Professional Documents
Culture Documents
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
berdekatan dengan daerah kontak oklusi geligi sehingga lebih mudah mengalami
gigitan pada waktu gerakan pengunyahan (Delong & Burkhart, 2008).
Hampir setiap orang pernah mengalami insidensi pada mukosa rongga mulut
(83,6%), dan tidak ada perbedaan makna yang terjadi baik antara pria dan wanita.
Biasanya pada pria berkisar 81,4% dan pada wanita biasanya berkisar 85%. Ulkus
traumatikus merupakan salah satu dari tiga kondisi yang paling sering ditemukan
dalam rongga mulut (15,6%), setelah varises dasar mulut (59,6%), dan fissured
tongue (28%) (Delong & Burkhart, 2008). Ulkus traumatikus juga sering dijumpai
pada lateral lidah pada pemakaian gigi tiruan lepasan dimana sayap atau saddle
gigi tiruan lepasannya yang terlalu panjang atau permukaan gigi tiruan yang kasar.
Hal ini menjadi alasan ulkus traumatikus banyak dijumpai pada pasien di bidang
kedokteran gigi (Regezi et al, 2008).
2.1.3 Etiologi
Ulkus traumatikus dapat disebabkan oleh: (Scully et al, 2003; Greenberg, 2008)
1. Trauma mekanik: makanan yang kasar (tajam), tergigit, terkena sikat gigi,
klamer gigi tiruan lepasan, tepi restorasi yang tajam.
2. Trauma kimia: Aspirin, perak nitrat 10%, H2O2 3%, fenol.
3. Thermal: makanan atau minuman panas, CO2 dingin (dry ice).
4. Elektrik: sengatan listrik.
Trauma mekanik seperti menggigit bibir, pipi atau lidah, mengonsumsi atau
mengunyah makanan keras, gigitan dari tonjolan gigi yang tajam, trauma dari gigi
yang patah dan iritasi gigi tiruan serta tumpatan yang tajam (Delong & Burkhart,
2008). Selain itu dapat juga berasal dari iritasi akibat pemasangan gigi tiruan yang
tidak stabil, tepi protesa atau klamer gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
tajam, gesekan yang terus menerus oleh karena gigi yang tajam atau gigi yang
tidak rata, trauma oleh karena benda asing seperti penggunaan piranti ortodontik
ataupun sikat gigi yang digunakan dengan teknik yang salah sehingga membuat
erosi jaringan lunak disekitarnya, kebiasaan buruk menusuk gingiva atau mukosa
dengan kuku jari, kontak dengan makanan tajam, tergigitnya mukosa saat
mengunyah, bicara ataupun ketika tidur (Bricker, 2002). Dalam perawatan dental
dapat terjadi trauma pada jaringan lunak secara tidak sengaja. Ulkus dapat
diakibatkan oleh cotton rolls, tekanan saliva ejector yang tinggi atau instrumen
bur yang mengenai jaringan lunak (Regezi et al 2008).
Trauma kimia dapat diakibatkan oleh penggunaan sejumlah kecil obat
misalnya aspirin (chemical burn), yang kontak langsung dengan mukosa, iritasi
akibat penggunaan pasta gigi, mouthwash, dan bahan bleaching (Delong &
Burkhart, 2008).
Adapula ulkus traumatikus yang disebabkan karena thermal. Luka thermal
(suhu) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau
objek-objek panas lainnya (Regezi et al, 2008).
Ulkus pada rongga mulut juga dapat terlihat pada pasien yang menjalani
radiasi untuk kanker pada kepala dan leher. Pada keadaan keganasan tersebut,
biasanya adalah kasus karsinoma sel skuamosa yang membutuhkan terapi radiasi
dosis tinggi (60 Gy-70 Gy). Ulkus sering muncul pada daerah yang terkena sinar
tersebut (Regezi et al, 2008).
2.1.4 Gambaran klinis
Ulkus traumatikus tersebut dapat berupa ulkus yang tunggal atau multipel,
berbentuk simetris atau asimetris, ukurannya tergantung dari trauma yang menjadi
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
hilang atau rusak perlu dikembalikan kontinuitasnya lewat proses perbaikan, baik
dengan cara regenerasi sel atau pembentukan jaringan parut atau sikatrik. Kedua
jenis perbaikan ini bertujuan mengisi daerah yang rusak agar integritas jaringan
kembali normal (Mercandentti, 2008). Istilah vulnus seringkali digunakan oleh
para ahli bedah untuk menyebutkan lesi yang disebabkan oleh trauma mekanik
(Ziemba, 2012).
Ulkus dalam bahasa latin pada Kamus Kedokteran disebut dengan ulcus,
merupakan luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir atau mukosa
(2001). Proses yang terjadi pada ulkus memiliki prinsip yang sama yaitu melalui
tahap inflamasi, proliferasi dan remodeling yang akan dibahas pada subbahasan di
bawah (Mustoe, 2005).
2.2.2 Tahapan penyembuhan luka
Ada beberapa proses pada penyembuhan luka (wound healing), yaitu
(Cotran et al, 2007; Mitchell et al, 2009):
1. Inflamasi
Respon inflamasi ini bertujuan untuk mengeliminasi benda asing dan
mengendapkan matriks ekstra seluler. Pada tahap ini, sel radang akut serta
neutrofil akan menginvasi daerah radang dan menghancurkan semua
debris dan bakteri. Dengan adanya neutrofil maka dimulailah respon
keradangan yang ditandai dengan cardinal symtoms, yaitu tumor, kalor,
rubor, dolor dan functio laesa. Pada ulkus traumatikus, tahap inflamasi ini
berlangsung pada hari pertama sampai hari ke-3.
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
2. Proliferasi
Dalam tahap kedua ini yang berperan penting adalah fibroblast dan sel
endotel (Endothelial Cells/EC) yang tergabung dalam jaringan granulasi.
Fibroblas mulai muncul ketika terjadi penurunan jumlah sel radang,
dimana menjadi fase akhir dari keradangan. Pada ulkus traumatikus,
fibroblas bermigrasi dari jaringan ke daerah luka dimulai sekitar 72 jam
atau hari ke-3 setelah terjadinya luka sampai hari ke-7.
3. Remodeling
Tahap ini merupakan tahap terakhir dan yang paling lama dalam proses
penyembuhan luka, dimana berlangsung antara 2 minggu sampai 2 tahun.
Pada tahapan ini, terjadi pembentukan kembali (remodeling) jaringanjaringan yang rusak ataupun hilang karena proses keradangan. Dan yang
berperan adalah sel epitel dan keratosit yang berguna untuk membentuk
epitel baru yang berkeratin. Lama penyembuhan dalam remodeling ini
tergantung
dari
seberapa
besar
kerusakan
jaringan
dan
faktor
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Rhamnales
Family
: Vitaceae
Genus
: Vitis
Spesies
2.3.2 Morfologi
Anggur varietas Probolinggo (Vitis vinivera) di Indonesia diketahui ada
dua macam, yaitu anggur Probolinggo biru dan putih. Perbedaan diantara kedua
macam anggur Probolinggo terletak pada struktur daun dan jumlah bunganya.
Namun, pada dasarnya seluruh spesies Vitis vinifera memiliki struktur batang,
daun dan biji yang mirip (Setiadi, 2002).
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
(penyerbukan) bunga terjadi pada pagi hari antara pukul 06.00 sampai 09.00.
namun, ada juga yang terjadi pada sore hari, yaitu pada pukul 14.00-16.00
(Setiadi, 2002).
Setelah 2-3 hari penyerbukan, bakal buah sudah tumbuh dan kemudian
berkembang menjadi buah. Buah itu mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari
kulit buah, daging buah, dan biji buah. Isi kulit sekitar 5-12% dari ukuran buah.
Daging buah sebagian besar sekitar 80%-90% berisi air, sedangkan 0-5% berupa
biji buah (dengan jumlah 0-5 biji), dan sisanya berupa serat. Buah anggur yang
sudah tua akan mengeluarkan lapisan lilin (seperti bubuk). Lapisan ini untuk
melindungi buah dari rembesan air, goresan atau semacamnya sehingga buah
tidak gampang rusak permukaannya atau membusuk (Tilong, 2012).
Pada bagian luar buah, khususnya bagian kulit, mengandung zat yang
mengeluarkan aroma, warna, dan rasa. Zat ini sangan berhubungan dengan ukuran
buah. Aroma, warna, dan rasa akan semakin sedikit (kecil) bila buah semakin
besar ukurannya. Karena alasan inilah maka buah anggur berukuran lebih kecil
disukai untuk minuman dan buah berukuran besar untuk buah meja, yaitu buah
yang digunakan sebagai hiasan di meja makan atau sebagai dessert agar selera
makan timbul, atau sebagai pelengkap suatu keperluan upacara adat tertentu
(Setiadi, 2002).
2.3.2.3 Akar
Akar anggur bisa menembus tanah sampai 1,5-3 meter. Kedalaman akar
menembus tanah dipengaruhi oleh tebal tipisnya top soil (lapisan tanah terluar),
kesuburan tanah, dan juga material yang dikandung oleh tanah, makin subur tanah
itu, makin banyak rambut akar yang tumbuh. Banyaknya rambut akar berarti
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
banyak makanan yang diserap sehingga tanaman pun tumbuh subur (Setiadi,
2002).
2.3.2.4 Syarat tumbuh
Tanaman anggur pada umumnya membutuhkan tanah yang subur, tidak
bercadas, dan pH 6,5-7,0. Persyaratan tanah untuk tempat tumbuh Vitis vinifera
yang perakarannya cukup dalam menuntut struktur tanah yang cukup gembur
(tidak terlampau pekat) sehingga memungkinkan akar berkembang dengan baik.
Tanaman anggur umumnya harus dihindarkan dari tanah yang banyak
mengandung garam, tanah yang gersang dan sangat berlempung. Prinsipnya tanah
yang akan ditanami anggur, selain subur atau kaya akan unsur hara, harus mudah
menyerap air (tidak ada air yang menggenang) dan kedalaman air tanah tidak
lebih dari 1 meter. Tanah tersebut bisa sarang atau remah (mudah diresapi air),
boleh juga sedikit berpasir, dan mengandung kapur yang cukup. Kalau tanahnya
tidak seperti ini, harus diolah terlebih dahulu (Tilong, 2012).
Menurut asalnya, anggur paling baik ditanam di daerah yang bertemperatur
hangat atau di zona 34oLS dan 49oLU. Sedangkan di daerah tropis seperti
Indonesia mestinya cocok ditanam di daerah berdataran tinggi. Namun, sekarang
banyak tanaman anggur yang tumbuh sangat baik di dataran rendah seperti
Probolinggo, Bali, dan Palu, dan hanya anggur tertentu yang dapat tumbuh di
dataran tinggi. Vitis vinifera sendiri menuntut daerah yang panas dan cukup
kering. Untuk kebutuhan sinar matahari, tanaman anggur membutuhkan sinar
matahari penuh (Setiadi, 2002).
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
Level
74.796 g
0.580 g
0.322 g
15.778 g
0.920 g
12.880 mg
0.267 mg
4.600 mg
9.2 mg
175.72 mg
1.840 mg
0.037 mg
0.037 mg
0.661 mg
0.184 mg
0.748 mg
3.680 mg
0.085 mg
0.052 mg
0.276 mg
0.022 mg
0.101 mg
3.680 mg
92.00 IU
4.600 mg RAE
0.313 mg ATE
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
sekunder yang paling banyak dalam jumlah dan terdistribusi pada berbagai jenis
tanaman, dengan lebih dari 8000 struktur fenol yang diketahui (Terra, 2009).
Senyawa fenolik yang terkandung dalam anggur utamanya meliputi anthocyanin,
flavanol, flavonol, stilbene (resveratrol) dan asam fenolat (Xia et al, 2010).
Menurut Terra, fenol pada tanaman dapat digolongkan kedalam dua famili:
flavonoid dan non-flavonoid. Flavonoid diklasifikasikan pada enam kelas:
flavanon, flavon, isoflavon, anthocyanin, flavonol dan flavanol (flavan-3-ols dan
proanthocyanidin atau tannin terkondensasi). Pada famili flavonoid, terdapat lebih
dari 5000 jenis yang telah terdeskripsikan (Terra, 2009). Untuk lebih jelasnya,
pembagian senyawa fenolik dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Senyawa fenolik anggur utamanya tersebar dalam kulit, batang daun dan
biji, sedangkan pada daging buah hanya terdapat sedikit saja. Total konsentrasi
senyawa fenolik (dalam satuan gallic acid equivalent/GAE) pada biji sebesar
2178,8 mg/g GAE, kulit 374,6 mg/g GAE, daging buah 23,8 mg/g GAE, dan daun
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
anggur, namun tidak terkandung pada daging buah anggur (Xia et al, 2010). Pada
dasarnya
proanthocyanidin
adalah
suatu
tanin
(condensed
tannin).
propelargonidin
atau
procyanidin
tipe
merupakan
golongan
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
neurodegenerative
melalui
pathway
dan
pada
subsequent
Kelas Stilbene, turunan dari senyawa fenolik juga terdapat pada buah dan
daun anggur. Senyawa pada kelas stilbene yang paling banyak ditemukan pada
anggur adalah cis dan trans-resveratrol. Aktivitas biologis yang dimiliki oleh
resveratrol diantaranya adalah efek antioksidan dan antikanker (Poussier et al.,
2003). Ekstrak etanol resveratrol dari Vitis vinifera memiliki aktivitas
antiinflamasi dengan beraktivitas terpusat pada proses inflamasi akut (Vilas et al.,
2011).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Richard et al pada tahun 2005
menunjukkan bahwa resveratrol dapat menghambat produksi prostaglandin-E2
(PGE2) melalui melalui hambatan aktivitas pada enzin cyclooxygenase-2 (COX-2)
(Delmas et al, 2005; King et al, 2006), sehingga resveratrol dapat berperan
sebagai agen antiinflamasi. Namun, pada dosis yang tinggi, reseveratrol dapat
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
2.4 Fibroblas
2.4.1 Definisi
Mengutip dari Kamus Saku Mosby, fibroblas berasal dari bahasa Yunani,
yaitu fibra dan blastos yang berarti benih. Fibroblas adalah sel tak berdiferensiasi
(tidak sedang membentuk sel lain) yang memanjang pipih di dalam jaringan ikat
yang akan menjadi berbagai sel prekursor, misalnya kondroblas dan osteoblas,
yang membentuk jaringan fibrosa atau ikat (connective tissue) dan penyokong
tubuh (supportive tissue) (2009).
Semua sel yang berada di jaringan ikat atau connective tissue berasal dari
sel prekursor dalam primitive supporting tissue (mesenchyme) dan terbagi atas
beberapa tipe sel yang memiliki fungsi berbeda. Fungsi utama dari sel-sel tersebut
adalah sintesis dan mempertahankan materi Extracellular Matrix (ECM) (Young
et al, 2011).
Gambar 2.4 Bagan asal fibroblas yang merupakan derivat dari Mesenchymal
Stem Cell (MSC) yang juga derivat khusus dari Hematopoetic Stem Cell (HSC)
(Ogawa et al, 2010).
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
(Fawcett,
2002).
Komponen
ekstrasel
tersebut
merupakan
Gambar 2.5 Morfologi fibroblas (A) dan fibrosit (B) (Harjana, 2011).
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
SKRIPSI
FAIZAH HANUM
SKRIPSI
FAIZAH HANUM