jumlah

yang

mencukupi.
Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan
estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa
memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk
mengobati osteoporosis.
Alendronat berfungsi:

mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause

meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul

mengurangi angka kejadian patah tulang.


Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh

air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau
minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas,
sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit
sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan
menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.

Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah


tulang

belakang

yang

disertai

nyeri.

Obat

ini

bisa

diberikan

dalam

bentuk suntikan atau semprot hidung.


Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa
mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan
tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya
tidak

menyerap

kalsium

dalam

jumlah

yang

mencukupi.

Jika

kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.


Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya
di atasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau
diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung
yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan
dilakukan terapi fisik.
Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya osteoporosis dapat melakukan hal-hal berikut :
1. Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengonsumsi
kalsium yang cukup
2. Melakukan olah raga dengan beban misalnya berjalan dan menaiki tangga
akan

meningkatkan

kepadatan

tulang. Berenang tidak meningkatkan

kepadatan tulang.
3. Mengkonsumsi obat untuk beberapa orang tertentu seperti estrogen membantu
mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum
bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai
dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun
setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan
mengurangi risiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai
estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam
mencegah

kerapuhan

tulang,

tetapi

tidak

memiliki

efek

terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat

(contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi


sulih hormon.
Low back pain
Low Back Pain (LBP) atau nyeri pinggang bawah merupakan kondisi yang
sering dialami oleh banyak orang. LBP dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk
juga diantaranya gangguan saraf dan tumor.
Pada umumnya timbulnya rasa sakit pada pinggang bagian bawah disebabkan
karena adanya tekanan pada susunan saraf tepi daerah pinggang atau saraf terjepit.
Jepitan pada saraf ini dapat terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya,
gangguan pada saraf tulang belakang, trauma tulang belakang, dan kelainan tulang
belakang.
LBP juga dapat terjadi karena kelainan di tempat lain, misalnya infeksi atau
batu ginjal, kehamilan, masalah pada organ reproduksi, ataupun tumor yang terjadi
lokal pada tulang pinggang atau terjadi di tempat lain namun mengalami penyebaran
ke tulang belakang. Gejala LBP antara lain nyeri otot, nyeri menusuk atau tajam, rasa
tidak nyaman atau nyeri di daerah pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai bawah
sampai ke kaki, fleksibilitas atau rentang gerak sendi punggung terbatas, serta
kesulitan untuk berdiri tegak.
Diagnosis yang biasa dilakukan pada keluhan LBP adalah dengan melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk urin dan darah, pemeriksaan radiologi dengan x-ray
tulang belakang, MRI, dan CT Scan, serta pemeriksaan neurofisiologi menggunakan
EMG (electromyography). Penanganan nyeri pinggang bawah sangat tergantung dari
penyebab nyeri itu sendiri. Setiap kasus harus ditangani secara individual untuk
mengetahui penyebab dari keluhannya, sehingga dapat dikelola dengan tepat.
Kebanyakan nyeri pinggang akan membaik dengan perawatan dan istirahat di
rumah, atau dapat juga dengan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas. Namun
apabila rasa sakit tidak juga berkurang, dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih
terpadu antara obat, program rehabilitasi medik, dan perbaikan pola hidup.
Olahraga yang teratur, khususnya berenang, mengatur asupan dengan
menghindari makanan-makanan yang mengandung banyak lemak dan asam urat
untuk memperlambat terjadinya pengapuran tulang belakang, mencegah terjadinya

kelebihan berat badan, serta hidup yang teratur dan menghindari stres, merupakan
upaya efektif untuk memperbaiki kualitas hidup.
Namun, apabila penanganan di atas tidak memperbaiki kualitas hidup pasien,
perlu dipertimbangkan tindakan operatif untuk memperbaiki kelainan anatomi atau
struktur tulang belakang yang menimbulkan keluhan pasien. Tindakan operatif dapat
dipertimbangkan bila: keluhan nyeri dan tidak nyaman tersebut tidak juga berkurang
atau membaik setelah program penatalaksanaan konservatif, terjadi gangguan fungsi
saraf akibat kelainan struktur tulang belakang, sensibilitas, dan terjadi perubahan
struktur tulang belakang yang berpotensi menimbulkan gangguan stabilitasnya.
Sumber: http://www.ekahospital.com/low-back-pain/

You might also like